Share

Bab 2

Penulis: Aku Mau Minum Air
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Di dalam lift, Luther menatap liontin giok di dadanya. Tatapannya tampak sangat sedih sekarang.

Meskipun sudah menduga bahwa hal seperti ini akan terjadi, dia tetap tidak bisa berlapang dada saat perceraian ini benar-benar terjadi.

Awalnya, Luther mengira bahwa kebahagiaan itu sangat sederhana. Hanya perlu makan kenyang, melewati kehidupan yang santai, dan merasa gembira.

Dia pun baru mengerti bahwa kehidupan biasa ternyata juga merupakan suatu dosa.

Luther sudah hidup dengan nyaman selama 3 tahun ini. Sekarang, sudah saatnya dia bangkit.

Kring kring kring ....

Tepat ketika Luther sedang bengong, ponselnya tiba-tiba berdering.

Terdengar suara yang familier saat dia menjawab panggilan tersebut. "Tuan Luther, aku Eril Wirawan dari Kamar Dagang Jiloam. Dengar-dengar, hari ini adalah ulang tahun pernikahanmu dengan Nona Ariana. Aku sudah menyediakan hadiah spesial untuk kalian. Kapan Tuan Luther punya waktu?"

"Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, Pak Eril tidak perlu repot-repot lagi lain kali," sahut Luther dengan tidak acuh.

"Hm?" Eril tertegun sesaat mendengarnya. Dia samar-samar bisa merasa ada yang tidak beres.

"Pak Eril, apa masih ada urusan lain?" tanya Luther.

"Ehem .... Ya, aku ingin meminta bantuan Tuan Luther." Setelah berdeham dengan canggung, Eril pun menjelaskan, "Begini, temanku terjangkit penyakit aneh belakangan ini. Dia sudah mencari banyak dokter, tapi tidak sembuh. Aku berharap Tuan Luther bisa membantunya."

"Pak Eril, kamu seharusnya tahu aturanku," timpal Luther.

"Tentu saja. Kalau tidak sanggup menunjukkan ketulusanku, aku juga tidak berani mengganggu Tuan Luther. Kebetulan sekali, temanku itu memiliki Rumput Hati Naga yang kamu inginkan. Asalkan Tuan Luther membantu, dia akan membayarnya dengan herbal langka itu," jelas Luther.

"Serius?" tanya Luther yang terkejut.

"Ya!" sahut Eril.

"Oke. Kalau begitu, aku akan pergi ke sana." Luther langsung menyetujuinya.

Luther sama sekali tidak tertarik dengan uang ataupun perhiasan. Namun, ada beberapa herbal langka yang sangat dia inginkan. Bagaimanapun, dia memerlukannya untuk menyelamatkan orang.

"Terima kasih, Tuan Luther. Aku akan menyuruh orang untuk menjemputmu!" seru Eril yang tersenyum lega.

Sebagai salah satu dari Tiga Bos Besar di Jiloam dan ketua kamar dagang yang memimpin puluhan ribu orang, Eril justru bersikap sangat hati-hati di hadapan Luther.

"Keberuntunganku cukup bagus. Aku menemukan herbal langka lagi. Masih ada 5 yang belum ditemukan, tapi seharusnya masih sempat," gumam Luther.

Kini, suasana hatinya yang barusan begitu buruk menjadi jauh lebih baik.

Ting tong! Pintu lift akhirnya terbuka.

Begitu Luther melangkah keluar dari pintu masuk perusahaan, dia melihat dua sosok yang familier menghampirinya.

Mereka adalah Helen Giandra dan Keenan Warsono, ibu dan adiknya Ariana.

"Ibu, Keenan, kenapa kalian kemari?" sapa Luther terlebih dahulu.

"Kamu sudah bercerai dengan Ariana?" tanya Helen langsung.

"Ya." Luther memaksakan senyuman sambil berkata, "Ini bukan kesalahan Ariana, tapi kesalahanku. Ibu jangan menyalahkannya."

Luther hanya ingin keduanya berpisah secara baik-baik. Namun, Helen malah mendengkus dingin dan menimpali, "Tentu saja kesalahanmu. Aku tahu betul karakter putriku. Kalau kamu nggak berbuat salah, mana mungkin dia bercerai darimu?"

"Hah?" Luther tidak bisa bereaksi untuk sesaat. Apakah ini yang dinamakan orang jahat mengadu duluan?

"Ibu, kamu seharusnya tahu apa saja yang kulakukan selama 3 tahun ini. Aku yakin nggak melakukan kesalahan apa pun," ujar Luther.

"Huh! Hanya kamu sendiri yang tahu itu. Pokoknya, putriku sudah pasti nggak salah. Lihatlah dirimu sendiri, apa kamu pantas untuk putriku?" maki Helen sembari mencebik.

"Ibu, ucapanmu ini agak keterlaluan," kata Luther sambil mengernyit.

Kalau bukan karena bantuannya, mana mungkin Keluarga Warsono bisa memiliki pencapaian hari ini?

"Keterlaluan? Kenapa? Memangnya yang kubilang barusan bukan fakta?" sahut Helen sembari melipat lengannya di depan dada.

"Sudahlah, Ibu. Jangan berbasa-basi dengannya lagi!" Keenan tiba-tiba maju, lalu membentak, "Hei, aku malas mengurus perceraianmu dengan kakakku. Tapi, kamu harus menyerahkan uang itu!"

"Uang apa?" tanya Luther dengan bingung.

"Jangan pura-pura bodoh. Aku tahu kakakku memberimu 16 miliar sebagai kompensasi!" seru Keenan dengan dingin.

"Benar. Itu adalah uang putriku. Atas dasar apa kamu mengambilnya? Cepat serahkan!" perintah Helen sambil mengulurkan tangannya.

"Aku tidak mengambil sepeser pun darinya," bantah Luther.

"Omong kosong! Siapa yang bisa menolak uang 16 miliar? Kamu kira kami ini bodoh?" Keenan sama sekali tidak percaya.

"Kalau kamu tahu diri, cepat serahkan uang itu. Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak lancang!" ancam Helen.

"Kalau kalian nggak percaya, telepon saja Ariana." Luther malas menjelaskan kepada mereka.

"Kenapa? Kamu mau menakuti kami? Tidak peduli siapa yang memohon belas kasihan untukmu hari ini, kamu tetap nggak boleh mengambil sepeser pun dari putriku!" teriak Helen dengan galak.

"Ibu, kita geledah saja dia!" Keenan sudah tidak sabar sehingga langsung memeriksa kantong celana Luther.

Helen pun tidak mau kalah. Dia mulai memeriksa saku baju Luther.

"Ibu, apa kalian harus begini?" tanya Luther seraya mengerutkan dahinya.

Dia benar-benar tidak menduga bahwa Keluarga Warsono akan begitu menyudutkannya, padahal dia baru menandatangani perjanjian perceraian. Mereka benar-benar tidak menjaga harga dirinya.

"Cih, siapa ibumu? Jangan sembarangan memanggil. Memangnya siapa kamu? Kamu nggak pantas menjadi anggota keluarga kami!" bentak Helen dengan ekspresi jijik sambil terus menggeledah.

Setelah memeriksa beberapa saat, keduanya sama sekali tidak menemukan apa pun.

"Aneh, apa bocah ini benar-benar nggak mengambil uangnya?" tanya Keenan yang merasa enggan.

Kemudian, dia tidak sengaja melihat liontin giok di dada Luther. Dia pun langsung menariknya.

"Bukannya ini liontin giok antik yang dipakai kakakku? Kenapa kamu yang pakai? Kamu mencurinya, ya?" tanya Keenan dengan curiga.

"Ini adalah warisan turun-temurun Keluarga Bennett. Kembalikan kepadaku!" teriak Luther dengan murung. Dia memang tidak menginginkan sepeser uang pun, tetapi barang peninggalan ibunya harus diambil kembali.

