"Tenang saja. Kalaupun kandidat nomor 12 kalah, kami nggak bakal menyalahkanmu," jelas Greta tersenyum."Ya. Kita cuma bersenang-senang kok. Kalah menang nggak penting," ujar Roselia."Baguslah kalau begitu." Luther mengangguk.Tidak masalah jika tidak kecanduan judi. Namun, begitu kecanduan, seseorang akan kehilangan akal sehat. Bukannya untung, malah buntung."Kak Adam, kamu nggak mau ikut main?" tanya Greta yang tiba-tiba menatap Adam di samping."Nggak usah, kalian main saja. Aku nggak tertarik." Adam menggeleng sambil tersenyum. Dia hanya tertarik pada kultivasi dan bertarung."Gimana denganmu, Dokter?" Greta mengalihkan pandangannya kepada Luther."Aku nonton saja," tolak Luther dengan lembut. Dia tahu bagaimana Charlotte mengendalikan hasil permainan. Sebagian besar pejudi di sini akhirnya akan kalah."Ayo, ayo! Pertandingan sudah mau mulai! Cepat tentukan jagoan kalian!" seru Charlotte mengajak lebih banyak orang bertaruh.Ketika wasit di arena meneriakkan kata mulai, taruhan a
Serangan pria kekar itu benar-benar dahsyat. Kekuatan yang terkandung pada kedua kapaknya setidaknya sebesar puluhan ribu kilogram.Ketika melihat situasi ini, Elio memfokuskan pandangannya. Dia tidak mundur, melainkan maju. Rambutnya hampir mengenai kapak pria kekar itu. Begitu serangan pria kekar itu melesat, Elio langsung menggerakkan pedangnya.Sret! Terdengar suara yang agak nyaring. Elio memanfaatkan inersia untuk menggores pinggang pria kekar itu, lalu melewatinya. Goresan itu merobek pakaian pria kekar itu, memperlihatkan zirah di dalamnya. Di atas zirah itu, muncul bekas goresan yang tipis."Hm?" Elio mengangkat alis dan cukup terkejut. Serangannya rumit, cepat, dan akurat. Dia mengira lawan akan kehilangan kemampuan untuk bertarung, tetapi ternyata zirah di dalam menghalangi serangannya."Bocah, harus kuakui kamu hebat juga." Pria kekar itu menunduk menatap pakaiannya yang robek. Dengan ekspresi serius, dia meneruskan, "Kalau aku nggak buat persiapan, mungkin aku sudah kalah.
"Aneh. Nomor 12 jelas-jelas lebih kuat dari nomor 34. Kenapa dia nggak bisa menang?" Roselia tak kuasa bertanya melihat pertarungan sengit di arena."Tentu saja karena takut." Greta memicingkan mata sambil menjelaskan, "Coba kamu perhatikan gaya bertarung nomor 34 yang ganas. Basis kultivasi nomor 12 memang lebih hebat, tapi dia nggak punya cara untuk menang karena musuhnya terlalu tak kenal takut. Orang yang lebih berani yang berada di posisi unggul."Ketika pertarungan arena berubah menjadi pertarungan hidup dan mati, maknanya jelas berbeda. Dalam pertarungan arena, kalaupun kalah, seseorang tidak akan menderita kerugian besar. Di situasi seperti ini, pesilat biasa jarang mempertaruhkan nyawanya untuk meraih kemenangan.Namun, pertarungan hidup dan mati jelas berbeda. Yang menang akan hidup, yang kalah akan mati. Itu sebabnya, kedua belah pihak akan mengerahkan segenap kekuatan untuk meraih kemenangan.Nomor 34 memiliki kesadaran dalam pertarungan hidup dan mati, sedangkan nomor 12 t
Pria kekar itu mengakui kekalahannya dengan sangat lugas. Setelah dia melompat turun dari arena, Elio yang masih murka pun tidak sempat bereaksi. Dia masih mengangkat pedangnya dan hendak menyerang pria kekar itu."Hei! Ngapain kamu? Aku sudah ngaku kalah! Kamu masih mau apa?" Pria kekar itu menghindar dengan ketakutan.Tidak ada yang menyangka Elio akan menjadi begitu gila setelah murka. Jelas sekali, dia siap untuk mati bersama musuhnya. Jika tahu hasilnya seperti ini, pria kekar itu tidak akan memprovokasinya.Ucapan pria kekar itu tidak membuat Elio menghentikan serangannya. Pedang di tangan Elio makin dekat dengan leher pria kekar itu.Ketika melihat nyawa pria kekar itu dalam bahaya, wasit akhirnya turun tangan. Dengan kedua jarinya, wasit mengapit pedang Elio dengan santai. Dia berkata, "Kandidat nomor 34 sudah mengaku kalah. Pertarungan telah berakhir. Silakan berhenti."Suara yang lantang ini seketika menyadarkan Elio yang tidak bisa berpikir jernih karena amarahnya. Garis mer
"Situasi macam apa ini? Bukannya dia pertapa? Kenapa ikut kompetisi?""Bukannya kata orang pertapa nggak peduli pada ketenaran dan kekuasaan? Kenapa tiba-tiba orang seperti ini muncul di arena? Aneh sekali.""Sebentar! Sepertinya aku kenal orang ini. Dia adalah pelanggar sila, Master Oswyn!""Apa? Master Oswyn? Dia yang membantai seluruh keluarga delapan tahun lalu karena marah itu?"Begitu mendengar nama Oswyn, semua orang heboh. Tidak banyak pertapa di dunia ini. Sementara itu, Oswyn adalah pertapa yang tidak menaati sila.Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada Oswyn. Delapan tahun lalu, Oswyn tiba-tiba membunuh keluarga Ketua Sekte Apatis yang beranggotakan 17 orang.Sejak saat itu, Oswyn melanggar semua sila. Dia minum-minum, bermain wanita, dan tamak. Selain itu, dia juga pemarah. Setiap kali merasa tidak puas, dia akan langsung membunuh. Semua hal ini membuat reputasinya menjadi sangat buruk.Namun, karena Oswyn memiliki latar belakang seorang pertapa dan memiliki kekuatan yan
"Kandidat nomor 19?" Greta menatap Luther, lalu bertanya dengan heran, "Dokter Luther, kamu rasa dia bisa menang?""Kandidat nomor 5 seorang pertapa lho. Kalau bertarung dengan yang basis kultivasinya setara, bisa dibilang dia tak terkalahkan. Kalau kandidat nomor 19, dia memang Ketua Muda Sekte Yama, tapi terlalu muda. Dari segala aspek, dia nggak mungkin lawan pertapa itu," sahut Roselia.Harus diakui bahwa paras Ozias tak tertandingi. Namun, dalam aspek kekuatan, jelas Oswyn lebih hebat. Mereka tidak mengerti alasan Luther memilih Ozias dan bukan Oswyn."Aku kenal kandidat nomor 19. Jangan lihat dia lemah lembut. Nyatanya, dia sangat misterius. Aku yakin dia bisa mengalahkan pertapa itu dengan mudah," jelas Luther."Oh ya?" Greta mengangkat alis dengan terkejut. Dia tidak menyangka Luther mengenal Ozias. Dari nada bicara Luther yang santai, sepertinya dia sangat yakin dengan kemampuan Ozias."Karena Dokter Luther yakin kandidat nomor 19 bakal menang, kita bertaruh untuknya saja." Ta
Setelah wasit mengumumkan kompetisi dimulai, para penonton sontak bersemangat dan mulai mendukung jagoan mereka. Tentunya, sebagian besar mendukung Oswyn. Di satu sisi karena Oswyn hebat, di sisi lain karena iri dengan paras Ozias."Anak Muda, sebaiknya kamu mengaku kalah. Kalau sampai pertarungan dimulai, takutnya kaki dan tanganmu bakal patah," ujar Oswyn dengan santai sambil meminum araknya.Oswyn sangat meremehkan Ozias yang berusia 20-an tahun ini. Targetnya adalah mengalahkan para genius di Grup A. Para pesilat elite di Grup B hanya batu loncatan baginya."Master Oswyn, sebagai seorang pertapa, kamu nggak seharusnya kemari untuk bertarung, 'kan?" sindir Ozias sambil menggoyangkan kipasnya dan tersenyum."Memangnya ada yang salah? Pertapa tetap manusia. Manusia pasti punya hasrat dan emosi. Mana mungkin ada yang benar-benar terlepas dari duniawi.""Semua biksu yang kalian temui itu sebenarnya cuma manusia munafik. Mereka terlihat tidak peduli dengan hal-hal duniawi, tapi nyatanya
"Wah! Ganteng sekali! Ketampanannya tak tertandingi!""Ganteng dan jago bertarung! Begini baru pria idamanku!""Sayang, semangat! Sayang, kamu paling keren!"Setiap gerak gerik Ozias di atas arena membuat para penonton gempar. Para wanita terpana dengan ketampanan Ozias. Mata mereka terus berbinar-binar.Kuncinya adalah Ozias bukan pria yang hanya punya tampang. Serangannya yang berhasil menggagalkan serangan Oswyn sudah cukup untuk membuktikan kemampuannya. Bagaimana mungkin pria tampan dan berbakat seperti Ozias tidak membuat wanita jatuh hati?"Buset! Paling-paling dia cuma beruntung. Apa hebatnya? Dia cuma sok hebat!""Lihat saja penampilannya yang seperti banci. Dia jelas nggak punya kemampuan. Begitu Master Oswyn mengerahkan seluruh kekuatannya, dia pasti bakal mati!""Master Oswyn, semangat! Habisi pecundang itu!" Jika dibandingkan dengan para wanita yang tergila-gila dengan Ozias, para pria justru memaki dengan kesal. Apa gunanya tampang? Pria harus punya kekuatan. Kalau memang
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk