"Si ... siapa kamu sebenarnya?" Levi yang terkapar di lantai, menunjukkan ekspresi yang terkejut. Dia tidak lagi terlihat angkuh seperti sebelumnya. Jika orang ini bisa mengalahkannya hanya dalam tiga jurus, sudah jelas kemampuannya berada jauh di atas Levi.Namun, masalahnya adalah ... kenapa bisa ada orang sehebat ini di Kota Jiloam yang kecil ini?"Kuberi tahu saja, namaku Farel. Guntur dan Reza yang kalian bunuh sebelumnya itu adalah muridku!" ujar Farel dengan nada dingin."Apa? Kamu adalah Pak Farel?" Tatapan Levi menjadi gusar. Bisa dibilang, nama Farel sangat terkenal. Dia bukan hanya seorang ahli bela diri yang terkenal di Jiloam Timur, tetapi juga merupakan seorang ahli sihir!Dia punya banyak cara untuk membunuh seseorang tanpa terdeteksi. Semua orang akan ketakutan ketika mendengar namanya."Hehe, sepertinya kamu pernah mendengar namaku!" ucap Farel sambil tertawa sinis.Pada saat ini, Levi sudah ketakutan hingga tidak berani bersuara. Jika dia tahu bahwa Farel berada di si
Melihat Farel yang terhempas di dinding, semua orang langsung tercengang dan tidak berani bersuara. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa Farel yang tadinya begitu angkuh dan bisa mengalahkan Levi hanya dalam 3 jurus, sekarang malah kalah begitu saja?Selain itu, dia ditampar hingga terpental bagaikan sebuah bola. Situasi macam apa ini?"Apa …. Mustahil!" Levi membelalakkan matanya dengan terkejut.Perlu diketahui, lawannya adalah Pak Farel, ahli bela diri yang paling terkenal! Siapa sebenarnya bocah itu? Kenapa dia bisa mengalahkannya dalam hitungan detik?"Nggak mungkin, 'kan? Luther menang?" Belinda tampak tidak percaya. Awalnya, dia mengira bahwa Luther sudah pasti akan kalah. Namun, tak disangka Luther bukan hanya menang, kemenangannya ini bahkan sangat telak!Hanya dengan satu tamparan, dia bisa membuat Farel terpental jauh. Kekuatannya ini benar-benar mencengangkan."Pak Farel ... kalah?" Darwin tampak kaget dan gusar. Dia sangat jelas seberapa hebatnya kekuatan Farel. Sulit un
Melihat pisau yang diarahkan di depannya, Luther menyipitkan matanya. Padahal situasinya belum jelas, tetapi Luther sudah dituduh sebagai pengkhianat. Benar-benar aneh."Bi Linda, apa kamu salah paham tentang sesuatu? Luther tidak mungkin menjadi pengkhianat!" jelas Bianca."Salah paham atau bukan, akan kita tentukan setelah menyelidikinya." Linda berkata dengan ekspresi dingin, "Ikat dia dulu. Kalau dia berani melawan, langsung dibunuh!""Langsung dibunuh?"Luther mengernyitkan alisnya. "Masalahnya masih belum diselidiki dengan jelas, tapi kamu sudah bertindak sewenang-wenang. Bukankah ini keterlaluan?""Huh! Demi masa depan Keluarga Caonata, aku bersedia melakukan tindakan yang lebih keterlaluan!" teriak Linda."Kamu sudah memastikan aku adalah pengkhianat?" tanya Luther lagi."Aku tidak perlu memastikannya. Kalau aku bilang kamu adalah pengkhianat, berarti kamu memang pengkhianat!" kata Linda dengan semena-mena.Cara Linda yang tidak masuk akal ini membuat ekspresi Luther perlahan-l
"Tidak mungkin! Ternyata, Bibi Linda adalah pengkhianat."Setelah mendengar perkataan Belinda, semua orang tertegun. Namun, setelah mereka membuka baju para pembunuh dan melihat ada tato yang mirip dengan Linda. Ekspresi semua orang berubah. Ini jelas-jelas bukan kebetulan."Hanya dengan sebuah tato tidak bisa membuktikan apa pun," kata pengawal yang botak itu."Hanya sebuah tato mungkin tidak bisa membuktikan apa pun, tapi bagaimana kalau semua bawahannya juga ada tato itu?"Luther melangkah maju dan membuka baju semua bawahannya Linda. Tidak lama kemudian, semua orang menyadari bahwa semua bawahan Linda memiliki tato yang sama di tubuh mereka. Satu orang saja mungkin hanya kebetulan, tetapi masalahnya sudah jelas jika puluhan orang itu juga ada. Jadi, fakta ada pengkhianat itu memang nyata!"Pantas saja Bibi Linda begitu kejam sejak awal, ternyata dia adalah pengkhianatnya!" Levi merasa terkejut dan marah. Sebagai bagian dari pasukan elite Keluarga Caonata, Levi sangat membenci pengk
Setelah menginjak mati pengkhianat itu, Luther menggendong Bianca yang sudah lemas ke dalam mobil. Saat ini, bagian tubuh Bianca yang digigit ular sudah menghitam. Racunnya terus menyebar, menyebabkan seluruh paha Bianca sudah mati rasa."Ternyata memang mati rasa ...."Setelah melihatnya dengan cermat, ekspresi wajah Luther menjadi serius. Jika hanya racun biasa, Luther bisa menyelesaikannya dengan mudah. Namun, racun ular kali ini sangat mematikan!Yang terpenting adalah Luther tidak memiliki obat dan jarum perak. Meskipun keterampilan medisnya luar biasa, sulit juga baginya untuk mengatasi masalah ini. Sepertinya, hanya bisa menggunakan mulut untuk mengisap racunnya."Belinda, ayo ke sini dan bantu aku." Luther berbalik dan berteriak, "Yang kupanggil adalah Belinda! Belinda!"Setelah mendengar panggilannya, Belinda buru-buru masuk ke mobil dan bertanya, "Apa yang harus kulakukan?""Bantu kakakmu melepaskan celananya," perintah Luther."Hei! Apa yang ingin kamu lakukan? Aku peringatk