"Warisan keluarga? Itu artinya, barang ini sangat mahal dong?" kata Keenan dengan mata berbinar-binar.

"Luther, kamu makan gratis selama 3 tahun ini. Anggap saja liontin giok ini adalah bunga yang harus kamu bayar. Ayo, kita pergi!" ujar Helen setelah memberi isyarat mata kepada Keenan. Kemudian, dia hendak membawa putranya pergi dari sana.

"Berhenti!" Luther sontak meraih tangan Keenan, lalu memerintahkan dengan murung, "Kembalikan liontin giokku!"

"Aduh, sakit! Cepat lepaskan tanganmu!" Keenan merasa pergelangan tangannya akan patah.

"Kembalikan kepadaku sekarang juga!" perintah Luther dengan tegas.

"Berengsek. Aku lebih baik membuangnya daripada memberikannya kepadamu!" sahut Keenan yang juga marah saat melihat tangannya tidak bisa terlepas dari cengkeraman Luther. Kemudian, dia langsung membanting liontin giok tersebut ke tanah.

Prang! Terdengar bunyi yang sangat nyaring. Liontin giok itu hancur berkeping-keping.

Melihat ini, wajah Luther langsung pucat bak disambar petir. Liontin itu adalah satu-satunya benda peninggalan ibunya, juga kenang-kenangan yang dia miliki.

"Kamu berani menyerangku? Siapa takut denganmu?" Keenan mengempaskan tangannya dan masih memaki.

Saat ini, Luther mengepalkan tangannya dengan erat hingga terdengar bunyi tulang yang nyaring. Matanya yang dingin bahkan sudah memerah sekarang.

"Berengsek!" Luther akhirnya tidak tahan lagi. Dia langsung menghajar wajah Keenan.

Pukulan ini pun membuat Keenan berputar dua kali sebelum akhirnya terjatuh ke tanah. Dia merasa sangat pusing sampai tidak bisa berdiri.

"Kurang ajar! Kalau ibumu nggak mengajarimu sopan santun, aku yang akan mengajarimu sekarang!" hardik Luther sembari menjambak rambut Keenan untuk mengangkatnya dari tanah.

Saat berikutnya, terdengar suara tamparan yang sangat nyaring dan tanpa henti. Luther menampar Keenan dengan kejam.

Plak plak plak plak .... Diiringi dengan suara nyaring ini, wajah Keenan pun terlihat babak belur dan mulutnya berdarah. Dia tampak sangat menyedihkan.

"Berani sekali kamu menampar putraku!" seru Helen seraya maju untuk membantu putranya.

"Minggir!" Luther menoleh dan memelototi Helen. Tatapannya yang mengerikan itu seketika membuat Helen ketakutan hingga tidak berani bergerak.

Bab terkait

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 3

    Hanya satu kata dari Luther sudah membuat Helen terperangah di tempatnya. Dia sungguh tidak menyangka bahwa Luther yang biasanya terlihat lembut akan begitu menyeramkan saat murka. Sorot matanya itu seolah-olah menyiratkan akan melahap Helen hidup-hidup."Tolong, ada pembunuh! Ada yang mau membunuh putraku!" teriak Helen dengan lantang setelah tersadar kembali.Dalam sekejap, sekelompok satpam dari Grup Pesona berbondong-bondong menghampiri tempat kejadian."Nyonya Helen, apa yang terjadi?" tanya salah satu satpam yang jelas mengenal Helen. Dia langsung menyatakan sikapnya begitu datang."Doni, cepat tangkap dia. Berani sekali dia memukul putraku! Aku mau dia menerima ganjarannya!" teriak Helen yang pura-pura memberanikan diri."Berengsek! Berani sekali kamu membuat keributan di pintu masuk Grup Pesona! Kamu sudah bosan hidup, ya!" seru satpam yang memimpin. Begitu dia melambaikan tangannya, sekelompok bawahan bergegas menghentikan Luther.Bagaimanapun, ini adalah kesempatan untuk meme

