Malam pun tiba, saat ini di dalam vila Keluarga Warsono ....Bruk! Tiba-tiba, pintu ruangan ditendang hingga terbuka. Selanjutnya, Amanda membawa beberapa pengawal Keluarga Warsono masuk dengan emosi menggebu-gebu. Salah satu di antaranya yang paling mencolok adalah kedua pria kekar yang memiliki tinggi sekitar 2 meter.Penampilan kedua orang itu tampak mirip, dengan otot yang sangat kekar dan kontur tubuh yang tegas. Keduanya tampak bagaikan sebuah gunung besar yang menjulang, membuat orang yang melihatnya merasa terintimidasi."Ariana! Keluar kau!" teriak Amanda setelah masuk ke ruangan. Wajahnya masih memar karena pukulan tadi siang. Ditambah dengan ekspresinya yang bengis, wajah Amanda tampak sangat menakutkan."Lho, Nyonya Amanda? Kenapa Anda bisa datang?" tanya Helen ketika berjalan keluar dari dapur. Melihat para pasukan yang dibawa Amanda, Helen merasa terkejut sejenak."Katakan, di mana Ariana dan Luther?" tanya Amanda sambil menggertakkan giginya."Setelah keluar tadi pagi, m
Bahkan pisau saja tidak sanggup menembus tubuhnya, apakah pria ini benar-benar terbuat dari besi?"Huh! Tigor adalah seorang seniman bela diri kuno tingkat internal puncak. Mana mungkin kamu bisa melukainya hanya dengan pisau kecil seperti ini?" kata Catherine sambil mencibir. Demi memulihkan harga diri mereka, Amanda secara khusus mendatangkan kedua orang ahli dari keluarga mereka. Sehebat apa pun Luther, dia harus mati hari ini!"Minggir!" Tigor mengangkat tangannya dan memukul Helen hingga terlempar.Amanda berjalan ke hadapannya dengan angkuh, lalu menusuk wajah Helen dengan tongkatnya dan berkata, "Kuberi kesempatan lagi untukmu. Panggil Ariana dan Luther untuk kembali. Kalau nggak, akan kupatahkan kaki anakmu ini!""Ampun, Nyonya! Aku akan segera menelepon mereka!" Helen sangat panik, dia buru-buru mengeluarkan ponsel dan menelepon Ariana. Selain itu, dia juga berpesan kepada Ariana untuk membawa Luther pulang. Namun, Helen sengaja tidak menyebutkan alasannya karena takut Luther
Dor! Darwin menarik pelatuk pistolnya dan menembak Amanda. Di saat-saat kritis, Tigor yang bertubuh kekar itu mengadang di hadapan Amanda dan menyilangkan kedua tangannya sebagai perlindungan. Pada saat bersamaan, dua buah gelang besi yang berat keluar dari lengan bajunya.Klang!Seiring dengan percikan api, peluru langsung terpental oleh hantaman cincin besi. Tigor berdiri di tempat sambil tersenyum sinis. Jelas sekali, dia sama sekali tidak menganggap serius Darwin. Jika sudah mencapai tingkat internal tahap puncak, tentunya Tigor tidak akan takut lagi terhadap peluru.Sebab, Tigor bisa bereaksi lebih cepat sebelum musuhnya menembakkan peluru. Dia bisa saja menghindar ataupun menangkisnya dengan senjata. Selama bukan serangan mendadak dari belakang, Tigor sangat sulit untuk dilukai. Inilah kelebihan seorang seniman bela diri!"Pelurunya ditangkis?" Helen kembali terkejut seketika. Selain pisau, kini Tigor juga berhasil menangkis peluru? Apakah orang ini benar-benar manusia?"Huh! Kam
Pria pendek itu menyeringai, lalu membanting mayat Tigor ke dinding."Tigor!" Timo memeluk jasad adiknya, lalu berteriak marah, "Beraninya kau membunuh adikku? Akan kuhabisi kau!" Usai bicara, Timo langsung menyerbu ke arah pria pendek dengan ganas. Pria pendek itu hanya tersenyum sinis, lalu menendang dada Timo.Bruk! Timo merasa seolah-olah ditabrak oleh truk, tubuhnya terpental jauh dan mendarat dengan keras di lantai. Dia memuntahkan banyak sekali darah, bagian dadanya juga menjadi cekung karena tendangan tersebut."Apa!" Melihat adegan ini, semua anggota Keluarga Warsono benar-benar tercengang. Kekuatan Timo jauh lebih hebat daripada Tigor. Namun, dia juga tidak sanggup menahan serangan dari lawannya ini. Siapa sebenarnya pria pendek itu?!"Si ... siapa kamu sebenarnya?" tanya Timo sambil memegang dadanya. Hidung dan mulutnya telah berlumuran darah. Orang yang bisa mengalahkannya dalam sekejap, tentunya adalah seorang ahli tingkat sejati."Pembunuh tingkat emas di Daftar Peringkat
