Ketika melihat kepala yang tiba-tiba bergelinding itu, seluruh sekolah bela diri menjadi sunyi senyap. Saat berikutnya, disusul dengan teriakan yang heboh.Tidak ada yang menyangka bahwa Jovan akan bunuh diri. Bahkan, dia melakukannya dengan sangat lugas dan kejam. Hanya dengan 1 tebasan, dia langsung memenggal kepalanya sendiri. Apakah dia gila?"A ... apa yang kamu lakukan pada Tuan Jovan?" tanya Duncan yang terkesiap hingga tubuhnya penuh keringat."Kamu ingin tahu? Kalau begitu, tanyakan saja kepadanya," sahut Luther. Selesai melontarkan itu, dia langsung berjalan ke luar tanpa memedulikan keterkejutan semua orang.Begitu Luther keluar, sebuah pasukan bersenjata lengkap segera menyerbu masuk dan mengamankan lokasi kejadian. Semua orang yang berhubungan dengan Jovan pun ditangkap.Di sisi lain, Luther tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal selanjutnya lagi. Dengan kemampuan Yogi, dia pasti bisa membereskan masalah ini tanpa meninggalkan jejak apa pun.....Sementara itu, di Vila Gegana
Ketika Luther kembali ke Klinik Damai, barang-barang yang tadinya berserakan telah dibersihkan sehingga terlihat rapi kembali. Mungkin karena terlalu lelah, Ariana pun ketiduran di meja. Sorot mata Luther seketika tampak rumit saat melihat wajah cantik Ariana yang kelelahan dan mengernyit.Bagaimanapun, Ariana telah menyelamatkan si pemabuk tua. Luther sangat berterima kasih padanya. Ketika memikirkan hal ini, Luther melepaskan jaketnya dan meletakkannya di atas tubuh Ariana.Tubuh Ariana seketika gemetaran. Dia pun bangun, lalu bertanya, "Kamu sudah pulang? Kamu nggak terluka, 'kan?""Nggak, terima kasih sudah membantu," sahut Luther dengan sopan."Sama-sama. Dia terluka, sudah seharusnya aku membantunya," ujar Ariana sembari tersenyum tipis."Kamu pasti sangat lelah malam ini. Lapar nggak?" tanya Luther."Sedikit," jawab Ariana."Seperti biasa? Mau makan mi telur tomat?" tanya Luther."Ya, terima kasih," timpal Ariana."Tunggu sebentar." Tanpa berbasa-basi, Luther langsung berjalan m
"Apa katamu? Pemegang saham terbesar?"Mendengar perkataan itu, Roselyn tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Hahaha .... Luther! Kamu salah makan obat ya? Kamu? Pemegang saham terbesar? Lucu sekali!""Luther, boleh saja kamu membual di depan orang lain. Tapi kalau mau berpura-pura di depan kami, kamu hanya akan mempermalukan dirimu saja!" kata Carlos menyindir.Carlos telah menyelidiki identitas Luther dengan cermat. Seorang pria miskin yang tidak memiliki keahlian khusus, mungkin hanya memiliki beberapa trik rendahan."Terserah kalian percaya atau tidak. Tapi, aku jamin kalian tidak akan mendapatkan hak agen ini," kata Luther dengan tenang."Huh! Sebaiknya kamu kembali ke tempatmu dan tetap menjadi orang tidak berguna saja!"Mulut Roselyn cemberut dan ekspresinya cuek. "Hari ini, Pak Marcel yang bertanggung jawab di sini. Asalkan dia mengucapkan satu kata saja, hasil akhirnya sudah pasti!""Aku tidak kenal Pak Marcel, tapi aku yakin dia tidak punya hak ini," kata Luther den
Marcel menepuk dadanya dan menjamin, "Sejujurnya, aku dan orang itu adalah teman dekat dan memiliki hubungan yang sangat erat. Kami bahkan makan malam bersama semalam. Asalkan aku bicarakan hal ini dengannya, dia pasti akan menghargai keputusanmu!"Mendengar perkataan Marcel, Luther tersenyum. Orang ini benar-benar pandai membual."Hei! Kenapa kamu tertawa?" kata Marcel sambil melirik Luther dengan kesal."Kak Marcel, jangan pedulikan dia," kata Roselyn dengan tatapan meremehkan."Pak Marcel, asalkan kamu bisa membantuku mendapatkan hak agen ini, aku akan memberikan imbalan yang layak setelah semuanya berhasil," kata Carlos dengan tegas."Haha .... Ini mudah, serahkan saja padaku!" kata Marcel dengan sangat senang."Kalau begitu, maaf telah merepotkan Pak Marcel," kata Carlos sambil ikut tersenyum.Dengan popularitas Pil Dua Warna yang sangat tinggi, begitu mendapatkan hak agen, pasti akan menghasilkan banyak uang. Tiba saatnya nanti, memulihkan reputasi keluarga hanyalah masalah wakt
"Kamu ... berani memukulku?" Marcel memegang pipinya yang terasa perih dengan kaget dan marah. Dia adalah anggota Keluarga Caonata dan selalu dihormati ke mana pun dia pergi. Sejak kapan ada yang berani memukulnya?"Memangnya kenapa kalau aku memukulmu? Kamu mengkhianati Keluarga Caonata, apa kamu tidak pantas dipukul?" Sambil berbicara, Luther kembali menamparnya beberapa kali. Marcel sampai terhuyung-huyung dan darah mengucur dari hidungnya. Kegaduhan ini membuat banyak orang yang berkerumun menontonnya."Wah! Siapa orang itu? Beraninya dia memukul Marcel?""Berani sekali dia membuat kekacauan di wilayah kekuasaan Keluarga Caonata? Aku cuma bisa bilang, keren!""Orang seperti itu masih tidak tahu konsekuensinya, sepertinya sebentar lagi dia akan tertimpa kesialan!" Semua orang menunjuk Luther sambil membicarakannya."Luther, kamu sudah gila ya? Cepat hentikan!" Roselyn terkejut seketika, lalu menghentikan Luther."Luther! Apa kamu tahu kamu sudah membuat masalah besar? Aku mau lihat
