Share

Bab 807

"Hm?" Suara yang tiba-tiba terdengar ini membuat ketiga orang itu terpelongo. Mereka menoleh ke arah sumber suara bersama-sama. Mereka melihat Luther sedang berdiri dengan kedua tangan di belakang punggungnya di tengah arena. Wajahnya tampak tenang dan dingin.

"Apa katamu tadi, Nak? Aku kurang jelas mendengarnya." Pria bergolok memicingkan matanya dengan ekspresi marah.

"Kubilang, kalian bertiga maju sama-sama saja. Dengan begitu, kita bisa hemat waktu dan kalian nggak perlu berebutan lagi, bukankah itu lebih bagus?" tanya Luther dengan tenang. Begitu ucapan itu dilontarkan, semua orang langsung gempar.

"Sialan! Orang ini sudah gila ya? Dia nggak mau hidup lagi?"

"Huh! Nggak tahu diri!"

Semua orang menunjuk dan membicarakan hal ini dengan riuh. Mereka menatap Luther seakan-akan sedang melihat orang bodoh.

"Kak, menurutmu orang ini bodoh ya? Satu lawan satu saja dia nggak bisa menang, apalagi tiga lawan satu? Konyol sekali!" kata pria bergolok sambil tertawa sinis.

"Orang itu cuma cari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status