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 4

    "Ibu, kamu bawa Keenan ke rumah sakit dulu. Biar aku yang urus masalah ini." Ariana membuat keputusan setelah berpikir beberapa saat."Ariana, kamu harus membela adikmu. Jangan biarkan bajingan itu begitu saja!" kata Helen dengan galak."Tenang saja, aku tahu apa yang harus dilakukan," ujar Ariana sembari mengangguk. Kemudian, dia memerintahkan 2 orang satpam untuk mengantar Helen dan Keenan ke rumah sakit."Julie, apa pendapatmu tentang ini?" tanya Ariana sambil menggosok pelipisnya. Dia merasa agak pusing."Bu Ariana, masalah ini sudah sangat jelas. Luther yang memukul adikmu. Selain itu, para satpam juga melihatnya tadi. Mereka tidak mungkin berbohong," jawab Julie."Tapi, ibuku itu ...." Ariana hendak mengatakan sesuatu. Dia tahu betul bagaimana karakter ibu dan adiknya yang tidak masuk akal itu."Bagaimanapun, Luther sudah salah karena memukul orang! Kalaupun ada kesalahpahaman, mereka bisa membahasnya dengan kepala dingin. Apalagi, Keenan adalah adik Bu Ariana. Dia sama sekali ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 5

    "Ba ... bagaimana kamu tahu?" tanya Belinda seraya membelalakkan matanya. Wajahnya sampai memerah. Selain merasa canggung, dia lebih merasa terkejut.Belinda tidak menyangka bahwa Luther bisa menyebutkannya dengan begitu akurat. Pria ini sampai tahu dia sering sakit kepala, mens tidak lancar, bahkan diare yang sedang dideritanya.Apakah dia benar-benar begitu hebat atau ini hanya siasat untuk mengelabui mereka semua?"Pengobatan tradisional mementingkan 4 hal, yaitu mengamati rona wajah pasien, mendengar suara dan napas pasien, menanyakan gejala pasien, dan memeriksa denyut nadi pasien. Dengan ini, kami sudah bisa mendiagnosis," jelas Luther dengan tidak acuh."Belinda, gimana? Kamu sudah percaya, 'kan?" tanya Bianca sembari tersenyum.Pada saat yang sama, dia juga merasa lega karena sudah melihat kemampuan yang dimiliki Luther."Huh! Dia hanya beruntung, apa yang hebat!" seru Belinda yang masih merasa enggan."Tuan Luther, gadis ini memang keras kepala. Tolong jangan tersinggung," kat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 6

    "Dasar nggak berguna!" Bianca sontak murka. Dia mendorong Tobi, lalu membentak, "Aku suruh jangan cabut, tapi kamu memaksa. Sekarang, kamu hanya bisa memberiku hasil seperti ini?""Ini bukan salahku. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin!" Tobi menggeleng dan mulai melemparkan tanggung jawab. "Oh, ini pasti kesalahan dokter itu. Dia yang sembarangan menancap jarum untuk mencelakai Tuan Jericho!"Bianca langsung menampar Tobi. Kemudian, dia memaki, "Dasar rendahan! Kamu sudah salah, tapi masih menyalahkan orang lain? Biar kuperingatkan, kalau terjadi sesuatu pada kakekku, aku akan mengulitimu hidup-hidup!"Begitu ucapan ini dilontarkan, wajah Tobi langsung tampak pucat pasi.Dengan kemampuan Keluarga Caonata, mudah saja bagi Bianca untuk melenyapkan mereka dari dunia ini."Apa yang terjadi?" tanya Luther yang memasuki bangsal.Begitu melihat wajah Jericho yang menghitam serta mulut dan hidungnya berdarah, Luther langsung mengernyit."Bukannya sudah kubilang jangan cabut jarumnya? Kenapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 7

    "Su ... sudah siuman?" Semua orang terkesiap melihat Jericho yang tiba-tiba sadarkan diri.Apalagi saat melihat monitor ICU yang menunjukkan bahwa tanda-tanda vitalnya telah normal kembali, mereka semua hanya bisa terdiam.Tanpa diduga, penyakit aneh yang membuat seluruh tim medis profesional tak berdaya justru berhasil disembuhkan oleh seorang pemuda.Kejadian ini benar-benar di luar nalar!"Syukurlah! Kakek akhirnya siuman!" seru Belinda sambil menangis bahagia saat melihat raut wajah Jericho kembali normal.Bianca yang merasa sangat gelisah juga akhirnya merasa tenang sekarang. Dia membungkuk memberi hormat seraya berkata, "Terima kasih banyak, Tuan Luther. Mulai sekarang, kamu akan menjadi tamu terhormat Keluarga Caonata.""Sama-sama, Nona Bianca. Ini bukan masalah besar," sahut Luther sembari tersenyum tipis.Perkataan yang rendah hati ini justru terdengar menusuk telinga untuk Tobi.Mereka susah payah mengobati Jericho, tetapi Luther malah mengatakan bukan masalah besar? Bocah in

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 8

    Saat ini, di dalam mobil Bentley berwarna perak yang sedang melaju."Tuan Luther, terima kasih banyak. Ini adalah kartu naga Keluarga Caonata, tolong diterima," ujar Bianca sambil mengeluarkan sebuah kartu hitam dengan sisi yang terbuat dari emas.Setelah menyodorkannya, dia menjelaskan, "Dengan kartu ini, kamu akan menjadi tamu terhormat Keluarga Caonata. Kamu bisa menikmati pelayanan terbaik dari semua bisnis milik Keluarga Caonata.""Nona Bianca, bukan ini yang kubutuhkan," sahut Luther sambil menggeleng."Tuan Luther, tenang saja. Ini hanya bentuk terima kasih dariku. Rumput Hati Naga yang dikatakan Pak Eril akan dikirim ke rumahmu besok," balas Bianca sembari tersenyum."Nona Bianca benar-benar lugas. Baiklah, terima kasih kalau begitu." Luther tersenyum dan menerima kartu naga tersebut.Barang yang diberikan oleh Bianca sudah pasti bukan barang biasa.Ketika keduanya masih mengobrol, sopir sontak menginjak rem dan menghentikan mobil di pinggir jalan."Bu Bianca, maaf sekali. Mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 9

    "Hah?" Ekspresi Luther sontak membeku.Dia tidak menyangka bahwa Bianca akan mengatakan hal semacam ini.Wanita di depannya ini tidak seperti Ariana yang terlihat dingin dan angkuh.Bianca sangatlah cantik dan memesona, bahkan senyumannya begitu memikat.Dengan kata lain, Bianca bisa disebut sebagai wanita penggoda yang mampu menaklukkan hampir semua pria."Hahaha. Aku hanya bercanda, kenapa kamu terkejut begitu?" Bianca tergelak hingga payudaranya bergetar tanpa henti. Pemandangan ini sangat berdampak besar bagi seorang pria.Melihat ini, Luther pun buru-buru mengalihkan pandangannya. Wanita ini terlalu menggoda. Makin dilihat akan makin terpikat."Tuan Luther, sepertinya aku butuh bantuanmu lagi," ujar Bianca yang ekspresinya perlahan-lahan menjadi serius."Ada masalah apa?" Luther tertegun mendengarnya."Kamu juga tahu, para pengawalku sedang berjaga di rumah sakit, nggak ada yang bisa melindungiku. Sekarang, aku sedang dalam bahaya karena diincar seseorang. Jadi, aku berharap Tuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 10

