Begitu melihat Luther, Thomas benar-benar kabur tanpa mengucapkan apa pun. Kedua tangan dan kakinya bergerak secara gila-gilaan, membuatnya terlihat seperti ikan yang berjuang mati-matian agar tidak ditangkap."Eee ...." Levin sungguh terkesiap melihat situasi ini, begitu juga dengan si pria kekar, murid Sekte Ilmu Kegelapan, beserta anggota Aliansi Bela Diri Jiman dan Jiberia.Semuanya tercengang dan tidak percaya. Tidak ada yang menyangka bahwa murid utama Sekte Ilmu Kegelapan sekaligus ahli bela diri ke-10 Peringkat Langit akan melarikan diri dengan begitu panik.Tingkah Thomas ini persis dengan orang yang bertemu setan. Kalau tidak melihatnya secara langsung, mereka tidak akan percaya dengan adegan ini."Si ... situasi macam apa ini? Kenapa dia malah kabur?""Sialan, apa-apaan ini? Dia belum bertarung, tapi sudah menyerah?""Apa Thomas itu sudah gila? Dilihat dari penampilannya, dia seperti kerasukan."Sesudah hening sejenak, semua orang sontak menjadi heboh. Baik Aliansi Bela Diri
Titus mengernyitkan alisnya. Franky dan beberapa orang lainnya juga ikut merasa takut. "Guru! Sebaiknya kita pulang saja. Aku nggak mau ikut kompetisi seni bela diri lagi!" kata Thomas hampir menangis.Kejadian yang dialaminya dua hari lalu adalah mimpi buruk baginya. Thomas selalu menganggap dirinya berbakat dan memiliki kemampuan yang mencengangkan. Sejak reputasinya terkenal, dia belum pernah kalah sekali pun. Tak disangka, malam itu dia malah bertemu dengan dua orang monster.Pertama dia dipukul hingga memuntahkan darah oleh seorang wanita dengan gelas. Pria yang muncul selanjutnya bahkan lebih mengerikan lagi. Dia hampir saja membunuh Thomas hanya dengan guncangan dari tubuhnya!Sejak malam itu, harga diri Thomas telah diinjak-injak sepenuhnya. Dalam lubuk hati terdalamnya telah diliputi trauma. Jadi, saat melihat Luther, dia ketakutan hingga ingin melarikan diri. Thomas sama sekali tidak peduli lagi dengan harga dirinya."Thomas, jangan gugup. Malam itu hanya sebuah kecelakaan, m
"Hm?" Suara yang tiba-tiba terdengar ini membuat ketiga orang itu terpelongo. Mereka menoleh ke arah sumber suara bersama-sama. Mereka melihat Luther sedang berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya di tengah arena. Wajahnya tampak tenang dan dingin."Apa katamu tadi, Nak? Aku kurang jelas mendengarnya." Pria bergolok memicingkan matanya dengan ekspresi marah."Kubilang, kalian bertiga maju sama-sama saja. Dengan begitu, kita bisa hemat waktu dan kalian nggak perlu berebutan lagi, bukankah itu lebih bagus?" tanya Luther dengan tenang. Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang langsung gempar."Sialan! Orang ini sudah gila ya? Dia nggak mau hidup lagi?""Huh! Nggak tahu diri!"Semua orang menunjuk dan membicarakan hal ini dengan riuh. Mereka menatap Luther seakan-akan sedang melihat orang bodoh."Kak, menurutmu orang ini bodoh ya? Satu lawan satu saja dia nggak bisa menang, apalagi tiga lawan satu? Konyol sekali!" kata pria bergolok sambil tertawa sinis."Orang itu cuma cari
"Huh! Sombong sekali! Aku mau lihat seberapa hebat kemampuanmu!" Pria bergolok akhirnya tidak tahan lagi. Dia langsung menerjang sambil mengangkat goloknya, lalu menebaskannya ke arah Luther. Tebasan ini sangat kuat, bahkan mungkin bisa membelah gunung. Air danau di sekitarnya juga mulai bergejolak."Tebasan yang dahsyat!" puji semua orang dengan wajah kaget. Wajar saja orang ini bisa masuk dalam Peringkat Langit. Satu tebasannya saja bisa menimbulkan dampak yang begitu besar. Luther menggelengkan kepalanya. Bukannya mundur, dia justru maju untuk menyambut tebasan itu. Tiba-tiba, Luther melayangkan sebuah tinju yang dahsyat."Cepat sekali!" Pria bergolok itu terkejut seketika, dia menangkis tinju Luther dengan goloknya secara refleks.Bruk!Tinju Luther mendarat di pegangan golok. Seketika, pria bergolok itu terlempar sejauh belasan meter bersama goloknya. Setelah mendarat, pria bergolok bahkan terhuyung mundur beberapa langkah hingga akhirnya bisa berdiri dengan stabil."Mana mungkin?
Pria bergolok yang memimpin pertempuran, sementara wanita bertopeng membantunya dari samping. Keduanya sangat kompak, mereka melancarkan serangan fatal setiap kalinya. Sering kali, kemenangan dan kekalahan dalam pertarungan antar ahli bergantung pada perbedaan yang sangat kecil. Oleh karena itu, mengambil inisiatif dengan cepat sangat penting.Menghadapi serangan dari kedua orang itu, Luther tetap tidak berekspresi sama sekali. Dia melawan keduanya sambil mundur, mengutamakan untuk menghindar dari mereka. Namun, sebagian besar fokusnya teralihkan pada pria kurus itu. Aura membunuh yang dingin memancar dari tubuhnya, membuat orang tidak bisa mengabaikannya.Seorang pembunuh yang bisa masuk dalam 10 peringkat teratas Peringkat Langit tentu bukan orang biasa. Meski kelihatannya sakit-sakitan, sebenarnya dia hanya bepura-pura lemah untuk mengelabui lawan. Begitu ada kesempatan, serangan yang dilancarkannya bahkan akan membuat pesilat tingkat master berwaspada.Syut, syut, syut ....Sinar d
"Aku ...." Thomas menghentikan ucapannya, digantikan dengan hela napas ringan. Jika bukan karena mengalaminya sendiri, Thomas mungkin juga sulit percaya bahwa ada genius yang begitu menakutkan di Jiman.Pada saat ini di atas arena, pertarungan kedua belah pihak semakin sengit. Pria bergolok dan wanita bertopeng telah mengerahkan seluruh kekuatan mereka. Pada awalnya, keduanya masih bisa menyerang dengan dahsyat. Namun hingga sekarang, mereka merasa keadaannya semakin aneh.Pasalnya, seberapa besarnya pun usaha mereka untuk mengepung dan menyerang, mereka tetap tidak bisa menyentuh Luther sama sekali. Bagaikan hantu, Luther sulit sekali diprediksi gerakannya. Setiap kalinya, Luther selalu bisa menghindari serangan yang fatal.Kalau hanya sekali atau dua kali, mungkin masih bisa dibilang sebuah keberuntungan. Namun jika berulang kali seperti itu, situasinya jadi berubah. Kondisinya saat ini bukan lagi mereka yang menyerang Luther, melainkan Luther yang mengendalikan mereka.Perasaan ini
"Urgh ...." Melihat kepala pria bergolok yang telah ditebas, wanita bertopeng langsung terkejut. Dia tidak menyangka bahwa pria kurus akan sekejam itu. Dia membunuh pria bergolok tanpa ragu-ragu sama sekali. Perlu diketahui bahwa kedua orang itu tidak punya dendam sama sekali. Mereka hanya memperebutkan giliran bertarung saja, tidak ada dendam kesumat apa pun. Apalagi, mereka berasal dari kubu yang sama. Wanita bertopeng benar-benar tidak mengerti mengapa pria kurus itu akan melakukan hal ini."Sekarang giliranmu." Pria kurus tersenyum licik, lalu menjulurkan lidahnya untuk menjilat darah di pedangnya. Penampilannya terlihat benar-benar seperti seorang maniak."Kenapa? Aku nggak punya dendam apa pun denganmu. Kenapa kamu harus membunuhku?" tanya wanita bertopeng dengan ketakutan. Dia berusaha untuk memberontak, tetapi tubuhnya mati rasa dan tidak bisa bergerak sama sekali."Nggak ada alasan untuk membunuh orang dari Negara Drago. Apalagi genius seperti kalian, semakin banyak yang mati,