"Apa kamu dengar itu? Semua orang mengatakan kamu yang mencurinya," ejek John sambil tersenyum. Dalam hatinya mengutuk Luther, berani-beraninya orang ini menghalangi jalannya untuk menjadi kaya?"Pak John, dilihat dari sikapmu ini, sepertinya kamu mau melindunginya?" Luther memicingkan matanya yang terlihat tidak bersahabat. Seperti kata pepatah, pohon yang rusak akar, batangnya juga akan bermasalah.Awalnya Luther mengira Marcel sudah cukup jahat, tak disangka ternyata John lebih jahat lagi. Dia memutarbalikkan fakta seenaknya dan memfitnah orang. Jelas-jelas bawahannya yang salah, tapi John malah seenaknya melemparkan kesalahan pada Luther. Sungguh keterlaluan!"Memangnya kenapa kalau aku melindunginya? Kamu kira, ini wilayah kekuasaan siapa?"Pak John mencibir dengan tak acuh. "Sekarang, aku akan memberimu kesempatan untuk berlutut dan minta maaf pada Marcel. Kalau tidak, aku akan membuatmu dipenjara seumur hidup!""Kamu yakin mau berbuat seperti itu?" tanya Luther kembali."Kamu ki
"Apa? Tuan Luther?" John terperangah seketika. Meskipun hari ini dia telah mendapat informasi bahwa orang yang menciptakan Pil Dua Warna ini akan datang, John tidak menyangka ternyata Luther semuda ini."Nggak ... nggak mungkin, 'kan? Dia ... Tuan Luther?" Marcel membelalakkan mata dengan tak percaya. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa tadi dia telah membual di hadapan pencipta pil ini sendiri. Gawat, kali ini dia dalam masalah besar!"Tuan Luther?" Roselyn melihat ke sekitarnya dengan kaget. Apa tidak salah? Luther adalah orang yang menciptakan Pil Dua Warna ini? Mana mungkin!"Atas dasar apa bocah ini bisa memiliki resep Pil Dua Warna?" Carlos terkejut, lalu merasa cemburu. Perlu diketahui bahwa pil ajaib seperti Pil Dua Warna ini bahkan cukup untuk membangun sebuah keluarga berpengaruh. Namun, harta berharga seperti ini malah jatuh di tangan orang tak berguna seperti Luther, benar-benar mubazir!"Pak John, kutanya sekali lagi." Pada saat ini, Bianca kembali bertanya, "Apa menurut
"Ka ... kamu menamparku?" John memegang wajahnya dengan ekspresi tidak percaya."Aku bukan hanya menamparmu, tapi juga ingin mengusirmu. Mulai sekarang, kamu bukan lagi wakil presdir perusahaanku!" sahut Bianca dengan terus terang."Bianca, kamu benar-benar keterlaluan. Aku selalu bekerja keras selama bertahun-tahun ini. Meskipun nggak memberikan kontribusi besar, aku nggak pernah mengabaikan pekerjaanku. Tapi, kamu malah memecatku demi bocah ini? Kamu nggak takut para karyawan kecewa terhadapmu?" bentak Johan dengan marah."Kenapa? Kamu mau mengancamku? Memangnya kamu pantas? Jujur saja, hari ini aku bukan hanya ingin memecatmu, tapi juga ingin memasukkanmu ke penjara. Aku sudah mencatat semua tindakan kotor yang kamu lakukan selama ini. Semua itu sudah cukup untuk membuatmu dipenjara seumur hidup!" balas Bianca sembari terkekeh-kekeh sinis."Bianca! Berani sekali kamu! Aku ini bawahan kakak sepupumu!" teriak Johan yang mulai ketakutan."Ken? Huh! Panggil saja dia kemari. Kamu lihat s
Bam, bam, bam! Ribuan cambuk emas menyerang seperti hujan badai, benar-benar sulit untuk dihindari.Dengan dipimpin oleh Pele, para ahli bela diri mengerahkan jurus masing-masing untuk membalas serangan. Mereka terus menghantam cambuk emas itu. Setiap benturan serangan akan melepaskan energi yang dahsyat, menghasilkan suara ledakan yang menggelegar.Riley berdiri kokoh seperti gunung besar yang tak tergoyahkan. Tubuhnya dikelilingi cahaya emas. Cambuk berayun dengan lincah. Meskipun menghadapi banyak lawan, dia tetap unggul.Pele dan lainnya sama sekali tidak bisa menembus pertahanan Riley. Bahkan, beberapa pemimpin Kuil Dewa yang lebih lemah langsung terdorong mundur oleh cambuk emas itu. Mereka sungguh kewalahan.Saat ini, semua orang baru menyadari betapa hebatnya ahi bela diri nomor satu Negara Drago. Bahkan, serangan Mantra Cahaya Emas saja sudah cukup untuk membuat mereka kewalahan."Aku nggak percaya cambuk ini bisa menghentikanku!" pekik Pele dengan murka. Sekujur tubuhnya mula
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya