Titus mengernyitkan alisnya. Franky dan beberapa orang lainnya juga ikut merasa takut. "Guru! Sebaiknya kita pulang saja. Aku nggak mau ikut kompetisi seni bela diri lagi!" kata Thomas hampir menangis.Kejadian yang dialaminya dua hari lalu adalah mimpi buruk baginya. Thomas selalu menganggap dirinya berbakat dan memiliki kemampuan yang mencengangkan. Sejak reputasinya terkenal, dia belum pernah kalah sekali pun. Tak disangka, malam itu dia malah bertemu dengan dua orang monster.Pertama dia dipukul hingga memuntahkan darah oleh seorang wanita dengan gelas. Pria yang muncul selanjutnya bahkan lebih mengerikan lagi. Dia hampir saja membunuh Thomas hanya dengan guncangan dari tubuhnya!Sejak malam itu, harga diri Thomas telah diinjak-injak sepenuhnya. Dalam lubuk hati terdalamnya telah diliputi trauma. Jadi, saat melihat Luther, dia ketakutan hingga ingin melarikan diri. Thomas sama sekali tidak peduli lagi dengan harga dirinya."Thomas, jangan gugup. Malam itu hanya sebuah kecelakaan, m
"Hm?" Suara yang tiba-tiba terdengar ini membuat ketiga orang itu terpelongo. Mereka menoleh ke arah sumber suara bersama-sama. Mereka melihat Luther sedang berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya di tengah arena. Wajahnya tampak tenang dan dingin."Apa katamu tadi, Nak? Aku kurang jelas mendengarnya." Pria bergolok memicingkan matanya dengan ekspresi marah."Kubilang, kalian bertiga maju sama-sama saja. Dengan begitu, kita bisa hemat waktu dan kalian nggak perlu berebutan lagi, bukankah itu lebih bagus?" tanya Luther dengan tenang. Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang langsung gempar."Sialan! Orang ini sudah gila ya? Dia nggak mau hidup lagi?""Huh! Nggak tahu diri!"Semua orang menunjuk dan membicarakan hal ini dengan riuh. Mereka menatap Luther seakan-akan sedang melihat orang bodoh."Kak, menurutmu orang ini bodoh ya? Satu lawan satu saja dia nggak bisa menang, apalagi tiga lawan satu? Konyol sekali!" kata pria bergolok sambil tertawa sinis."Orang itu cuma cari
"Huh! Sombong sekali! Aku mau lihat seberapa hebat kemampuanmu!" Pria bergolok akhirnya tidak tahan lagi. Dia langsung menerjang sambil mengangkat goloknya, lalu menebaskannya ke arah Luther. Tebasan ini sangat kuat, bahkan mungkin bisa membelah gunung. Air danau di sekitarnya juga mulai bergejolak."Tebasan yang dahsyat!" puji semua orang dengan wajah kaget. Wajar saja orang ini bisa masuk dalam Peringkat Langit. Satu tebasannya saja bisa menimbulkan dampak yang begitu besar. Luther menggelengkan kepalanya. Bukannya mundur, dia justru maju untuk menyambut tebasan itu. Tiba-tiba, Luther melayangkan sebuah tinju yang dahsyat."Cepat sekali!" Pria bergolok itu terkejut seketika, dia menangkis tinju Luther dengan goloknya secara refleks.Bruk!Tinju Luther mendarat di pegangan golok. Seketika, pria bergolok itu terlempar sejauh belasan meter bersama goloknya. Setelah mendarat, pria bergolok bahkan terhuyung mundur beberapa langkah hingga akhirnya bisa berdiri dengan stabil."Mana mungkin?
Pria bergolok yang memimpin pertempuran, sementara wanita bertopeng membantunya dari samping. Keduanya sangat kompak, mereka melancarkan serangan fatal setiap kalinya. Sering kali, kemenangan dan kekalahan dalam pertarungan antar ahli bergantung pada perbedaan yang sangat kecil. Oleh karena itu, mengambil inisiatif dengan cepat sangat penting.Menghadapi serangan dari kedua orang itu, Luther tetap tidak berekspresi sama sekali. Dia melawan keduanya sambil mundur, mengutamakan untuk menghindar dari mereka. Namun, sebagian besar fokusnya teralihkan pada pria kurus itu. Aura membunuh yang dingin memancar dari tubuhnya, membuat orang tidak bisa mengabaikannya.Seorang pembunuh yang bisa masuk dalam 10 peringkat teratas Peringkat Langit tentu bukan orang biasa. Meski kelihatannya sakit-sakitan, sebenarnya dia hanya bepura-pura lemah untuk mengelabui lawan. Begitu ada kesempatan, serangan yang dilancarkannya bahkan akan membuat pesilat tingkat master berwaspada.Syut, syut, syut ....Sinar d
"Aku ...." Thomas menghentikan ucapannya, digantikan dengan hela napas ringan. Jika bukan karena mengalaminya sendiri, Thomas mungkin juga sulit percaya bahwa ada genius yang begitu menakutkan di Jiman.Pada saat ini di atas arena, pertarungan kedua belah pihak semakin sengit. Pria bergolok dan wanita bertopeng telah mengerahkan seluruh kekuatan mereka. Pada awalnya, keduanya masih bisa menyerang dengan dahsyat. Namun hingga sekarang, mereka merasa keadaannya semakin aneh.Pasalnya, seberapa besarnya pun usaha mereka untuk mengepung dan menyerang, mereka tetap tidak bisa menyentuh Luther sama sekali. Bagaikan hantu, Luther sulit sekali diprediksi gerakannya. Setiap kalinya, Luther selalu bisa menghindari serangan yang fatal.Kalau hanya sekali atau dua kali, mungkin masih bisa dibilang sebuah keberuntungan. Namun jika berulang kali seperti itu, situasinya jadi berubah. Kondisinya saat ini bukan lagi mereka yang menyerang Luther, melainkan Luther yang mengendalikan mereka.Perasaan ini
"Urgh ...." Melihat kepala pria bergolok yang telah ditebas, wanita bertopeng langsung terkejut. Dia tidak menyangka bahwa pria kurus akan sekejam itu. Dia membunuh pria bergolok tanpa ragu-ragu sama sekali. Perlu diketahui bahwa kedua orang itu tidak punya dendam sama sekali. Mereka hanya memperebutkan giliran bertarung saja, tidak ada dendam kesumat apa pun. Apalagi, mereka berasal dari kubu yang sama. Wanita bertopeng benar-benar tidak mengerti mengapa pria kurus itu akan melakukan hal ini."Sekarang giliranmu." Pria kurus tersenyum licik, lalu menjulurkan lidahnya untuk menjilat darah di pedangnya. Penampilannya terlihat benar-benar seperti seorang maniak."Kenapa? Aku nggak punya dendam apa pun denganmu. Kenapa kamu harus membunuhku?" tanya wanita bertopeng dengan ketakutan. Dia berusaha untuk memberontak, tetapi tubuhnya mati rasa dan tidak bisa bergerak sama sekali."Nggak ada alasan untuk membunuh orang dari Negara Drago. Apalagi genius seperti kalian, semakin banyak yang mati,
Pria kurus mengira bahwa belatinya itu sangat kokoh karena terbuat dari besi hitam. Secara logika, mudah sekali menusukkan belati itu ke tubuh seseorang. Namun, kenapa dia tidak bisa melukai Luther? Terbuat dari apa sebenarnya orang ini?"Apa kamu masih mau memberontak?" tanya Luther sembari membalikkan badan dan menatapnya dengan tatapan tajam."Matilah kamu!" Pria kurus itu mengentakkan kakinya untuk menjauhi Luther. Pada saat bersamaan, dia melemparkan banyak sekali panah beracun ke arah Luther. Luther hanya melambaikan tangannya dengan santai.Syut! Semua panah beracun itu berbalik ke arah pria kurus. Lantaran tidak sempat menghindar, pria kurus itu terkena serangan panah beracunnya sendiri dan tergeletak di tanah. Saat hendak bangkit lagi, kaki Luther telah menginjak di dadanya. Pria kurus itu sama sekali tidak bisa bergerak."Katakan, siapa kamu sebenarnya?" tanya Luther seraya menatap pria kurus dari atas dengan tatapan dingin."Aku adalah orang yang nggak bisa kamu singgung. Ce
"Nggak mungkin, 'kan? Ahli dari Jiberia kalah semua? Situasi macam apa ini?""Dia masih bisa menang setelah melawan tiga orang? Siapa sebenarnya orang ini?""Nggak! Nggak mungkin! Mereka bertiga adalah ahli di Peringkat Langit. Mana mungkin nggak bisa menang melawan seorang tokoh kecil?"Namun, hasil akhirnya membuat semua orang heboh. Selain keterkejutan, semua orang lebih merasa takjub. Mereka tidak bisa menerima kenyataan bahwa seorang seniman bela diri yang tidak terkenal bisa mengalahkan tiga orang ahli Peringkat Langit."Kenapa bisa begitu? Kita kalah?" Harlan membelalakkan matanya dengan kaget. Meski dia telah berpengalaman dalam hidup, menghadapi hasil seperti ini tetap saja membuatnya gusar. Padahal mereka jelas-jelas berada pada posisi yang menguntungkan. Kenapa bisa jadi begini?"Apa yang terjadi tadi?" Titrus mengerutkan alisnya dengan terkejut. Di atas arena, ada seseorang yang tergeletak karena keracunan, ada seseorang yang kepalanya ditebas, satu lagi dadanya hancur. Ket
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras