Keesokan paginya di Vila Palem Kencana.Ketika Luther memasuki vila tersebut, dia melihat bahwa selain Bianca, masih ada seorang pria paruh baya bertubuh kekar di sana. Pria itu memakai jas hitam dengan otot-ototnya yang kuat serta kedua telapak tangannya yang kapalan. Jelas sekali pria itu adalah seorang ahli seni bela diri."Tuan Luther, maaf merepotkanmu lagi kali ini," ucap Bianca sambil berdiri menyambutnya."Kita adalah teman, tidak perlu sungkan. Lagi pula, dia secara khusus menyuruhku ke sana, aku juga tidak mungkin menghindarinya." Luther tersenyum tipis. Sejak Belinda diculik kemarin, anak buah Darwin secara khusus menyuruhnya untuk ke sana."Tuan Luther, biar kuperkenalkan dulu. Orang ini adalah Levi Gunawan, ahli bela diri yang diutus oleh Keluarga Caonata dari pusat." Bianca mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan pria paruh baya tersebut."Pak Levi, senang berkenalan dengan Anda." Luther mengangguk dengan rendah hati."Kamu yang namanya Luther?" Levi menengadah dan men
Pak Levi, siapa yang mengizinkanmu berbicara?" Bianca mengerutkan alisnya dengan kesal. Dia bahkan belum bersuara, tetapi Levi malah menyetujui dengan seenaknya. Benar-benar tak tahu aturan!"Nona, untuk apa kamu takut pada mereka? Mereka hanya sekelompok pecundang, aku bisa menghabisi mereka semua dengan mudah sendirian." Levi sangat percaya diri. Dia sama sekali tidak menyadari kesalahannya sendiri."Apa kamu pernah memikirkan konsekuensinya kalau kalah?" tanya Bianca seraya menyipitkan mata."Jangan bercanda, mana mungkin aku kalah? Buka matamu lebar-lebar, lihat saja kehebatanku nanti!" ujar Levi dengan angkuh."Nona Bianca, sekarang kamu hanya punya dua pilihan. Pertama adalah ikuti aturan jalanan dengan mempertaruhkan seluruh asetmu. Kedua, gunakan setengah dari asetmu untuk menebus adikmu." Melihat ada kesempatan, Darwin kembali mengingatkannya.'"Aku bisa menyetujuinya, tapi kamu harus melepas adikku dulu," ujar Bianca dengan dingin. Tentu saja Bianca tahu bahwa ini adalah jeba
"Si ... siapa kamu sebenarnya?" Levi yang terkapar di lantai, menunjukkan ekspresi yang terkejut. Dia tidak lagi terlihat angkuh seperti sebelumnya. Jika orang ini bisa mengalahkannya hanya dalam tiga jurus, sudah jelas kemampuannya berada jauh di atas Levi.Namun, masalahnya adalah ... kenapa bisa ada orang sehebat ini di Kota Jiloam yang kecil ini?"Kuberi tahu saja, namaku Farel. Guntur dan Reza yang kalian bunuh sebelumnya itu adalah muridku!" ujar Farel dengan nada dingin."Apa? Kamu adalah Pak Farel?" Tatapan Levi menjadi gusar. Bisa dibilang, nama Farel sangat terkenal. Dia bukan hanya seorang ahli bela diri yang terkenal di Jiloam Timur, tetapi juga merupakan seorang ahli sihir!Dia punya banyak cara untuk membunuh seseorang tanpa terdeteksi. Semua orang akan ketakutan ketika mendengar namanya."Hehe, sepertinya kamu pernah mendengar namaku!" ucap Farel sambil tertawa sinis.Pada saat ini, Levi sudah ketakutan hingga tidak berani bersuara. Jika dia tahu bahwa Farel berada di si
Melihat Farel yang terhempas di dinding, semua orang langsung tercengang dan tidak berani bersuara. Mereka tidak pernah membayangkan bahwa Farel yang tadinya begitu angkuh dan bisa mengalahkan Levi hanya dalam 3 jurus, sekarang malah kalah begitu saja?Selain itu, dia ditampar hingga terpental bagaikan sebuah bola. Situasi macam apa ini?"Apa …. Mustahil!" Levi membelalakkan matanya dengan terkejut.Perlu diketahui, lawannya adalah Pak Farel, ahli bela diri yang paling terkenal! Siapa sebenarnya bocah itu? Kenapa dia bisa mengalahkannya dalam hitungan detik?"Nggak mungkin, 'kan? Luther menang?" Belinda tampak tidak percaya. Awalnya, dia mengira bahwa Luther sudah pasti akan kalah. Namun, tak disangka Luther bukan hanya menang, kemenangannya ini bahkan sangat telak!Hanya dengan satu tamparan, dia bisa membuat Farel terpental jauh. Kekuatannya ini benar-benar mencengangkan."Pak Farel ... kalah?" Darwin tampak kaget dan gusar. Dia sangat jelas seberapa hebatnya kekuatan Farel. Sulit un
Melihat pisau yang diarahkan di depannya, Luther menyipitkan matanya. Padahal situasinya belum jelas, tetapi Luther sudah dituduh sebagai pengkhianat. Benar-benar aneh."Bi Linda, apa kamu salah paham tentang sesuatu? Luther tidak mungkin menjadi pengkhianat!" jelas Bianca."Salah paham atau bukan, akan kita tentukan setelah menyelidikinya." Linda berkata dengan ekspresi dingin, "Ikat dia dulu. Kalau dia berani melawan, langsung dibunuh!""Langsung dibunuh?"Luther mengernyitkan alisnya. "Masalahnya masih belum diselidiki dengan jelas, tapi kamu sudah bertindak sewenang-wenang. Bukankah ini keterlaluan?""Huh! Demi masa depan Keluarga Caonata, aku bersedia melakukan tindakan yang lebih keterlaluan!" teriak Linda."Kamu sudah memastikan aku adalah pengkhianat?" tanya Luther lagi."Aku tidak perlu memastikannya. Kalau aku bilang kamu adalah pengkhianat, berarti kamu memang pengkhianat!" kata Linda dengan semena-mena.Cara Linda yang tidak masuk akal ini membuat ekspresi Luther perlahan-l
"Tidak mungkin! Ternyata, Bibi Linda adalah pengkhianat."Setelah mendengar perkataan Belinda, semua orang tertegun. Namun, setelah mereka membuka baju para pembunuh dan melihat ada tato yang mirip dengan Linda. Ekspresi semua orang berubah. Ini jelas-jelas bukan kebetulan."Hanya dengan sebuah tato tidak bisa membuktikan apa pun," kata pengawal yang botak itu."Hanya sebuah tato mungkin tidak bisa membuktikan apa pun, tapi bagaimana kalau semua bawahannya juga ada tato itu?"Luther melangkah maju dan membuka baju semua bawahannya Linda. Tidak lama kemudian, semua orang menyadari bahwa semua bawahan Linda memiliki tato yang sama di tubuh mereka. Satu orang saja mungkin hanya kebetulan, tetapi masalahnya sudah jelas jika puluhan orang itu juga ada. Jadi, fakta ada pengkhianat itu memang nyata!"Pantas saja Bibi Linda begitu kejam sejak awal, ternyata dia adalah pengkhianatnya!" Levi merasa terkejut dan marah. Sebagai bagian dari pasukan elite Keluarga Caonata, Levi sangat membenci pengk
Setelah menginjak mati pengkhianat itu, Luther menggendong Bianca yang sudah lemas ke dalam mobil. Saat ini, bagian tubuh Bianca yang digigit ular sudah menghitam. Racunnya terus menyebar, menyebabkan seluruh paha Bianca sudah mati rasa."Ternyata memang mati rasa ...."Setelah melihatnya dengan cermat, ekspresi wajah Luther menjadi serius. Jika hanya racun biasa, Luther bisa menyelesaikannya dengan mudah. Namun, racun ular kali ini sangat mematikan!Yang terpenting adalah Luther tidak memiliki obat dan jarum perak. Meskipun keterampilan medisnya luar biasa, sulit juga baginya untuk mengatasi masalah ini. Sepertinya, hanya bisa menggunakan mulut untuk mengisap racunnya."Belinda, ayo ke sini dan bantu aku." Luther berbalik dan berteriak, "Yang kupanggil adalah Belinda! Belinda!"Setelah mendengar panggilannya, Belinda buru-buru masuk ke mobil dan bertanya, "Apa yang harus kulakukan?""Bantu kakakmu melepaskan celananya," perintah Luther."Hei! Apa yang ingin kamu lakukan? Aku peringatk
Saat senja, di salah satu kamar di rumah sakit. Luther yang tertidur akhirnya telah siuman. Namun, begitu Luther membuka matanya, terdengar suara dengan nada terkejut di telinganya."Hei. Luther, ternyata kamu belum mati."Luther melihat ke arah suara itu dan melihat Belinda yang duduk di samping sambil menatapnya dengan terkejut."Kenapa? Sepertinya kamu sangat kecewa melihatku tidak mati," kata Luther dengan kesal."Hehe. Aku hanya merasa sedikit terkejut." Belinda tersenyum dengan canggung."Bagaimana dengan kakakmu?" Luther malas untuk meresponsnya."Oh, dia pergi mengambil obat untukmu."Belinda melirik Luther dan berkata, "Katanya yang kamu isap adalah racun dari Ular Hitam Kematian yang sangat mematikan. Mengerikan! Kamu bisa hidup hingga sekarang, benar-benar sebuah keajaiban!""Benar. Ular Hitam Kematian memang sangat luar biasa, bisa membuatku tidur begitu lama! Memang pantas disebut sebagai salah satu dari 10 racun aneh," kata Luther sambil menghela napas.Dengan kebugaran t