Poseidon perlahan-lahan membuka tangannya dan matanya yang biru penuh dengan aura membunuh. "Gerald, aku mengakui kamu ini memang luar biasa sampai bisa memaksaku sampai ke titik ini. Untuk menghormatimu, untuk selanjutnya aku akan bertarung dengan kekuatan penuh. Biar kamu bisa melihat kekuatanku yang sebenarnya."Setelah mengatakan itu, Poseidon mengangkat satu tangannya dan menunjuk ke udara. Setelah terdengar suara yang bergema, trisula yang sudah jatuh ke dasar laut langsung memelesat ke permukaan laut dan kembali ke telapak tangannya.Sikap Poseidon yang awalnya terlihat meremehkan, sekarang menjadi sangat serius. Bukan hanya karena kekuatan Luther yang luar biasa, tetapi karena potensinya yang sangat besar juga sampai bisa memiliki kekuatan seperti ini di usia dua puluhan tahun. Jika dibiarkan terus berkembang, Luther pasti akan menjadi ancaman besar bagi Kuil Dewa. Oleh karena itu, hari ini dia harus membunuh Luther."Perhatikan baik-baik," kata Poseidon sambil perlahan-lahan m
"Huh, sombong sekali," kata Poseidon sambil mendengus.Air laut di sekeliling langsung bergejolak, lalu berubah menjadi tombak-tombak air yang tajam dan memelesat ke arah Luther. Tombak itu memantulkan cahaya dingin saat berada di bawah sinar matahari dan memenuhi setiap inci ruangan di sekitar Luther.Tatapan Luther menjadi tajam, lalu mengayunkan Pedang Cakrawala di tangannya dengan lembut dan aura pedang hitam pun memelesat. Semua tombak air langsung hancur dan berubah menjadi percikan air yang bertebaran di udara di semua tempat yang dilewati aura pedang itu.Namun, Poseidon masih belum menyerah dan terus melancarkan gelombang-gelombang serangan tanpa berhenti. Dia mengayunkan trisulanya dengan kedua tangan dan menciptakan lingkaran cahaya biru di depannya. Lingkaran itu membesar dengan cepat, lalu menghantam ke arah Luther.Hanya dengan menggerakkan badannya sedikit, Luther sudah menghilang dari tempatnya dengan cepat dan sudah berada di luar jangkauan lingkaran cahaya saat muncul
Saat itu, Poseidon perlahan bangkit dari dalam laut, lukanya telah pulih. Tatapannya menyiratkan sedikit kegilaan. Luka parah yang baru saja dideritanya bukannya membuatnya mundur, justru membangkitkan semangat juangnya yang lebih kuat."Gerald, kamu memang memberiku kejutan. Tapi hari ini, kamu nggak akan lolos dari kematian!" Poseidon menyeringai dingin, trisula di tangannya mulai berputar dengan ganas. Dalam sekejap, permukaan laut yang sebelumnya sudah bergolak menjadi semakin mengamuk.Air laut mulai berputar dengan liar, berpusat pada Poseidon, membentuk pusaran air raksasa yang sangat dahsyat.Pusaran itu terus meluas, diameternya dengan cepat mencapai ratusan meter. Air laut di sekitarnya tersedot secara gila-gilaan, bahkan Loland dan Tiano yang menyaksikan dari kejauhan pun merasakan isapan kuat. Hal ini memaksa mereka mengerahkan energi untuk bertahan."Hm?" Luther mengerutkan kening, wajahnya menjadi serius. Dia merasakan tekanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Kek