Saat senja, di salah satu kamar di rumah sakit. Luther yang tertidur akhirnya telah siuman. Namun, begitu Luther membuka matanya, terdengar suara dengan nada terkejut di telinganya."Hei. Luther, ternyata kamu belum mati."Luther melihat ke arah suara itu dan melihat Belinda yang duduk di samping sambil menatapnya dengan terkejut."Kenapa? Sepertinya kamu sangat kecewa melihatku tidak mati," kata Luther dengan kesal."Hehe. Aku hanya merasa sedikit terkejut." Belinda tersenyum dengan canggung."Bagaimana dengan kakakmu?" Luther malas untuk meresponsnya."Oh, dia pergi mengambil obat untukmu."Belinda melirik Luther dan berkata, "Katanya yang kamu isap adalah racun dari Ular Hitam Kematian yang sangat mematikan. Mengerikan! Kamu bisa hidup hingga sekarang, benar-benar sebuah keajaiban!""Benar. Ular Hitam Kematian memang sangat luar biasa, bisa membuatku tidur begitu lama! Memang pantas disebut sebagai salah satu dari 10 racun aneh," kata Luther sambil menghela napas.Dengan kebugaran t
Saat itu, di dalam kamar yang lain. Darius sedang berbaring tidak sadarkan diri dan wajahnya terlihat sangat pucat. Helen berkumpul bersama dengan sekelompok anggota Keluarga Warsono dan berbisik-bisik membahas strategi mereka."Aneh. Padahal Tuan baik-baik saja, kenapa tiba-tiba dalam keadaan kritis?""Benar! Biasanya dia terlihat sehat dan kuat, tapi tidak disangka begitu sakit, benar-benar parah!"Semua orang menghela napas dan terlihat sangat menyesal."Bagaimana dengan keadaan Kakek?" Saat itu, Ariana berjalan masuk dengan sepatu hak tingginya. Ariana tadi sedang rapat di kantor. Namun, dia tiba-tiba mendapat informasi kakeknya dalam keadaan kritisnya dan langsung datang ke rumah sakit."Ariana, Dokter bilang Tuan sudah tidak kuat lagi." Helen menggelengkan kepalanya."Apa?"Ekspresi Ariana berubah. "Kenapa bisa begitu? Bukankah kemarin Kakek masih baik-baik saja?""Aku juga merasa aneh, mungkin semua ini nasibnya." Helen menghela napas."Di mana dokternya?" Ariana merasa agak cem
"Kamu bilang aku tidak sanggup melakukannya? Baik ... aku tanya kamu, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Kakek?" tanya Luther dengan kesal.Luther menyadari sama sekali tidak bisa menggunakan logika untuk berbicara dengan wanita."Saat ini, satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan kakekku adalah Dokter Steven yang memiliki keterampilan medis yang sangat ahli!" kata Ariana dengan ekspresi serius."Benar! Carlos sudah pergi mengundang Dokter Steven. Asalkan dia mau mengobati, Tuan akan selamat. Kamu tidak usah berpura-pura di sini!""Dokter Steven? Siapa dia?" tanya Luther."Hmph! Aku akan memberitahumu kenyataannya. Dokter Steven adalah murid terbaik dari Dokter Ilahi! Dia ahli dalam mengobati berbagai penyakit yang sulit diobati, jauh lebih kuat darimu!" kata Helen dengan bangga.Setelah Helen mengatakan itu, ada 2 orang yang berjalan masuk dari pintu. Yang berjalan di depan adalah Carlos. Ada seorang pria berumur 30-an yang mengikuti di belakang Carlos.Pria itu mengenakan baju deng
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya
Saat energi hitam itu masuk ke tubuh, pria tua berpakaian abu itu merasakan sakit yang dahsyat, seolah-olah digerogoti oleh sesuatu. Bukan hanya tubuhnya yang sakit, tetapi juga jiwanya."Berengsek! Keluar kamu!" Pria tua berpakaian abu itu berteriak sambil mencoba mengeluarkan energi hitam dari dalam tubuhnya.Namun, energi hitam itu malah terus bergejolak hebat di dalam tubuhnya, bahkan terus melahap vitalitas dan energi astralnya. Jika terus seperti ini, dia akan diisap hingga kering dalam waktu kurang dari tiga menit."Nggak mau keluar, 'kan? Oke, kita mati bersama!" Pria tua itu sungguh murka. Dia membulatkan tekadnya untuk mempertaruhkan nyawanya.Saat berikutnya, dia mengangkat tangannya. Sejumlah Jimat Magis terbang dan membentuk formasi di atas kepalanya. Ketika formasi itu berputar, awan halilintar hitam terbentuk. Guntur bergemuruh, membuat suasana makin mencekam.Formasi ini didasarkan pada halilintar. Jika dibandingkan dengan serangan tapak, kekuatan formasi ini jauh lebih