"Apa katamu?" tanya Ariana sambil mengerutkan alisnya."Kamu masih belum ngerti? Kalau begitu akan kukatakan sekali lagi." Darwin tidak lagi tersenyum saat ini, dia hanya melanjutkan dengan nada datar, "Hanya satu di antara dia dan Luther yang bisa tetap hidup. Sekarang kamu sendiri yang harus menentukan pilihannya.""Ariana, pilih bunuh Luther! Ini adalah kesempatanmu untuk menebus kesalahan!" teriak Catherine."Ya, kalau kamu menolongku hari ini, aku bukan hanya akan mengampuni kesalahanmu, tapi juga pasti akan membantumu naik jabatan!" kata Amanda ikut memberi jaminan. Saat ini, dia benar-benar panik. Sebab, Darwin adalah orang yang sangat kejam dan sama sekali tidak bisa berpikir rasional.Darwin akan membunuh siapa saja tanpa ragu-ragu. Amanda merasa masih belum puas menikmati hidupnya. Jadi, dia masih belum ingin mati sekarang."Darwin! Aku nggak ada dendam denganmu, kenapa kamu harus mendesakku seperti ini?" tanya Ariana."Nggak punya dendam?" Darwin tertawa terbahak-bahak, lalu
Timo sama sekali tidak mengerti. Memangnya butuh usaha sebesar ini hanya untuk membunuh orang biasa seperti Luther?"Ternyata orang ini musuh Luther? Untung saja," kata Catherine sambil menghela napas lega. Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa "musuh dari musuh adalah teman". Dilihat dari situasinya, ternyata mereka punya musuh yang sama sehingga kedua belah pihak tidak perlu bertentangan."Hehe! Orang jahat pasti akan terkena balasannya. Luther, lihat saja bagaimana kamu akan mati hari ini!" Amanda tersenyum sinis, dia merasa senang melihat Luther menderita.Tentu saja, Amanda juga pernah mendengar tentang kehebatan pembunuh Peringkat Gelap. Mana mungkin seorang dokter tak dikenal seperti Luther ini bisa menghadapinya."Demi membunuhku, kamu benar-benar rela menghabiskan banyak uang!" Luther menggeleng, tetapi wajahnya tidak tampak takut sama sekali."Asalkan bisa balas dendam, aku bahkan rela bangkrut," kata Darwin sambil menyeringai."Sayangnya, sepertinya kamu akan kecewa hari
Semua anggota Keluarga Warsono memandang ketiga pembunuh yang telah roboh ke lantai, lalu menoleh pada Luther yang memasang ekspresi datar. Mereka terkejut setengah mati. Tidak ada yang menyangka bahwa Luther begitu kuat. Dengan kekuatannya sendiri, Luther berhasil mengalahkan tiga pembunuh tingkat emas dari Peringkat Gelap.Jika mereka tidak menyaksikannya dengan mata kepala sendiri, mati pun mereka tidak akan percaya. Mana mungkin mereka percaya bahwa seorang pecundang bisa sekuat ini?"Aku nggak salah lihat, 'kan? Sejak kapan pecundang ini jadi begitu kuat?" ujar Keenan dengan mata terbelalak tidak percaya.Menurut Keenan, Luther hanyalah pria yang menang dari segi tampang dan tidak memiliki kemampuan lain. Meskipun Luther bisa bertarung, paling-paling itu hanya untuk pamer. Mana mungkin dia bisa dibandingkan dengan para pembunuh tingkat emas ini? Namun, aksi Luther hari ini sudah mematahkan opininya. Ternyata mantan kakak iparnya ini adalah master seni bela diri!"Astaga! Apa dia b
"Sekarang, cepat berlutut dan bersujud padaku!" seru Darwin dengan nada tajam."Gimana kalau aku nggak mau?" ujar Luther sambil menyipitkan matanya."Nggak mau? Kalau gitu, aku akan menghabisi dia dulu!" Darwin menyeret Amanda ke depannya, lalu menempelkan moncong pistol di tangannya ke pelipis wanita itu. Dia tahu bahwa kekuatan Luther sangat luar biasa, jadi dia perlu menyandera seseorang untuk dijadikan perisai."Darwin, sebaiknya kamu jangan macam-macam! Ini Nenek Amanda!" seru Luther dengan ekspresi muram."Nenek Amanda? Hehe! Kamu pasti sangat peduli padanya, 'kan?" Darwin tersenyum keji dan berkata, "Kalau kamu nggak ingin melihatnya mati, lakukan apa yang aku suruh tadi!""Luther! Kenapa kamu masih diam? Cepat berlutut!" desak Catherine dengan panik."Bangsat! Cepat berlutut! Apa kamu ingin membunuhku?" seru Amanda dengan wajah pucat ketakutan."Nenek Amanda, tolong bersabar, aku akan segera menyelamatkanmu." Luther pura-pura berkata dengan marah, "Darwin! Hadapi saja aku kalau