Pria kurus mengira bahwa belatinya itu sangat kokoh karena terbuat dari besi hitam. Secara logika, mudah sekali menusukkan belati itu ke tubuh seseorang. Namun, kenapa dia tidak bisa melukai Luther? Terbuat dari apa sebenarnya orang ini?"Apa kamu masih mau memberontak?" tanya Luther sembari membalikkan badan dan menatapnya dengan tatapan tajam."Matilah kamu!" Pria kurus itu mengentakkan kakinya untuk menjauhi Luther. Pada saat bersamaan, dia melemparkan banyak sekali panah beracun ke arah Luther. Luther hanya melambaikan tangannya dengan santai.Syut! Semua panah beracun itu berbalik ke arah pria kurus. Lantaran tidak sempat menghindar, pria kurus itu terkena serangan panah beracunnya sendiri dan tergeletak di tanah. Saat hendak bangkit lagi, kaki Luther telah menginjak di dadanya. Pria kurus itu sama sekali tidak bisa bergerak."Katakan, siapa kamu sebenarnya?" tanya Luther seraya menatap pria kurus dari atas dengan tatapan dingin."Aku adalah orang yang nggak bisa kamu singgung. Ce
Benton menggenggam erat Pedang Bulan Sabit dengan kedua tangannya, lalu mengeluarkan teriakan keras seperti guntur yang meledak di tengah hari, membuat udara di sekitarnya bergetar hebat.Dengan satu putaran langkah, tubuhnya seolah-olah berubah menjadi banteng liar yang mengamuk, menerjang langsung ke arah Luther tanpa ragu.Pedang berat di tangannya tampak ringan seperti bulu, diayunkan dengan dahsyat, memotong udara hingga mengeluarkan suara siulan tajam, seakan-akan hendak merobek semua yang ada di depan mata.Dengan kekuatan dahsyat, pedang itu dihantamkan ke arah Luther dari atas kepala. Serangan itu hampir mencurahkan seluruh tenaga Benton. Di sepanjang lintasan tebasan pedang, debu di tanah pun tersapu oleh pusaran angin yang tercipta, membentuk pilar-pilar debu yang beterbangan.Benton tahu Luther bukanlah orang biasa. Jika ingin menang, dia harus mengambil inisiatif lebih dulu."Teknik yang bagus," ucap Luther dengan tenang, menghadapi serangan dahsyat dari Benton.Tubuhnya m
Yoku tahu bahwa Luther kuat, tetapi dia tidak menyangka sekuat itu. Sejak awal pertarungan, meskipun posisinya kurang unggul, Yoku tetap merasa kekuatannya tidak kalah dari Luther.Sebab di matanya, Luther hanya menggunakan teknik tubuh yang lincah dan gaya bertarung gerilya. Pemuda ini tidak pernah benar-benar bertarung secara frontal.Yoku pun mengira bahwa selama dia bisa menemukan celah, suatu saat dia pasti bisa mengalahkan Luther.Namun, ketika Luther mengerahkan kekuatan sejatinya, barulah Yoku sadar dirinya telah salah besar.Ternyata, Luther bukan tidak bisa bertarung langsung, melainkan sengaja menahan diri dan menjaga harga dirinya. Begitu Luther berhenti merahasiakan kekuatannya, dia bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.Tanpa perlu menggunakan teknik khusus, hanya mengandalkan kekuatan, kecepatan, dan refleks, semua itu sudah cukup untuk menghancurkannya.Singkatnya, kesenjangan mereka terlalu besar, sampai tak bisa lagi ditutupi dengan teknik apa pun.Saat ini, bukan ha
Permintaan duel dari Yoku langsung membuat suasana di arena latihan membara.Di sekeliling arena, para prajurit mulai saling berbisik dengan antusias."Wakil Jenderal Yoku 'kan salah satu pendekar paling terkenal di pasukan kita. Jurus-jurusnya sudah menumbangkan banyak musuh di medan perang. Aku sudah lama banget nggak lihat dia bertarung," kata seorang prajurit muda dengan wajah penuh kekaguman."Betul, Wakil Jenderal Yoku kaya akan pengalaman tempur, kekuatannya luar biasa. Kalau dia turun