Untuk sesaat, Luther tidak bisa berkata-kata saat melihat Xena yang duduk di seberang sana. Dia sungguh tidak percaya, orang yang menaruh obat di makanan dan minuman mereka ternyata adalah Xena!"Kamu? Kenapa malah kamu?" seru Johan yang memelotot dengan geram dan terkejut. Dia sungguh tidak menyangka bahwa Xena yang diperlakukan oleh Luther dengan begitu Istimewa justru tega berkhianat!"Maaf ... maafkan aku ...." Xena hanya bisa mengalihkan pandangannya, ekspresinya dipenuhi rasa bersalah. Dia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya sekarang."Kenapa?" tanya Luther dengan susah payah. Demi Ronald, dia memperlakukan wanita ini layaknya adik sendiri. Semua yang dilakukannya jelas untuk kebaikan Xena. Demi menyadarkan Xena, dia terus bersabar menghadapi Istana Hawa. Tanpa diduga, kebaikannya malah dibalas dengan pengkhianatan!"Istana Hawa sudah seperti rumahku, mereka adalah keluargaku. Aku benar-benar nggak punya cara untuk meninggalkan tempat itu, maaf ...," sahut Xena yang terus me
Xena sudah tidak tahan dengan tatapan Luther dan Johan. Dia ingin segera meninggalkan tempat ini."Nggak usah terburu-buru, pertunjukan seru baru akan dimulai." Ivory berkata dengan wajah muram, "Bocah ini telah menantang Istana Hawa, bahkan melukai seniormu. Aku nggak akan melepaskannya begitu saja."Luther mengetahui terlalu banyak rahasia, terutama menyangkut Kitab Hawa. Harta karun seperti ini hanya boleh dimiliki oleh Ivory. Dia tidak ingin orang lain mengetahuinya. Jadi, dia akan membunuh Luther!"Guru, kamu sudah berjanji nggak akan melukainya," ujar Xena yang mulai merasa gelisah. Meskipun mengkhianati Luther, Xena tidak berharap sesuatu yang buruk terjadi padanya."Masa? Kenapa aku nggak ingat? Xena, kalau kamu takut, kamu boleh keluar dulu. Aku nggak akan menyalahkanmu atas hal ini," sahut Ivory yang mengingkari janji dengan ekspresi dingin."Guru, yang kamu inginkan adalah Kitab Hawa. Kitab itu sudah ada di tanganmu, tolong lepaskan dia," pinta Xena. Dia tahu gurunya ini ber
Xena mengangkat pedangnya dan menghampiri Luther dengan gemetaran. Raut wajahnya tampak tidak karuan. Di tengah jalan, dia tiba-tiba menjatuhkan pedangnya, lalu menoleh dan berkata dengan wajah berlinang air mata, "Guru, aku nggak bisa. Aku benar-benar nggak bisa!"Rasa bersalah dan rasa sayang bercampur menjadi satu.Melihat ini, wajah Ivory menjadi suram. Dia langsung maju dan menampar Xena sampai terjatuh, lalu membentak, "Begini saja nggak berani, untuk apa aku punya murid sepertimu!""Guru, biar aku saja kalau dia nggak berani!" Tiba-tiba, kerumunan membuka jalan dan terlihat Claudia yang menghampiri dengan pincang.Wanita ini menatap Luther dengan tatapan penuh kebencian. Dia bisa menoleransi jika Luther hanya memukulnya. Namun, pria ini malah berani mengabaikan kecantikannya! Sungguh lancang!"Bagus, kamu saja yang bunuh dia," ujar Ivory sambil mengangguk dengan puas. Murid utamanya ini memang yang paling hebat."Luther, kamu pasti nggak menduga akan berakhir seperti ini, 'kan?"
Claudia persis orang yang kehilangan kewarasannya. Citranya benar-benar sudah hancur sekarang."Xena, apa yang terjadi? Kamu nggak membiusnya?" tanya Ivory sembari memicingkan mata dengan ekspresi kesal. Pesilat di bawah tingkat master tidak akan tahan dengan obat bius yang diraciknya."Sudah, aku menaruh obat bius di semua minuman," sahut Xena yang juga kebingungan. Luther jelas-jelas meminum anggur tadi, mengapa malah baik-baik saja sekarang?"Sepertinya kamu beruntung." Ivory mengangguk sambil menghunuskan pedang, lalu berkata, "Kamu sudah termasuk berbakat karena bisa mencapai tingkat sejati. Tapi, aku paling suka membunuh orang pintar. Hari ini, kamu sangat terhormat karena bisa mati di tanganku.""Belum tentu aku yang mati. Aku akan memberimu kesempatan, berlutut dan mengaku salah, maka aku akan mengampunimu," sahut Luther dengan tidak acuh.Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang pun termangu sebelum tertawa terbahak-bahak. Mereka seperti mendengar lelucon paling konyol di du
Ketika melihat Ivory yang tersangkut di lubang, para murid Istana Hawa sangat tercengang. Semua orang melongo dan tampak tidak percaya.Ivory jelas adalah guru mereka yang begitu hebat sekaligus Ketua Istana Hawa yang sudah mencapai tingkat semi-master. Dia bahkan pendekar pedang yang ulung. Eksistensi sehebat ini malah berhasil dikalahkan oleh Luther? Sungguh di luar nalar!"Gi ... gimana mungkin? Kenapa Guru bisa kalah?""Ilusi, ini pasti ilusi! Guru begitu hebat, dia nggak mungkin kalah!""Kenapa? Kenapa bisa begini?"Sesudah hening sejenak, suasana menjadi heboh. Tidak ada yang bisa menerima bahwa guru mereka yang begitu hebat akan berakhir begitu menyedihkan."Si ... siapa kamu sebenarnya?" tanya Jana yang ekspresinya berubah drastis. Meskipun luka dalam Ivory masih belum pulih, orang biasa tetap tidak sanggup menandingi kekuatannya."Kalian bertindak sewenang-wenang di wilayahku, sekarang malah bertanya siapa aku?" tanya Luther dengan ekspresi dingin dan niat membunuh yang kuat.
Plak! "Tamparan ini karena kamu terlalu sombong!"Plak! "Tamparan ini karena kamu mengingkar janji!"Plak! "Tamparan ini karena kamu memberi contoh yang buruk!"Plak! "Tamparan ini karena kamu membalas air susu dengan air tuba!"Luther menampar sembari memaki. Setiap tamparan didaratkannya dengan kuat sehingga terdengar sangat nyaring. Sesaat kemudian, wajah Ivory pun tampak babak belur. Bibirnya sampai miring, benar-benar menyedihkan."Eee ...." Ketika melihat Ivory yang ditampar sampai begitu tragis, para murid Istana Hawa ketakutan hingga tidak berani bersuara. Semua hanya menatap dengan tercengang.Awalnya, mereka masih mengira Luther bermain curang untuk mengalahkan Ivory. Namun, situasi di depan membuat mereka sadar bahwa pemikiran itu salah!Plak, plak, plak .... Luther masih sibuk menampar Ivory. Tidak ada seorang pun yang berani maju untuk menghentikan. Guru mereka saja kalah, kalau mereka maju, bukankah sama saja dengan bunuh diri?"Berhenti!" Ketika Ivory sudah terlihat seka
"Nggak masuk akal?" Begitu mendengarnya, Luther menyindir, "Xena, kamu ini memang aneh, ya?""Kalau aku nggak masuk akal, gimana dengan gurumu yang ingkar janji, membalas air susu dengan air tuba, menyuruhmu menaruh obat bius, dan ingin membunuhku tadi? Oh, karena kalian sudah kalah, jadi kamu mengatakanku nggak masuk akal? Kamu nggak merasa tingkahmu ini menjijikkan sekali?"Ketika dirinya berada dalam bahaya, Xena hanya menyaksikan dari samping. Kini, Xena malah langsung maju karena melihat Ivory sudah sekarat. Sungguh rendahan!"Aku ...." Pertanyaan Luther yang beruntun itu membuat Xena tidak bisa berkata-kata. Lantaran tidak punya alasan yang tepat, dia terpaksa memberanikan diri untuk menyahut, "Luther, semua ini demi kebaikanmu sendiri! Guruku punya koneksi luas, kamu bisa diburu ahli bela diri. Kamu yang akan rugi nanti!""Aku sudah menyinggung banyak ahli hebat di dunia persilatan, bukan masalah kalau tambah Istana Hawa," balas Luther dengan tidak acuh. Kini, Luther adalah musu
Sejak dikalahkan oleh Luther dan pusat energinya hancur, Terry terus mengumpulkan kekuatannya dan menunggu kesempatan untuk membalas dendam. Sekarang, waktunya akhirnya tiba!"Kamu jauh lebih lemah dari dulu, gimana bisa melawanku?" tanya Luther sambil mengamatinya dari atas hingga bawah. Dalam sekejap, dia menyadari bahwa pusat energi Terry sudah pulih, tetapi basis kultivasinya masih lemah. Dia hanya pesilat tingkat internal biasa, sama sekali bukan ancaman untuk Luther."Huh! Aku nggak bilang aku yang akan bertarung denganmu. Yang menantangmu adalah guruku!" seru Terry dengan lantang."Siapa gurumu?" tanya Luther."Dengar baik-baik, ya! Guruku adalah Tuan Youngky yang terkenal!" jawab Terry dengan angkuh. Saat berikutnya, semua orang sontak heboh karena jawaban ini."Apa? Tuan Youngky? Bukankah dia ahli bela diri tingkat master?""Ya! Tuan Youngky sangat terkenal, dia bahkan pernah menjadi salah satu dari lima master terhebat di Jiman!""Astaga! Siapa pria ini? Bagaimana dia bisa me
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru