Setelah beberapa saat, wajah Ariana sudah sepenuhnya menjadi merah dan bercucuran keringat. Tatapannya yang penuh dendam itu membuat Luther bergidik ngeri.Bukankah dia hanya mengoleskan obat? Kenapa seolah-olah dia telah menindas Ariana?"Sudah cukup belum lihatnya? Kalau sudah cukup, keluarlah!" Ariana menutup tubuhnya dengan selimut. Pinggangnya yang ramping dan bokongnya yang montok, membentuk lekuk tubuh yang sangat memikat."Kamu ambil saja dulu obat ini. Setelah mengoleskannya selama 3 sampai 5 hari, bekas lukamu akan menghilang." Luther tidak berani banyak bicara. Setelah meletakkan botol obat tersebut, dia keluar sambil menundukkan kepala.Setelah belasan menit kemudian, Ariana berjalan keluar dari kamar dengan berpakaian rapi. Berbeda dengan sikapnya yang malu-malu dan marah tadinya, kini Ariana tampak dingin seperti biasanya. Dia bersikap seolah-olah tidak ada apa pun yang terjadi."Pinjam ponselmu, aku mau menelepon," kata Ariana sembari mengulurkan tangannya kepada Luther
"Jalang sialan! Aku akan menghabisimu!" Sambil menyentuh wajahnya yang panas, Martien marah besar dan langsung melompat ke depan. Namun, Ariana bereaksi dengan cepat dan langsung menendang selangkangan Martien."Argh!" Martien berteriak kesakitan sambil memegang selangkangannya dan berjongkok. Wajahnya semakin memerah menahan rasa sakit."Menjijikkan!" cibir Ariana, lalu dia berbalik dan keluar dari ruangan. Setelah itu, dia bertemu dengan Luther yang sedang menguping di depan pintu dan berkata dengan tidak sabaran, "Apa yang kamu lakukan?""Tidak apa-apa, aku hanya takut kamu dilecehkan," jawab Luther sambil mengangkat bahunya.Melihat Martien yang terkapar di lantai sambil mengerang kesakitan, tebersit kilatan dingin pada tatapan Luther. Untung saja tadi Ariana yang menanganinya. Jika Luther sendiri yang turun tangan, dia pasti akan menghancurkan kedua tangan si gendut ini!"Sudah selesai urusannya, ayo pergi." Ariana malas menjelaskan lebih lanjut dan melangkah keluar dengan sepatu
"Siapa yang berani berbuat onar di daerah kekuasaanku? Sudah bosan hidup, ya?" Stalin berjalan masuk dengan berwibawa sambil mengisap cerutunya. Di mana pun dia lewat, semua orang berusaha menghindar karena takut akan terlibat dengannya.Bahkan, wajah Ariana juga tampak sangat muram sekarang. Meskipun Adi sudah meninggal, Stalin mewarisi semua kekuasaannya. Selain itu, tampaknya dia semakin sukses sekarang. Ditambah dengan Darwin sebagai pendukungnya, tidak ada orang yang berani mencari masalah dengan Stalin sekarang."Kamu keluar dari pintu samping, aku akan mengulur waktu untukmu di sini!" Ariana maju selangkah dan mengadang di hadapan Luther. Dengan status Ariana sekarang, Stalin tidak akan berani bertindak gegabah terhadapnya.Namun, hal itu tidak berlaku bagi Luther. Tanpa kekuasaan dan latar belakang, dia akan gawat kalau sampai jatuh di tangan Stalin!"Mau pergi ke mana? Sekarang Tuan Stalin sudah datang, nggak akan ada seorang pun yang bisa menolongmu lagi! Bersiaplah untuk mat