Beberapa saat kemudian, permukaan laut yang tadinya bergelora akhirnya menjadi tenang.Hanya uap air yang masih menyelimuti sekeliling, bagaikan monster raksasa yang perlahan-lahan menyebar, seolah menceritakan betapa dahsyatnya pertempuran yang baru saja terjadi.Luther berdiri di atas permukaan laut dengan wajah serius, menggenggam Pedang Cakrawala dengan erat di tangan. Pakaian di tubuhnya telah compang-camping, tubuhnya penuh luka, dan darah segar terus menetes dari luka-lukanya, mewarnai laut di bawahnya menjadi merah.Plop! Tiba-tiba, sesosok tubuh tanpa kepala muncul dari dalam air. Tubuh itu dipenuhi sisik biru, dengan sepasang sayap biru yang sudah hancur di punggungnya. Di seluruh tubuhnya pun terdapat luka menganga. Darah biru tua bercampur dengan air laut, perlahan menghilang tanpa jejak.Itu adalah tubuh Poseidon!"Ma ... mati ...? Kok bisa?" Melihat jasad tanpa kepala yang mengambang di atas laut, Loland dan Tiano membelalakkan mata mereka. Wajah mereka dipenuhi ekspresi
Melihat ekspresi penuh keraguan di wajah kakaknya, wajah Huston juga menjadi serius. Dia tahu kakaknya bukan orang yang berbicara tanpa alasan.Di wilayah barat ada banyak makhluk aneh, seperti ras vampir dan manusia serigala. Makhluk-makhluk seperti itu memiliki daya hidup yang luar biasa kuat. Sekalipun kepala mereka dipenggal, belum tentu mereka benar-benar mati.Apakah Poseidon memiliki kemampuan seperti itu? Gerald tidak yakin. Ini karena informasi tentang para raja dewa dari Kuil Dewa sangat minim di Atlandia.Namun, demi berjaga-jaga, akan jauh lebih aman jika mereka bisa menemukan kepala Poseidon.Dodi memimpin pasukan dan armada kapal, sibuk menyisir permukaan laut untuk mencari kepala Poseidon.Sementara itu, di dermaga, perhatian orang-orang mulai beralih ke Loland dan Tiano serta para pengikut mereka. Mereka semua telah diikat erat, lalu dibawa ke hadapan Luther dan Huston.Saat ini wajah Loland sudah pucat, tetapi matanya tetap menunjukkan keteguhan. Dia tahu riwayatnya su
Kekacauan di Atlandia akhirnya mereda setelah Loland ditangkap. Para pejabat yang selama ini punya hubungan dekat dengannya pun langsung diperiksa satu per satu.Dalam pembersihan besar-besaran ini, lebih dari 300 pejabat Atlandia dicopot dari jabatannya. Sebagian besar ditahan dan sebagian kecil yang dosanya terlalu berat langsung dieksekusi.Setelah Huston menunjukkan kemampuannya, situasi di kalangan birokrasi Atlandia berubah drastis. Segala praktik kolusi, korupsi, dan permainan di balik layar seolah-olah tersapu bersih oleh badai besar.Rakyat mulai merasakan perbedaan nyata. Mengurus urusan di kantor pemerintahan kini jauh lebih mudah, tidak lagi dihambat atau diminta sogokan. Urusan-urusan rakyat yang sempat terbengkalai kini mulai dibereskan secara tertib oleh para pejabat baru. Berbagai bidang mengalami perbaikan signifikan.Anehnya, alih-alih ketakutan, rakyat justru menyambut gebrakan ini dengan tepuk tangan dan rasa syukur. Para "hama" yang sudah terlalu lama menggerogoti
"Hormat pada Pangeran Naim!"Melihat tamu terhormat datang, Gusdur pun tidak berlarut-larut dalam kesedihan lagi. Dia segera memimpin seluruh anggota Keluarga Paliama untuk maju dan membungkuk untuk memberi hormat pada Naim.Namun, Gusdur dan yang lainnya baru saja membungkuk sampai setengah, Naim sudah mengangkat tangan untuk menghentikannya. "Orang yang wafat paling penting, nggak perlu terlalu formal."Setelah mengatakan itu, Naim mengalihkan pandangannya ke foto mendiang yang terpasang di altar dan menghela napas. "Jenderal Gema bisa meninggal di usia muda sungguh merupakan kerugian besar bagi Negara Drago. Relakanlah yang sudah tiada, yang hidup harus tetap kuat. Aku turut berdukacita."Gusdur memberi hormat dengan mata yang berkaca-kaca dan berkata, "Terima kasih atas perhatian Pangeran Naim. Adikku bisa mengalami musibah ini, seluruh anggota Keluarga Paliama sangat sedih."Naim menganggukkan kepala dan melihat sekeliling sekilas, lalu bertanya dengan perhatian, "Aku dengar Adipa