tangan, sepertinya Tuan Gerald bakal kerepotan," sambung prajurit senior di sebelahnya.Mereka semua memang mengakui kekuatan Luther, terutama setelah pertarungan sebelumnya di mana dia mengalahkan lima prajurit elite dengan mudah. Namun, di mata mereka, sehebat apa pun Luther, dia tetap bukan tandingan Yoku.Sebagai seorang master, Yoku unggul dalam segala hal. Baik itu kekuatan, ketahanan, maupun pengalaman tempur, dia jauh lebih hebat daripada para ahli bela diri.Bahkan sebelumnya, Nivan juga
"Pangeran, para prajurit yang kulatih ini hanya ahli dalam teknik membunuh. Kalau sampai mereka menyakiti tamu kehormatan ini, takutnya akan sulit diatasi," kata Benton dengan nada halus, tetapi maksudnya sudah sangat jelas.Jika tidak punya kemampuan, sebaiknya jangan ikut campur atau diri sendiri yang akan menderita.Di sampingnya, Yoku tak berkata apa-apa, tetapi sorot matanya pada Luther juga penuh dengan sikap meremehkan. Anak muda berkulit halus dan tampak lemah seperti ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan mereka yang setiap hari berlatih keras.Kemungkinan besar, pemuda ini hanya anak bangsawan yang dekat dengan Pangeran dan datang ke sini untuk mencari perhatian."Kalian ini memang nggak bisa menilai." Nivan menggeleng sambil tersenyum. "Kalau kalian benar-benar bisa melukai Tuan Gerald, akan kuberi kalian hadiah emas. Tapi, aku takut kalian nggak punya kemampuan seperti itu."Mendengar hadiah emas, para prajurit pun langsung bersemangat. Mata mereka berbinar, seolah-olah i
Saat sedang makan, Nivan bahkan sengaja memanggil dua wanita cantik untuk menemani Luther. Sejak zaman dahulu, para pahlawan selalu sulit untuk menolak pesona wanita cantik. Terkadang, seorang wanita yang luar biasa cantik lebih menarik daripada harta langka, kekuasaan, dan status.Namun, Luther terlihat tetap tenang terhadap pelayanan seperti ini. Dia terlihat tidak senang, tetapi dia juga tidak menolaknya secara terang-terangan. Menghadapi para wanita cantik yang duduk di sampingnya, dia tetap bersikap sopan dan menjaga jarak. Tidak masalah baginya untuk minum sedikit, tetapi tidak boleh berlebihan.Namun, Nivan memiliki pandangan yang berbeda terhadap tindakan Luther yang jelas tidak tertarik pada kecantikan wanita yang biasa saja. Setelah dipikir-pikir, dia merasa hal ini wajar juga. Dengan latar belakang seperti itu, Luther tidak mungkin akan tertarik dengan wanita cantik biasa. Sepertinya dia harus mengorbankan wanita cantik kebanggaannya untuk menguji reaksi Luther.Setelah sele
"Ini ...." Luther berpura-pura ragu dan tidak langsung memberikan jawaban.Melihat Luther tenggelam dalam pikirannya, Nivan yakin Luther sedang menghitung untung dan rugi. Dia mencondongkan tubuh ke depan dan tersenyum ramah, lalu berkata, "Gerald, kamu pasti tahu betapa penting sumber energi naga ini bagiku. Kalau bisa mengumpulkannya, aku akan makin beruntung dan lebih mudah untuk naik takhta. Pada saat itu, aku pasti nggak akan mengecewakanmu."Saat mengatakan itu, Nivan terus memperhatikan perubahan ekspresi Luther dan berusaha menangkap tanda-tanda lawannya mulai goyah.Luther mengangkat kepalanya dan langsung menatap Nivan dengan tatapan agak ragu. Dia menggigit bibirnya, lalu berkata, "Apa yang dikatakan Pangeran memang benar, tapi aku mendapatkan sumber energi naga ini dengan susah payah dan perjalanannya juga nggak mudah. Selain itu, kalau aku menyerahkannya pada Pangeran Nivan, aku takut akan menyinggung dua pangeran lainnya."Dia sengaja berhenti sejenak dan tidak melanjutka
Keesokan paginya, di dalam sebuah kediaman mewah. Saat Nivan sedang membalik-balik sebuah kitab kuno di ruang bacanya, pengikut setianya masuk dengan tergesa-gesa dan melapor, "Pangeran, ada mata-mata yang melapor. Mereka berhasil menemukan satu sumber energi naga lagi.""Oh?"Nivan mengernyitkan alisnya, lalu menutup kitab kuno yang sedang dibacanya dan segera bertanya, "Di mana?""Menurut penyelidikan, Gerald sudah mendapatkan sumber energi naga itu," lapor pengikut itu."Gerald?" tanya Nivan sambil menyipitkan mata, terlihat terkejut. Sebelumnya, dia sudah menghabiskan banyak uang untuk merekrut Gerald, tetapi sampai sekarang pun Gerald masih belum menanggapinya. Namun, belakangan ini dia baru tahu ternyata Naim dan Nolan juga melakukan hal yang sama. Untungnya, sampai sekarang pun Gerald masih belum menyatakan keputusannya.Meskipun Gerald terkesan seperti menunggu tawaran terbaik, Nivan berpikir setidaknya Gerald masih belum menolaknya. Sekarang Gerald juga memiliki sumber energi
"Beri aku waktu untuk berpikir ...."Perkataan Misandari membuat Luther terdiam dalam renungan.Membawa beban nasib bangsa bukanlah urusan kecil. Pertama, seseorang harus cukup kuat untuk menanggungnya. Kedua, orang itu juga harus punya persiapan mental untuk itu.Begitu menyatu dengan nasib bangsa, itu berarti mereka juga memikul tanggung jawab besar yang datang bersamanya.Dulu, Luther bisa bertindak sesuka hati tanpa terlalu banyak pertimbangan. Dengan beban seperti itu, semuanya akan berubah.Tentu saja, dia tidak punya terlalu banyak pilihan. Bersembunyi di Gunung Narima dan berlindung di bawah Riley, atau mengambil risiko dengan menyerap energi naga demi menembus batas kekuatan.Di antara keduanya, dia lebih menyukai pilihan kedua."Aku bisa coba jalankan rencanamu," ucap Luther akhirnya. "Tapi, sekarang kita masih kekurangan satu energi naga. Untuk bisa memulai, kita harus mendapatkan yang terakhir dulu."Lima energi naga harus lengkap agar bisa membentuk nasib negara yang utuh.
"Raja Dewa? Bahkan dua sekaligus?" Mendengar itu, Luther langsung mengernyit.Pertarungannya melawan Poseidon di Atlandia telah membuatnya sadar bahwa para Raja Dewa dari Kuil Dewa bukanlah lawan biasa.Satu orang saja sudah cukup untuk membuatnya bertarung mati-matian demi kemenangan yang sulit diperoleh.Kalau dua orang turun tangan sekaligus, jangankan menang, bisa hidup dan lolos saja sudah untung."Benar, Zeus dan Hera telah masuk wilayah negara kita. Kekuatan mereka berdua berada di atas Poseidon. Kalau mereka menjebakmu bersama, kemungkinan selamatmu sangat kecil," jelas Misandari dengan serius.Dia tahu Luther sangat kuat, tetapi tetap saja terlalu muda. Terlebih lagi, Zeus dan Hera berdiri di puncak dunia. Bisa selamat dari mereka bagaikan mimpi di siang bolong.Alasan Kuil Dewa sampai menurunkan dua Raja Dewa sekaligus, pasti karena mereka menyadari potensi Luther terlalu mengerikan.Kalau diberi waktu beberapa tahun lagi, Luther bisa menjadi tak tertandingi. Saat itu, seluru