Joker menatap pedangnya yang tertancap di permukaan tanah, lalu beralih menatap Luther yang tampak begitu tenang. Dia merasa sangat frustrasi.Joker mengira dirinya sudah sangat berbakat, bahkan bisa membuat prestasi luar biasa di kompetisi seni bela diri kali ini. Namun, sepertinya dia terlalu menilai tinggi kemampuannya.Ini yang dinamakan di atas langit masih ada langit. Di dunia ini, ternyata ada banyak orang yang jauh lebih hebat darinya. Kemampuan dan keangkuhannya itu tidak ada apa-apanya.Pertarungan ini adalah contoh terbaik. Meskipun telah mengerahkan segenap kekuatannya, Joker gagal melukai Luther, bahkan dikalahkan dengan mudah. Untuk sesaat, dia kesulitan menerima kenyataan ini."Kamu menang, aku ... menerima kekalahanku." Setelah terdiam sesaat, Joker akhirnya melontarkan kalimat itu dengan susah payah."Kamu termasuk hebat. Di antara teman sebayamu, kemampuanmu pasti yang terbaik," ucap Luther dengan nada datar.Kekuatan yang diperlihatkan Joker adalah kekuatan seorang m
Yang ada di pikiran Joker adalah duelnya dengan Luther tadi. Setelah merenungkannya berulang kali, dia mendapat sebuah kesimpulan yang menyedihkan.Kesenjangan di antara kedua belah pihak terlalu besar. Tidak peduli bagaimana Joker berusaha, dia tidak mungkin bisa mengalahkan Luther. Dia telah mendemonstrasikan berbagai adegan pertarungan di benaknya, tetapi tetap dirinya yang kalah.Tap, tap, tap .... Joker berjalan dengan lesu di jalanan, menginjak genangan air. Saat ini, dia tiba-tiba merasakan sesuatu. Dia menghentikan langkah kakinya, lalu mendongak ke kejauhan.Di ujung jalan, terlihat sesosok berpakaian hitam yang memegang pedang sedang menghampirinya. Sosok itu juga memakai penutup wajah. Sekujur tubuhnya memancarkan aura kematian, sampai-sampai hujan tidak berani mendekatinya. Itu sebabnya, pakaiannya sama sekali tidak basah."Siapa kamu?" Joker mengernyit dan tampak berwaspada. Aura kematian yang menakutkan itu membuat bulu kuduk Joker meremang."Aku orang yang akan membunuhm
Keesokan pagi, Luther yang sedang bermeditasi di kamarnya tiba-tiba diganggu oleh suara gedoran pintu. Begitu membuka pintu, terlihat Ozias, Elio, Elsa, dan Yuki."Kak Luther! Gawat! Ada masalah di luar!" seru Elio dengan panik."Apa yang terjadi?" Luther tidak mengetahui apa-apa. Dia justru merasa aneh melihat sekelompok orang ini berkumpul di depan pintunya dan memasang ekspresi cemas."Joker sudah mati! Semalam ada yang memenggal kepalanya," jelas Elio dengan heboh."Joker?" Luther termangu sesaat. "Maksud kalian, pendekar pedang yang menantangku semalam?""Benar. Dia orangnya." Elio mengangguk berulang kali dan berkata, "Pagi ini, jasadnya ditemukan di jalan dengan kondisi kepala terpenggal. Menurut cedera yang dialaminya, dia seharusnya langsung mati dalam satu serangan.""Mati dalam satu serangan?" Luther mengangkat alisnya sambil bertanya dengan heran, "Joker bukan ahli bela diri yang lemah. Orang seperti apa yang sanggup membunuhnya dengan satu serangan?""Eee ...." Elio tidak
"Tentu bagus kalau Sekte Plasma bersikap masuk akal. Kalaupun nggak, aku nggak takut pada mereka," ujar Luther dengan nada datar. Jangankan Sekte Plasma, Sekalipun itu Sekte Pedang ataupun Organisasi Mondial. Luther sama sekali tidak takut."Kak, aku tahu kamu sangat hebat. Tapi, di atas langit masih ada langit. Kamu nggak boleh ceroboh. Asal kamu tahu, kakak Joker adalah Wolfie yang menduduki urutan ke 8 di Peringkat Genius! Sekarang Wolfie sudah di Gunung Narima. Kalau dia tahu adiknya dibunuh, dia nggak mungkin melepaskanmu," nasihat Ozias.Orang-orang di peringkat Genius tidak ada bedanya dengan monster. Mereka semuanya punya kekuatan yang luar biasa. Luther memang hebat, tetapi tidak mungkin bisa mengalahkan Wolfie yang masuk Peringkat Genius. Jika Wolfie ingin balas dendam, takutnya Luther akan kewalahan!"Ya, nyawa lebih penting dari apa pun. Sebaiknya kamu sembunyi beberapa hari. Setelah Sekte Plasma menemukan pembunuhnya, kamu baru kembali," bujuk Elio.Luther memang berbakat.
Setelah membuat keputusan, Luther langsung membawa beberapa orang itu meninggalkan hotel dan menuju ke tempat kejadian.Lokasinya tidak jauh dari hotel, hanya sekitar 2 kilometer. Dengan kecepatan Luther dan lainnya, mereka pun tiba dengan cepat.Selain kerumunan yang menonton keramaian, ada sekelompok murid Sekte Plasma yang sedang membersihkan lokasi.Yang memimpin adalah seorang pria berpakaian hijau dengan wajah pucat pasi dan mata tajam. Usianya sekitar 30 tahun. Tampak pula sebilah pedang di punggungnya. Seluruh tubuhnya memancarkan aura yang mengerikan.Pria itu tidak lain adalah Wolfie yang menduduki urutan kedelapan di Peringkat Genius. Tatapannya yang dipenuhi niat membunuh tertuju pada jenazah Joker. Dia tidak melontarkan sepatah kata pun sejak tadi.Meskipun jarang mengobrol, mereka tetap saudara kandung. Sebagai seorang kakak, Wolfie benar-benar murka dengan situasi ini."Siapa? Sebenarnya siapa pelakunya?" Setelah mengurus jenazah Joker, Wolfie pelan-pelan bangkit. Ekspre
Begitu mendapat perintah, para murid Sekte Plasma langsung menerjang. Kerumunan bergegas bubar karena ketakutan."Jangan coba-coba maju!" Elio sontak menghunuskan pedangnya dan mengadang di depan semua orang. Dia membentak, "Aku dari Sekte Pedang! Kalau kalian berani macam-macam, berarti kalian menantang Sekte Pedang! Apa kalian yakin?"Begitu ucapan ini dilontarkan, seluruh murid Sekte Plasma menghentikan langkah kaki mereka. Semuanya bertatapan dengan penuh waspada.Jika itu sekte biasa, mereka tidak akan takut. Namun, Sekte Pedang berbeda. Sekte Pedang adalah salah satu dari 3 sekte terbesar. Kekuatan dan prestise mereka jauh di atas Sekte Plasma. Jika situasi tidak terlalu mendesak, mereka tidak akan menantang Sekte Pedang."Kenapa memangnya? Nyawa harus dibayar dengan nyawa! Kalian telah mencelakai adikku! Kalian harus menanggung konsekuensinya!" pekik Wolfie.Ketika berbicara, tangan Wolfie sudah menyentuh pedangnya. Dia tidak takut pada Sekte Pedang. Adiknya harus mendapat keadi
"Hei! Kamu sudah gila ya? Kita mau mengatasi masalah, bukan memperburuk situasi!" tegur Yuki.Mereka berusaha membujuk Wolfie demi menyelesaikan krisis, tetapi Luther malah bersikap seolah-olah dirinya siap untuk bertarung. Jika Wolfie marah besar, mereka akan kesulitan untuk melawan. Benar-benar menyebalkan!"Bocah, kamu tahu kamu lagi bicara dengan siapa?" tanya Wolfie sambil memicingkan matanya yang dipenuhi niat membunuh. Wolfie merasa dirinya sudah sangat angkuh, tetapi ternyata ada yang lebih angkuh daripadanya."Tentu saja tahu. Tapi, kematian adikmu memang nggak ada kaitannya denganku. Terserah kamu mau percaya atau nggak," ujar Luther dengan nada datar. Dia tidak terlihat takut sedikit pun."Bagus, bagus sekali!" Wolfie sontak tergelak, tetapi ekspresinya terlihat sangat masam. "Bocah, aku sangat mengagumi keberanianmu. Demi martabat Sekte Pedang, aku akan memberimu kesempatan. Kalau kamu bisa bertahan dari satu seranganku, aku akan mengampuni nyawamu. Gimana?"Ketika berbicar
"Kalau nggak ingin mati, cepat menyingkir dari sini! Jangan sampai kalian juga terkena imbasnya!" Murid-murid Sekte Plasma mulai mengusir kerumunan supaya pertarungan bisa segera dimulai. Mereka tahu kehebatan Wolfie. Sekalipun hanya energi pedang, itu sudah cukup untuk membunuh orang.Dengan demikian, kerumunan pun bubar dan menjauh. Dalam radius ratusan meter, hanya tersisa Wolfie dan Luther. Yang satu adalah ahli bela diri Peringkat Genius, sedangkan yang satu lagi bukan siapa-siapa.Pertarungan ini pun menarik perhatian banyak orang. Banyak pesilat yang datang setelah mendengar kabar."Semuanya, menurut kalian, apa pemuda bernama Luther itu bisa menahan satu serangan Wolfie?""Nggak mungkin! Wolfie menduduki urutan kedelapan di Peringkat Genius. Karena dia bicara begitu, dia pasti punya keyakinan untuk membunuh Luther!""Setuju! Aku pernah melihat sehebat apa teknik pedang Wolfie. Benar-benar mengerikan! Luther nggak mungkin bisa menahannya!""Jangan terlalu yakin. Aku rasa Luther
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk