Nidji yang merupakan Jenderal Besar Negara Gorie tewas di tangan Amir dan tewas karena kesombongan sendiri. Perkumpulan rahasia Kuil Dewa pun menjadi gempar karena pembunuhan ini."Maaf atas keributan yang ada. Izinkan aku bersih-bersih sebentar." Setelah menyerap energi pada jasad Nidji hingga kering, Amir tersenyum puas. Dia meletakkan satu tangannya di depan dada dan memberi hormat kepada semua orang, lalu berbalik ke kamar mandi."Tuan Taro, tolong suruh orang membersihkan kekacauan ini," ujar Pele yang menoleh menatap Taro."Oke." Taro mengangguk. Dia segera menyuruh pesilat Negara Dikara untuk membereskan kekacauan yang ada.Seluruh jenazah disingkirkan, noda darah disiram dengan air. Semua terlihat sangat teratur. Yang berkesempatan datang ke sini adalah ahli bela diri. Mereka telah melewati banyak rintangan, jadi masalah kecil seperti ini tidak akan bisa menakuti mereka.Selagi para pesilat Negara Dikara membereskan kekacauan, Taro membawa orang-orang kembali ke ruang tamu. Saa
Saat ini, di Restoran Spring. Luther, Karif, dan lainnya sedang bersenang-senang. Setelah Luther mengalahkan Haruto, Karif mengadakan pesta perayaan atas nama Organisasi Mondial.Karif mengundang banyak genius muda berbakat. Banyak yang datang. Bagaimanapun, kabar bahwa Haruto kalah tersebar cepat di sekitar Gunung Narima.Jika tidak ada Luther yang mengalahkan Haruto, seluruh pesilat Negara Drago akan dihina habis-habisan. Itu sebabnya, mereka datang untuk melihat Luther yang telah berjasa besar."Ayo, Luther. Aku akan bersulang untukmu lagi. Semoga masa depanmu makin cerah dan kamu berkembang makin pesat!" ucap Karif sambil mengangkat gelas dan berbalik menatap Luther dengan tersenyum. Karena sudah minum banyak. Karif mulai merasa pusing."Terima kasih," ujar Luther sambil mengangkat gelasnya."Luther, kamu yakin nggak mau bergabung dengan Organisasi Mondial?" Karif tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraan. "Dengan bakatmu, aku jamin kamu bakal mendapat sumber daya dan bimbingan terba
Serangan pedang Joker sangat cepat hingga sulit ditangkap secara kasatmata. Mereka hanya bisa melihat seberkas cahaya pedang. Ke mana pun cahaya pedang itu lewat, air hujan akan menguap."Hm?" Elio memicingkan matanya, lalu menghunuskan pedang untuk menangkis serangan.Klang! Cahaya pedang Joker langsung mengenai pedang Elio. Benturan dahsyat ini membuat Elio terdorong beberapa langkah dan hampir terjatuh. Untuk sesaat, tangan Elio yang memegang pedang pun bergetar."Mengerikan sekali!" Elio tentu terkejut dengan kekuatan lawan. Ekspresinya menjadi sangat serius. Meskipun serangan lawan terlalu mendadak, harus diakui bahwa kekuatannya memang luar biasa. Kalau terlambat selangkah, nyawa Elio mungkin berada dalam bahaya."Kamu bukan lawanku. Minggir!" Joker tidak menghiraukan Elio lagi dan menyimpan pedangnya ke sarung. Sikapnya masih dingin. Dia sama sekali tidak menghargai Elio."Hei! Jangan terlalu sombong!" Elio menunjuk dengan pedangnya dan menghardik, "Aku murid Sekte Pedang! Aku m
Ada terlalu banyak orang yang berjuang demi ketenaran. Sementara itu, Luther tidak suka repot. Daripada bertarung tanpa henti, dia lebih baik mengaku kalah dan menyerahkan kehormatan yang didapatkannya dari mengalahkan Haruto."Huh! Kamu kira aku pengemis? Aku mau menang secara terhormat. Aku nggak ingin kemenangan seperti ini!" hardik Joker dengan ekspresi suram.Meskipun menantang Luther hanya demi ketenaran, Joker ingin mengandalkan kekuatannya sendiri untuk menang. Ini adalah kebanggaannya sebagai pendekar pedang!"Gimana kalau aku nggak mau bertarung denganmu?" tanya Luther."Kalau kamu menolak, aku akan bunuh semua orang di sekitarmu. Kamu pasti nggak bakal berdiam diri lagi nanti!" timpal Joker dengan ekspresi kejam.Setelah mendengarnya, Luther mengerutkan alisnya. Pria ini memang harus diberi pelajaran supaya kapok. Sepertinya, pertarungan hari ini tak terhindarkan."Oke. Karena kamu begitu bersemangat, aku akan menemanimu bermain," ucap Luther. Kemudian, dia mengambil payung
Joker mundur dengan sempoyongan sampai kesulitan memegang pedangnya. Dia menunduk, mendapati ada lubang berdarah di bahunya. Darah perlahan-lahan mengalir keluar dari jas hujan jeraminya, lalu menetes dan bercampur dengan air hujan.Tetesan hujan berubah menjadi pedang. Pedang itu bahkan berhasil menembus pertahanannya. Bisa dilihat bahwa kekuatan Luther jauh lebih hebat daripada yang dibayangkannya."Luar biasa!" seru Elio dengan kegirangan saat melihat Joker terluka. Dia merasa harga dirinya telah pulih."Huh! Kukira sehebat apa! Baru satu serangan dari Luther saja sudah terluka. Sepertinya murid Sekte Plasma biasa-biasa saja," ejek Yuki."Yuki, jangan meremehkan murid Sekte Plasma. Mereka punya keunikan, yaitu makin hebat seiring berlangsungnya pertarungan. Apalagi setelah mereka terluka, mereka dapat mengerahkan teknik secara ekstrem dan meraih kemenangan," jelas Ozias sambil memandang ke depan lekat-lekat. Dia tidak bersikap lalai sedikit pun."Tuan Ozias benar. Aku bisa merasakan
"Jurus ketiga Teknik Pedang Psikopat, Pemusnahan Malaikat!""Jurus keempat Teknik Pedang Psikopat, Pembunuhan Dewa!""Jurus kelima Teknik Pedang Psikopat, Pembakaran Dunia!"Joker berteriak dengan gusar sambil melancarkan satu per satu serangan. Dia mengerahkan seluruh teknik yang dikuasainya tanpa ragu sedikit pun, karena tahu Luther adalah musuh paling kuat yang pernah ditemuinya.Whoosh, whoosh, whoosh! Di bawah serangan Joker yang bertubi-tubi, seberkas demi seberkas cahaya pedang memelesat ke arah Luther. Setiap serangan mengandung kekuatan tak terbendung.Orang-orang di sekitar ketakutan hingga tidak berani bersuara. Meskipun berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan betapa mengerikannya serangan Joker. Harus diakui bahwa Joker yang angkuh ini memang berkemampuan.Setiap serangannya membawa kekuatan yang dahsyat. Pesilat biasa tidak mungkin bisa melawan serangan semacam itu. Hanya genius seperti Luther yang mampu melawannya."Teknik pedangmu termasuk hebat, tapi masih kuran
Joker menatap pedangnya yang tertancap di permukaan tanah, lalu beralih menatap Luther yang tampak begitu tenang. Dia merasa sangat frustrasi.Joker mengira dirinya sudah sangat berbakat, bahkan bisa membuat prestasi luar biasa di kompetisi seni bela diri kali ini. Namun, sepertinya dia terlalu menilai tinggi kemampuannya.Ini yang dinamakan di atas langit masih ada langit. Di dunia ini, ternyata ada banyak orang yang jauh lebih hebat darinya. Kemampuan dan keangkuhannya itu tidak ada apa-apanya.Pertarungan ini adalah contoh terbaik. Meskipun telah mengerahkan segenap kekuatannya, Joker gagal melukai Luther, bahkan dikalahkan dengan mudah. Untuk sesaat, dia kesulitan menerima kenyataan ini."Kamu menang, aku ... menerima kekalahanku." Setelah terdiam sesaat, Joker akhirnya melontarkan kalimat itu dengan susah payah."Kamu termasuk hebat. Di antara teman sebayamu, kemampuanmu pasti yang terbaik," ucap Luther dengan nada datar.Kekuatan yang diperlihatkan Joker adalah kekuatan seorang m
Yang ada di pikiran Joker adalah duelnya dengan Luther tadi. Setelah merenungkannya berulang kali, dia mendapat sebuah kesimpulan yang menyedihkan.Kesenjangan di antara kedua belah pihak terlalu besar. Tidak peduli bagaimana Joker berusaha, dia tidak mungkin bisa mengalahkan Luther. Dia telah mendemonstrasikan berbagai adegan pertarungan di benaknya, tetapi tetap dirinya yang kalah.Tap, tap, tap .... Joker berjalan dengan lesu di jalanan, menginjak genangan air. Saat ini, dia tiba-tiba merasakan sesuatu. Dia menghentikan langkah kakinya, lalu mendongak ke kejauhan.Di ujung jalan, terlihat sesosok berpakaian hitam yang memegang pedang sedang menghampirinya. Sosok itu juga memakai penutup wajah. Sekujur tubuhnya memancarkan aura kematian, sampai-sampai hujan tidak berani mendekatinya. Itu sebabnya, pakaiannya sama sekali tidak basah."Siapa kamu?" Joker mengernyit dan tampak berwaspada. Aura kematian yang menakutkan itu membuat bulu kuduk Joker meremang."Aku orang yang akan membunuhm