Tidak, mustahil! Begitu pemikiran tersebut melintas di benak Ariana, dia langsung menepisnya. Luther hanya orang biasa, selain penampilannya yang tampan, dia tidak punya kelebihan lainnya.Sementara itu, Stalin bukan hanya pewaris Tuan Adi, dia juga merupakan pimpinan Grup Prosper yang memiliki ratusan anak buah di bawahnya. Mana mungkin dia akan takut pada Luther? Ariana merasa bahwa pikirannya ini terlalu berlebihan.Stalin terus-menerus memukul dan menendang Martien hingga muntah darah. Stalin terpaksa melakukan hal ini karena takut Luther akan marah dan membunuhnya."Tuan Stalin, maafkan aku! Jangan pukul lagi ... kumohon hentikan!" teriak Martien sambil menangis tersedu-sedu.Stalin melirik Luther sekilas. Setelah melihat bahwa tatapan Luther sudah tampak mereda, dia baru menghentikan pukulannya. Untung saja ada Martien sebagai pelampiasan baginya. Jika tidak, Stalin pasti akan dalam bahaya."Apa gunanya kamu minta maaf padaku? Kalau Bu Ariana nggak memaafkanmu, kamu harus mati ha
Siang harinya di Vila Palem Kencana, Bianca sedang menikmati teh dengan Darwo."Bianca, apa kamu masih ingat dengan taruhan kita waktu itu? Sekarang batas waktu 3 hari sudah tiba, aku masih baik-baik saja. Bukankah seharusnya kamu menepati janjimu?" ujar Darwo sambil menyesap teh dan tersenyum."Paman Darwo, kenapa terburu-buru? Masih ada waktu setengah hari sebelum mencapai masa tenggat 3 hari," balas Bianca dengan tenang."Hehe ... kamu nggak benar-benar percaya dengan penipu itu, 'kan?" Darwo merasa konyol dan berkata, "Aku telah belajar seni bela diri selama bertahun-tahun, masa aku nggak tahu dengan tubuhku sendiri? Lihatlah, apa aku kelihatannya seperti sedang sakit?""Aku tidak tahu apakah memang ada penyakit atau tidak, tetapi aku percaya dengan penilaian Luther," ucap Bianca sambil tersenyum."Huh! Entah racun apa yang diberikan oleh pemuda itu padamu. Kenapa kamu begitu percaya padanya?" tanya Darwo tidak mengerti."Mungkin karena berjodoh ...." Mengingat penampilan Luther, B
Setelah mendengar perkataan Luther, semua orang terdiam sejenak. Tidak ada yang menyangka bahwa Luther begitu arogan dan sama sekali tidak memedulikan mereka."Nak, apa kamu tahu apa yang sedang kamu katakan?" Darwo menggertakkan giginya. Wajahnya tampak mengerikan karena menahan rasa sakit.Jangankan di kota kecil seperti Jiloam, Darwo adalah tokoh berpengaruh yang sangat dihormati di seluruh provinsi. Namun, sekarang pemuda ini malah berani berbicara seperti ini padanya? Besar sekali nyalinya!"Tentu saja aku tahu apa yang aku katakan. Justru kalian yang tidak sadar betapa seriusnya masalah ini. Hanya aku yang bisa menyembuhkan penyakitmu itu!" kata Luther dengan nada dingin."Nak! Jangan mengira hanya karena bisa melakukan sedikit trik murahan, kamu sudah layak menjadi seorang tabib hebat! Sebelum aku marah, sebaiknya kamu jangan keterlaluan!" ancam Darwo."Benar! Kalau kamu tidak menyembuhkan bosku, aku akan menghabisimu hari ini!" timpal pengawalnya ikut mengancam."Mau menghabisi
Luther tidak tertarik dengan uang ataupun harta berharga. Namun, jika membicarakan masalah obat-obatan langka, itulah yang paling dibutuhkan Luther saat ini. Tubuh pemabuk tua itu semakin hari semakin memburuk. Kemungkinan besar, dia tidak akan bisa bertahan hingga akhir tahun ini.Oleh karena itu, Luther berusaha mengumpulkan 5 buah Rumput Hati Naga itu untuk menyembuhkan penyakitnya."Aku sangat pemilih dalam hal obat-obatan. Obat berharga yang kamu kumpulkan itu belum tentu berguna bagiku." Luther akhirnya mulai buka suara."Aku akan mencarikan obat apa pun yang kamu inginkan!" Darwo langsung memberikan jaminan."Apa kamu punya Buah Mistis Merah?" tanya Luther."Tidak ada ...," jawab Darwo seraya menggeleng."Bagaimana dengan Bunga Kristal Darah?""Tidak ada juga.""Kalau Jamur Ganoderma Tujuh Warna?""Nak, aku bahkan nggak pernah mendengar semua bahan obat-obatan yang kamu sebutkan itu," balas Darwo dengan wajah murung."Kalau begitu seharusnya kamu pernah mendengar ginseng berusia
"Bagaimana, Paman Darwo? Apa kamu puas dengan keterampilan medis Luther?" ujar Bianca dengan bangga. Bagaimanapun, ini adalah pria yang disukainya."Tak kusangka, pil sekecil ini punya khasiat yang begitu ajaib?"Mata Darwo seketika berbinar ketika berkata, "Nak, apa nama pil ini? Apa kamu boleh memberiku beberapa butir lagi? Aku akan membelinya dengan harga tinggi!""Nama pil ini adalah Pil Emas Hitam. Ini adalah resep rahasia. Lantaran bahan-bahannya sangat berharga, aku hanya punya 1 butir saja," balas Luther."Tidak apa-apa, kamu bisa menjual resepnya padaku," ujar Darwo tidak ingin menyerah.Sebagai seorang pemimpin dalam industri obat-obatan, Darwo sangat menyadari nilai dari pil ajaib ini. Jika bisa diproduksi dalam jumlah besar, pil ini akan menghasilkan keuntungan besar."Seperti yang kukatakan, ini adalah formula rahasia. Jadi, tentu saja aku tidak bisa menjualnya," Luther berkata sambil tiba-tiba mengubah arah pembicaraan, "Tentu saja, kalau kamu bisa menemukan satu tanaman
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka
"Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan
Tak ada waktu untuk ragu, Wirya segera menerjang ke depan, meraih kembali Jaring Naga yang terlempar, dan menekan Loland sekali lagi dengan sekuat tenaga."Semua maju! Kita harus menahannya!" Merasa tekanan luar biasa dari lawannya, Wirya berteriak keras dan mengerahkan kekuatannya hingga batasnya. Otot-ototnya sampai menegang dan urat-uratnya menonjol.Wirya mungkin berhasil menekan Loland, tetapi para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum tak sanggup menahannya. Dengan perlawanan yang semakin ganas, lebih dari 10 orang yang bergelantungan di Jaring Naga terombang-ambing seperti boneka.Ada yang terlempar ke pohon, ada yang menabrak dinding. Dalam beberapa kali guncangan, jaring itu pun kembali terlempar.Beberapa anggota Tim Penegak Hukum mencoba maju untuk membantu, tetapi mereka justru dibentur tubuh rekan-rekan mereka yang terpental, lalu ikut terlempar.Di hadapan kekuatan fisik luar biasa Loland, kekuatan mereka semua tak ada artinya, apalagi para pengawal biasa.Dari semua oran
Jika Loland berada dalam kondisi puncaknya, mungkin Wirya masih akan merasa sedikit waspada.Namun, saat ini lawannya terkena Racun Uzur dan basis kultivasinya telah merosot, bahkan masih terus melemah. Ini adalah kesempatan yang tidak boleh disia-siakan untuk menangkapnya dalam satu serangan."Minggir semua!" Melihat para prajurit mengepungnya, Loland membentak, lalu mengangkat tangannya dan menghantam tanah dengan keras.Duar! Suara ledakan bergema, menyebabkan tanah bergetar hebat. Dalam radius puluhan meter dengan Loland sebagai pusatnya, tanah langsung retak, menciptakan pola seperti jaring laba-laba.Bersamaan dengan itu, gelombang kejut yang dahsyat menyapu sekitarnya. Di mana pun gelombang kejut itu lewat, debu beterbangan, dinding runtuh, dan seluruh aula konferensi hancur berantakan.Para prajurit elite dari Tim Penegak Hukum yang maju langsung terpental seperti layang-layang putus, lalu jatuh bergulingan dengan kondisi yang mengenaskan.Bahkan Wirya, yang merupakan kapten, t
Huston berbicara dengan sangat tegas dan berwibawa sampai Loland pun tertegun sejenak oleh auranya yang begitu kuat dan mengernyitkan alis, tetapi dia segera menenangkan dirinya kembali.Ekspresi Loland tetap tenang saat melirik dokumen-dokumen bukti yang berserakan di lantai, melainkan berkata dengan sangat tenang, "Pangeran Huston, orang-orang yang mati ini hanya orang biasa saja, apa perlu sampai begitu heboh? Aku nggak percaya tanganmu nggak pernah ternoda darah seseorang."Loland merasa dia sudah berjuang mati-matian untuk posisinya saat ini juga demi kehidupan yang lebih baik. Hanya saja, setiap orang memiliki keinginan yang berbeda. Ada yang demi reputasi, mengejar keuntungan, harta kekayaan, tergila-gila pada wanita, dan ada juga yang terobsesi dengan kekayaan serta menikmati penghormatan dari orang lain.Untuk mencapai semua itu, terkadang seseorang harus melakukan hal-hal yang tidak terhormat. Ini sudah menjadi peraturan tak tertulis di kalangan pejabat dan semua pejabat juga
Weker yang wajahnya pucat pun diseret pergi. Sejak kejahatannya terungkap, dia sudah dipastikan akan musnah dan bahkan seluruh keluarganya juga akan dihukum. Semua orang yang bersalah akan diadili dan yang tidak bersalah juga akan diminta pertanggungjawabannya jika pernah menikmati hasil kejahatannya. Bisa dibilang, seluruh keluarganya akan mengalami pembersihan besar-besaran."Wirya, sudah saatnya mengundang tamu utama kita," perintah Huston lagi setelah bekas darah di lantai sudah dibersihkan. Setelah membereskan Weker, target interogasi selanjutnya adalah Loland. Dibandingkan Weker, Loland jauh lebih sulit untuk dihadapi. Bagaimanapun juga, Loland memegang kekuasaan militer yang besar, bisa menjadi masalah besar jika Loland melawan karena merasa terdesak."Aku mengerti."Wirya merespons sambil memberi hormat, lalu segera memerintah bawahannya, "Panggil beberapa orang lagi dan ikuti aku."Loland meraih kedudukannya sebagai seorang jenderal besar dengan prestasinya yang mampu menghada
"Berengsek! Setelah melihat semua bukti kejahatan ini, apa lagi yang ingin kamu katakan?" teriak Huston dengan nada muram.Weker yang sudah ketakutan sampai berkeringat dingin pun berkata dengan terbata-bata, "Pangeran Huston, tolong dengar penjelasanku .... Semua ini palsu, pasti ada orang yang ingin menjebakku. Aku sudah taat hukum selama bertahun-tahun ini, mana mungkin aku melakukan hal kotor seperti ini.""Buktinya sudah jelas, kamu masih berani membantah? Aku rasa kamu nggak akan menyerah kalau nggak terdesak."Huston melambaikan tangannya dan memerintah, "Pengawal, seret dia ke penjara bawah tanah dan siksa dia. Aku ingin lihat seberapa keras mulutnya.""Siap!" jawab sekelompok Tim Penegak Hukum yang langsung masuk dan mengepung Weker.Melihat keadaan itu, Weker akhirnya menjadi panik. Dia langsung berlutut dan mulai terus memohon ampun, "Pangeran Huston, aku mengaku salah. Aku hanya khilaf sesaat. Mohon Pangeran Huston mengingat jasaku yang sudah mengabdi pada Atlandia selama b