Luther tersenyum. "Oh? Kamu sudah tahu? Sekarang kamu sudah tahu identitasku, jadi pilihannya tergantung pada dirimu sendiri."Jika Loland memilih untuk menyerah, Luther hanya akan menyegel titik akupunktur Loland. Setelah itu, dia akan menyerahkan Loland pada Huston untuk diadili sesuai hukum. Namun, jika Loland bersikeras melawan, dia bisa langsung melumpuhkan Loland.Ekspresi Loland menjadi sangat muram. "Gerald, bukankah kamu sudah melepaskan statusmu sebagai putra mahkota Atlandia? Kenapa kamu kembali? Jangan-jangan kamu ingin merebut takhta dari Huston? Kalau memang itu niatmu, aku bisa membantumu. Kalau hari ini kamu melepaskanku, aku janji aku akan membantumu menjadi Raja Atlandia."Kekuatan adalah godaan terbesar. Dalam sejarah, banyak orang yang rela mengkhianati saudara dan bahkan membunuh ayah mereka sendiri demi takhta. Menurut Loland, Gerald diam-diam pulang ke Atlandia pasti karena berambisi untuk merebut takhta.Luther mendengus dan berkata dengan tatapan menghina, "Jan
Menurut Tiano, Loland telah berperang di medan tempur selama bertahun-tahun dan memiliki tubuh yang sangat kuat. Ditambah lagi dengan kekuatannya sebagai ahli tingkat semi-grandmaster, meskipun mungkin tidak bisa menang melawan monster seperti Gerald, seharusnya perbedaannya tidak terlalu jauh.Namun, yang benar-benar di luar dugaannya, Gerald hanya menggunakan satu jari untuk langsung membuat Loland terluka parah, membuatnya bahkan tidak bisa berdiri.Perbedaan kekuatan antara keduanya benar-benar melampaui imajinasinya. Dengan kata lain, sejak awal Gerald hanya mempermainkan Loland layaknya kucing yang bermain dengan tikus, sama sekali tidak pernah serius.Jika Gerald benar-benar serius, mungkin hanya dalam satu serangan saja, mereka semua sudah kalah telak."Uhuk ... uhuk ... uhuk ...." Loland mencengkeram dadanya, batuk darah, sambil terhuyung-huyung untuk berusaha berdiri. Saat ini, dadanya hangus, bahkan dagingnya sobek. Sungguh mengerikan."Aku nggak nyangka kamu sekuat ini, aku
Poseidon berdiri di udara dengan satu tangan menggenggam trisula, memancarkan aura yang luar biasa kuat, seperti dewa yang turun dari langit, membuat siapa pun yang melihatnya merasa gentar.Dengan satu lambaian tangan, energi tak kasatmata menghantam tubuh Loland. Energi itu langsung mengeluarkan tiga jarum perak dari tubuhnya.Merasakan tubuhnya mulai normal kembali, wajah Loland langsung dipenuhi kegembiraan. Dia pun berdiri, menangkupkan tangan sambil memberi hormat. "Terima kasih atas bantuanmu, Tuan. Aku akan mengingat kebaikanmu ini sepanjang hidupku!""Nggak perlu sungkan, Jenderal. Karena kamu telah bergabung dengan Kuil Dewa, tentu saja aku akan menjagamu." Poseidon tersenyum ringan dan perlahan turun ke tanah."Untung Tuan tiba tepat waktu. Kalau nggak, kami mungkin sudah tamat malam ini." Loland lantas menunduk sedikit, menunjukkan rasa hormat yang mendalam.Sebagai raja dewa di Kuil Dewa, Poseidon adalah sosok yang hanya bisa dia pandang dari kejauhan. Baik dari segi kekua
"Biar aku luruskan sesuatu." Luther perlahan mengepal satu tangannya. Seketika, muncul sebilah pedang panjang berwarna putih yang terbentuk dari energi sejati. "Aku nggak percaya dengan omong kosong seperti itu. Aku cuma percaya pada ... dewa kematian!"Begitu kata terakhir keluar dari mulutnya, energi pedang yang ganas langsung meledak dengan dahsyat.Seketika, dalam radius puluhan meter, angin kencang bertiup, pasir dan batu beterbangan, serta ombak di tepi laut menjadi semakin ganas."Tekanan yang sangat dahsyat! Sungguh energi pedang yang menakutkan! Apa ini kekuatan sejati yang dimiliki Gerald?"Loland, Tiano, dan yang lainnya tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Kekuatan yang ditunjukkan Luther terlalu mencengangkan. Saat ini, mereka baru menyadari bahwa Luther belum mengerahkan seluruh kekuatannya sejak tadi.Atau lebih tepatnya, kekuatan mereka tidak cukup untuk memaksa Luther bertarung dengan serius. Hanya lawan sekuat Poseidon yang bisa membuat Luther mengerahkan selu
