"Nona, apa kamu nggak ngerti? Pria ini hanya penipu. Kamu nggak akan mendapat keuntungan apa pun kalau bersamanya!" kata Wandy dengan agak panik saat melihat rencananya untuk memisahkan Luther dan Bianca gagal.Dia tidak bisa melihat seorang wanita yang begitu cantik jatuh di tangan Luther dan dihancurkannya begitu saja."Hei, kamu ribut sekali. Terserah aku berhubungan dengan pria mana, apa urusannya denganmu!" teriak Bianca yang sudah kehilangan kesabarannya."Kamu ini!" Wandy benar-benar kesal dengan tingkahnya.Dia tidak menduga bahwa wanita di depannya ini akan begitu keras kepala. Sudah tahu ditipu, tapi masih begitu mesra dengan Luther. Memangnya seberapa besar pesona yang dimiliki pecundang ini!"Tuan Muda Wandy, orang seperti ini memang pantas ditipu. Kamu berbaik hati memperingatkannya, tapi dia bersikap begitu lancang. Benar-benar nggak tahu diri!" ujar Julie yang berdiri di samping dengan murung."Huh! Sulit untuk menjadi orang baik di zaman sekarang!" kata Wandy dengan kes
Setelah memasuki Gedung Phoenix, Julie menggerutu, "Huh! Wanita tadi cukup cantik, kenapa malah menyukai pecundang seperti Luther? Dia benar-benar sudah dibutakan!""Benar, ini seperti bunga indah yang ditancapkan di atas kotoran," sahut Wandy yang menghela napas panjang.Dia jelas-jelas adalah pria tampan yang kaya raya, kenapa malah tidak mendapatkan wanita berkelas seperti Bianca?"Jangan dibahas lagi. Kita kemari karena ada urusan penting." Ariana mengalihkan topik. "Julie, coba kamu cari tahu anggota Keluarga Caonata mana yang bertanggung jawab atas acara hari ini. Kalau bisa, kita harus mendekatinya.""Temanku kebetulan bekerja di sini. Aku akan segera meneleponnya," ujar Julie. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi nomor seseorang.Tidak berselang lama, dia pun melapor, "Bu Ariana, pesta amal hari ini diselenggarakan oleh Bu Bianca. Masih belum diketahui siapa yang akan dipilih sebagai mitra, semua tergantung pada Bu Bianca.""Bu Bianca? Ratu Bisnis itu?" tanya
Saat ini, aula pesta sudah sangat ramai.Di atas panggung, terlihat sekelompok wanita anggun yang mengenakan gaun sedang menarikan tarian tradisional.Setiap ekspresi dan gerakan mereka penuh dengan pesona dan sangat elegan. Siapa pun yang melihat pasti akan terpana.Di bawah panggung, duduk sekelompok orang kalangan atas yang berpakaian rapi.Ada yang bersulang, ada yang mengobrol, dan ada yang diam-diam menikmati pertunjukan.Luther mencari tempat untuk duduk. Dia meminum jus sambil menyaksikan pertunjukan.Tepat ketika Luther menonton dengan seru, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang menusuk telinga."Hei, ternyata kamu berhasil masuk, ya?"Luther melirik sekilas, lalu mendapati Wandy yang duduk bersama Ariana dan lainnya."Huh, sial sekali. Kenapa kami terus bertemu denganmu?" maki Julie dengan kesal.Ariana tidak berbicara dan hanya melirik dengan dingin. Kemudian, dia duduk di kursi barisan depan yang masih kosong."Hei, apa kamu benar-benar ingin mengikuti lelang amal ini? Mema
"Mitra bisnis?" Mendengar kata-kata ini, Ariana sontak terkejut. Bisa dibilang, dia agak sulit memercayainya. Sebab, yang dikatakan lawan bicaranya itu bukanlah daftar nominasi, melainkan langsung menetapkannya sebagai mitra bisnis Keluarga Caonata! Bahkan, proses penilaian terakhir pun dilewatkan begitu saja. Apa yang terjadi?"Apa yang Anda katakan tadi benar?" tanya Ariana mencoba menguji."Memangnya masih bisa dipalsukan? Kalau Anda tidak percaya, datanglah langsung ke perusahaan besok untuk menandatangani kontrak. Baiklah, saya ada urusan lain lagi, saya akan menutup telepon sekarang." Setelah mengatakan beberapa kalimat sederhana itu, lawan bicaranya langsung mengakhiri panggilan telepon.Saat ini, Ariana merasa kaget, sekaligus bahagia. Dia benar-benar tidak pernah membayangkan bahwa segalanya akan berjalan begitu lancar. Padahal, dia hampir saja dihapus dari daftar nominasi. Namun, dalam sekejap, dia langsung menjadi mitra bisnis Keluarga Caonata. Kebahagiaan ini datang begitu
Luther tidak menyangka bahwa dia tidak memiliki kredibilitas sama sekali di hati Ariana. Setelah menjalani 3 tahun pernikahan, apakah posisi Luther bahkan lebih rendah daripada orang asing?"Iya ... aku adalah orang jahat, sedangkan Wandy adalah orang baik. Aku mencemarkan nama baiknya, apa kamu puas sekarang?" ujar Luther mencemooh dirinya sendiri.Ketika sebuah kepercayaan telah hilang, seberapa banyak pun penjelasan yang diberikan, tetap saja tidak akan ada gunanya."Sikap macam apa ini? Memangnya aku menuduh?" tanya Ariana seraya mengernyit."Tidak menuduh, memang aku yang bermulut besar. Aku pantas diperlakukan seperti ini," pungkas Luther dengan nada dingin."Kamu benar-benar keras kepala!" Ariana merasa agak kesal. Dia tidak menyangka Luther akan menjadi orang seperti ini.Hanya karena cemburu, Luther dengan sengaja mencemarkan nama baik orang dan bahkan tidak menunjukkan penyesalan.Apakah setelah perceraian itu, kini Luther telah sepenuhnya melepaskan topengnya?"Sudahlah, Ari
"Kenapa kamu bawa orang sebanyak itu?" Mata Wandy berkedip-kedip ketakutan.Sialan, padahal sudah sepakat duel satu lawan satu. Sekarang, dia malah membawa segerombolan pengawal. Sungguh tidak sportif!Meskipun Wandy memaki-maki dalam hati, saat ini dia tidak punya pilihan selain menghadapi mereka dengan nekat. Bagaimanapun, dia tidak boleh dipermalukan di hadapan wanita idamannya."Kepung mereka semua!" perintah Aidan sambil mengayunkan tangannya. Selanjutnya, sekelompok pengawal langsung mengepung Wandy dan yang lainnya."Apa yang kalian lakukan? Kuperingatkan kalian jangan berbuat curang. Ayahku adalah Direktur Perusahaan Farmasi Yohan, Elwin Yohan!" Ketika melihat situasi yang tidak menguntungkan ini, Wandy segera menyebutkan identitasnya.Dia berencana menggunakan reputasi ayahnya untuk menakut-nakuti orang-orang ini."Cih! Apa hebatnya Elwin?" salah satu pengawalnya berkata, "Kamu tahu siapa yang berada di sebelahku ini? Dia adalah putra Tuan Adi! Tuan Muda dari Grup Prosper."Uc
"Kalau tidak mau lepaskan dia, berarti kamu harus mati!" ujar Luther dengan ekspresi dingin. Namun, tatapan matanya tampak sangat sangar dan menakutkan."Mati?" Begitu mendengar perkataan itu, Aidan langsung tertawa terbahak-bahak.Bahkan, sekelompok pengawal di belakangnya juga ikut tergelak. Mereka menatap Luther seolah-olah sedang melihat orang bodoh."Kamu! Apa kamu tahu siapa aku? Berani-beraninya kamu bicara seperti itu padaku?" ujar Aidan mengejeknya."Aku tidak peduli dan tidak tertarik. Akan kuberi waktu 3 detik, lepaskan dia sekarang juga atau tanggung sendiri akibatnya," ucap Luther dengan nada datar.Perkataan ini memicu kehebohan di sekitarnya. Semua orang sontak terkejut, termasuk Ariana dan yang lainnya. Tidak ada yang mengira bahwa Luther akan maju di saat-saat seperti ini.Dibandingkan dengan Wandy yang terdiam, keberanian Luther benar-benar patut diacungi jempol. Namun, ancamannya itu tidak berguna."Dasar nggak tahu diri! Lihat saja bagaimana kamu akan dihabisi merek
"Kenapa masih berdiri di sini? Segera minta maaf dan bersujud kepada Tuan Aidan!" Melihat Luther kalah, Wandy justru merasa senang.Sebelumnya, Luther membuatnya sangat cemburu dengan aksinya. Sekarang, saatnya Luther menanggung akibatnya. Apakah dia akan bersujud? Jika bersujud, Luther akan kehilangan harga diri di depan orang lain. Jika tidak bersujud, Luther akan mati konyol jika Aidan membuat perhitungan dengannya."Hei, jangan salahkan aku tidak memberimu kesempatan. Kalau hari ini kamu bersujud dan minta maaf, aku akan membiarkanmu tetap hidup. Kalau nggak, jangan salahkan aku bertindak kejam!" Aidan menunjuk dada Luther dengan jarinya, seolah-olah dia telah yakin bisa mengalahkan Luther.Apa gunanya pandai berkelahi kalau tidak punya kekuasaan? Kalau hanya seorang petarung, sama sekali tidak ada apa-apanya."Apa kamu tahu kamu ini sedang bermain api?" Luther melihat jari-jari Aidan yang menunjuknya."Bermain api?" Aidan tertawa sinis dan berkata, "Aku tidak hanya bermain api, te
Satu pihaknya adalah genius terhebat dari Negara Drago, sedangkan pihak yang lainnya adalah raja dewa dari Kuil Dewa yang terkenal. Mereka bertarung dengan sengit, setiap gerakan dan teknik yang dikeluarkan memiliki daya hancur yang mengerikan. Seiring dengan pertarungan yang makin dahsyat, wilayah sejauh 100 mil pun menjadi hancur berantakan.Setiap tebasan dari pedang panjang Luther yang terbuat dari energi sejati memancarkan cahaya yang menyilaukan, seolah-olah akan membelah langit. Sebaliknya, Poseidon yang memegang trisula mampu memanggil angin dan hujan, sehingga setiap serangannya menciptakan gelombang raksasa. Saat aura pedang dan gelombang air saling beradu, seluruh medan pedang langsung menjadi kacau.Sementara itu, Loland dan yang lainnya fokus ke medan perang di depan, berusaha memahami apa yang sedang terjadi. Namun, kecepatan Luther dan Poseidon sudah jauh melampaui batas penglihatan mereka, sehingga mereka tidak bisa melihat dengan jelas. Mereka hanya melihat dua bayanga
"Biar aku luruskan sesuatu." Luther perlahan mengepal satu tangannya. Seketika, muncul sebilah pedang panjang berwarna putih yang terbentuk dari energi sejati. "Aku nggak percaya dengan omong kosong seperti itu. Aku cuma percaya pada ... dewa kematian!"Begitu kata terakhir keluar dari mulutnya, energi pedang yang ganas langsung meledak dengan dahsyat.Seketika, dalam radius puluhan meter, angin kencang bertiup, pasir dan batu beterbangan, serta ombak di tepi laut menjadi semakin ganas."Tekanan yang sangat dahsyat! Sungguh energi pedang yang menakutkan! Apa ini kekuatan sejati yang dimiliki Gerald?"Loland, Tiano, dan yang lainnya tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka. Kekuatan yang ditunjukkan Luther terlalu mencengangkan. Saat ini, mereka baru menyadari bahwa Luther belum mengerahkan seluruh kekuatannya sejak tadi.Atau lebih tepatnya, kekuatan mereka tidak cukup untuk memaksa Luther bertarung dengan serius. Hanya lawan sekuat Poseidon yang bisa membuat Luther mengerahkan selu
Poseidon berdiri di udara dengan satu tangan menggenggam trisula, memancarkan aura yang luar biasa kuat, seperti dewa yang turun dari langit, membuat siapa pun yang melihatnya merasa gentar.Dengan satu lambaian tangan, energi tak kasatmata menghantam tubuh Loland. Energi itu langsung mengeluarkan tiga jarum perak dari tubuhnya.Merasakan tubuhnya mulai normal kembali, wajah Loland langsung dipenuhi kegembiraan. Dia pun berdiri, menangkupkan tangan sambil memberi hormat. "Terima kasih atas bantuanmu, Tuan. Aku akan mengingat kebaikanmu ini sepanjang hidupku!""Nggak perlu sungkan, Jenderal. Karena kamu telah bergabung dengan Kuil Dewa, tentu saja aku akan menjagamu." Poseidon tersenyum ringan dan perlahan turun ke tanah."Untung Tuan tiba tepat waktu. Kalau nggak, kami mungkin sudah tamat malam ini." Loland lantas menunduk sedikit, menunjukkan rasa hormat yang mendalam.Sebagai raja dewa di Kuil Dewa, Poseidon adalah sosok yang hanya bisa dia pandang dari kejauhan. Baik dari segi kekua
Menurut Tiano, Loland telah berperang di medan tempur selama bertahun-tahun dan memiliki tubuh yang sangat kuat. Ditambah lagi dengan kekuatannya sebagai ahli tingkat semi-grandmaster, meskipun mungkin tidak bisa menang melawan monster seperti Gerald, seharusnya perbedaannya tidak terlalu jauh.Namun, yang benar-benar di luar dugaannya, Gerald hanya menggunakan satu jari untuk langsung membuat Loland terluka parah, membuatnya bahkan tidak bisa berdiri.Perbedaan kekuatan antara keduanya benar-benar melampaui imajinasinya. Dengan kata lain, sejak awal Gerald hanya mempermainkan Loland layaknya kucing yang bermain dengan tikus, sama sekali tidak pernah serius.Jika Gerald benar-benar serius, mungkin hanya dalam satu serangan saja, mereka semua sudah kalah telak."Uhuk ... uhuk ... uhuk ...." Loland mencengkeram dadanya, batuk darah, sambil terhuyung-huyung untuk berusaha berdiri. Saat ini, dadanya hangus, bahkan dagingnya sobek. Sungguh mengerikan."Aku nggak nyangka kamu sekuat ini, aku
Luther tersenyum. "Oh? Kamu sudah tahu? Sekarang kamu sudah tahu identitasku, jadi pilihannya tergantung pada dirimu sendiri."Jika Loland memilih untuk menyerah, Luther hanya akan menyegel titik akupunktur Loland. Setelah itu, dia akan menyerahkan Loland pada Huston untuk diadili sesuai hukum. Namun, jika Loland bersikeras melawan, dia bisa langsung melumpuhkan Loland.Ekspresi Loland menjadi sangat muram. "Gerald, bukankah kamu sudah melepaskan statusmu sebagai putra mahkota Atlandia? Kenapa kamu kembali? Jangan-jangan kamu ingin merebut takhta dari Huston? Kalau memang itu niatmu, aku bisa membantumu. Kalau hari ini kamu melepaskanku, aku janji aku akan membantumu menjadi Raja Atlandia."Kekuatan adalah godaan terbesar. Dalam sejarah, banyak orang yang rela mengkhianati saudara dan bahkan membunuh ayah mereka sendiri demi takhta. Menurut Loland, Gerald diam-diam pulang ke Atlandia pasti karena berambisi untuk merebut takhta.Luther mendengus dan berkata dengan tatapan menghina, "Jan
"Tebasan yang sangat mengerikan. Kali ini Loland pasti menang, 'kan?" gumam Tiano yang terkejut dengan cahaya pedang yang menyilaukan itu saat menyaksikan pertarungan itu dari kejauhan. Saat ini, dia baru menyadari betapa besar perbedaan kekuatannya dengan Loland. Kekuatan dan tekanan dari tebasan itu sangat dahsyat sampai terasa hingga ratusan meter dan membuat orang ketakutan.Boom!Seiring tatapan Tiano yang terkejut, Loland langsung menebas Luther dengan pedangnya. Namun, saat bersentuhan, cahaya pedang itu tiba-tiba meledak sampai semua orang tidak bisa membuka matanya.Pada saat yang bersamaan, gelombang energi yang dahsyat meledak dan menyebar ke segala arah dengan titik ledakan sebagai pusatnya. Di mana pun gelombang energi itu melintas, ombak yang tadinya bergejolak langsung menjadi tenang dan beberapa kapal nelayan yang berlabuh di pelabuhan langsung terbalik.Bahkan Tiano yang berada ratusan meter jauhnya juga ikut terkena dampak dari gelombang energi itu. Tubuhnya sampai be
"Kenapa kalau aku menindas orang dan keterlaluan? Kalau kamu nggak terima, silakan menyerangku," kata Luther dengan senyuman yang perlahan-lahan menghilang. Menghadapi tiran seperti ini, dia merasa tidak perlu bermoral."Anak muda, kamu benar-benar ingin bertarung mati-matian denganku? Apa kamu sudah memikirkan konsekuensinya kalau kamu kalah?" kata Loland dengan ekspresi muram dan penuh aura membunuh. Dia sudah bersiap untuk mundur demi menghindari masalah. Namun, jika lawannya masih bersikeras, dia pun hanya bisa memulai pertarungan."Kalau ingin bertarung, ayo maju. Nggak perlu banyak omong kosong," kata Luther yang malas untuk basa-basi lagu dan langsung melambaikan tangannya.Swish!Sebuah jarum perak memelesat keluar dan langsung mengarah ke alis Loland. Meskipun terlihat tidak berbahaya, jarum yang memelesat dengan tanpa suara ini tetap sangat mematikan."Eh?" Melihat jarum perak itu, Loland mengernyitkan alis dan langsung mengangkat tangan untuk melindungi dirinya sendiri.Klan
Saat itu, tubuh Tiano bergetar hebat. Kemudian, dia tiba-tiba memuntahkan darah. Wajahnya pun menjadi pucat pasi dan lesu.Tadi, hanya dengan satu sentilan jari dari Luther, bukan hanya pedangnya yang patah, tetapi juga organ dalamnya ikut terguncang parah.Ditambah lagi dengan efek Ramuan Peningkat Kekuatan yang mulai melemah, kini dia telah kembali ke kondisi awalnya. Seluruh kekuatannya lenyap, tubuhnya yang semula kekar kini seperti balon yang kempes, bahkan tampak lebih tua 10 tahun.Jangankan bertarung lagi, berdiri pun sulit baginya."Dia nggak sanggup lagi. Sekarang giliranmu." Luther perlahan menoleh, tatapannya tertuju pada Loland yang berdiri di sisi lain."Hmm?" Loland mengerutkan keningnya, wajahnya menjadi semakin serius.Kekuatan yang baru saja diperlihatkan oleh Luther membuatnya merasa terancam. Namun, jika pertarungan ini berlangsung, hasil akhirnya masih sulit ditebak. Belum tentu dia yang akan mati.Hanya saja, sekarang dia tinggal selangkah lagi untuk melarikan dir
"Cukup menarik."Melihat jaring pedang yang padat menebas ke arahnya, Luther menyeringai tipis sebelum tubuhnya tiba-tiba berubah menjadi kabut dan lenyap.Bam! Bam! Bam!Ribuan bayangan pedang menghantam dengan kekuatan dahsyat, menerjang perahu nelayan tempat Luther berdiri beberapa saat yang lalu.Dalam sekejap, seluruh perahu itu hancur berkeping-keping, puing-puingnya melayang di permukaan laut atau tenggelam ke dasar laut."Apa? Dia berhasil menghindar?" Pemandangan itu membuat kelopak mata Loland berkedut hebat.Teknik pedang yang baru saja dilancarkan oleh Tiano adalah serangan tanpa celah. Begitu seseorang masuk dalam jangkauannya, tidak ada kemungkinan untuk menghindar. Satu-satunya pilihan adalah menahan serangan dengan kekuatan penuh.Dia benar-benar tidak bisa memahami bagaimana Luther bisa lolos dari serangan itu. Jangan-jangan dia bisa berteleportasi?"Sembunyi seperti pengecut bukanlah tindakan seorang pria sejati! Kalau kamu memang punya nyali, hadapi aku secara terbuk