    Ketika melihat Ariana menghampirinya, Luther tertegun sejenak. Namun, ekspresinya seketika menjadi dingin saat berkata, "Rupanya Bu Ariana, apa ada yang bisa kubantu?""Aku kebetulan melihatmu, jadi datang untuk menyapa," balas Ariana. Dia membatalkan niatnya untuk memberi penjelasan kepada Luther.Sebelumnya, Ariana mendengar ibunya mengatakan Luther telah memiliki kekasih baru. Dia awalnya masih tidak mengerti.Tanpa diduga, ternyata ucapan ibunya benar.Meskipun keduanya telah bercerai, Ariana tetap merasa tidak nyaman saat melihat mantan suaminya ini begitu cepat memiliki kekasih baru.Ini adalah perasaan jengkel yang sangat aneh."Tuan Luther, ini temanmu?" tanya Bianca sambil mengamati Ariana.Intuisi wanita memberi tahu Bianca bahwa wanita di depannya ini memiliki permusuhan dengannya."Mantan istriku," jawab Luther."Oh?" Bianca mengangkat alisnya, lalu menyunggingkan senyuman dan memperkenalkan diri, "Halo, aku dari Keluarga Caonata. Senang bertemu denganmu."Bianca mengulurka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2415

    Pria kekar itu mengerahkan seluruh energi astralnya.Bam! Gerbang perunggu bergetar sedikit, membuat debu di atas berjatuhan. Selain itu, tidak ada pergerakan lain. Tulisan misterius di atas pun mengeluarkan cahaya untuk sesaat."Hm?" Pria kekar itu tak kuasa tertegun melihat gerbang perunggu yang sama sekali tidak rusak atau terbuka.Patut diketahui bahwa dia terlahir dengan kekuatan besar. Teknik kultivasi yang dilatihnya juga bermanfaat untuk meningkatkan kekuatannya.Menurutnya, gerbang perunggu seperti ini sangat mudah diluluhlantakkan. Namun, hasilnya malah tidak sesuai dengan ekspektasi.Gosip yang terdengar di belakang membuat si pria kekar merasa agak malu. Dia begitu yakin bisa membuka gerbang ini, tetapi hasilnya malah nihil. Dia tentu merasa malu."Aku nggak percaya aku nggak bisa." Pria kekar itu menarik napas dalam-dalam dan mengumpulkan energi astral di kepalan tangannya. Kemudian, dia melayangkan tinjunya ke gerbang perunggu lagi.Bam! Gerbang perunggu lagi-lagi bergeta

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2414

    "Bambang, sepertinya kita terjebak di formasi. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya pria kekar itu sambil memandang ke sekeliling. Dia mengira semua akan aman-aman saja jika mereka mengikuti Luther. Siapa sangka, dia malah kehilangan jejak Luther sekarang."Jangan panik. Maju saja. Pasti ada jalan keluar nanti," sahut Bambang yang mengamati permukaan tanah. Hanya ada satu jalan di sini. Pasukan Luther pasti meninggalkan jejak kaki di tanah. Asalkan mengikuti jejak kaki, mereka pasti bisa menyusul."Semuanya, terus ikut aku. Jangan ketinggalan atau tanggung konsekuensinya sendiri!" pesan pria kekar itu dengan lantang.Semua orang mengiakan dan terus mengikuti. Di saat seperti ini, mereka mungkin akan bertemu bahaya jika terpisah dari pasukan.Di bawah pimpinan Bambang, kedua pasukan mulai bersatu kembali. Semua orang berjalan dengan memegang senjata masing-masing. Mereka juga terus mengamati sekeliling karena takut tiba-tiba muncul monster.Setelah berjalan sekitar 30 menit, Bam

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2413

    Ketika Gunung Narima terbakar, Luther juga menerima perintah untuk menyerang. Dia langsung membawa pasukan dan menyusup ke area terlarang Gunung Narima, sesuai rencana awal.Karena Kuil Dewa menyerang secara besar-besaran, kini Gunung Narima pun kewalahan sehingga pertahanan area terlarang menjadi kosong melompong. Semua pesilat dimobilisasi.Tidak ada siapa pun yang terlihat di sini. Namun, Luther tidak akan meremehkan pertahanan Gunung Narima. Sekalipun tidak ada yang menjaga, area terlarang tidak mungkin bisa diterobos semudah itu. Bagaimanapun, Gunung Narima memiliki pencapaian besar dalam ilmu formasi.Ketika Luther dan pasukannya tiba, sudah ada dua pasukan yang tiba duluan. Mereka semua adalah anggota luar yang dibayar mahal oleh Kuil Dewa. Kebanyakan berlatih ilmu hitam.Orang-orang ini sudah pasti jahat dan kemampuan mereka juga tidak biasa. Supaya identitas mereka tidak ketahuan, semua orang memakai topeng untuk operasi kali ini.Kelompok Luther memakai topeng hantu berwarna

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2412

    "Ini obat penguat buatan Kuil Dewa ya? Sungguh luar biasa!""Aku merasa seluruh tubuhku penuh dengan kekuatan. Aku nggak sabar untuk bertarung.""Malam ini para ahli sampah dari Negara Drago itu akan kubunuh semuanya."Setelah meminum obat penguat itu, semua orang merasa sangat bersemangat. Bukan hanya kekuatan mereka yang meningkat drastis, semangat tarung mereka juga berkobar-kobar sampai suasana di tempat itu menjadi heboh."Pele, kenapa kamu nggak mengeluarkan harta sebagus ini lebih awal? Obat penguat ini masih ada berapa banyak? Aku beli semuanya," kata Amir dengan penuh semangat."Obat-obat ini level S yang paling unggul dan produksinya sangat terbatas, jadi hanya tersedia untuk petinggi internal. Yang dijual ke luar hanya level A saja. Tapi, kalau kamu suka, aku akan memberimu beberapa dengan gratis. Nggak perlu bayar," kata Pele dengan murah hati."Hahaha .... Kalau begitu, aku nggak sungkan lagi," seru Amir sambil tertawa terbahak-bahak. Bisa mendapat obat itu dengan gratis t

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2411

    "Tuan Luther ... benar-benar minta maaf, tadi aku nggak mengenalimu. Mohon Tuan berbelas kasih dan maafkan aku sekali ini."Setelah tertegun sejenak, pria berambut gimbal itu langsung membungkuk untuk meminta maaf dengan ketakutan dan keringat terus menetes dari dahinya. Dia tahu orang di depannya adalah seorang ahli tingkat grandmaster yang terhebat ini bisa membunuhnya dengan mudah."Jangan diulangi lagi," kata Luther sambil melirik pria itu dengan dingin, lalu tidak memperpanjang masalahnya lagi. Menurutnya, orang-orang yang bersekongkol dengan Kuil Dewa untuk menyusup ke Gunung Narima sebenarnya sudah divonis mati, hanya tinggal menunggu waktunya saja."Ya ya ya! Terima kasih atas kemurahan hati Tuan Luther!" kata pemuda itu sambil terus menganggukkan kepala dan ekspresinya terlihat lega. Untung saja Luther cukup bermurah hati. Jika tidak, hari ini mungkin nyawanya sudah melayang. Sepertinya, kelak dia harus melihat situasinya terlebih dahulu sebelum menjilat atau nyawanya terancam

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2410

    "Ada yang datang, kamu cepat sembunyi dulu," kata Luther yang memiliki kepekaan yang tajam, sehingga sudah menyadari ada suara langkah kaki yang pelan di luar pintu. Orang yang datang itu melangkah dengan pelan dan menahan auranya, jelas seorang ahli."Ya," jawab Misandari sambil menganggukkan kepala. Setelah menyimpan sumber energi naganya, dia langsung melayang keluar melalui jendela dan menghilang tanpa jejak.Tok tok tok.Misandari baru saja pergi tiga detik, pintu kamar tiba-tiba diketuk seseorang."Siapa itu?" tanya Luther."Ini aku, Tico." Terdengar suara yang familier dari luar pintu.Luther bangkit dan membuka pintu, lalu tersenyum. "Ternyata Tuan Tico, silakan masuk."Datang menemuinya di jam seperti ini, Luther menebak sepertinya Kuil Dewa akan segera bertindak.Begitu masuk ke dalam kamar, Tico langsung memuji, "Luther, selamat atas kemenanganmu. Aku datang khusus untuk memberikan ucapan selamat. Hari ini aku menyaksikan pertandinganmu dan memang sangat luar biasa. Bisa men