Satu pihaknya adalah genius terhebat dari Negara Drago, sedangkan pihak yang lainnya adalah raja dewa dari Kuil Dewa yang terkenal. Mereka bertarung dengan sengit, setiap gerakan dan teknik yang dikeluarkan memiliki daya hancur yang mengerikan. Seiring dengan pertarungan yang makin dahsyat, wilayah sejauh 100 mil pun menjadi hancur berantakan.Setiap tebasan dari pedang panjang Luther yang terbuat dari energi sejati memancarkan cahaya yang menyilaukan, seolah-olah akan membelah langit. Sebaliknya, Poseidon yang memegang trisula mampu memanggil angin dan hujan, sehingga setiap serangannya menciptakan gelombang raksasa. Saat aura pedang dan gelombang air saling beradu, seluruh medan pedang langsung menjadi kacau.Sementara itu, Loland dan yang lainnya fokus ke medan perang di depan, berusaha memahami apa yang sedang terjadi. Namun, kecepatan Luther dan Poseidon sudah jauh melampaui batas penglihatan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat dengan jelas. Mereka hanya melihat dua bayanga
Poseidon perlahan-lahan membuka tangannya dan matanya yang biru penuh dengan aura membunuh. "Gerald, aku mengakui kamu ini memang luar biasa sampai bisa memaksaku sampai ke titik ini. Untuk menghormatimu, untuk selanjutnya aku akan bertarung dengan kekuatan penuh. Biar kamu bisa melihat kekuatanku yang sebenarnya."Setelah mengatakan itu, Poseidon mengangkat satu tangannya dan menunjuk ke udara. Setelah terdengar suara yang bergema, trisula yang sudah jatuh ke dasar laut langsung memelesat ke permukaan laut dan kembali ke telapak tangannya.Sikap Poseidon yang awalnya terlihat meremehkan, sekarang menjadi sangat serius. Bukan hanya karena kekuatan Luther yang luar biasa, tetapi karena potensinya yang sangat besar juga sampai bisa memiliki kekuatan seperti ini di usia dua puluhan tahun. Jika dibiarkan terus berkembang, Luther pasti akan menjadi ancaman besar bagi Kuil Dewa. Oleh karena itu, hari ini dia harus membunuh Luther."Perhatikan baik-baik," kata Poseidon sambil perlahan-lahan m
"Huh, sombong sekali," kata Poseidon sambil mendengus.Air laut di sekeliling langsung bergejolak, lalu berubah menjadi tombak-tombak air yang tajam dan memelesat ke arah Luther. Tombak itu memantulkan cahaya dingin saat berada di bawah sinar matahari dan memenuhi setiap inci ruangan di sekitar Luther.Tatapan Luther menjadi tajam, lalu mengayunkan Pedang Cakrawala di tangannya dengan lembut dan aura pedang hitam pun memelesat. Semua tombak air langsung hancur dan berubah menjadi percikan air yang bertebaran di udara di semua tempat yang dilewati aura pedang itu.Namun, Poseidon masih belum menyerah dan terus melancarkan gelombang-gelombang serangan tanpa berhenti. Dia mengayunkan trisulanya dengan kedua tangan dan menciptakan lingkaran cahaya biru di depannya. Lingkaran itu membesar dengan cepat, lalu menghantam ke arah Luther.Hanya dengan menggerakkan badannya sedikit, Luther sudah menghilang dari tempatnya dengan cepat dan sudah berada di luar jangkauan lingkaran cahaya saat muncul
Saat itu, Poseidon perlahan bangkit dari dalam laut, lukanya telah pulih. Tatapannya menyiratkan sedikit kegilaan. Luka parah yang baru saja dideritanya bukannya membuatnya mundur, justru membangkitkan semangat juangnya yang lebih kuat."Gerald, kamu memang memberiku kejutan. Tapi hari ini, kamu nggak akan lolos dari kematian!" Poseidon menyeringai dingin, trisula di tangannya mulai berputar dengan ganas. Dalam sekejap, permukaan laut yang sebelumnya sudah bergolak menjadi semakin mengamuk.Air laut mulai berputar dengan liar, berpusat pada Poseidon, membentuk pusaran air raksasa yang sangat dahsyat.Pusaran itu terus meluas, diameternya dengan cepat mencapai ratusan meter. Air laut di sekitarnya tersedot secara gila-gilaan, bahkan Loland dan Tiano yang menyaksikan dari kejauhan pun merasakan isapan kuat. Hal ini memaksa mereka mengerahkan energi untuk bertahan."Hm?" Luther mengerutkan kening, wajahnya menjadi serius. Dia merasakan tekanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Kek
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru
Paviliun Soluna memiliki satu aturan, yaitu mereka tidak melayani pelanggan asing. Tamu harus dikenal dengan baik atau diperkenalkan oleh orang yang terpercaya. Setiap transaksi juga harus dilakukan dengan perjanjian terlebih dahulu.Tentu saja, selalu ada pengecualian tanpa perjanjian, biasanya untuk urusan yang sangat mendesak. Namun, dalam kasus seperti itu, biayanya juga akan jauh lebih mahal.Saat Luther sampai di depan gerbang Paviliun Soluna, dia langsung dihentikan oleh para penjaga di kedua sisi.Setelah menyatakan identitasnya dan melakukan verifikasi, para penjaga baru mengizinkan Luther masuk.Begitu melangkah masuk, seorang pelayan wanita berwajah manis langsung menyambutnya dan mengantarnya melewati aula besar, lalu menuju ke bagian belakang bangunan.Setelah melewati taman dengan kolam kecil, mereka berhenti di depan sebuah ruang privat yang tenang."Ini adalah ruang pertemuan pribadi bos kami. Silakan masuk, Tuan Luther," kata pelayan itu dengan senyuman hangat."Bosmu
Nolan berkata dengan ambigu, "Kak Naim, kata-katamu ini salah. Keluarga Luandi memang mendukungku, tapi aku masih kurang banyak hal untuk bisa naik takhta. Selain itu, Nivan juga punya banyak pendukung yang kuat, jadi aku nggak mudah untuk mengalahkannya. Kalau Kak Naim membantuku, aku setidaknya punya 80% peluang untuk menang."Menurut Nolan, Naim jauh lebih berharga daripada Keluarga Paliama yang merupakan keluarga kerajaan. Jika dia bisa meyakinkan Naim untuk membantunya, peluangnya yang tadinya hanya 60% pun bisa langsung meningkat sampai 80% peluangnya. Masalahnya sekarang adalah apakah Naim bisa menahan ambisinya sendiri dan mempertaruhkan segalanya untuk mendukungnya."Nolan, kamu juga tahu aku ini orangnya nggak ambisius dan nggak tertarik dengan kekayaan. Aku nggak akan terlibat dengan perebutan takhta ini, jadi aku harap kamu bisa mengerti," kata Naim.Setelah mempertimbangkannya sejenak, Naim akhirnya memilih untuk menolak. Dia tahu peluangnya untuk menang sangat kecil, teta
Ketiga pangeran itu bukan orang bodoh, mereka tentu saja mengerti maksud tersembunyi dari perkataan Ezra. Kali ini, mereka memang beralasan datang untuk memberikan penghormatan terakhir, tetapi mereka juga berniat untuk merekrut Keluarga Paliama. Jika berhasil, hal ini tentu akan sangat baik. Namun, jika tidak, mereka setidaknya bisa menambah kesan baik.Namun, bagi ketiga pangeran itu, yang paling penting adalah Keluarga Paliama belum memihak siapa pun dan tidak menjadi musuh mereka. Sebelum semua itu terjadi, mereka masih memiliki ruang untuk berunding. Oleh karena itu, mereka merasa tidak perlu terburu-buru."Adipati Ezra terlalu merendah. Kami hanya datang karena menghargai kesetiaan dan keberanian Jenderal Gema, jadi datang untuk memberi penghormatan terakhir. Kami nggak punya maksud lain," kata Naim yang pertama kali membuka mulut."Benar, Adipati Ezra. Keluarga Paliama masih sangat sibuk dan kamu juga sudah berumur, sebaiknya jaga kesehatan dan jangan terlalu banyak bekerja. Kam
Nivan baru saja hendak memberi penghormatan pada Gema yang wafat, tetapi pandangannya langsung tertuju pada Naim dan Nolan yang berada di altar duka. Dia segera memberi hormat dengan sopan dan berkata, "Oh? Aku nggak menyangka Kak Naim dan Kak Nolan juga ada di sini. Hormat pada Kak Naim dan Kak Nolan."Dia sebenarnya sudah memperkirakan situasi ini sebelum datang ke sini, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Naim dan Nolan ada di sana. Dia berniat untuk merekrut semua delapan keluarga bangsawan dan empat keluarga kerajaan. Namun, saat ini Keluarga Paliama masih netral dan belum memutuskan untuk mendukung siapa pun, dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini."Nivan, aku dengar kamu sedang keluar kota untuk urusan dinas. Kenapa kamu bisa kembali begitu cepat?" tanya Naim dengan ambigu."Itu hanya urusan kecil, jadi aku segera kembali begitu mendengar berita tentang kematian Jenderal Gema. Aku berniat untuk mengantarnya di perjalanan terakhir kalinya," jawab Nivan dengan te