Xena sudah tidak tahan dengan tatapan Luther dan Johan. Dia ingin segera meninggalkan tempat ini."Nggak usah terburu-buru, pertunjukan seru baru akan dimulai." Ivory berkata dengan wajah muram, "Bocah ini telah menantang Istana Hawa, bahkan melukai seniormu. Aku nggak akan melepaskannya begitu saja."Luther mengetahui terlalu banyak rahasia, terutama menyangkut Kitab Hawa. Harta karun seperti ini hanya boleh dimiliki oleh Ivory. Dia tidak ingin orang lain mengetahuinya. Jadi, dia akan membunuh Luther!"Guru, kamu sudah berjanji nggak akan melukainya," ujar Xena yang mulai merasa gelisah. Meskipun mengkhianati Luther, Xena tidak berharap sesuatu yang buruk terjadi padanya."Masa? Kenapa aku nggak ingat? Xena, kalau kamu takut, kamu boleh keluar dulu. Aku nggak akan menyalahkanmu atas hal ini," sahut Ivory yang mengingkari janji dengan ekspresi dingin."Guru, yang kamu inginkan adalah Kitab Hawa. Kitab itu sudah ada di tanganmu, tolong lepaskan dia," pinta Xena. Dia tahu gurunya ini ber
Xena mengangkat pedangnya dan menghampiri Luther dengan gemetaran. Raut wajahnya tampak tidak karuan. Di tengah jalan, dia tiba-tiba menjatuhkan pedangnya, lalu menoleh dan berkata dengan wajah berlinang air mata, "Guru, aku nggak bisa. Aku benar-benar nggak bisa!"Rasa bersalah dan rasa sayang bercampur menjadi satu.Melihat ini, wajah Ivory menjadi suram. Dia langsung maju dan menampar Xena sampai terjatuh, lalu membentak, "Begini saja nggak berani, untuk apa aku punya murid sepertimu!""Guru, biar aku saja kalau dia nggak berani!" Tiba-tiba, kerumunan membuka jalan dan terlihat Claudia yang menghampiri dengan pincang.Wanita ini menatap Luther dengan tatapan penuh kebencian. Dia bisa menoleransi jika Luther hanya memukulnya. Namun, pria ini malah berani mengabaikan kecantikannya! Sungguh lancang!"Bagus, kamu saja yang bunuh dia," ujar Ivory sambil mengangguk dengan puas. Murid utamanya ini memang yang paling hebat."Luther, kamu pasti nggak menduga akan berakhir seperti ini, 'kan?"
Claudia persis orang yang kehilangan kewarasannya. Citranya benar-benar sudah hancur sekarang."Xena, apa yang terjadi? Kamu nggak membiusnya?" tanya Ivory sembari memicingkan mata dengan ekspresi kesal. Pesilat di bawah tingkat master tidak akan tahan dengan obat bius yang diraciknya."Sudah, aku menaruh obat bius di semua minuman," sahut Xena yang juga kebingungan. Luther jelas-jelas meminum anggur tadi, mengapa malah baik-baik saja sekarang?"Sepertinya kamu beruntung." Ivory mengangguk sambil menghunuskan pedang, lalu berkata, "Kamu sudah termasuk berbakat karena bisa mencapai tingkat sejati. Tapi, aku paling suka membunuh orang pintar. Hari ini, kamu sangat terhormat karena bisa mati di tanganku.""Belum tentu aku yang mati. Aku akan memberimu kesempatan, berlutut dan mengaku salah, maka aku akan mengampunimu," sahut Luther dengan tidak acuh.Begitu ucapan ini dilontarkan, orang-orang pun termangu sebelum tertawa terbahak-bahak. Mereka seperti mendengar lelucon paling konyol di du
Ketika melihat Ivory yang tersangkut di lubang, para murid Istana Hawa sangat tercengang. Semua orang melongo dan tampak tidak percaya.Ivory jelas adalah guru mereka yang begitu hebat sekaligus Ketua Istana Hawa yang sudah mencapai tingkat semi-master. Dia bahkan pendekar pedang yang ulung. Eksistensi sehebat ini malah berhasil dikalahkan oleh Luther? Sungguh di luar nalar!"Gi ... gimana mungkin? Kenapa Guru bisa kalah?""Ilusi, ini pasti ilusi! Guru begitu hebat, dia nggak mungkin kalah!""Kenapa? Kenapa bisa begini?"Sesudah hening sejenak, suasana menjadi heboh. Tidak ada yang bisa menerima bahwa guru mereka yang begitu hebat akan berakhir begitu menyedihkan."Si ... siapa kamu sebenarnya?" tanya Jana yang ekspresinya berubah drastis. Meskipun luka dalam Ivory masih belum pulih, orang biasa tetap tidak sanggup menandingi kekuatannya."Kalian bertindak sewenang-wenang di wilayahku, sekarang malah bertanya siapa aku?" tanya Luther dengan ekspresi dingin dan niat membunuh yang kuat.
Plak! "Tamparan ini karena kamu terlalu sombong!"Plak! "Tamparan ini karena kamu mengingkar janji!"Plak! "Tamparan ini karena kamu memberi contoh yang buruk!"Plak! "Tamparan ini karena kamu membalas air susu dengan air tuba!"Luther menampar sembari memaki. Setiap tamparan didaratkannya dengan kuat sehingga terdengar sangat nyaring. Sesaat kemudian, wajah Ivory pun tampak babak belur. Bibirnya sampai miring, benar-benar menyedihkan."Eee ...." Ketika melihat Ivory yang ditampar sampai begitu tragis, para murid Istana Hawa ketakutan hingga tidak berani bersuara. Semua hanya menatap dengan tercengang.Awalnya, mereka masih mengira Luther bermain curang untuk mengalahkan Ivory. Namun, situasi di depan membuat mereka sadar bahwa pemikiran itu salah!Plak, plak, plak .... Luther masih sibuk menampar Ivory. Tidak ada seorang pun yang berani maju untuk menghentikan. Guru mereka saja kalah, kalau mereka maju, bukankah sama saja dengan bunuh diri?"Berhenti!" Ketika Ivory sudah terlihat seka
"Nggak masuk akal?" Begitu mendengarnya, Luther menyindir, "Xena, kamu ini memang aneh, ya?""Kalau aku nggak masuk akal, gimana dengan gurumu yang ingkar janji, membalas air susu dengan air tuba, menyuruhmu menaruh obat bius, dan ingin membunuhku tadi? Oh, karena kalian sudah kalah, jadi kamu mengatakanku nggak masuk akal? Kamu nggak merasa tingkahmu ini menjijikkan sekali?"Ketika dirinya berada dalam bahaya, Xena hanya menyaksikan dari samping. Kini, Xena malah langsung maju karena melihat Ivory sudah sekarat. Sungguh rendahan!"Aku ...." Pertanyaan Luther yang beruntun itu membuat Xena tidak bisa berkata-kata. Lantaran tidak punya alasan yang tepat, dia terpaksa memberanikan diri untuk menyahut, "Luther, semua ini demi kebaikanmu sendiri! Guruku punya koneksi luas, kamu bisa diburu ahli bela diri. Kamu yang akan rugi nanti!""Aku sudah menyinggung banyak ahli hebat di dunia persilatan, bukan masalah kalau tambah Istana Hawa," balas Luther dengan tidak acuh. Kini, Luther adalah musu
Sejak dikalahkan oleh Luther dan pusat energinya hancur, Terry terus mengumpulkan kekuatannya dan menunggu kesempatan untuk membalas dendam. Sekarang, waktunya akhirnya tiba!"Kamu jauh lebih lemah dari dulu, gimana bisa melawanku?" tanya Luther sambil mengamatinya dari atas hingga bawah. Dalam sekejap, dia menyadari bahwa pusat energi Terry sudah pulih, tetapi basis kultivasinya masih lemah. Dia hanya pesilat tingkat internal biasa, sama sekali bukan ancaman untuk Luther."Huh! Aku nggak bilang aku yang akan bertarung denganmu. Yang menantangmu adalah guruku!" seru Terry dengan lantang."Siapa gurumu?" tanya Luther."Dengar baik-baik, ya! Guruku adalah Tuan Youngky yang terkenal!" jawab Terry dengan angkuh. Saat berikutnya, semua orang sontak heboh karena jawaban ini."Apa? Tuan Youngky? Bukankah dia ahli bela diri tingkat master?""Ya! Tuan Youngky sangat terkenal, dia bahkan pernah menjadi salah satu dari lima master terhebat di Jiman!""Astaga! Siapa pria ini? Bagaimana dia bisa me
Hari kedua, sebuah kabar yang mengejutkan tersebar ke segala penjuru. Seorang genius bela diri, Luther, telah menantang Youngky secara terbuka. Pertarungan ini akan diadakan di Danau Akua.Kabar ini tentu menggemparkan semua orang. Sebagai juara pertama kompetisi seni bela diri, Luther mendapatkan perhatian banyak orang. Apalagi setelah kematian Larry, dia dicurigai sebagai pelakunya sehingga makin menarik perhatian orang-orang.Kini, setelah berita tentang pertarungan ini tersebar luas, baik Aliansi Bela Diri Jiman ataupun Jiberia, semuanya kembali heboh.Begitu langit terang, sekitar Danau Akua sudah dikelilingi oleh pesilat yang tak terhitung jumlahnya. Sebagian besar datang untuk menonton Youngky. Sebagai ahli bela diri tingkat master yang terkenal, reputasinya tentu ada di mana-mana. Di Jiman, tidak ada seorang pun yang tidak mengenalnya.Meskipun Youngky tidak menunjukkan diri selama beberapa tahun ini, reputasinya sama sekali tidak padam. Bagaimanapun, ahli bela diri tingkat mas