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2409

    "Jangan bercanda. Organisasi Mondial punya banyak ahli bela diri. Mana mungkin kamu mau menjadi muridku. Tapi, kita semua teman. Kelak kalau butuh bimbingan, beri tahu saja aku," tolak Luther secara lembut."Oke. Kamu nggak boleh menolak kalau aku mencarimu nanti ya!" Roselia mengejapkan matanya dengan nakal.Sebenarnya Roselia juga hanya iseng. Dia tidak benar-benar ingin berguru. Dia hanya mencari alasan supaya bisa lebih dekat dengan Luther. Kini, mereka bisa sering bertemu untuk bimbingan.Setelah semua orang duduk, mereka mulai minum-minum dan mengobrol. Roselia dan Greta terus merayu Luther. Orang cerdas tentu tahu apa maksud mereka.Luther pun hanya tersenyum sopan dan mengabaikan rayuan mereka. Luther tentu tahu apa yang ada di pikiran kedua bersaudara itu. Mereka pasti ingin memenangkan hatinya supaya reputasi Organisasi Mondial makin besar.Bagaimanapun, anggota VIP tidak termasuk anggota internal. Luther tidak punya ikatan yang kuat dengan Organisasi Mondial. Jika dia bisa m

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2408

    "Aku?" Begitu mendengarnya, Luther pun termangu. Kemudian, dia buru-buru melambaikan tangannya. "Master, jangan bercanda. Aku nggak punya kemampuan seperti itu. Sebaiknya kamu pilih orang lain."Luther tidak akan berani menerima tawaran sebesar ini. Menjaga nadi naga berbeda dengan menjaga rumah sendiri. Jika terjadi kesalahan, bukan hanya diri sendiri, tetapi seluruh Gunung Narima dan seluruh Negara Drago akan berdampak. Luther tidak bisa menanggung tekanan sebesar ini."Jangan terburu-buru menolak." Riley tersenyum dan meneruskan, "Sebenarnya ada banyak keuntungan yang bisa kamu dapat. Pertama, nadi naga punya spiritualitas. Kalau kamu bisa membangun hubungan dengannya, basis kultivasimu akan meningkat dengan cepat dan umurmu akan sangat panjang.""Dengan bantuan nadi naga, kamu juga akan menjadi tak terkalahkan. Nggak ada seorang pun yang bisa menghalangimu di dunia ini."Riley sama sekali tidak melebih-lebihkan ucapannya. Begitu mendapat pengakuan dari nadi naga dan menjadi pelindu

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2407

    "Maaf, Master. Aku salah bicara." Luther meminta maaf dengan canggung."Hahaha. Nggak masalah. Aku nggak keberatan soal ini." Riley tergelak, lalu melambaikan tangan kepada Atha. "Atha, keluarkan hadiahnya.""Baik." Atha mengiakan, lalu mengeluarkan sebuah kotak giok dan meletakkannya di meja samping Luther."Coba dibuka." Riley tersenyum.Luther mengangguk, lalu membuka kotak itu dengan kedua tangannya. Terlihat tiga buah mutiara di dalamnya. Yang satu berwarna emas, yang satu berwarna merah, yang satu lagi berwarna hijau.Masing-masing mutiara itu memancarkan cahaya yang cemerlang. Di dalamnya, terdapat seekor ular kecil dengan warna yang sama. Ular itu bergerak di dalam mutiara."Energi naga?" Luther tak kuasa terbelalak setelah melihatnya.Sebelum ini, Luther terus mencari energi naga. Itu sebabnya, dia langsung mengenali ketiga mutiara itu.Hanya saja, Luther tidak menyangka akan ada tiga energi naga di Gunung Narima. Tempat ini pasti memiliki keberuntungan yang besar."Gimana? Ka

DMCA.com Protection Status