"Apa? Mereka keracunan?" Begitu ucapan ini dilontarkan, ekspresi semua orang seketika berubah. Hari ini adalah kompetisi seni bela diri, tetapi 3 kontestan tiba-tiba keracunan. Kejadian ini jelas tidak sesederhana yang terlihat."Kenapa bisa begini? Siapa yang melakukan semua ini?" tanya Raiden dengan suara yang rendah."Pelakunya masih diselidiki, kami belum mengetahuinya," jawab staf itu sembari menggeleng."Bawa aku ke sana!" Tanpa rasa ragu sedikit pun, Raiden bergegas melangkah ke luar.Saat ini, di arena pelatihan, terlihat sekelompok staf yang telah memblokir seluruh pintu masuk. Tidak boleh ada yang meninggalkan tempat ini tanpa izin.Ketika Raiden dan lainnya masuk, mereka melihat 3 pria kekar tergeletak di tengah arena. Ketiga orang itu sama-sama tidak sadarkan diri. Napas mereka lemah, wajah mereka pucat pasi, ditambah lagi bibir mereka hitam."Memang keracunan," gumam Raiden setelah maju untuk memeriksa. Dalam sekejap, raut wajahnya menjadi sangat suram.Ketiga orang ini ad
Angin sepoi-sepoi membawa aroma tanah yang harum. Kini, sekeliling Danau Akua sudah dipenuhi kerumunan.Orang-orang dari Aliansi Bela Diri Jiman dan Jiberia berdiri di sisi yang berlawanan. Raut wajah mereka pun tampak galak.Pertarungan untuk kompetisi seni bela diri kali ini diadakan di Danau Akua. Jadi, sejak beberapa hari lalu, mereka sudah membangun arena besar dengan radius 100 meter di tengah danau tersebut. Arena ini dikelilingi oleh air. Orang biasa harus naik perahu jika ingin naik ke atas.Di sebuah paviliun yang terletak di sisi selatan, para anggota Aliansi Bela Diri Jiman berkumpul di sana. Setelah memilih dengan cermat, Raiden akhirnya menentukan 3 ahli bela diri tingkat sejati yang akan menggantikan posisi orang sebelumnya. Meskipun kekuatan ketiga orang ini kurang mencukupi, tidak ada yang bisa mereka lakukan lagi."Semuanya, kompetisi seni bela diri hari ini sangatlah penting. Kehormatan Aliansi Bela Diri Jiman ada pada kalian sekarang. Kuharap kalian bisa bekerja sam
"Eee ...." Ketika melihat pria berwajah bulat itu terjatuh ke dalam danau, orang-orang Aliansi Bela Diri Jiman sontak tercengang.Tidak ada yang keberatan jika kamu menyombongkan diri di depan umum. Namun, bukankah sangat memalukan jika kamu terjatuh di tengah jalan?Ini jelas-jelas adalah kompetisi seni bela diri, bukan pertunjukan sirkus. Bagaimana dengan martabat Aliansi Bela Diri Jiman setelah kejadian ini?"Sialan, dasar nggak berguna!" gumam Levin yang sudut bibirnya berkedut. Ekspresinya pun menjadi agak suram. Dia baru memuji, tetapi pria itu sudah terjatuh ke danau. Sungguh memalukan!"Hahaha ... begini saja sudah berani ikut kompetisi?""Turun saja kalau nggak punya kemampuan, jangan malu-maluin!""Pesilat Jiman selemah ini, ya? Masih mau bertarung? Benar-benar nggak seru!"Setelah hening sejenak, anggota Aliansi Bela Diri Jiberia mulai mengejek dan tertawa terbahak-bahak. Ekspresi mereka dipenuhi penghinaan."Pemuda ini terlalu arogan," gumam Raiden yang tidak sanggup untuk
Pada saat yang sama, si pria berwajah bulat berjinjit dan menerjang ke depan. Setelah semua panah itu memelesat ke depan, dia turut melayangkan tinjunya. Tentu bagus jika semua senjata rahasianya ini bisa mengenai lawan. Jika tidak, dia akan meninju lawan untuk meraih kemenangan."Huh, trik murahan!" Si pria berpakaian merah terkekeh-kekeh sinis. Saat berikutnya, dia mengayunkan tombak dan muncul bayangan tombak yang tak terhitung jumlahnya, terlihat seperti kincir angin yang berputar dengan cepat. Dia berhasil menghalangi semua senjata rahasia tersebut.Sesudah itu, si pria berpakaian merah pun menikamkan tombaknya dengan kecepatan yang sungguh mencengangkan. Sebelum sempat bereaksi, bahu si pria berwajah bulat sudah tertikam, lalu tubuhnya terhempas belasan meter."Kamu ...." Pria berwajah bulat itu hendak bangkit, tetapi ujung tombak yang tajam sudah menempel di lehernya. Jika bergerak sembarangan, dia pasti akan dibunuh oleh lawan."Kamu kalah," ucap pria berpakaian merah itu denga
Ketika melihat pria berpakaian hitam yang bahkan tidak sanggup menahan 3 serangan lawan, para anggota Aliansi Bela Diri Jiman pun menjadi murung.Benar-benar lemah! Dari awal hingga akhir pertarungan, pria berpakaian hitam ini tidak pernah sekali pun menahan serangan Zavier. Jangankan menguras energi sejati lawan, Zavier bahkan mungkin belum selesai meregangkan ototnya."Sialan, kenapa Aliansi Bela Diri Jiman mengutus orang selemah ini sih? Memalukan sekali!""Aku benar-benar merasa malu melihat mereka ditekan terus oleh Aliansi Bela Diri Jiberia!""Kalau tahu mereka selemah ini, aku nggak akan datang untuk menonton hari ini. Buat kesal saja!"Kerumunan mulai memaki. Kekalahan satu kali masih bisa dimaafkan. Namun, siapa yang bisa terima kalau kalah berturut-turut, bahkan terus ditekan oleh lawan?Harus diketahui bahwa tempat ini adalah wilayah Jiman. Kebanyakan penonton datang kemari untuk menyemangati pesilat Jiman. Itu sebabnya, mereka merasa geram melihat lawan mengalahkan pesilat
Ahli bela diri yang sesungguhnya telah tiba di arena. Semua orang berharap Levin bisa memulihkan reputasi Aliansi Bela Diri Jiman."Siapa kamu? Cepat sebutkan namamu!" tanya Zavier sembari mengarahkan tombaknya ke arah Levin dengan garang."Levin, ahli bela diri ke-12 Peringkat Langit," jawab Levin yang menatap Zavier dengan tajam dan lekat-lekat."Ternyata kamu." Zavier memicingkan matanya, ekspresinya menjadi lebih serius. Mereka sama-sama menduduki posisi puncak di Peringkat Langit, hanya selisih satu tempat.Dengan kata lain, kemampuan kedua belah pihak seharusnya hampir sama. Jika meremehkan lawan, mereka bisa kalah kapan saja."Aku pasti mengalahkanmu hari ini. Setelah menang, aku akan menduduki posisi 10 besar Peringkat Langit. Kamu hanya akan menjadi batu loncatanku," ujar Levin seraya menghunuskan goloknya."Masa? Kalau begitu, mari kita lihat kamu punya kemampuan seperti itu nggak!" sahut Zavier sambil terkekeh-kekeh sinis. Dia memegang tombak dengan kedua tangan dan bersiap-
"Gawat ... kita benar-benar kalah.""Kenapa bisa begini? Masa kita nggak menang sekali pun?""Kompetisi seni bela diri kali ini adalah penghinaan bagi pesilat Jiman!"Begitu Levin dikalahkan, Aliansi Bela Diri Jiman langsung berduka. Ada yang marah, sedih, kecewa, dan pasrah.Pada kompetisi sebelumnya, kedua belah pihak jelas-jelas sama kuat, bahkan pertarungannya sangat seru. Tidak peduli menang atau kalah, setidaknya tidak memalukan seperti ini.Namun, kompetisi seni bela diri kali ini malah begitu menyedihkan. Tiga ronde pertama hancur total, sama sekali tidak ada yang menarik. Sementara itu, ronde keempat memang seru, tetapi mereka tetap kalah. Kekalahan berturut-turut ini sungguh memalukan."Nggak, nggak mungkin! Kak Levin jelas-jelas tak tertandingi, mana mungkin dia kalah?""Jelas-jelas Kak Levin yang menusuk Zavier duluan, tapi malah dihempas ke bawah arena. Benar-benar disayangkan!"Para murid Sekte Ilmu Kegelapan yang menonton pertarungan ini sulit memercayai hasilnya. Kekuat
Luther melirik sekilas, lalu segera menarik tangannya. Sementara itu, senior kedua itu mendengus dingin dan mengejek, "Dia? Apa hebatnya dia? Mana mungkin dia bisa disetarakan dengan Kak Levin?""Ya! Kak Levin menempati posisi ke-12 di Peringkat Langit. Bocah ini bahkan nggak pantas mengangkat sepatu Kak Levin!" sahut si pria kekar dengan lantang."Kalau senior kalian memang begitu hebat, kenapa dia malah kalah tadi?" tanya Luther tiba-tiba.Hanya pertanyaan sederhana, tetapi membuat mereka semua tidak bisa berkata-kata. Levin bersuara, "Aku memang kalah, tapi kamu rasa dirimu bisa menang? Dengan kemampuanmu, kamu nggak akan bisa menahan 3 serangan Zavier.""Masa? Kita lihat saja nanti," timpal Luther sembari tersenyum tipis dan tidak berbicara lagi. Daripada berbasa-basi di sini, lebih baik dia membuktikan kemampuannya sendiri."Lihat! Zavier sudah turun dari arena, sekarang giliran pesilat Jiberia lain!" seru seseorang tiba-tiba.Semua pandangan seketika tertuju pada arena. Zavier ya