Ariana berbalik dan melihat bahwa Luther sedang berjalan ke arah mereka, lalu bertanya, "Apa maksudmu?""Ada obat dalam minumanmu. Kalau kamu minum itu, kamu akan dicelakai orang," Luther memperingatkan."Obat?" Ariana mengerutkan kening, lalu melirik Carlos."Luther, apa kamu ada salah paham?" Wajah Carlos menjadi agak kaku, tetapi dia segera menenangkan diri dan menunjukkan ekspresi normal."Kamu paling jelas apakah masalah ini memang kesalahpahaman atau bukan," Luther berkata dengan suara dingin."Ariana, apakah menurutmu aku orang yang selicik itu?" Carlos berbalik dan menatapnya dengan wajah tulus.Ariana melihat kedua orang itu secara bergantian, lalu bertanya, "Luther, apa kamu punya bukti?""Manajer restoran melihatnya dengan mata kepala sendiri, dia bisa bersaksi," kata Luther."Benar! Saya melihatnya dengan jelas, dia yang mencampurkan obat ke dalam minuman!" Manajer itu menunjuk Carlos."Semua orang tahu bahwa kalian bersekongkol. Kalau kalian berdua mau menuduhku, aku juga
Melihat ekspresi marah Ariana dan mendengar kata-kata yang menyakitkan itu, Luther terdiam di tempat dan tidak bisa berkata-kata. Anggur yang tumpah di wajahnya mengalir turun ke dagu dan menetes ke lantai, membuat penampilannya tampak menyedihkan.Luther mengira bahwa hubungan mereka telah membaik, tetapi nyatanya, masih saja begitu rapuh bagaikan kertas."Jadi, menurutmu aku sengaja memfitnahnya?" Luther mengerutkan kening dengan tatapan yang terlihat rumit. "Apakah menurutmu aku begitu tidak layak dipercaya?""Ya!" jawab Ariana spontan. Detik berikutnya, dia segera menyesali jawabannya itu. Namun, karena merasa gengsi, dia tidak bisa menjelaskan isi hatinya."Hehe ... baiklah, akhirnya kamu mengungkapkan perasaanmu." Luther tersenyum sinis, wajahnya penuh dengan kekecewaan. "Tampaknya aku terlalu ikut campur urusanmu. Siapa sangka setelah bertahun-tahun, perasaanmu masih belum berubah.""Apa yang kamu bicarakan?" Ariana mengerutkan kening."Apa ucapanku salah?" tanya Luther. "Sebelu
Keesokan paginya di Vila Palem Kencana.Ketika Luther memasuki vila tersebut, dia melihat bahwa selain Bianca, masih ada seorang pria paruh baya bertubuh kekar di sana. Pria itu memakai jas hitam dengan otot-ototnya yang kuat serta kedua telapak tangannya yang kapalan. Jelas sekali pria itu adalah seorang ahli seni bela diri."Tuan Luther, maaf merepotkanmu lagi kali ini," ucap Bianca sambil berdiri menyambutnya."Kita adalah teman, tidak perlu sungkan. Lagi pula, dia secara khusus menyuruhku ke sana, aku juga tidak mungkin menghindarinya." Luther tersenyum tipis. Sejak Belinda diculik kemarin, anak buah Darwin secara khusus menyuruhnya untuk ke sana."Tuan Luther, biar kuperkenalkan dulu. Orang ini adalah Levi Gunawan, ahli bela diri yang diutus oleh Keluarga Caonata dari pusat." Bianca mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan pria paruh baya tersebut."Pak Levi, senang berkenalan dengan Anda." Luther mengangguk dengan rendah hati."Kamu yang namanya Luther?" Levi menengadah dan men
Pak Levi, siapa yang mengizinkanmu berbicara?" Bianca mengerutkan alisnya dengan kesal. Dia bahkan belum bersuara, tetapi Levi malah menyetujui dengan seenaknya. Benar-benar tak tahu aturan!"Nona, untuk apa kamu takut pada mereka? Mereka hanya sekelompok pecundang, aku bisa menghabisi mereka semua dengan mudah sendirian." Levi sangat percaya diri. Dia sama sekali tidak menyadari kesalahannya sendiri."Apa kamu pernah memikirkan konsekuensinya kalau kalah?" tanya Bianca seraya menyipitkan mata."Jangan bercanda, mana mungkin aku kalah? Buka matamu lebar-lebar, lihat saja kehebatanku nanti!" ujar Levi dengan angkuh."Nona Bianca, sekarang kamu hanya punya dua pilihan. Pertama adalah ikuti aturan jalanan dengan mempertaruhkan seluruh asetmu. Kedua, gunakan setengah dari asetmu untuk menebus adikmu." Melihat ada kesempatan, Darwin kembali mengingatkannya.'"Aku bisa menyetujuinya, tapi kamu harus melepas adikku dulu," ujar Bianca dengan dingin. Tentu saja Bianca tahu bahwa ini adalah jeba
"Si ... siapa kamu sebenarnya?" Levi yang terkapar di lantai, menunjukkan ekspresi yang terkejut. Dia tidak lagi terlihat angkuh seperti sebelumnya. Jika orang ini bisa mengalahkannya hanya dalam tiga jurus, sudah jelas kemampuannya berada jauh di atas Levi.Namun, masalahnya adalah ... kenapa bisa ada orang sehebat ini di Kota Jiloam yang kecil ini?"Kuberi tahu saja, namaku Farel. Guntur dan Reza yang kalian bunuh sebelumnya itu adalah muridku!" ujar Farel dengan nada dingin."Apa? Kamu adalah Pak Farel?" Tatapan Levi menjadi gusar. Bisa dibilang, nama Farel sangat terkenal. Dia bukan hanya seorang ahli bela diri yang terkenal di Jiloam Timur, tetapi juga merupakan seorang ahli sihir!Dia punya banyak cara untuk membunuh seseorang tanpa terdeteksi. Semua orang akan ketakutan ketika mendengar namanya."Hehe, sepertinya kamu pernah mendengar namaku!" ucap Farel sambil tertawa sinis.Pada saat ini, Levi sudah ketakutan hingga tidak berani bersuara. Jika dia tahu bahwa Farel berada di si
Melihat Farel yang terhempas di dinding, semua orang langsung tercengang dan tidak berani bersuara. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa Farel yang tadinya begitu angkuh dan bisa mengalahkan Levi hanya dalam 3 jurus, sekarang malah kalah begitu saja?Selain itu, dia ditampar hingga terpental bagaikan sebuah bola. Situasi macam apa ini?"Apa …. Mustahil!" Levi membelalakkan matanya dengan terkejut.Perlu diketahui, lawannya adalah Pak Farel, ahli bela diri yang paling terkenal! Siapa sebenarnya bocah itu? Kenapa dia bisa mengalahkannya dalam hitungan detik?"Nggak mungkin, 'kan? Luther menang?" Belinda tampak tidak percaya. Awalnya, dia mengira bahwa Luther sudah pasti akan kalah. Namun, tak disangka Luther bukan hanya menang, kemenangannya ini bahkan sangat telak!Hanya dengan satu tamparan, dia bisa membuat Farel terpental jauh. Kekuatannya ini benar-benar mencengangkan."Pak Farel ... kalah?" Darwin tampak kaget dan gusar. Dia sangat jelas seberapa hebatnya kekuatan Farel. Sulit un
Melihat pisau yang diarahkan di depannya, Luther menyipitkan matanya. Padahal situasinya belum jelas, tetapi Luther sudah dituduh sebagai pengkhianat. Benar-benar aneh."Bi Linda, apa kamu salah paham tentang sesuatu? Luther tidak mungkin menjadi pengkhianat!" jelas Bianca."Salah paham atau bukan, akan kita tentukan setelah menyelidikinya." Linda berkata dengan ekspresi dingin, "Ikat dia dulu. Kalau dia berani melawan, langsung dibunuh!""Langsung dibunuh?"Luther mengernyitkan alisnya. "Masalahnya masih belum diselidiki dengan jelas, tapi kamu sudah bertindak sewenang-wenang. Bukankah ini keterlaluan?""Huh! Demi masa depan Keluarga Caonata, aku bersedia melakukan tindakan yang lebih keterlaluan!" teriak Linda."Kamu sudah memastikan aku adalah pengkhianat?" tanya Luther lagi."Aku tidak perlu memastikannya. Kalau aku bilang kamu adalah pengkhianat, berarti kamu memang pengkhianat!" kata Linda dengan semena-mena.Cara Linda yang tidak masuk akal ini membuat ekspresi Luther perlahan-l
"Tidak mungkin! Ternyata, Bibi Linda adalah pengkhianat."Setelah mendengar perkataan Belinda, semua orang tertegun. Namun, setelah mereka membuka baju para pembunuh dan melihat ada tato yang mirip dengan Linda. Ekspresi semua orang berubah. Ini jelas-jelas bukan kebetulan."Hanya dengan sebuah tato tidak bisa membuktikan apa pun," kata pengawal yang botak itu."Hanya sebuah tato mungkin tidak bisa membuktikan apa pun, tapi bagaimana kalau semua bawahannya juga ada tato itu?"Luther melangkah maju dan membuka baju semua bawahannya Linda. Tidak lama kemudian, semua orang menyadari bahwa semua bawahan Linda memiliki tato yang sama di tubuh mereka. Satu orang saja mungkin hanya kebetulan, tetapi masalahnya sudah jelas jika puluhan orang itu juga ada. Jadi, fakta ada pengkhianat itu memang nyata!"Pantas saja Bibi Linda begitu kejam sejak awal, ternyata dia adalah pengkhianatnya!" Levi merasa terkejut dan marah. Sebagai bagian dari pasukan elite Keluarga Caonata, Levi sangat membenci pengk
Ozias memang kalah, tetapi reputasinya tidak menurun. Para penggemar wanita itu masih terus meneriakkan namanya. Ini adalah situasi yang tidak pernah ada sebelumnya. Ternyata, tampan memang menguntungkan."Tuan Ozias, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Yuki dengan penuh perhatian setelah Ozias kembali ke tempat duduknya."Cuma luka kecil, bukan masalah." Ozias menggeleng sambil tersenyum. Meskipun tersenyum, tatapannya justru terlihat agak sedih.Ozias mengikuti kompetisi ini bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dari orang lain. Masuk delapan besar sudah termasuk hebat, tetapi Ozias masih ingin lebih. Sayangnya, kemampuannya kalah dari orang lain. Hanya saja, dia merasa puas karena lawannya adalah Adam."Kamu sudah sangat hebat. Banyak murid sekte besar kalah darimu. Nggak usah dipikirkan," hibur Elsa."Ya, kamu jauh lebih hebat dariku. Aku saja nggak bisa masuk 16 besar. Lihat dirimu sekarang, kamu menjadi sangat terkenal. Banyak or
Saat berikutnya, cahaya biru berkedip. Perisai petir biru langsung menutupi arena seperti mangkuk terbalik. Gelombang energi yang dihasilkan oleh ledakan itu terus menghantam perisai dengan ganas.Perisai petir biru bergetar tanpa henti. Setelah beberapa saat, situasi baru kembali tenang. Para penonton pun menghela napas lega.Untungnya, reaksi Nabel sangat cepat. Kalau sampai gelombang energi itu mengenai mereka, mereka tidak mungkin bisa menahannya. Bagaimanapun, Adam adalah seorang grandmaster. Satu serangan acaknya saja bisa membunuh mereka.Saat ini, di arena. Setelah semuanya normal kembali, tampak situasi telah berubah. Adam masih berdiri di tempatnya dengan gagah. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang kuat. Bayangan dewa di belakangnya juga tampak penuh wibawa.Sebaliknya, Ozias terpental belasan meter setelah serangannya berbenturan dengan serangan Adam. Wajah tampannya menjadi pucat pasi. Sudut bibirnya berdarah. Kedua lengannya bergetar tanpa kendali."Ternyata kesenjangan
Setelah membulatkan tekadnya, Adam tidak ragu-ragu lagi. Dia mulai mengumpulkan energinya. Energi astral yang kuat menyembur dari berbagai titik akupunktur di tubuhnya.Dalam sekejap, rambut Adam berdiri tegak. Pakaiannya berkibaran. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Bayangan Dewa di belakangnya menjadi makin padat. Wajahnya terlihat jelas. Sosok itu penuh wibawa. Ketika melihat ini, ekspresi Ozias menjadi sangat serius. Dia tahu Adam akan mengerahkan jurus yang sangat mematikan.Tanpa ragu sedikit pun, Ozias membentuk segel tangan. Tubuhnya sontak bergetar dan membentuk tiga bayangan. Tidak berhenti sampai sana, ketiga bayangan itu terbagi menjadi sembilan bayangan lagi. Saatnya berikutnya, totalnya menjadi 27 bayangan.Hanya dalam waktu singkat, Ozias berhasil membentuk 27 klona. Begitu klona-klona itu terbentuk, napas Ozias menjadi agak berat. Dia sudah mencapai batasannya."Huh! Cuma trik kecil!" Ketika melihat klona-klona di sekeliling, Adam mendengus. "Hari ini, akan kuperliha
Bum!Di bawah hantaman bayangan dewa bertangan enam, sosok terakhir Ozias hancur berkeping-keping dalam sekejap. Penonton bergemuruh, terutama para wanita pendukung Ozias yang langsung berteriak ketakutan dan beberapa yang begitu terguncang sampai pingsan. Begitu tampan dan kuat, kini hancur seakan jadi debu, sungguh disayangkan!Namun di atas panggung, Adam sama sekali tidak merasa puas. Karena saat bayangan dewa menghantam Ozias, sosok itu bukanlah tubuh asli, melainkan sekumpulan energi yang langsung menghilang. Dengan kata lain, sosok terakhir itu hanyalah bayangan!Jika kesembilan sosok tadi semuanya hanya bayangan, lantas di mana tubuh asli Ozias?Saat Adam mengernyitkan dahi dalam kebingungan, sia tiba-tiba merasakan getaran di kulit kepalanya ... pertanda ada bahaya yang menghampirinya. Tanpa berpikir panjang, dia mendongak dan melihat Ozias sedang meluncur turun dalam posisi terbalik di atasnya.Dengan memegang kipas lipat di tangannya, Ozias menyerbunya bagaikan bintang jatuh
Di saat itu, bukan hanya penonton di bawah panggung yang terkejut, bahkan Adam yang berada di atas panggung juga terpana oleh Teknik Bayangan yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Ozias. Sejak kapan Aula Yama menguasai teknik sehebat ini?Yang lebih mengejutkan lagi, Teknik Bayangan yang dilakukan Ozias ini sama sekali tidak kalah dari Ravin. Bahkan dengan penglihatannya yang tajam, Adam pun tidak bisa langsung membedakan mana yang asli dan palsu.Dari sini, bisa dilihat bahwa Teknik Bayangan Ravin sudah sangat matang. Tak heran jika Ozias bisa mengalahkan Ravin. Ternyata dia juga menguasai Teknik Bayangan. Memang, dengan memahami teknik musuhnya, dia bisa menemukan celah dan memanfaatkannya untuk mengalahkan lawan.Meski terkejut, Adam sama sekali tidak gentar. Menurutnya, Teknik Bayangan itu memang sedikit merepotkan, tetapi hanya memerlukan sedikit lebih banyak usaha saja."Cukup hebat, tapi efeknya nggak besar. Karena kamu tetap akan kalah," ucap Adam dengan nada dingin."Menang atau kal
Di atas panggung, Adam dan Ozias saling menatap dari kejauhan. Keduanya adalah genius langka. Namun dari segi popularitas dan reputasi, Adam memang lebih unggul.Meski begitu, dukungan yang diterima Ozias jelas lebih banyak, terutama dari penggemar perempuan. Alasannya sederhana, Ozias memang memiliki wajah yang lebih tampan.Begitu Ozias tampil, sorak-sorai langsung menggema dari bawah panggung. Mayoritas adalah suara perempuan muda yang tak henti-hentinya menyemangati, bahkan ada yang membentuk tim pemandu sorak untuk menyemangatinya dengan penuh antusias. Mereka tampak seperti para penggemar yang bertemu idolanya.Namun, bukan hanya para perempuan yang terpikat. Tampaknya, ketampanan Ozias juga menarik perhatian dari kalangan pria tertentu. Beberapa pria bahkan memberanikan diri menyatakan cinta secara terbuka, meski disertai tatapan aneh dari penonton lain."Ozias! Aku cinta kamu!""Ozias! Aku mau dihamili olehmu!""Ozias! Kamu tahu beda dirimu dan bintang? Bintang ada di langit, t
"Yang penting punya keyakinan saja. Hari ini biarkan orang-orang itu melihat betapa hebatnya Organisasi Mondial," kata Greta dengan sangat bersemangat."Benar. Selama bisa mengalahkan Hasta, Kak Adam pasti akan menjadi orang terkuat di dunia," kata Roselia dengan semangat.Meningkatnya kekuatan Adam sangat memotivasi semangat para anggota Organisasi Mondial karena mereka semua tahu kemenangan dan kekalahan hari ini akan menentukan masa depan seluruh sekte. Jika Adam bisa meraih juara, Organisasi Mondial akan mencapai puncak kejayaan. Namun, jika mereka kalah dari Sekte Pedang dan Sekte Sihir, itu akan menjadi pukulan besar bagi mereka."Orang terkuat di dunia?" gumam Adam dengan pelan dan mata yang bersinar. Dia sudah lama menginginkan gelar ini. Jika hari ini dia bisa mengalahkan Hasta, dia akan menjadi orang terkuat di dunia di kalangan generasi muda. Hal ini sudah pasti. Saat memikirkan hal itu, dia langsung merasa sangat bersemangat dan tanpa sadar menatap ke arah Hasta dari Sekte
Kandidat yang berhasil masuk delapan besar adalah genius yang sangat langka, sehingga popularitas mereka sangat besar. Hanya dengan muncul sebentar saja, mereka sudah menarik perhatian banyak orang. Terutama Hasta, Adam, dan Charlotte yang merupakan pilihan untuk menjadi juara dan sangat digemari banyak orang.Selain pertandingan, hari ini ada yang diam-diam membuka taruhan juga. Bagi kebanyakan penjudi, siapa yang menjadi juara akan menentukan apakah mereka akan mendapatkan keuntungan besar atau kehilangan segalanya.Saat Luther dan Misandari tiba di lokasi, hampir semua tempat duduk di tribune sudah terisi. Banyak penonton yang langsung berdiri dan bertepuk tangan sebagai tanda penghormatan saat melihat Luther.Meskipun nama dan kekuatan Luther tidak sepopuler para kandidat yang menduduki peringkat atas di Peringkat Genius, penampilannya semalam tidak kalah hebat. Dia berhasil mengalahkan dua orang asing dan membawa kehormatan bagi para ahli Negara Drago, reputasinya ini membuat nama
"Kamu sudah banyak membantuku, mana mungkin aku akan melupakanmu."Misandari tersenyum, lalu kembali bertanya, "Oh ya. Kuil Dewa sudah begitu berusaha merekrutmu, mereka pasti menginginkan sesuatu darimu, 'kan? Mereka mungkin melakukan sesuatu yang merugikan."Luther menganggukkan kepala dan berkata dengan jujur, "Tebakanmu memang benar. Mereka merekrutku bukan hanya karena tertarik dengan kemampuanku, tapi mereka juga ingin aku membantu rencana mereka menyusup ke Gunung Narima.""Ternyata mereka memang punya niat jahat."Misandari menyipitkan mata, lalu bertanya lagi, "Apa Kuil Dewa memberitahumu detail rencana mereka?"Luther menggelengkan kepala. "Nggak. Orang yang bernama Tico itu bilang nggak ada yang tahu detail rencananya, selain Raja Dewa. Bahkan dia sendiri pun nggak tahu, hanya mengikuti perintah saja.""Memang begini cara kerja Kuil Dewa," kata Misandari sambil menganggukkan kepala dan terlihat tidak terkejut.Setiap kali ada rencana besar, Kuil Dewa akan sangat berhati-hati