"Jalang sialan! Aku akan menghabisimu!" Sambil menyentuh wajahnya yang panas, Martien marah besar dan langsung melompat ke depan. Namun, Ariana bereaksi dengan cepat dan langsung menendang selangkangan Martien."Argh!" Martien berteriak kesakitan sambil memegang selangkangannya dan berjongkok. Wajahnya semakin memerah menahan rasa sakit."Menjijikkan!" cibir Ariana, lalu dia berbalik dan keluar dari ruangan. Setelah itu, dia bertemu dengan Luther yang sedang menguping di depan pintu dan berkata dengan tidak sabaran, "Apa yang kamu lakukan?""Tidak apa-apa, aku hanya takut kamu dilecehkan," jawab Luther sambil mengangkat bahunya.Melihat Martien yang terkapar di lantai sambil mengerang kesakitan, tebersit kilatan dingin pada tatapan Luther. Untung saja tadi Ariana yang menanganinya. Jika Luther sendiri yang turun tangan, dia pasti akan menghancurkan kedua tangan si gendut ini!"Sudah selesai urusannya, ayo pergi." Ariana malas menjelaskan lebih lanjut dan melangkah keluar dengan sepatu
"Siapa yang berani berbuat onar di daerah kekuasaanku? Sudah bosan hidup, ya?" Stalin berjalan masuk dengan berwibawa sambil mengisap cerutunya. Di mana pun dia lewat, semua orang berusaha menghindar karena takut akan terlibat dengannya.Bahkan, wajah Ariana juga tampak sangat muram sekarang. Meskipun Adi sudah meninggal, Stalin mewarisi semua kekuasaannya. Selain itu, tampaknya dia semakin sukses sekarang. Ditambah dengan Darwin sebagai pendukungnya, tidak ada orang yang berani mencari masalah dengan Stalin sekarang."Kamu keluar dari pintu samping, aku akan mengulur waktu untukmu di sini!" Ariana maju selangkah dan mengadang di hadapan Luther. Dengan status Ariana sekarang, Stalin tidak akan berani bertindak gegabah terhadapnya.Namun, hal itu tidak berlaku bagi Luther. Tanpa kekuasaan dan latar belakang, dia akan gawat kalau sampai jatuh di tangan Stalin!"Mau pergi ke mana? Sekarang Tuan Stalin sudah datang, nggak akan ada seorang pun yang bisa menolongmu lagi! Bersiaplah untuk mat
Tidak, mustahil! Begitu pemikiran tersebut melintas di benak Ariana, dia langsung menepisnya. Luther hanya orang biasa, selain penampilannya yang tampan, dia tidak punya kelebihan lainnya.Sementara itu, Stalin bukan hanya pewaris Tuan Adi, dia juga merupakan pimpinan Grup Prosper yang memiliki ratusan anak buah di bawahnya. Mana mungkin dia akan takut pada Luther? Ariana merasa bahwa pikirannya ini terlalu berlebihan.Stalin terus-menerus memukul dan menendang Martien hingga muntah darah. Stalin terpaksa melakukan hal ini karena takut Luther akan marah dan membunuhnya."Tuan Stalin, maafkan aku! Jangan pukul lagi ... kumohon hentikan!" teriak Martien sambil menangis tersedu-sedu.Stalin melirik Luther sekilas. Setelah melihat bahwa tatapan Luther sudah tampak mereda, dia baru menghentikan pukulannya. Untung saja ada Martien sebagai pelampiasan baginya. Jika tidak, Stalin pasti akan dalam bahaya."Apa gunanya kamu minta maaf padaku? Kalau Bu Ariana nggak memaafkanmu, kamu harus mati ha
Siang harinya di Vila Palem Kencana, Bianca sedang menikmati teh dengan Darwo."Bianca, apa kamu masih ingat dengan taruhan kita waktu itu? Sekarang batas waktu 3 hari sudah tiba, aku masih baik-baik saja. Bukankah seharusnya kamu menepati janjimu?" ujar Darwo sambil menyesap teh dan tersenyum."Paman Darwo, kenapa terburu-buru? Masih ada waktu setengah hari sebelum mencapai masa tenggat 3 hari," balas Bianca dengan tenang."Hehe ... kamu nggak benar-benar percaya dengan penipu itu, 'kan?" Darwo merasa konyol dan berkata, "Aku telah belajar seni bela diri selama bertahun-tahun, masa aku nggak tahu dengan tubuhku sendiri? Lihatlah, apa aku kelihatannya seperti sedang sakit?""Aku tidak tahu apakah memang ada penyakit atau tidak, tetapi aku percaya dengan penilaian Luther," ucap Bianca sambil tersenyum."Huh! Entah racun apa yang diberikan oleh pemuda itu padamu. Kenapa kamu begitu percaya padanya?" tanya Darwo tidak mengerti."Mungkin karena berjodoh ...." Mengingat penampilan Luther, B
Setelah mendengar perkataan Luther, semua orang terdiam sejenak. Tidak ada yang menyangka bahwa Luther begitu arogan dan sama sekali tidak memedulikan mereka."Nak, apa kamu tahu apa yang sedang kamu katakan?" Darwo menggertakkan giginya. Wajahnya tampak mengerikan karena menahan rasa sakit.Jangankan di kota kecil seperti Jiloam, Darwo adalah tokoh berpengaruh yang sangat dihormati di seluruh provinsi. Namun, sekarang pemuda ini malah berani berbicara seperti ini padanya? Besar sekali nyalinya!"Tentu saja aku tahu apa yang aku katakan. Justru kalian yang tidak sadar betapa seriusnya masalah ini. Hanya aku yang bisa menyembuhkan penyakitmu itu!" kata Luther dengan nada dingin."Nak! Jangan mengira hanya karena bisa melakukan sedikit trik murahan, kamu sudah layak menjadi seorang tabib hebat! Sebelum aku marah, sebaiknya kamu jangan keterlaluan!" ancam Darwo."Benar! Kalau kamu tidak menyembuhkan bosku, aku akan menghabisimu hari ini!" timpal pengawalnya ikut mengancam."Mau menghabisi
Luther tidak tertarik dengan uang ataupun harta berharga. Namun, jika membicarakan masalah obat-obatan langka, itulah yang paling dibutuhkan Luther saat ini. Tubuh pemabuk tua itu semakin hari semakin memburuk. Kemungkinan besar, dia tidak akan bisa bertahan hingga akhir tahun ini.Oleh karena itu, Luther berusaha mengumpulkan 5 buah Rumput Hati Naga itu untuk menyembuhkan penyakitnya."Aku sangat pemilih dalam hal obat-obatan. Obat berharga yang kamu kumpulkan itu belum tentu berguna bagiku." Luther akhirnya mulai buka suara."Aku akan mencarikan obat apa pun yang kamu inginkan!" Darwo langsung memberikan jaminan."Apa kamu punya Buah Mistis Merah?" tanya Luther."Tidak ada ...," jawab Darwo seraya menggeleng."Bagaimana dengan Bunga Kristal Darah?""Tidak ada juga.""Kalau Jamur Ganoderma Tujuh Warna?""Nak, aku bahkan nggak pernah mendengar semua bahan obat-obatan yang kamu sebutkan itu," balas Darwo dengan wajah murung."Kalau begitu seharusnya kamu pernah mendengar ginseng berusia
"Bagaimana, Paman Darwo? Apa kamu puas dengan keterampilan medis Luther?" ujar Bianca dengan bangga. Bagaimanapun, ini adalah pria yang disukainya."Tak kusangka, pil sekecil ini punya khasiat yang begitu ajaib?"Mata Darwo seketika berbinar ketika berkata, "Nak, apa nama pil ini? Apa kamu boleh memberiku beberapa butir lagi? Aku akan membelinya dengan harga tinggi!""Nama pil ini adalah Pil Emas Hitam. Ini adalah resep rahasia. Lantaran bahan-bahannya sangat berharga, aku hanya punya 1 butir saja," balas Luther."Tidak apa-apa, kamu bisa menjual resepnya padaku," ujar Darwo tidak ingin menyerah.Sebagai seorang pemimpin dalam industri obat-obatan, Darwo sangat menyadari nilai dari pil ajaib ini. Jika bisa diproduksi dalam jumlah besar, pil ini akan menghasilkan keuntungan besar."Seperti yang kukatakan, ini adalah formula rahasia. Jadi, tentu saja aku tidak bisa menjualnya," Luther berkata sambil tiba-tiba mengubah arah pembicaraan, "Tentu saja, kalau kamu bisa menemukan satu tanaman
"Kamu tidak sedang bercanda, 'kan? Butuh 10 miliar untuk jadi VIP kelas atas?" Keenan terkejut."Benar! Kenapa kalian tidak pergi merampok saja?" Helen menjadi marah karena merasa malu. Untung saja tadi Helen menarik kembali kartunya dengan cepat. Jika tidak, limit kartunya akan digesek sampai habis."Ini adalah peraturan yang ditetapkan oleh bos kami. Kalau kamu merasa harganya mahal, kamu boleh memilih menjadi VIP biasa sebagai pilihan lain," jawab pelayan itu dengan ekspresi yang masih sama seperti sebelumnya."Kalau begitu, harus membayar berapa untuk menjadi VIP biasa?" tanya Helen."Dengan membayar 2 miliar sudah bisa menjadi VIP biasa," jelas pelayan itu."Dua miliar? Itu juga sama mahalnya! Kami hanya makan saja, tidak akan menghabiskan begitu banyak uang. Bagaimana kalau kamu beri kami sedikit kelonggaran? Aku akan memberimu insentif nanti!" Jika tahu Restoran Bumantara begitu mahal, Helen tidak mungkin akan memilih tempat seperti ini."Maaf, kami hanya melayani VIP." Pelayan