Ketika Luther kembali ke Klinik Damai, barang-barang yang tadinya berserakan telah dibersihkan sehingga terlihat rapi kembali. Mungkin karena terlalu lelah, Ariana pun ketiduran di meja. Sorot mata Luther seketika tampak rumit saat melihat wajah cantik Ariana yang kelelahan dan mengernyit.Bagaimanapun, Ariana telah menyelamatkan si pemabuk tua. Luther sangat berterima kasih padanya. Ketika memikirkan hal ini, Luther melepaskan jaketnya dan meletakkannya di atas tubuh Ariana.Tubuh Ariana seketika gemetaran. Dia pun bangun, lalu bertanya, "Kamu sudah pulang? Kamu nggak terluka, 'kan?""Nggak, terima kasih sudah membantu," sahut Luther dengan sopan."Sama-sama. Dia terluka, sudah seharusnya aku membantunya," ujar Ariana sembari tersenyum tipis."Kamu pasti sangat lelah malam ini. Lapar nggak?" tanya Luther."Sedikit," jawab Ariana."Seperti biasa? Mau makan mi telur tomat?" tanya Luther."Ya, terima kasih," timpal Ariana."Tunggu sebentar." Tanpa berbasa-basi, Luther langsung berjalan m
"Apa katamu? Pemegang saham terbesar?"Mendengar perkataan itu, Roselyn tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Hahaha .... Luther! Kamu salah makan obat ya? Kamu? Pemegang saham terbesar? Lucu sekali!""Luther, boleh saja kamu membual di depan orang lain. Tapi kalau mau berpura-pura di depan kami, kamu hanya akan mempermalukan dirimu saja!" kata Carlos menyindir.Carlos telah menyelidiki identitas Luther dengan cermat. Seorang pria miskin yang tidak memiliki keahlian khusus, mungkin hanya memiliki beberapa trik rendahan."Terserah kalian percaya atau tidak. Tapi, aku jamin kalian tidak akan mendapatkan hak agen ini," kata Luther dengan tenang."Huh! Sebaiknya kamu kembali ke tempatmu dan tetap menjadi orang tidak berguna saja!"Mulut Roselyn cemberut dan ekspresinya cuek. "Hari ini, Pak Marcel yang bertanggung jawab di sini. Asalkan dia mengucapkan satu kata saja, hasil akhirnya sudah pasti!""Aku tidak kenal Pak Marcel, tapi aku yakin dia tidak punya hak ini," kata Luther den
Marcel menepuk dadanya dan menjamin, "Sejujurnya, aku dan orang itu adalah teman dekat dan memiliki hubungan yang sangat erat. Kami bahkan makan malam bersama semalam. Asalkan aku bicarakan hal ini dengannya, dia pasti akan menghargai keputusanmu!"Mendengar perkataan Marcel, Luther tersenyum. Orang ini benar-benar pandai membual."Hei! Kenapa kamu tertawa?" kata Marcel sambil melirik Luther dengan kesal."Kak Marcel, jangan pedulikan dia," kata Roselyn dengan tatapan meremehkan."Pak Marcel, asalkan kamu bisa membantuku mendapatkan hak agen ini, aku akan memberikan imbalan yang layak setelah semuanya berhasil," kata Carlos dengan tegas."Haha .... Ini mudah, serahkan saja padaku!" kata Marcel dengan sangat senang."Kalau begitu, maaf telah merepotkan Pak Marcel," kata Carlos sambil ikut tersenyum.Dengan popularitas Pil Dua Warna yang sangat tinggi, begitu mendapatkan hak agen, pasti akan menghasilkan banyak uang. Tiba saatnya nanti, memulihkan reputasi keluarga hanyalah masalah wakt
"Kamu ... berani memukulku?" Marcel memegang pipinya yang terasa perih dengan kaget dan marah. Dia adalah anggota Keluarga Caonata dan selalu dihormati ke mana pun dia pergi. Sejak kapan ada yang berani memukulnya?"Memangnya kenapa kalau aku memukulmu? Kamu mengkhianati Keluarga Caonata, apa kamu tidak pantas dipukul?" Sambil berbicara, Luther kembali menamparnya beberapa kali. Marcel sampai terhuyung-huyung dan darah mengucur dari hidungnya. Kegaduhan ini membuat banyak orang yang berkerumun menontonnya."Wah! Siapa orang itu? Beraninya dia memukul Marcel?""Berani sekali dia membuat kekacauan di wilayah kekuasaan Keluarga Caonata? Aku cuma bisa bilang, keren!""Orang seperti itu masih tidak tahu konsekuensinya, sepertinya sebentar lagi dia akan tertimpa kesialan!" Semua orang menunjuk Luther sambil membicarakannya."Luther, kamu sudah gila ya? Cepat hentikan!" Roselyn terkejut seketika, lalu menghentikan Luther."Luther! Apa kamu tahu kamu sudah membuat masalah besar? Aku mau lihat
"Apa kamu dengar itu? Semua orang mengatakan kamu yang mencurinya," ejek John sambil tersenyum. Dalam hatinya mengutuk Luther, berani-beraninya orang ini menghalangi jalannya untuk menjadi kaya?"Pak John, dilihat dari sikapmu ini, sepertinya kamu mau melindunginya?" Luther memicingkan matanya yang terlihat tidak bersahabat. Seperti kata pepatah, pohon yang rusak akar, batangnya juga akan bermasalah.Awalnya Luther mengira Marcel sudah cukup jahat, tak disangka ternyata John lebih jahat lagi. Dia memutarbalikkan fakta seenaknya dan memfitnah orang. Jelas-jelas bawahannya yang salah, tapi John malah seenaknya melemparkan kesalahan pada Luther. Sungguh keterlaluan!"Memangnya kenapa kalau aku melindunginya? Kamu kira, ini wilayah kekuasaan siapa?"Pak John mencibir dengan tak acuh. "Sekarang, aku akan memberimu kesempatan untuk berlutut dan minta maaf pada Marcel. Kalau tidak, aku akan membuatmu dipenjara seumur hidup!""Kamu yakin mau berbuat seperti itu?" tanya Luther kembali."Kamu ki
"Apa? Tuan Luther?" John terperangah seketika. Meskipun hari ini dia telah mendapat informasi bahwa orang yang menciptakan Pil Dua Warna ini akan datang, John tidak menyangka ternyata Luther semuda ini."Nggak ... nggak mungkin, 'kan? Dia ... Tuan Luther?" Marcel membelalakkan mata dengan tak percaya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa tadi dia telah membual di hadapan pencipta pil ini sendiri. Gawat, kali ini dia dalam masalah besar!"Tuan Luther?" Roselyn melihat ke sekitarnya dengan kaget. Apa tidak salah? Luther adalah orang yang menciptakan Pil Dua Warna ini? Mana mungkin!"Atas dasar apa bocah ini bisa memiliki resep Pil Dua Warna?" Carlos terkejut, lalu merasa cemburu. Perlu diketahui bahwa pil ajaib seperti Pil Dua Warna ini bahkan cukup untuk membangun sebuah keluarga berpengaruh. Namun, harta berharga seperti ini malah jatuh di tangan orang tak berguna seperti Luther, benar-benar mubazir!"Pak John, kutanya sekali lagi." Pada saat ini, Bianca kembali bertanya, "Apa menurut
"Ka ... kamu menamparku?" John memegang wajahnya dengan ekspresi tidak percaya."Aku bukan hanya menamparmu, tapi juga ingin mengusirmu. Mulai sekarang, kamu bukan lagi wakil presdir perusahaanku!" sahut Bianca dengan terus terang."Bianca, kamu benar-benar keterlaluan. Aku selalu bekerja keras selama bertahun-tahun ini. Meskipun nggak memberikan kontribusi besar, aku nggak pernah mengabaikan pekerjaanku. Tapi, kamu malah memecatku demi bocah ini? Kamu nggak takut para karyawan kecewa terhadapmu?" bentak Johan dengan marah."Kenapa? Kamu mau mengancamku? Memangnya kamu pantas? Jujur saja, hari ini aku bukan hanya ingin memecatmu, tapi juga ingin memasukkanmu ke penjara. Aku sudah mencatat semua tindakan kotor yang kamu lakukan selama ini. Semua itu sudah cukup untuk membuatmu dipenjara seumur hidup!" balas Bianca sembari terkekeh-kekeh sinis."Bianca! Berani sekali kamu! Aku ini bawahan kakak sepupumu!" teriak Johan yang mulai ketakutan."Ken? Huh! Panggil saja dia kemari. Kamu lihat s
"Sudahlah, biarkan saja masalah yang sudah berlalu. Kita bahas dulu yang penting ...." Carlos datang untuk mencairkan suasana. Dia meneruskan, "Luther, mari kita bicara tentang bisnis. Aku benar-benar tertarik dengan Pil Dua Warna. Ini cek senilai 2 miliar untuk membeli kuota agen.""Dua miliar? Kamu sedang mengusir pengemis, ya?" tanya Luther yang merasa agak konyol."Hei, kamu merasa uang 2 miliar sedikit? Benar-benar serakah! Jangan kira kamu bisa bersikap angkuh karena memberi resep obat pada Keluarga Caonata. Bagaimanapun, kamu hanya mengandalkan nama baik mereka," sahut Roselyn dengan ekspresi kesal."Luther, nggak perlu berbasa-basi. Sebut saja harga yang kamu mau. Berapa yang harus kubayar supaya bisa mendapat hak agen?" tanya Carlos yang berusaha untuk tetap bersikap tenang."Harga bukan masalah besar. Tapi, orang sepertimu nggak pantas menjadi agen untuk Pil Dua Warna," timpal Luther dengan terus terang."Kenapa? Kamu menolak rezeki?" Carlos memicingkan matanya."Itu tergantu
"Aku kalah." Mario menunduk dan melontarkan kedua kata ini dengan susah payah. Meskipun merasa enggan, harus diakui bahwa dirinya memang kalah telak dari Hasta. Jika terus dilanjutkan, dia hanya akan mati."Kamu sudah sangat hebat karena mampu menahan seranganku ini." Usai berbicara dengan dingin, Hasta berbalik dan turun dari arena. Mario tidak termasuk lemah, tetapi Hasta tidak tertarik untuk melawannya."Selamat kepada kandidat nomor dua, Hasta, atas kemenangannya!" Nabel segera mengumumkan hasil pertarungan.Seketika, suara tepuk tangan yang meriah memenuhi seluruh arena. Meskipun pertarungan kali ini sangat singkat, hasilnya sangat menakjubkan. Terutama kehebatan Hasta, mereka tidak akan pernah melupakannya. Begitu menghunuskan pedang, Hasta tak terkalahkan."Sayang sekali ...." Yusril menggeleng dan memasang ekspresi sedih. Jika serangan Hasta tadi membunuh Mario, hasilnya tentu akan lebih bagus. Dengan begitu, Sekte Pedang akan kehilangan seorang genius dan mungkin akan terjadi
"Foniks Terbang!" Di bawah tekanan dahsyat, Mario mengeluarkan seluruh potensinya. Energi astral disalurkan ke dalam pedangnya. Cahaya perak memancar dengan kuat.Saat berikutnya, Mario meloncat dan bersatu dengan pedangnya. Dia menjelma menjadi foniks raksasa yang meraung sambil memelesat ke arah pedang emas.Keseluruhan foniks itu berwarna perak. Foniks itu mengepakkan sayapnya, membuat angin kencang berembus. Tekanan besar ini membuat foniks itu seolah-olah ingin membumbung tinggi ke angkasa.Setelah berjeda, foniks perak tiba-tiba berbalik ke arah pedang emas. Bam! Lagi-lagi terdengar suara yang memekakkan telinga. Energi dahsyat membuat tanah bergetar.Perisai petir biru juga terus berguncang, seperti akan hancur. Di pusat ledakan, pedang emas dan foniks tampak berhadapan.Namun, pedang emas itu seperti gunung besar yang terus menerus menekan foniks raksasa. Pada akhirnya, foniks itu tidak tahan lagi dan terjatuh.Seketika, asap mengepul dan batu beterbangan. Guncangan menjadi mak
Keseluruhan bayangan foniks itu berwarna merah, membuatnya terlihat seperti matahari yang menyilaukan. Sayap foniks pun memancarkan cahaya aneh.Ketika menghadapi pedang emas itu, bayangan foniks meraung dan mengepakkan sayapnya. Saat berikutnya, dia terbang dan membentur pedang emas.Di bawah tatapan semua orang, cahaya merah dan cahaya emas berbenturan. Duar! Terdengar gemuruh. Seluruh arena berguncang.Gelombang energi yang disebabkan oleh ledakan menyapu ke sekeliling. Untung saja, masih ada perisai petir biru dari Nabel yang melindungi para penonton.Cahaya biru memancar dengan kuat. Perisai pun bergetar, seolah-olah akan hancur kapan saja. Saat melihat ini, Nabel tidak berani ragu-ragu. Dia datang ke pusat formasi untuk menyalurkan energi sejatinya supaya perisai tidak hancur."Tekanan ini mengerikan sekali. Seperti ini kekuatan ahli bela diri top? Luar biasa!""Aku tahu Hasta kuat, tapi aku nggak nyangka Mario yang tak terkenal ini juga begitu hebat. Dia memperlihatkan tekanan y
Di arena, Mario berdiri dengan gagah sambil menggenggam pedangnya. Wajahnya dipenuhi senyuman saat menatap Hasta. "Hasta, aku nggak nyangka kita bakal ketemu sekarang. Sepertinya pertarungan ini tak terelakkan."Hasta memang genius yang diakui semua orang, tetapi Mario juga tidak kalah hebatnya. Hanya saja, dia selalu bersikap rendah hati dan tidak mengejar ketenaran. Selama ini, dia hanya fokus pada kultivasinya.Kali ini, Mario berpartisipasi dalam kompetisi pun bukan untuk menjadi terkenal, melainkan untuk menguji kemampuannya. Terus bersembunyi tidak akan membuatnya tumbuh. Dengan melawan lawan yang lebih kuat, dia baru bisa berkembang."Kamu bukan lawanku. Sebaiknya mengaku kalah," ucap Hasta dengan dingin. Dia tidak ingin membunuh saudara seperguruannya."Kita belum bertarung. Gimana bisa kamu tahu aku selemah itu?" Mario masih tersenyum. "Aku bergabung dengan Sekte Pedang lebih awal darimu. Kamu memang genius, tapi aku nggak bodoh. Seharusnya nggak semudah itu untuk menang darik
Ozias memang kalah, tetapi reputasinya tidak menurun. Para penggemar wanita itu masih terus meneriakkan namanya. Ini adalah situasi yang tidak pernah ada sebelumnya. Ternyata, tampan memang menguntungkan."Tuan Ozias, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Yuki dengan penuh perhatian setelah Ozias kembali ke tempat duduknya."Cuma luka kecil, bukan masalah." Ozias menggeleng sambil tersenyum. Meskipun tersenyum, tatapannya justru terlihat agak sedih.Ozias mengikuti kompetisi ini bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dari orang lain. Masuk delapan besar sudah termasuk hebat, tetapi Ozias masih ingin lebih. Sayangnya, kemampuannya kalah dari orang lain. Hanya saja, dia merasa puas karena lawannya adalah Adam."Kamu sudah sangat hebat. Banyak murid sekte besar kalah darimu. Nggak usah dipikirkan," hibur Elsa."Ya, kamu jauh lebih hebat dariku. Aku saja nggak bisa masuk 16 besar. Lihat dirimu sekarang, kamu menjadi sangat terkenal. Banyak or
Saat berikutnya, cahaya biru berkedip. Perisai petir biru langsung menutupi arena seperti mangkuk terbalik. Gelombang energi yang dihasilkan oleh ledakan itu terus menghantam perisai dengan ganas.Perisai petir biru bergetar tanpa henti. Setelah beberapa saat, situasi baru kembali tenang. Para penonton pun menghela napas lega.Untungnya, reaksi Nabel sangat cepat. Kalau sampai gelombang energi itu mengenai mereka, mereka tidak mungkin bisa menahannya. Bagaimanapun, Adam adalah seorang grandmaster. Satu serangan acaknya saja bisa membunuh mereka.Saat ini, di arena. Setelah semuanya normal kembali, tampak situasi telah berubah. Adam masih berdiri di tempatnya dengan gagah. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang kuat. Bayangan dewa di belakangnya juga tampak penuh wibawa.Sebaliknya, Ozias terpental belasan meter setelah serangannya berbenturan dengan serangan Adam. Wajah tampannya menjadi pucat pasi. Sudut bibirnya berdarah. Kedua lengannya bergetar tanpa kendali."Ternyata kesenjangan
Setelah membulatkan tekadnya, Adam tidak ragu-ragu lagi. Dia mulai mengumpulkan energinya. Energi astral yang kuat menyembur dari berbagai titik akupunktur di tubuhnya.Dalam sekejap, rambut Adam berdiri tegak. Pakaiannya berkibaran. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Bayangan Dewa di belakangnya menjadi makin padat. Wajahnya terlihat jelas. Sosok itu penuh wibawa. Ketika melihat ini, ekspresi Ozias menjadi sangat serius. Dia tahu Adam akan mengerahkan jurus yang sangat mematikan.Tanpa ragu sedikit pun, Ozias membentuk segel tangan. Tubuhnya sontak bergetar dan membentuk tiga bayangan. Tidak berhenti sampai sana, ketiga bayangan itu terbagi menjadi sembilan bayangan lagi. Saatnya berikutnya, totalnya menjadi 27 bayangan.Hanya dalam waktu singkat, Ozias berhasil membentuk 27 klona. Begitu klona-klona itu terbentuk, napas Ozias menjadi agak berat. Dia sudah mencapai batasannya."Huh! Cuma trik kecil!" Ketika melihat klona-klona di sekeliling, Adam mendengus. "Hari ini, akan kuperliha
Bum!Di bawah hantaman bayangan dewa bertangan enam, sosok terakhir Ozias hancur berkeping-keping dalam sekejap. Penonton bergemuruh, terutama para wanita pendukung Ozias yang langsung berteriak ketakutan dan beberapa yang begitu terguncang sampai pingsan. Begitu tampan dan kuat, kini hancur seakan jadi debu, sungguh disayangkan!Namun di atas panggung, Adam sama sekali tidak merasa puas. Karena saat bayangan dewa menghantam Ozias, sosok itu bukanlah tubuh asli, melainkan sekumpulan energi yang langsung menghilang. Dengan kata lain, sosok terakhir itu hanyalah bayangan!Jika kesembilan sosok tadi semuanya hanya bayangan, lantas di mana tubuh asli Ozias?Saat Adam mengernyitkan dahi dalam kebingungan, sia tiba-tiba merasakan getaran di kulit kepalanya ... pertanda ada bahaya yang menghampirinya. Tanpa berpikir panjang, dia mendongak dan melihat Ozias sedang meluncur turun dalam posisi terbalik di atasnya.Dengan memegang kipas lipat di tangannya, Ozias menyerbunya bagaikan bintang jatuh
Di saat itu, bukan hanya penonton di bawah panggung yang terkejut, bahkan Adam yang berada di atas panggung juga terpana oleh Teknik Bayangan yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Ozias. Sejak kapan Aula Yama menguasai teknik sehebat ini?Yang lebih mengejutkan lagi, Teknik Bayangan yang dilakukan Ozias ini sama sekali tidak kalah dari Ravin. Bahkan dengan penglihatannya yang tajam, Adam pun tidak bisa langsung membedakan mana yang asli dan palsu.Dari sini, bisa dilihat bahwa Teknik Bayangan Ravin sudah sangat matang. Tak heran jika Ozias bisa mengalahkan Ravin. Ternyata dia juga menguasai Teknik Bayangan. Memang, dengan memahami teknik musuhnya, dia bisa menemukan celah dan memanfaatkannya untuk mengalahkan lawan.Meski terkejut, Adam sama sekali tidak gentar. Menurutnya, Teknik Bayangan itu memang sedikit merepotkan, tetapi hanya memerlukan sedikit lebih banyak usaha saja."Cukup hebat, tapi efeknya nggak besar. Karena kamu tetap akan kalah," ucap Adam dengan nada dingin."Menang atau kal