Luther tidak tertarik dengan uang ataupun harta berharga. Namun, jika membicarakan masalah obat-obatan langka, itulah yang paling dibutuhkan Luther saat ini. Tubuh pemabuk tua itu semakin hari semakin memburuk. Kemungkinan besar, dia tidak akan bisa bertahan hingga akhir tahun ini.Oleh karena itu, Luther berusaha mengumpulkan 5 buah Rumput Hati Naga itu untuk menyembuhkan penyakitnya."Aku sangat pemilih dalam hal obat-obatan. Obat berharga yang kamu kumpulkan itu belum tentu berguna bagiku." Luther akhirnya mulai buka suara."Aku akan mencarikan obat apa pun yang kamu inginkan!" Darwo langsung memberikan jaminan."Apa kamu punya Buah Mistis Merah?" tanya Luther."Tidak ada ...," jawab Darwo seraya menggeleng."Bagaimana dengan Bunga Kristal Darah?""Tidak ada juga.""Kalau Jamur Ganoderma Tujuh Warna?""Nak, aku bahkan nggak pernah mendengar semua bahan obat-obatan yang kamu sebutkan itu," balas Darwo dengan wajah murung."Kalau begitu seharusnya kamu pernah mendengar ginseng berusia
"Bagaimana, Paman Darwo? Apa kamu puas dengan keterampilan medis Luther?" ujar Bianca dengan bangga. Bagaimanapun, ini adalah pria yang disukainya."Tak kusangka, pil sekecil ini punya khasiat yang begitu ajaib?"Mata Darwo seketika berbinar ketika berkata, "Nak, apa nama pil ini? Apa kamu boleh memberiku beberapa butir lagi? Aku akan membelinya dengan harga tinggi!""Nama pil ini adalah Pil Emas Hitam. Ini adalah resep rahasia. Lantaran bahan-bahannya sangat berharga, aku hanya punya 1 butir saja," balas Luther."Tidak apa-apa, kamu bisa menjual resepnya padaku," ujar Darwo tidak ingin menyerah.Sebagai seorang pemimpin dalam industri obat-obatan, Darwo sangat menyadari nilai dari pil ajaib ini. Jika bisa diproduksi dalam jumlah besar, pil ini akan menghasilkan keuntungan besar."Seperti yang kukatakan, ini adalah formula rahasia. Jadi, tentu saja aku tidak bisa menjualnya," Luther berkata sambil tiba-tiba mengubah arah pembicaraan, "Tentu saja, kalau kamu bisa menemukan satu tanaman
"Kamu tidak sedang bercanda, 'kan? Butuh 10 miliar untuk jadi VIP kelas atas?" Keenan terkejut."Benar! Kenapa kalian tidak pergi merampok saja?" Helen menjadi marah karena merasa malu. Untung saja tadi Helen menarik kembali kartunya dengan cepat. Jika tidak, limit kartunya akan digesek sampai habis."Ini adalah peraturan yang ditetapkan oleh bos kami. Kalau kamu merasa harganya mahal, kamu boleh memilih menjadi VIP biasa sebagai pilihan lain," jawab pelayan itu dengan ekspresi yang masih sama seperti sebelumnya."Kalau begitu, harus membayar berapa untuk menjadi VIP biasa?" tanya Helen."Dengan membayar 2 miliar sudah bisa menjadi VIP biasa," jelas pelayan itu."Dua miliar? Itu juga sama mahalnya! Kami hanya makan saja, tidak akan menghabiskan begitu banyak uang. Bagaimana kalau kamu beri kami sedikit kelonggaran? Aku akan memberimu insentif nanti!" Jika tahu Restoran Bumantara begitu mahal, Helen tidak mungkin akan memilih tempat seperti ini."Maaf, kami hanya melayani VIP." Pelayan
"Hah? Bos?" Keenan langsung tercengang dan tidak bisa meresponsnya."Apa kamu sedang bercanda? Mana mungkin orang ini bisa menjadi bos?" Ekspresi wajah Helen juga terlihat tidak percaya."Kenapa tidak mungkin? Jangan meremehkan orang! Aku belum pernah melihat orang sesombong kalian. Berani-beraninya kalian membuat keributan di sini!" Ekspresi manajer itu terlihat tidak ramah.Saat berada di dalam ruangan, manajer itu telah melihat semuanya dengan jelas. Mantan bos mereka, Darwo, telah mengalihkan seluruh Hotel Bumantara kepada Luther."Nggak mungkin! Orang ini nggak punya uang, mana mungkin dia bisa membuka restoran?" ujar Keenan dengan terkejut."Kamu tidak usah mengkhawatirkan dari mana aku mendapatkan uangnya. Kamu hanya perlu tahu, restoran ini sekarang milikku. Jadi, aku yang mengusir kalian," kata Luther dengan tenang.Setelah mendengar perkataan itu, ekspresi Helen dan putranya langsung berubah menjadi muram. Awalnya, mereka ingin terlihat berkuasa di depan Luther dengan memanfa
Saat itu, di posisi yang dekat dengan jendela di Restoran Bumantara. Helen dan putranya masih terus menggerutu. "Tidak disangka, Luther yang tidak berguna itu malah menjadi bos. Benar-benar mengejutkan!" Keenan merasa tidak puas."Huh! Dia hanya seorang penipu! Kalau Nona Bianca tidak membantunya, bagaimana mungkin dia bisa sehebat hari ini?" Helen cemberut."Benar! Setelah Nona Bianca bosan nanti, dia pasti akan mengusir Luther. Kita lihat apa dia masih bisa sombong nanti!" Ekspresi Keenan terlihat cemburu."Pria yang mengandalkan wanita untuk naik jabatan, pada akhirnya tidak akan berguna. Hanya pria seperti Carlos yang berbakat dan berpengetahuan luas, baru benar-benar hebat!" Helen mulai memuji Carlos dan menghina Luther."Kak Carlos, sungguh sayang. Kalau kamu tidak pergi ke luar negeri waktu itu, kamu seharusnya sudah menjadi kakak iparku!" kata Keenan sambil menggelengkan kepalanya."Benar! Carlos, kamu tidak tahu. Sejak kamu pergi belajar ke luar negeri, Ariana merasa sakit hat
Ariana berbalik dan melihat bahwa Luther sedang berjalan ke arah mereka, lalu bertanya, "Apa maksudmu?""Ada obat dalam minumanmu. Kalau kamu minum itu, kamu akan dicelakai orang," Luther memperingatkan."Obat?" Ariana mengerutkan kening, lalu melirik Carlos."Luther, apa kamu ada salah paham?" Wajah Carlos menjadi agak kaku, tetapi dia segera menenangkan diri dan menunjukkan ekspresi normal."Kamu paling jelas apakah masalah ini memang kesalahpahaman atau bukan," Luther berkata dengan suara dingin."Ariana, apakah menurutmu aku orang yang selicik itu?" Carlos berbalik dan menatapnya dengan wajah tulus.Ariana melihat kedua orang itu secara bergantian, lalu bertanya, "Luther, apa kamu punya bukti?""Manajer restoran melihatnya dengan mata kepala sendiri, dia bisa bersaksi," kata Luther."Benar! Saya melihatnya dengan jelas, dia yang mencampurkan obat ke dalam minuman!" Manajer itu menunjuk Carlos."Semua orang tahu bahwa kalian bersekongkol. Kalau kalian berdua mau menuduhku, aku juga
Melihat ekspresi marah Ariana dan mendengar kata-kata yang menyakitkan itu, Luther terdiam di tempat dan tidak bisa berkata-kata. Anggur yang tumpah di wajahnya mengalir turun ke dagu dan menetes ke lantai, membuat penampilannya tampak menyedihkan.Luther mengira bahwa hubungan mereka telah membaik, tetapi nyatanya, masih saja begitu rapuh bagaikan kertas."Jadi, menurutmu aku sengaja memfitnahnya?" Luther mengerutkan kening dengan tatapan yang terlihat rumit. "Apakah menurutmu aku begitu tidak layak dipercaya?""Ya!" jawab Ariana spontan. Detik berikutnya, dia segera menyesali jawabannya itu. Namun, karena merasa gengsi, dia tidak bisa menjelaskan isi hatinya."Hehe ... baiklah, akhirnya kamu mengungkapkan perasaanmu." Luther tersenyum sinis, wajahnya penuh dengan kekecewaan. "Tampaknya aku terlalu ikut campur urusanmu. Siapa sangka setelah bertahun-tahun, perasaanmu masih belum berubah.""Apa yang kamu bicarakan?" Ariana mengerutkan kening."Apa ucapanku salah?" tanya Luther. "Sebelu
Keesokan paginya di Vila Palem Kencana.Ketika Luther memasuki vila tersebut, dia melihat bahwa selain Bianca, masih ada seorang pria paruh baya bertubuh kekar di sana. Pria itu memakai jas hitam dengan otot-ototnya yang kuat serta kedua telapak tangannya yang kapalan. Jelas sekali pria itu adalah seorang ahli seni bela diri."Tuan Luther, maaf merepotkanmu lagi kali ini," ucap Bianca sambil berdiri menyambutnya."Kita adalah teman, tidak perlu sungkan. Lagi pula, dia secara khusus menyuruhku ke sana, aku juga tidak mungkin menghindarinya." Luther tersenyum tipis. Sejak Belinda diculik kemarin, anak buah Darwin secara khusus menyuruhnya untuk ke sana."Tuan Luther, biar kuperkenalkan dulu. Orang ini adalah Levi Gunawan, ahli bela diri yang diutus oleh Keluarga Caonata dari pusat." Bianca mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan pria paruh baya tersebut."Pak Levi, senang berkenalan dengan Anda." Luther mengangguk dengan rendah hati."Kamu yang namanya Luther?" Levi menengadah dan men
Ozias memang kalah, tetapi reputasinya tidak menurun. Para penggemar wanita itu masih terus meneriakkan namanya. Ini adalah situasi yang tidak pernah ada sebelumnya. Ternyata, tampan memang menguntungkan."Tuan Ozias, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Yuki dengan penuh perhatian setelah Ozias kembali ke tempat duduknya."Cuma luka kecil, bukan masalah." Ozias menggeleng sambil tersenyum. Meskipun tersenyum, tatapannya justru terlihat agak sedih.Ozias mengikuti kompetisi ini bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dari orang lain. Masuk delapan besar sudah termasuk hebat, tetapi Ozias masih ingin lebih. Sayangnya, kemampuannya kalah dari orang lain. Hanya saja, dia merasa puas karena lawannya adalah Adam."Kamu sudah sangat hebat. Banyak murid sekte besar kalah darimu. Nggak usah dipikirkan," hibur Elsa."Ya, kamu jauh lebih hebat dariku. Aku saja nggak bisa masuk 16 besar. Lihat dirimu sekarang, kamu menjadi sangat terkenal. Banyak or
Saat berikutnya, cahaya biru berkedip. Perisai petir biru langsung menutupi arena seperti mangkuk terbalik. Gelombang energi yang dihasilkan oleh ledakan itu terus menghantam perisai dengan ganas.Perisai petir biru bergetar tanpa henti. Setelah beberapa saat, situasi baru kembali tenang. Para penonton pun menghela napas lega.Untungnya, reaksi Nabel sangat cepat. Kalau sampai gelombang energi itu mengenai mereka, mereka tidak mungkin bisa menahannya. Bagaimanapun, Adam adalah seorang grandmaster. Satu serangan acaknya saja bisa membunuh mereka.Saat ini, di arena. Setelah semuanya normal kembali, tampak situasi telah berubah. Adam masih berdiri di tempatnya dengan gagah. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang kuat. Bayangan dewa di belakangnya juga tampak penuh wibawa.Sebaliknya, Ozias terpental belasan meter setelah serangannya berbenturan dengan serangan Adam. Wajah tampannya menjadi pucat pasi. Sudut bibirnya berdarah. Kedua lengannya bergetar tanpa kendali."Ternyata kesenjangan
Setelah membulatkan tekadnya, Adam tidak ragu-ragu lagi. Dia mulai mengumpulkan energinya. Energi astral yang kuat menyembur dari berbagai titik akupunktur di tubuhnya.Dalam sekejap, rambut Adam berdiri tegak. Pakaiannya berkibaran. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Bayangan Dewa di belakangnya menjadi makin padat. Wajahnya terlihat jelas. Sosok itu penuh wibawa. Ketika melihat ini, ekspresi Ozias menjadi sangat serius. Dia tahu Adam akan mengerahkan jurus yang sangat mematikan.Tanpa ragu sedikit pun, Ozias membentuk segel tangan. Tubuhnya sontak bergetar dan membentuk tiga bayangan. Tidak berhenti sampai sana, ketiga bayangan itu terbagi menjadi sembilan bayangan lagi. Saatnya berikutnya, totalnya menjadi 27 bayangan.Hanya dalam waktu singkat, Ozias berhasil membentuk 27 klona. Begitu klona-klona itu terbentuk, napas Ozias menjadi agak berat. Dia sudah mencapai batasannya."Huh! Cuma trik kecil!" Ketika melihat klona-klona di sekeliling, Adam mendengus. "Hari ini, akan kuperliha
Bum!Di bawah hantaman bayangan dewa bertangan enam, sosok terakhir Ozias hancur berkeping-keping dalam sekejap. Penonton bergemuruh, terutama para wanita pendukung Ozias yang langsung berteriak ketakutan dan beberapa yang begitu terguncang sampai pingsan. Begitu tampan dan kuat, kini hancur seakan jadi debu, sungguh disayangkan!Namun di atas panggung, Adam sama sekali tidak merasa puas. Karena saat bayangan dewa menghantam Ozias, sosok itu bukanlah tubuh asli, melainkan sekumpulan energi yang langsung menghilang. Dengan kata lain, sosok terakhir itu hanyalah bayangan!Jika kesembilan sosok tadi semuanya hanya bayangan, lantas di mana tubuh asli Ozias?Saat Adam mengernyitkan dahi dalam kebingungan, sia tiba-tiba merasakan getaran di kulit kepalanya ... pertanda ada bahaya yang menghampirinya. Tanpa berpikir panjang, dia mendongak dan melihat Ozias sedang meluncur turun dalam posisi terbalik di atasnya.Dengan memegang kipas lipat di tangannya, Ozias menyerbunya bagaikan bintang jatuh
Di saat itu, bukan hanya penonton di bawah panggung yang terkejut, bahkan Adam yang berada di atas panggung juga terpana oleh Teknik Bayangan yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Ozias. Sejak kapan Aula Yama menguasai teknik sehebat ini?Yang lebih mengejutkan lagi, Teknik Bayangan yang dilakukan Ozias ini sama sekali tidak kalah dari Ravin. Bahkan dengan penglihatannya yang tajam, Adam pun tidak bisa langsung membedakan mana yang asli dan palsu.Dari sini, bisa dilihat bahwa Teknik Bayangan Ravin sudah sangat matang. Tak heran jika Ozias bisa mengalahkan Ravin. Ternyata dia juga menguasai Teknik Bayangan. Memang, dengan memahami teknik musuhnya, dia bisa menemukan celah dan memanfaatkannya untuk mengalahkan lawan.Meski terkejut, Adam sama sekali tidak gentar. Menurutnya, Teknik Bayangan itu memang sedikit merepotkan, tetapi hanya memerlukan sedikit lebih banyak usaha saja."Cukup hebat, tapi efeknya nggak besar. Karena kamu tetap akan kalah," ucap Adam dengan nada dingin."Menang atau kal
Di atas panggung, Adam dan Ozias saling menatap dari kejauhan. Keduanya adalah genius langka. Namun dari segi popularitas dan reputasi, Adam memang lebih unggul.Meski begitu, dukungan yang diterima Ozias jelas lebih banyak, terutama dari penggemar perempuan. Alasannya sederhana, Ozias memang memiliki wajah yang lebih tampan.Begitu Ozias tampil, sorak-sorai langsung menggema dari bawah panggung. Mayoritas adalah suara perempuan muda yang tak henti-hentinya menyemangati, bahkan ada yang membentuk tim pemandu sorak untuk menyemangatinya dengan penuh antusias. Mereka tampak seperti para penggemar yang bertemu idolanya.Namun, bukan hanya para perempuan yang terpikat. Tampaknya, ketampanan Ozias juga menarik perhatian dari kalangan pria tertentu. Beberapa pria bahkan memberanikan diri menyatakan cinta secara terbuka, meski disertai tatapan aneh dari penonton lain."Ozias! Aku cinta kamu!""Ozias! Aku mau dihamili olehmu!""Ozias! Kamu tahu beda dirimu dan bintang? Bintang ada di langit, t
"Yang penting punya keyakinan saja. Hari ini biarkan orang-orang itu melihat betapa hebatnya Organisasi Mondial," kata Greta dengan sangat bersemangat."Benar. Selama bisa mengalahkan Hasta, Kak Adam pasti akan menjadi orang terkuat di dunia," kata Roselia dengan semangat.Meningkatnya kekuatan Adam sangat memotivasi semangat para anggota Organisasi Mondial karena mereka semua tahu kemenangan dan kekalahan hari ini akan menentukan masa depan seluruh sekte. Jika Adam bisa meraih juara, Organisasi Mondial akan mencapai puncak kejayaan. Namun, jika mereka kalah dari Sekte Pedang dan Sekte Sihir, itu akan menjadi pukulan besar bagi mereka."Orang terkuat di dunia?" gumam Adam dengan pelan dan mata yang bersinar. Dia sudah lama menginginkan gelar ini. Jika hari ini dia bisa mengalahkan Hasta, dia akan menjadi orang terkuat di dunia di kalangan generasi muda. Hal ini sudah pasti. Saat memikirkan hal itu, dia langsung merasa sangat bersemangat dan tanpa sadar menatap ke arah Hasta dari Sekte
Kandidat yang berhasil masuk delapan besar adalah genius yang sangat langka, sehingga popularitas mereka sangat besar. Hanya dengan muncul sebentar saja, mereka sudah menarik perhatian banyak orang. Terutama Hasta, Adam, dan Charlotte yang merupakan pilihan untuk menjadi juara dan sangat digemari banyak orang.Selain pertandingan, hari ini ada yang diam-diam membuka taruhan juga. Bagi kebanyakan penjudi, siapa yang menjadi juara akan menentukan apakah mereka akan mendapatkan keuntungan besar atau kehilangan segalanya.Saat Luther dan Misandari tiba di lokasi, hampir semua tempat duduk di tribune sudah terisi. Banyak penonton yang langsung berdiri dan bertepuk tangan sebagai tanda penghormatan saat melihat Luther.Meskipun nama dan kekuatan Luther tidak sepopuler para kandidat yang menduduki peringkat atas di Peringkat Genius, penampilannya semalam tidak kalah hebat. Dia berhasil mengalahkan dua orang asing dan membawa kehormatan bagi para ahli Negara Drago, reputasinya ini membuat nama
"Kamu sudah banyak membantuku, mana mungkin aku akan melupakanmu."Misandari tersenyum, lalu kembali bertanya, "Oh ya. Kuil Dewa sudah begitu berusaha merekrutmu, mereka pasti menginginkan sesuatu darimu, 'kan? Mereka mungkin melakukan sesuatu yang merugikan."Luther menganggukkan kepala dan berkata dengan jujur, "Tebakanmu memang benar. Mereka merekrutku bukan hanya karena tertarik dengan kemampuanku, tapi mereka juga ingin aku membantu rencana mereka menyusup ke Gunung Narima.""Ternyata mereka memang punya niat jahat."Misandari menyipitkan mata, lalu bertanya lagi, "Apa Kuil Dewa memberitahumu detail rencana mereka?"Luther menggelengkan kepala. "Nggak. Orang yang bernama Tico itu bilang nggak ada yang tahu detail rencananya, selain Raja Dewa. Bahkan dia sendiri pun nggak tahu, hanya mengikuti perintah saja.""Memang begini cara kerja Kuil Dewa," kata Misandari sambil menganggukkan kepala dan terlihat tidak terkejut.Setiap kali ada rencana besar, Kuil Dewa akan sangat berhati-hati