"Bagaimana, Paman Darwo? Apa kamu puas dengan keterampilan medis Luther?" ujar Bianca dengan bangga. Bagaimanapun, ini adalah pria yang disukainya."Tak kusangka, pil sekecil ini punya khasiat yang begitu ajaib?"Mata Darwo seketika berbinar ketika berkata, "Nak, apa nama pil ini? Apa kamu boleh memberiku beberapa butir lagi? Aku akan membelinya dengan harga tinggi!""Nama pil ini adalah Pil Emas Hitam. Ini adalah resep rahasia. Lantaran bahan-bahannya sangat berharga, aku hanya punya 1 butir saja," balas Luther."Tidak apa-apa, kamu bisa menjual resepnya padaku," ujar Darwo tidak ingin menyerah.Sebagai seorang pemimpin dalam industri obat-obatan, Darwo sangat menyadari nilai dari pil ajaib ini. Jika bisa diproduksi dalam jumlah besar, pil ini akan menghasilkan keuntungan besar."Seperti yang kukatakan, ini adalah formula rahasia. Jadi, tentu saja aku tidak bisa menjualnya," Luther berkata sambil tiba-tiba mengubah arah pembicaraan, "Tentu saja, kalau kamu bisa menemukan satu tanaman
"Kamu tidak sedang bercanda, 'kan? Butuh 10 miliar untuk jadi VIP kelas atas?" Keenan terkejut."Benar! Kenapa kalian tidak pergi merampok saja?" Helen menjadi marah karena merasa malu. Untung saja tadi Helen menarik kembali kartunya dengan cepat. Jika tidak, limit kartunya akan digesek sampai habis."Ini adalah peraturan yang ditetapkan oleh bos kami. Kalau kamu merasa harganya mahal, kamu boleh memilih menjadi VIP biasa sebagai pilihan lain," jawab pelayan itu dengan ekspresi yang masih sama seperti sebelumnya."Kalau begitu, harus membayar berapa untuk menjadi VIP biasa?" tanya Helen."Dengan membayar 2 miliar sudah bisa menjadi VIP biasa," jelas pelayan itu."Dua miliar? Itu juga sama mahalnya! Kami hanya makan saja, tidak akan menghabiskan begitu banyak uang. Bagaimana kalau kamu beri kami sedikit kelonggaran? Aku akan memberimu insentif nanti!" Jika tahu Restoran Bumantara begitu mahal, Helen tidak mungkin akan memilih tempat seperti ini."Maaf, kami hanya melayani VIP." Pelayan
"Hah? Bos?" Keenan langsung tercengang dan tidak bisa meresponsnya."Apa kamu sedang bercanda? Mana mungkin orang ini bisa menjadi bos?" Ekspresi wajah Helen juga terlihat tidak percaya."Kenapa tidak mungkin? Jangan meremehkan orang! Aku belum pernah melihat orang sesombong kalian. Berani-beraninya kalian membuat keributan di sini!" Ekspresi manajer itu terlihat tidak ramah.Saat berada di dalam ruangan, manajer itu telah melihat semuanya dengan jelas. Mantan bos mereka, Darwo, telah mengalihkan seluruh Hotel Bumantara kepada Luther."Nggak mungkin! Orang ini nggak punya uang, mana mungkin dia bisa membuka restoran?" ujar Keenan dengan terkejut."Kamu tidak usah mengkhawatirkan dari mana aku mendapatkan uangnya. Kamu hanya perlu tahu, restoran ini sekarang milikku. Jadi, aku yang mengusir kalian," kata Luther dengan tenang.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Helen dan putranya langsung berubah menjadi muram. Awalnya, mereka ingin terlihat berkuasa di depan Luther dengan memanfa
Saat itu, di posisi yang dekat dengan jendela di Restoran Bumantara. Helen dan putranya masih terus menggerutu. "Tidak disangka, Luther yang tidak berguna itu malah menjadi bos. Benar-benar mengejutkan!" Keenan merasa tidak puas."Huh! Dia hanya seorang penipu! Kalau Nona Bianca tidak membantunya, bagaimana mungkin dia bisa sehebat hari ini?" Helen cemberut."Benar! Setelah Nona Bianca bosan nanti, dia pasti akan mengusir Luther. Kita lihat apa dia masih bisa sombong nanti!" Ekspresi Keenan terlihat cemburu."Pria yang mengandalkan wanita untuk naik jabatan, pada akhirnya tidak akan berguna. Hanya pria seperti Carlos yang berbakat dan berpengetahuan luas, baru benar-benar hebat!" Helen mulai memuji Carlos dan menghina Luther."Kak Carlos, sungguh sayang. Kalau kamu tidak pergi ke luar negeri waktu itu, kamu seharusnya sudah menjadi kakak iparku!" kata Keenan sambil menggelengkan kepalanya."Benar! Carlos, kamu tidak tahu. Sejak kamu pergi belajar ke luar negeri, Ariana merasa sakit hat
Ariana berbalik dan melihat bahwa Luther sedang berjalan ke arah mereka, lalu bertanya, "Apa maksudmu?""Ada obat dalam minumanmu. Kalau kamu minum itu, kamu akan dicelakai orang," Luther memperingatkan."Obat?" Ariana mengerutkan kening, lalu melirik Carlos."Luther, apa kamu ada salah paham?" Wajah Carlos menjadi agak kaku, tetapi dia segera menenangkan diri dan menunjukkan ekspresi normal."Kamu paling jelas apakah masalah ini memang kesalahpahaman atau bukan," Luther berkata dengan suara dingin."Ariana, apakah menurutmu aku orang yang selicik itu?" Carlos berbalik dan menatapnya dengan wajah tulus.Ariana melihat kedua orang itu secara bergantian, lalu bertanya, "Luther, apa kamu punya bukti?""Manajer restoran melihatnya dengan mata kepala sendiri, dia bisa bersaksi," kata Luther."Benar! Saya melihatnya dengan jelas, dia yang mencampurkan obat ke dalam minuman!" Manajer itu menunjuk Carlos."Semua orang tahu bahwa kalian bersekongkol. Kalau kalian berdua mau menuduhku, aku juga
Melihat ekspresi marah Ariana dan mendengar kata-kata yang menyakitkan itu, Luther terdiam di tempat dan tidak bisa berkata-kata. Anggur yang tumpah di wajahnya mengalir turun ke dagu dan menetes ke lantai, membuat penampilannya tampak menyedihkan.Luther mengira bahwa hubungan mereka telah membaik, tetapi nyatanya, masih saja begitu rapuh bagaikan kertas."Jadi, menurutmu aku sengaja memfitnahnya?" Luther mengerutkan kening dengan tatapan yang terlihat rumit. "Apakah menurutmu aku begitu tidak layak dipercaya?""Ya!" jawab Ariana spontan. Detik berikutnya, dia segera menyesali jawabannya itu. Namun, karena merasa gengsi, dia tidak bisa menjelaskan isi hatinya."Hehe ... baiklah, akhirnya kamu mengungkapkan perasaanmu." Luther tersenyum sinis, wajahnya penuh dengan kekecewaan. "Tampaknya aku terlalu ikut campur urusanmu. Siapa sangka setelah bertahun-tahun, perasaanmu masih belum berubah.""Apa yang kamu bicarakan?" Ariana mengerutkan kening."Apa ucapanku salah?" tanya Luther. "Sebelu
Keesokan paginya di Vila Palem Kencana.Ketika Luther memasuki vila tersebut, dia melihat bahwa selain Bianca, masih ada seorang pria paruh baya bertubuh kekar di sana. Pria itu memakai jas hitam dengan otot-ototnya yang kuat serta kedua telapak tangannya yang kapalan. Jelas sekali pria itu adalah seorang ahli seni bela diri."Tuan Luther, maaf merepotkanmu lagi kali ini," ucap Bianca sambil berdiri menyambutnya."Kita adalah teman, tidak perlu sungkan. Lagi pula, dia secara khusus menyuruhku ke sana, aku juga tidak mungkin menghindarinya." Luther tersenyum tipis. Sejak Belinda diculik kemarin, anak buah Darwin secara khusus menyuruhnya untuk ke sana."Tuan Luther, biar kuperkenalkan dulu. Orang ini adalah Levi Gunawan, ahli bela diri yang diutus oleh Keluarga Caonata dari pusat." Bianca mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan pria paruh baya tersebut."Pak Levi, senang berkenalan dengan Anda." Luther mengangguk dengan rendah hati."Kamu yang namanya Luther?" Levi menengadah dan men
Pak Levi, siapa yang mengizinkanmu berbicara?" Bianca mengerutkan alisnya dengan kesal. Dia bahkan belum bersuara, tetapi Levi malah menyetujui dengan seenaknya. Benar-benar tak tahu aturan!"Nona, untuk apa kamu takut pada mereka? Mereka hanya sekelompok pecundang, aku bisa menghabisi mereka semua dengan mudah sendirian." Levi sangat percaya diri. Dia sama sekali tidak menyadari kesalahannya sendiri."Apa kamu pernah memikirkan konsekuensinya kalau kalah?" tanya Bianca seraya menyipitkan mata."Jangan bercanda, mana mungkin aku kalah? Buka matamu lebar-lebar, lihat saja kehebatanku nanti!" ujar Levi dengan angkuh."Nona Bianca, sekarang kamu hanya punya dua pilihan. Pertama adalah ikuti aturan jalanan dengan mempertaruhkan seluruh asetmu. Kedua, gunakan setengah dari asetmu untuk menebus adikmu." Melihat ada kesempatan, Darwin kembali mengingatkannya.'"Aku bisa menyetujuinya, tapi kamu harus melepas adikku dulu," ujar Bianca dengan dingin. Tentu saja Bianca tahu bahwa ini adalah jeba
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya
Saat energi hitam itu masuk ke tubuh, pria tua berpakaian abu itu merasakan sakit yang dahsyat, seolah-olah digerogoti oleh sesuatu. Bukan hanya tubuhnya yang sakit, tetapi juga jiwanya."Berengsek! Keluar kamu!" Pria tua berpakaian abu itu berteriak sambil mencoba mengeluarkan energi hitam dari dalam tubuhnya.Namun, energi hitam itu malah terus bergejolak hebat di dalam tubuhnya, bahkan terus melahap vitalitas dan energi astralnya. Jika terus seperti ini, dia akan diisap hingga kering dalam waktu kurang dari tiga menit."Nggak mau keluar, 'kan? Oke, kita mati bersama!" Pria tua itu sungguh murka. Dia membulatkan tekadnya untuk mempertaruhkan nyawanya.Saat berikutnya, dia mengangkat tangannya. Sejumlah Jimat Magis terbang dan membentuk formasi di atas kepalanya. Ketika formasi itu berputar, awan halilintar hitam terbentuk. Guntur bergemuruh, membuat suasana makin mencekam.Formasi ini didasarkan pada halilintar. Jika dibandingkan dengan serangan tapak, kekuatan formasi ini jauh lebih