Nivan baru saja hendak memberi penghormatan pada Gema yang wafat, tetapi pandangannya langsung tertuju pada Naim dan Nolan yang berada di altar duka. Dia segera memberi hormat dengan sopan dan berkata, "Oh? Aku nggak menyangka Kak Naim dan Kak Nolan juga ada di sini. Hormat pada Kak Naim dan Kak Nolan."Dia sebenarnya sudah memperkirakan situasi ini sebelum datang ke sini, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Naim dan Nolan ada di sana. Dia berniat untuk merekrut semua delapan keluarga bangsawan dan empat keluarga kerajaan. Namun, saat ini Keluarga Paliama masih netral dan belum memutuskan untuk mendukung siapa pun, dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini."Nivan, aku dengar kamu sedang keluar kota untuk urusan dinas. Kenapa kamu bisa kembali begitu cepat?" tanya Naim dengan ambigu."Itu hanya urusan kecil, jadi aku segera kembali begitu mendengar berita tentang kematian Jenderal Gema. Aku berniat untuk mengantarnya di perjalanan terakhir kalinya," jawab Nivan dengan te
Nivan baru saja hendak memberi penghormatan pada Gema yang wafat, tetapi pandangannya langsung tertuju pada Naim dan Nolan yang berada di altar duka. Dia segera memberi hormat dengan sopan dan berkata, "Oh? Aku nggak menyangka Kak Naim dan Kak Nolan juga ada di sini. Hormat pada Kak Naim dan Kak Nolan."Dia sebenarnya sudah memperkirakan situasi ini sebelum datang ke sini, sehingga dia tidak terkejut saat melihat Naim dan Nolan ada di sana. Dia berniat untuk merekrut semua delapan keluarga bangsawan dan empat keluarga kerajaan. Namun, saat ini Keluarga Paliama masih netral dan belum memutuskan untuk mendukung siapa pun, dia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan ini."Nivan, aku dengar kamu sedang keluar kota untuk urusan dinas. Kenapa kamu bisa kembali begitu cepat?" tanya Naim dengan ambigu."Itu hanya urusan kecil, jadi aku segera kembali begitu mendengar berita tentang kematian Jenderal Gema. Aku berniat untuk mengantarnya di perjalanan terakhir kalinya," jawab Nivan dengan te
"Hormat pada Pangeran Naim!"Melihat tamu terhormat datang, Gusdur pun tidak berlarut-larut dalam kesedihan lagi. Dia segera memimpin seluruh anggota Keluarga Paliama untuk maju dan membungkuk untuk memberi hormat pada Naim.Namun, Gusdur dan yang lainnya baru saja membungkuk sampai setengah, Naim sudah mengangkat tangan untuk menghentikannya. "Orang yang wafat paling penting, nggak perlu terlalu formal."Setelah mengatakan itu, Naim mengalihkan pandangannya ke foto mendiang yang terpasang di altar dan menghela napas. "Jenderal Gema bisa meninggal di usia muda sungguh merupakan kerugian besar bagi Negara Drago. Relakanlah yang sudah tiada, yang hidup harus tetap kuat. Aku turut berdukacita."Gusdur memberi hormat dengan mata yang berkaca-kaca dan berkata, "Terima kasih atas perhatian Pangeran Naim. Adikku bisa mengalami musibah ini, seluruh anggota Keluarga Paliama sangat sedih."Naim menganggukkan kepala dan melihat sekeliling sekilas, lalu bertanya dengan perhatian, "Aku dengar Adipa
