Marcel menepuk dadanya dan menjamin, "Sejujurnya, aku dan orang itu adalah teman dekat dan memiliki hubungan yang sangat erat. Kami bahkan makan malam bersama semalam. Asalkan aku bicarakan hal ini dengannya, dia pasti akan menghargai keputusanmu!"Mendengar perkataan Marcel, Luther tersenyum. Orang ini benar-benar pandai membual."Hei! Kenapa kamu tertawa?" kata Marcel sambil melirik Luther dengan kesal."Kak Marcel, jangan pedulikan dia," kata Roselyn dengan tatapan meremehkan."Pak Marcel, asalkan kamu bisa membantuku mendapatkan hak agen ini, aku akan memberikan imbalan yang layak setelah semuanya berhasil," kata Carlos dengan tegas."Haha .... Ini mudah, serahkan saja padaku!" kata Marcel dengan sangat senang."Kalau begitu, maaf telah merepotkan Pak Marcel," kata Carlos sambil ikut tersenyum.Dengan popularitas Pil Dua Warna yang sangat tinggi, begitu mendapatkan hak agen, pasti akan menghasilkan banyak uang. Tiba saatnya nanti, memulihkan reputasi keluarga hanyalah masalah wakt
"Kamu ... berani memukulku?" Marcel memegang pipinya yang terasa perih dengan kaget dan marah. Dia adalah anggota Keluarga Caonata dan selalu dihormati ke mana pun dia pergi. Sejak kapan ada yang berani memukulnya?"Memangnya kenapa kalau aku memukulmu? Kamu mengkhianati Keluarga Caonata, apa kamu tidak pantas dipukul?" Sambil berbicara, Luther kembali menamparnya beberapa kali. Marcel sampai terhuyung-huyung dan darah mengucur dari hidungnya. Kegaduhan ini membuat banyak orang yang berkerumun menontonnya."Wah! Siapa orang itu? Beraninya dia memukul Marcel?""Berani sekali dia membuat kekacauan di wilayah kekuasaan Keluarga Caonata? Aku cuma bisa bilang, keren!""Orang seperti itu masih tidak tahu konsekuensinya, sepertinya sebentar lagi dia akan tertimpa kesialan!" Semua orang menunjuk Luther sambil membicarakannya."Luther, kamu sudah gila ya? Cepat hentikan!" Roselyn terkejut seketika, lalu menghentikan Luther."Luther! Apa kamu tahu kamu sudah membuat masalah besar? Aku mau lihat
"Apa kamu dengar itu? Semua orang mengatakan kamu yang mencurinya," ejek John sambil tersenyum. Dalam hatinya mengutuk Luther, berani-beraninya orang ini menghalangi jalannya untuk menjadi kaya?"Pak John, dilihat dari sikapmu ini, sepertinya kamu mau melindunginya?" Luther memicingkan matanya yang terlihat tidak bersahabat. Seperti kata pepatah, pohon yang rusak akar, batangnya juga akan bermasalah.Awalnya Luther mengira Marcel sudah cukup jahat, tak disangka ternyata John lebih jahat lagi. Dia memutarbalikkan fakta seenaknya dan memfitnah orang. Jelas-jelas bawahannya yang salah, tapi John malah seenaknya melemparkan kesalahan pada Luther. Sungguh keterlaluan!"Memangnya kenapa kalau aku melindunginya? Kamu kira, ini wilayah kekuasaan siapa?"Pak John mencibir dengan tak acuh. "Sekarang, aku akan memberimu kesempatan untuk berlutut dan minta maaf pada Marcel. Kalau tidak, aku akan membuatmu dipenjara seumur hidup!""Kamu yakin mau berbuat seperti itu?" tanya Luther kembali."Kamu ki
"Apa? Tuan Luther?" John terperangah seketika. Meskipun hari ini dia telah mendapat informasi bahwa orang yang menciptakan Pil Dua Warna ini akan datang, John tidak menyangka ternyata Luther semuda ini."Nggak ... nggak mungkin, 'kan? Dia ... Tuan Luther?" Marcel membelalakkan mata dengan tak percaya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa tadi dia telah membual di hadapan pencipta pil ini sendiri. Gawat, kali ini dia dalam masalah besar!"Tuan Luther?" Roselyn melihat ke sekitarnya dengan kaget. Apa tidak salah? Luther adalah orang yang menciptakan Pil Dua Warna ini? Mana mungkin!"Atas dasar apa bocah ini bisa memiliki resep Pil Dua Warna?" Carlos terkejut, lalu merasa cemburu. Perlu diketahui bahwa pil ajaib seperti Pil Dua Warna ini bahkan cukup untuk membangun sebuah keluarga berpengaruh. Namun, harta berharga seperti ini malah jatuh di tangan orang tak berguna seperti Luther, benar-benar mubazir!"Pak John, kutanya sekali lagi." Pada saat ini, Bianca kembali bertanya, "Apa menurut
"Ka ... kamu menamparku?" John memegang wajahnya dengan ekspresi tidak percaya."Aku bukan hanya menamparmu, tapi juga ingin mengusirmu. Mulai sekarang, kamu bukan lagi wakil presdir perusahaanku!" sahut Bianca dengan terus terang."Bianca, kamu benar-benar keterlaluan. Aku selalu bekerja keras selama bertahun-tahun ini. Meskipun nggak memberikan kontribusi besar, aku nggak pernah mengabaikan pekerjaanku. Tapi, kamu malah memecatku demi bocah ini? Kamu nggak takut para karyawan kecewa terhadapmu?" bentak Johan dengan marah."Kenapa? Kamu mau mengancamku? Memangnya kamu pantas? Jujur saja, hari ini aku bukan hanya ingin memecatmu, tapi juga ingin memasukkanmu ke penjara. Aku sudah mencatat semua tindakan kotor yang kamu lakukan selama ini. Semua itu sudah cukup untuk membuatmu dipenjara seumur hidup!" balas Bianca sembari terkekeh-kekeh sinis."Bianca! Berani sekali kamu! Aku ini bawahan kakak sepupumu!" teriak Johan yang mulai ketakutan."Ken? Huh! Panggil saja dia kemari. Kamu lihat s
"Sudahlah, biarkan saja masalah yang sudah berlalu. Kita bahas dulu yang penting ...." Carlos datang untuk mencairkan suasana. Dia meneruskan, "Luther, mari kita bicara tentang bisnis. Aku benar-benar tertarik dengan Pil Dua Warna. Ini cek senilai 2 miliar untuk membeli kuota agen.""Dua miliar? Kamu sedang mengusir pengemis, ya?" tanya Luther yang merasa agak konyol."Hei, kamu merasa uang 2 miliar sedikit? Benar-benar serakah! Jangan kira kamu bisa bersikap angkuh karena memberi resep obat pada Keluarga Caonata. Bagaimanapun, kamu hanya mengandalkan nama baik mereka," sahut Roselyn dengan ekspresi kesal."Luther, nggak perlu berbasa-basi. Sebut saja harga yang kamu mau. Berapa yang harus kubayar supaya bisa mendapat hak agen?" tanya Carlos yang berusaha untuk tetap bersikap tenang."Harga bukan masalah besar. Tapi, orang sepertimu nggak pantas menjadi agen untuk Pil Dua Warna," timpal Luther dengan terus terang."Kenapa? Kamu menolak rezeki?" Carlos memicingkan matanya."Itu tergantu
Sejam kemudian, di vila Keluarga Warsono. Keenan berlari masuk dengan panik sembari berteriak, "Ibu, gawat! Roselyn dalam masalah!""Masalah apa?" Helen yang sedang memakan kacang masih tidak memahami apa yang terjadi."Barusan, Kak Carlos telepon. Dia bilang Roselyn dibawa ke kantor polisi!" teriak Keenan dengan nada bicara yang sangat terkejut."Apa?" Helen sontak bangkit dari tempat duduknya, lalu bertanya, "Gimana bisa? Kenapa Roselyn bisa tiba-tiba ditangkap?""Menurut Kak Carlos, Roselyn pergi untuk membeli Pil Dua Warna dari Keluarga Caonata. Kemudian, mereka berselisih dengan Luther. Roselyn pun ditangkap dengan tuduhan mencuri obat," jelas Keenan."Mencuri obat? Nggak mungkin! Meskipun Roselyn agak nakal, dia nggak mungkin mencuri!" timpal Helen.Kemudian, Helen tiba-tiba teringat pada sesuatu sehingga bertanya, "Sebentar, kamu bilang Roselyn berselisih dengan Luther, lalu ditangkap polisi? Jangan-jangan, Luther yang merancang semua ini?""Benar, Kak Carlos juga bilang begitu!
Siang harinya, Luther yang sudah selesai mengurus hak agen akhirnya kembali ke Klinik Damai. Akan tetapi, begitu masuk, dia langsung menyadari ada seorang tamu.Dia adalah gadis berusia sekitar 17 atau 18 tahun dengan wajah yang sangat manis. Rambutnya dikuncir kuda, pakaiannya terlihat sangat sederhana. Dia sedang menyapu klinik dengan tubuh bercucuran keringat.Sementara itu, si pemabuk tua berbaring di kursi sambil tertidur. Terlihat pula selimut di atas tubuhnya. Luther jarang sekali melihatnya tidur dalam keadaan seperti ini."Tuan Luther sudah pulang?" sapa gadis itu setelah melihat Luther. Dia buru-buru bangkit dan tampak agak gugup."Siapa kamu?" tanya Luther dengan heran."Namaku Liana, Nona Bianca menyuruhku merawat Kakek Pemabuk," jawab gadis itu dengan kepala tertunduk."Apa kamu sudah cukup umur?" Luther merasa agak bingung. Dia mengira Bianca akan mengutus bibi pengasuh berusia 40 atau 50 tahun. Tanpa diduga, dia malah menyuruh seorang gadis kemari."Sudah, aku sudah beru