Share

Bab 2

Penulis: Aku Mau Minum Air
Di dalam lift, Luther menatap liontin giok di dadanya. Tatapannya tampak sangat sedih sekarang.

Meskipun sudah menduga bahwa hal seperti ini akan terjadi, dia tetap tidak bisa berlapang dada saat perceraian ini benar-benar terjadi.

Awalnya, Luther mengira bahwa kebahagiaan itu sangat sederhana. Hanya perlu makan kenyang, melewati kehidupan yang santai, dan merasa gembira.

Dia pun baru mengerti bahwa kehidupan biasa ternyata juga merupakan suatu dosa.

Luther sudah hidup dengan nyaman selama 3 tahun ini. Sekarang, sudah saatnya dia bangkit.

Kring kring kring ....

Tepat ketika Luther sedang bengong, ponselnya tiba-tiba berdering.

Terdengar suara yang familier saat dia menjawab panggilan tersebut. "Tuan Luther, aku Eril Wirawan dari Kamar Dagang Jiloam. Dengar-dengar, hari ini adalah ulang tahun pernikahanmu dengan Nona Ariana. Aku sudah menyediakan hadiah spesial untuk kalian. Kapan Tuan Luther punya waktu?"

"Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, Pak Eril tidak perlu repot-repot lagi lain kali," sahut Luther dengan tidak acuh.

"Hm?" Eril tertegun sesaat mendengarnya. Dia samar-samar bisa merasa ada yang tidak beres.

"Pak Eril, apa masih ada urusan lain?" tanya Luther.

"Ehem .... Ya, aku ingin meminta bantuan Tuan Luther." Setelah berdeham dengan canggung, Eril pun menjelaskan, "Begini, temanku terjangkit penyakit aneh belakangan ini. Dia sudah mencari banyak dokter, tapi tidak sembuh. Aku berharap Tuan Luther bisa membantunya."

"Pak Eril, kamu seharusnya tahu aturanku," timpal Luther.

"Tentu saja. Kalau tidak sanggup menunjukkan ketulusanku, aku juga tidak berani mengganggu Tuan Luther. Kebetulan sekali, temanku itu memiliki Rumput Hati Naga yang kamu inginkan. Asalkan Tuan Luther membantu, dia akan membayarnya dengan herbal langka itu," jelas Luther.

"Serius?" tanya Luther yang terkejut.

"Ya!" sahut Eril.

"Oke. Kalau begitu, aku akan pergi ke sana." Luther langsung menyetujuinya.

Luther sama sekali tidak tertarik dengan uang ataupun perhiasan. Namun, ada beberapa herbal langka yang sangat dia inginkan. Bagaimanapun, dia memerlukannya untuk menyelamatkan orang.

"Terima kasih, Tuan Luther. Aku akan menyuruh orang untuk menjemputmu!" seru Eril yang tersenyum lega.

Sebagai salah satu dari Tiga Bos Besar di Jiloam dan ketua kamar dagang yang memimpin puluhan ribu orang, Eril justru bersikap sangat hati-hati di hadapan Luther.

"Keberuntunganku cukup bagus. Aku menemukan herbal langka lagi. Masih ada 5 yang belum ditemukan, tapi seharusnya masih sempat," gumam Luther.

Kini, suasana hatinya yang barusan begitu buruk menjadi jauh lebih baik.

Ting tong! Pintu lift akhirnya terbuka.

Begitu Luther melangkah keluar dari pintu masuk perusahaan, dia melihat dua sosok yang familier menghampirinya.

Mereka adalah Helen Giandra dan Keenan Warsono, ibu dan adiknya Ariana.

"Ibu, Keenan, kenapa kalian kemari?" sapa Luther terlebih dahulu.

"Kamu sudah bercerai dengan Ariana?" tanya Helen langsung.

"Ya." Luther memaksakan senyuman sambil berkata, "Ini bukan kesalahan Ariana, tapi kesalahanku. Ibu jangan menyalahkannya."

Luther hanya ingin keduanya berpisah secara baik-baik. Namun, Helen malah mendengkus dingin dan menimpali, "Tentu saja kesalahanmu. Aku tahu betul karakter putriku. Kalau kamu nggak berbuat salah, mana mungkin dia bercerai darimu?"

"Hah?" Luther tidak bisa bereaksi untuk sesaat. Apakah ini yang dinamakan orang jahat mengadu duluan?

"Ibu, kamu seharusnya tahu apa saja yang kulakukan selama 3 tahun ini. Aku yakin nggak melakukan kesalahan apa pun," ujar Luther.

"Huh! Hanya kamu sendiri yang tahu itu. Pokoknya, putriku sudah pasti nggak salah. Lihatlah dirimu sendiri, apa kamu pantas untuk putriku?" maki Helen sembari mencebik.

"Ibu, ucapanmu ini agak keterlaluan," kata Luther sambil mengernyit.

Kalau bukan karena bantuannya, mana mungkin Keluarga Warsono bisa memiliki pencapaian hari ini?

"Keterlaluan? Kenapa? Memangnya yang kubilang barusan bukan fakta?" sahut Helen sembari melipat lengannya di depan dada.

"Sudahlah, Ibu. Jangan berbasa-basi dengannya lagi!" Keenan tiba-tiba maju, lalu membentak, "Hei, aku malas mengurus perceraianmu dengan kakakku. Tapi, kamu harus menyerahkan uang itu!"

"Uang apa?" tanya Luther dengan bingung.

"Jangan pura-pura bodoh. Aku tahu kakakku memberimu 16 miliar sebagai kompensasi!" seru Keenan dengan dingin.

"Benar. Itu adalah uang putriku. Atas dasar apa kamu mengambilnya? Cepat serahkan!" perintah Helen sambil mengulurkan tangannya.

"Aku tidak mengambil sepeser pun darinya," bantah Luther.

"Omong kosong! Siapa yang bisa menolak uang 16 miliar? Kamu kira kami ini bodoh?" Keenan sama sekali tidak percaya.

"Kalau kamu tahu diri, cepat serahkan uang itu. Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak lancang!" ancam Helen.

"Kalau kalian nggak percaya, telepon saja Ariana." Luther malas menjelaskan kepada mereka.

"Kenapa? Kamu mau menakuti kami? Tidak peduli siapa yang memohon belas kasihan untukmu hari ini, kamu tetap nggak boleh mengambil sepeser pun dari putriku!" teriak Helen dengan galak.

"Ibu, kita geledah saja dia!" Keenan sudah tidak sabar sehingga langsung memeriksa kantong celana Luther.

Helen pun tidak mau kalah. Dia mulai memeriksa saku baju Luther.

"Ibu, apa kalian harus begini?" tanya Luther seraya mengerutkan dahinya.

Dia benar-benar tidak menduga bahwa Keluarga Warsono akan begitu menyudutkannya, padahal dia baru menandatangani perjanjian perceraian. Mereka benar-benar tidak menjaga harga dirinya.

"Cih, siapa ibumu? Jangan sembarangan memanggil. Memangnya siapa kamu? Kamu nggak pantas menjadi anggota keluarga kami!" bentak Helen dengan ekspresi jijik sambil terus menggeledah.

Setelah memeriksa beberapa saat, keduanya sama sekali tidak menemukan apa pun.

"Aneh, apa bocah ini benar-benar nggak mengambil uangnya?" tanya Keenan yang merasa enggan.

Kemudian, dia tidak sengaja melihat liontin giok di dada Luther. Dia pun langsung menariknya.

"Bukannya ini liontin giok antik yang dipakai kakakku? Kenapa kamu yang pakai? Kamu mencurinya, ya?" tanya Keenan dengan curiga.

"Ini adalah warisan turun-temurun Keluarga Bennett. Kembalikan kepadaku!" teriak Luther dengan murung. Dia memang tidak menginginkan sepeser uang pun, tetapi barang peninggalan ibunya harus diambil kembali.

"Warisan keluarga? Itu artinya, barang ini sangat mahal dong?" kata Keenan dengan mata berbinar-binar.

"Luther, kamu makan gratis selama 3 tahun ini. Anggap saja liontin giok ini adalah bunga yang harus kamu bayar. Ayo, kita pergi!" ujar Helen setelah memberi isyarat mata kepada Keenan. Kemudian, dia hendak membawa putranya pergi dari sana.

"Berhenti!" Luther sontak meraih tangan Keenan, lalu memerintahkan dengan murung, "Kembalikan liontin giokku!"

"Aduh, sakit! Cepat lepaskan tanganmu!" Keenan merasa pergelangan tangannya akan patah.

"Kembalikan kepadaku sekarang juga!" perintah Luther dengan tegas.

"Berengsek. Aku lebih baik membuangnya daripada memberikannya kepadamu!" sahut Keenan yang juga marah saat melihat tangannya tidak bisa terlepas dari cengkeraman Luther. Kemudian, dia langsung membanting liontin giok tersebut ke tanah.

Prang! Terdengar bunyi yang sangat nyaring. Liontin giok itu hancur berkeping-keping.

Melihat ini, wajah Luther langsung pucat bak disambar petir. Liontin itu adalah satu-satunya benda peninggalan ibunya, juga kenang-kenangan yang dia miliki.

"Kamu berani menyerangku? Siapa takut denganmu?" Keenan mengempaskan tangannya dan masih memaki.

Saat ini, Luther mengepalkan tangannya dengan erat hingga terdengar bunyi tulang yang nyaring. Matanya yang dingin bahkan sudah memerah sekarang.

"Berengsek!" Luther akhirnya tidak tahan lagi. Dia langsung menghajar wajah Keenan.

Pukulan ini pun membuat Keenan berputar dua kali sebelum akhirnya terjatuh ke tanah. Dia merasa sangat pusing sampai tidak bisa berdiri.

"Kurang ajar! Kalau ibumu nggak mengajarimu sopan santun, aku yang akan mengajarimu sekarang!" hardik Luther sembari menjambak rambut Keenan untuk mengangkatnya dari tanah.

Saat berikutnya, terdengar suara tamparan yang sangat nyaring dan tanpa henti. Luther menampar Keenan dengan kejam.

Plak plak plak plak .... Diiringi dengan suara nyaring ini, wajah Keenan pun terlihat babak belur dan mulutnya berdarah. Dia tampak sangat menyedihkan.

"Berani sekali kamu menampar putraku!" seru Helen seraya maju untuk membantu putranya.

"Minggir!" Luther menoleh dan memelototi Helen. Tatapannya yang mengerikan itu seketika membuat Helen ketakutan hingga tidak berani bergerak.

Bab terkait

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 3

    Hanya satu kata dari Luther sudah membuat Helen terperangah di tempatnya. Dia sungguh tidak menyangka bahwa Luther yang biasanya terlihat lembut akan begitu menyeramkan saat murka. Sorot matanya itu seolah-olah menyiratkan akan melahap Helen hidup-hidup."Tolong, ada pembunuh! Ada yang mau membunuh putraku!" teriak Helen dengan lantang setelah tersadar kembali.Dalam sekejap, sekelompok satpam dari Grup Pesona berbondong-bondong menghampiri tempat kejadian."Nyonya Helen, apa yang terjadi?" tanya salah satu satpam yang jelas mengenal Helen. Dia langsung menyatakan sikapnya begitu datang."Doni, cepat tangkap dia. Berani sekali dia memukul putraku! Aku mau dia menerima ganjarannya!" teriak Helen yang pura-pura memberanikan diri."Berengsek! Berani sekali kamu membuat keributan di pintu masuk Grup Pesona! Kamu sudah bosan hidup, ya!" seru satpam yang memimpin. Begitu dia melambaikan tangannya, sekelompok bawahan bergegas menghentikan Luther.Bagaimanapun, ini adalah kesempatan untuk meme

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 4

    "Ibu, kamu bawa Keenan ke rumah sakit dulu. Biar aku yang urus masalah ini." Ariana membuat keputusan setelah berpikir beberapa saat."Ariana, kamu harus membela adikmu. Jangan biarkan bajingan itu begitu saja!" kata Helen dengan galak."Tenang saja, aku tahu apa yang harus dilakukan," ujar Ariana sembari mengangguk. Kemudian, dia memerintahkan 2 orang satpam untuk mengantar Helen dan Keenan ke rumah sakit."Julie, apa pendapatmu tentang ini?" tanya Ariana sambil menggosok pelipisnya. Dia merasa agak pusing."Bu Ariana, masalah ini sudah sangat jelas. Luther yang memukul adikmu. Selain itu, para satpam juga melihatnya tadi. Mereka tidak mungkin berbohong," jawab Julie."Tapi, ibuku itu ...." Ariana hendak mengatakan sesuatu. Dia tahu betul bagaimana karakter ibu dan adiknya yang tidak masuk akal itu."Bagaimanapun, Luther sudah salah karena memukul orang! Kalaupun ada kesalahpahaman, mereka bisa membahasnya dengan kepala dingin. Apalagi, Keenan adalah adik Bu Ariana. Dia sama sekali ti

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 5

    "Ba ... bagaimana kamu tahu?" tanya Belinda seraya membelalakkan matanya. Wajahnya sampai memerah. Selain merasa canggung, dia lebih merasa terkejut.Belinda tidak menyangka bahwa Luther bisa menyebutkannya dengan begitu akurat. Pria ini sampai tahu dia sering sakit kepala, mens tidak lancar, bahkan diare yang sedang dideritanya.Apakah dia benar-benar begitu hebat atau ini hanya siasat untuk mengelabui mereka semua?"Pengobatan tradisional mementingkan 4 hal, yaitu mengamati rona wajah pasien, mendengar suara dan napas pasien, menanyakan gejala pasien, dan memeriksa denyut nadi pasien. Dengan ini, kami sudah bisa mendiagnosis," jelas Luther dengan tidak acuh."Belinda, gimana? Kamu sudah percaya, 'kan?" tanya Bianca sembari tersenyum.Pada saat yang sama, dia juga merasa lega karena sudah melihat kemampuan yang dimiliki Luther."Huh! Dia hanya beruntung, apa yang hebat!" seru Belinda yang masih merasa enggan."Tuan Luther, gadis ini memang keras kepala. Tolong jangan tersinggung," kat

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 6

    "Dasar nggak berguna!" Bianca sontak murka. Dia mendorong Tobi, lalu membentak, "Aku suruh jangan cabut, tapi kamu memaksa. Sekarang, kamu hanya bisa memberiku hasil seperti ini?""Ini bukan salahku. Aku sudah berusaha semaksimal mungkin!" Tobi menggeleng dan mulai melemparkan tanggung jawab. "Oh, ini pasti kesalahan dokter itu. Dia yang sembarangan menancap jarum untuk mencelakai Tuan Jericho!"Bianca langsung menampar Tobi. Kemudian, dia memaki, "Dasar rendahan! Kamu sudah salah, tapi masih menyalahkan orang lain? Biar kuperingatkan, kalau terjadi sesuatu pada kakekku, aku akan mengulitimu hidup-hidup!"Begitu ucapan ini dilontarkan, wajah Tobi langsung tampak pucat pasi.Dengan kemampuan Keluarga Caonata, mudah saja bagi Bianca untuk melenyapkan mereka dari dunia ini."Apa yang terjadi?" tanya Luther yang memasuki bangsal.Begitu melihat wajah Jericho yang menghitam serta mulut dan hidungnya berdarah, Luther langsung mengernyit."Bukannya sudah kubilang jangan cabut jarumnya? Kenapa

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 7

    "Su ... sudah siuman?" Semua orang terkesiap melihat Jericho yang tiba-tiba sadarkan diri.Apalagi saat melihat monitor ICU yang menunjukkan bahwa tanda-tanda vitalnya telah normal kembali, mereka semua hanya bisa terdiam.Tanpa diduga, penyakit aneh yang membuat seluruh tim medis profesional tak berdaya justru berhasil disembuhkan oleh seorang pemuda.Kejadian ini benar-benar di luar nalar!"Syukurlah! Kakek akhirnya siuman!" seru Belinda sambil menangis bahagia saat melihat raut wajah Jericho kembali normal.Bianca yang merasa sangat gelisah juga akhirnya merasa tenang sekarang. Dia membungkuk memberi hormat seraya berkata, "Terima kasih banyak, Tuan Luther. Mulai sekarang, kamu akan menjadi tamu terhormat Keluarga Caonata.""Sama-sama, Nona Bianca. Ini bukan masalah besar," sahut Luther sembari tersenyum tipis.Perkataan yang rendah hati ini justru terdengar menusuk telinga untuk Tobi.Mereka susah payah mengobati Jericho, tetapi Luther malah mengatakan bukan masalah besar? Bocah in

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 8

    Saat ini, di dalam mobil Bentley berwarna perak yang sedang melaju."Tuan Luther, terima kasih banyak. Ini adalah kartu naga Keluarga Caonata, tolong diterima," ujar Bianca sambil mengeluarkan sebuah kartu hitam dengan sisi yang terbuat dari emas.Setelah menyodorkannya, dia menjelaskan, "Dengan kartu ini, kamu akan menjadi tamu terhormat Keluarga Caonata. Kamu bisa menikmati pelayanan terbaik dari semua bisnis milik Keluarga Caonata.""Nona Bianca, bukan ini yang kubutuhkan," sahut Luther sambil menggeleng."Tuan Luther, tenang saja. Ini hanya bentuk terima kasih dariku. Rumput Hati Naga yang dikatakan Pak Eril akan dikirim ke rumahmu besok," balas Bianca sembari tersenyum."Nona Bianca benar-benar lugas. Baiklah, terima kasih kalau begitu." Luther tersenyum dan menerima kartu naga tersebut.Barang yang diberikan oleh Bianca sudah pasti bukan barang biasa.Ketika keduanya masih mengobrol, sopir sontak menginjak rem dan menghentikan mobil di pinggir jalan."Bu Bianca, maaf sekali. Mere

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 9

    "Hah?" Ekspresi Luther sontak membeku.Dia tidak menyangka bahwa Bianca akan mengatakan hal semacam ini.Wanita di depannya ini tidak seperti Ariana yang terlihat dingin dan angkuh.Bianca sangatlah cantik dan memesona, bahkan senyumannya begitu memikat.Dengan kata lain, Bianca bisa disebut sebagai wanita penggoda yang mampu menaklukkan hampir semua pria."Hahaha. Aku hanya bercanda, kenapa kamu terkejut begitu?" Bianca tergelak hingga payudaranya bergetar tanpa henti. Pemandangan ini sangat berdampak besar bagi seorang pria.Melihat ini, Luther pun buru-buru mengalihkan pandangannya. Wanita ini terlalu menggoda. Makin dilihat akan makin terpikat."Tuan Luther, sepertinya aku butuh bantuanmu lagi," ujar Bianca yang ekspresinya perlahan-lahan menjadi serius."Ada masalah apa?" Luther tertegun mendengarnya."Kamu juga tahu, para pengawalku sedang berjaga di rumah sakit, nggak ada yang bisa melindungiku. Sekarang, aku sedang dalam bahaya karena diincar seseorang. Jadi, aku berharap Tuan

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 10

    Ketika melihat Ariana menghampirinya, Luther tertegun sejenak. Namun, ekspresinya seketika menjadi dingin saat berkata, "Rupanya Bu Ariana, apa ada yang bisa kubantu?""Aku kebetulan melihatmu, jadi datang untuk menyapa," balas Ariana. Dia membatalkan niatnya untuk memberi penjelasan kepada Luther.Sebelumnya, Ariana mendengar ibunya mengatakan Luther telah memiliki kekasih baru. Dia awalnya masih tidak mengerti.Tanpa diduga, ternyata ucapan ibunya benar.Meskipun keduanya telah bercerai, Ariana tetap merasa tidak nyaman saat melihat mantan suaminya ini begitu cepat memiliki kekasih baru.Ini adalah perasaan jengkel yang sangat aneh."Tuan Luther, ini temanmu?" tanya Bianca sambil mengamati Ariana.Intuisi wanita memberi tahu Bianca bahwa wanita di depannya ini memiliki permusuhan dengannya."Mantan istriku," jawab Luther."Oh?" Bianca mengangkat alisnya, lalu menyunggingkan senyuman dan memperkenalkan diri, "Halo, aku dari Keluarga Caonata. Senang bertemu denganmu."Bianca mengulurka

Bab terbaru

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2486

    "Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2485

    Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2484

    "Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2483

    Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2482

    Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2481

    Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2480

    "Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2479

    "Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka

  • Dikejar Lagi oleh Istri CEOku   Bab 2478

    "Saudara-saudara! Bunuh mereka!"Begitu mendengar perintah itu, Pasukan Api Merah dari kediaman jenderal langsung menghunuskan pedang mereka dan menyerang Tim Penegak Hukum.Pasukan Api Merah yang datang kali ini berjumlah hampir 1.000 orang. Mereka bukan hanya unggul dalam jumlah, tetapi juga menyerang dari kedua sisi, membuat pertahanan lawan sulit ditembus."Susun formasi perisai!" Melihat situasi yang berbahaya, Wirya segera memerintahkan para anggota Tim Penegak Hukum untuk menyarungkan pedang mereka dan membentuk formasi pertahanan.Mereka telah terpisah dari pasukan utama dan kini berhadapan dengan musuh yang jumlahnya 10 kali lipat lebih banyak. Dalam kondisi seperti ini, bertahan dalam formasi adalah pilihan terbaik.Mereka hanya perlu menahan serangan sebentar. Dalam waktu singkat, bala bantuan dari istana akan segera tiba. Ketika saat itu tiba, Pasukan Api Merah tidak akan punya kesempatan untuk melawan.Sesaat kemudian, kedua belah pihak memulai pertarungan sengit. Pasukan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status