Kekacauan di Atlandia akhirnya mereda setelah Loland ditangkap. Para pejabat yang selama ini punya hubungan dekat dengannya pun langsung diperiksa satu per satu.Dalam pembersihan besar-besaran ini, lebih dari 300 pejabat Atlandia dicopot dari jabatannya. Sebagian besar ditahan dan sebagian kecil yang dosanya terlalu berat langsung dieksekusi.Setelah Huston menunjukkan kemampuannya, situasi di kalangan birokrasi Atlandia berubah drastis. Segala praktik kolusi, korupsi, dan permainan di balik layar seolah-olah tersapu bersih oleh badai besar.Rakyat mulai merasakan perbedaan nyata. Mengurus urusan di kantor pemerintahan kini jauh lebih mudah, tidak lagi dihambat atau diminta sogokan. Urusan-urusan rakyat yang sempat terbengkalai kini mulai dibereskan secara tertib oleh para pejabat baru. Berbagai bidang mengalami perbaikan signifikan.Anehnya, alih-alih ketakutan, rakyat justru menyambut gebrakan ini dengan tepuk tangan dan rasa syukur. Para "hama" yang sudah terlalu lama menggerogoti
Melihat ekspresi penuh keraguan di wajah kakaknya, wajah Huston juga menjadi serius. Dia tahu kakaknya bukan orang yang berbicara tanpa alasan.Di wilayah barat ada banyak makhluk aneh, seperti ras vampir dan manusia serigala. Makhluk-makhluk seperti itu memiliki daya hidup yang luar biasa kuat. Sekalipun kepala mereka dipenggal, belum tentu mereka benar-benar mati.Apakah Poseidon memiliki kemampuan seperti itu? Gerald tidak yakin. Ini karena informasi tentang para raja dewa dari Kuil Dewa sangat minim di Atlandia.Namun, demi berjaga-jaga, akan jauh lebih aman jika mereka bisa menemukan kepala Poseidon.Dodi memimpin pasukan dan armada kapal, sibuk menyisir permukaan laut untuk mencari kepala Poseidon.Sementara itu, di dermaga, perhatian orang-orang mulai beralih ke Loland dan Tiano serta para pengikut mereka. Mereka semua telah diikat erat, lalu dibawa ke hadapan Luther dan Huston.Saat ini wajah Loland sudah pucat, tetapi matanya tetap menunjukkan keteguhan. Dia tahu riwayatnya su
Beberapa saat kemudian, permukaan laut yang tadinya bergelora akhirnya menjadi tenang.Hanya uap air yang masih menyelimuti sekeliling, bagaikan monster raksasa yang perlahan-lahan menyebar, seolah menceritakan betapa dahsyatnya pertempuran yang baru saja terjadi.Luther berdiri di atas permukaan laut dengan wajah serius, menggenggam Pedang Cakrawala dengan erat di tangan. Pakaian di tubuhnya telah compang-camping, tubuhnya penuh luka, dan darah segar terus menetes dari luka-lukanya, mewarnai laut di bawahnya menjadi merah.Plop! Tiba-tiba, sesosok tubuh tanpa kepala muncul dari dalam air. Tubuh itu dipenuhi sisik biru, dengan sepasang sayap biru yang sudah hancur di punggungnya. Di seluruh tubuhnya pun terdapat luka menganga. Darah biru tua bercampur dengan air laut, perlahan menghilang tanpa jejak.Itu adalah tubuh Poseidon!"Ma ... mati ...? Kok bisa?" Melihat jasad tanpa kepala yang mengambang di atas laut, Loland dan Tiano membelalakkan mata mereka. Wajah mereka dipenuhi ekspresi
Saat itu, Poseidon perlahan bangkit dari dalam laut, lukanya telah pulih. Tatapannya menyiratkan sedikit kegilaan. Luka parah yang baru saja dideritanya bukannya membuatnya mundur, justru membangkitkan semangat juangnya yang lebih kuat."Gerald, kamu memang memberiku kejutan. Tapi hari ini, kamu nggak akan lolos dari kematian!" Poseidon menyeringai dingin, trisula di tangannya mulai berputar dengan ganas. Dalam sekejap, permukaan laut yang sebelumnya sudah bergolak menjadi semakin mengamuk.Air laut mulai berputar dengan liar, berpusat pada Poseidon, membentuk pusaran air raksasa yang sangat dahsyat.Pusaran itu terus meluas, diameternya dengan cepat mencapai ratusan meter. Air laut di sekitarnya tersedot secara gila-gilaan, bahkan Loland dan Tiano yang menyaksikan dari kejauhan pun merasakan isapan kuat. Hal ini memaksa mereka mengerahkan energi untuk bertahan."Hm?" Luther mengerutkan kening, wajahnya menjadi serius. Dia merasakan tekanan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Kek
"Huh, sombong sekali," kata Poseidon sambil mendengus.Air laut di sekeliling langsung bergejolak, lalu berubah menjadi tombak-tombak air yang tajam dan memelesat ke arah Luther. Tombak itu memantulkan cahaya dingin saat berada di bawah sinar matahari dan memenuhi setiap inci ruangan di sekitar Luther.Tatapan Luther menjadi tajam, lalu mengayunkan Pedang Cakrawala di tangannya dengan lembut dan aura pedang hitam pun memelesat. Semua tombak air langsung hancur dan berubah menjadi percikan air yang bertebaran di udara di semua tempat yang dilewati aura pedang itu.Namun, Poseidon masih belum menyerah dan terus melancarkan gelombang-gelombang serangan tanpa berhenti. Dia mengayunkan trisulanya dengan kedua tangan dan menciptakan lingkaran cahaya biru di depannya. Lingkaran itu membesar dengan cepat, lalu menghantam ke arah Luther.Hanya dengan menggerakkan badannya sedikit, Luther sudah menghilang dari tempatnya dengan cepat dan sudah berada di luar jangkauan lingkaran cahaya saat muncul
Poseidon perlahan-lahan membuka tangannya dan matanya yang biru penuh dengan aura membunuh. "Gerald, aku mengakui kamu ini memang luar biasa sampai bisa memaksaku sampai ke titik ini. Untuk menghormatimu, untuk selanjutnya aku akan bertarung dengan kekuatan penuh. Biar kamu bisa melihat kekuatanku yang sebenarnya."Setelah mengatakan itu, Poseidon mengangkat satu tangannya dan menunjuk ke udara. Setelah terdengar suara yang bergema, trisula yang sudah jatuh ke dasar laut langsung memelesat ke permukaan laut dan kembali ke telapak tangannya.Sikap Poseidon yang awalnya terlihat meremehkan, sekarang menjadi sangat serius. Bukan hanya karena kekuatan Luther yang luar biasa, tetapi karena potensinya yang sangat besar juga sampai bisa memiliki kekuatan seperti ini di usia dua puluhan tahun. Jika dibiarkan terus berkembang, Luther pasti akan menjadi ancaman besar bagi Kuil Dewa. Oleh karena itu, hari ini dia harus membunuh Luther."Perhatikan baik-baik," kata Poseidon sambil perlahan-lahan m
Satu pihaknya adalah genius terhebat dari Negara Drago, sedangkan pihak yang lainnya adalah raja dewa dari Kuil Dewa yang terkenal. Mereka bertarung dengan sengit, setiap gerakan dan teknik yang dikeluarkan memiliki daya hancur yang mengerikan. Seiring dengan pertarungan yang makin dahsyat, wilayah sejauh 100 mil pun menjadi hancur berantakan.Setiap tebasan dari pedang panjang Luther yang terbuat dari energi sejati memancarkan cahaya yang menyilaukan, seolah-olah akan membelah langit. Sebaliknya, Poseidon yang memegang trisula mampu memanggil angin dan hujan, sehingga setiap serangannya menciptakan gelombang raksasa. Saat aura pedang dan gelombang air saling beradu, seluruh medan pedang langsung menjadi kacau.Sementara itu, Loland dan yang lainnya fokus ke medan perang di depan, berusaha memahami apa yang sedang terjadi. Namun, kecepatan Luther dan Poseidon sudah jauh melampaui batas penglihatan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat dengan jelas. Mereka hanya melihat dua bayanga