Saat ini, Jayden masih bersusah payah untuk bertahan di dalam lubang yang terbentuk karena ledakan. Perisai pelindung di tubuhnya terlihat samar-samar dan retakan-retakan mulai menyebar dengan cepat, sedangkan pedang raksasa hitam di atas kepalanya bergetar dan terus menekan ke bawah. Dia merasa tubuhnya tertindih oleh kekuatan yang sangat besar hingga kedua tangannya gemetar dan kedua kakinya bertekuk.Namun, Jayden tetap harus bertahan karena dia pasti akan langsung tewas jika pedang raksasa di atas kepalanya berhasil menebas ke bawah. Pada saat ini, dia baru menyadari betapa kuatnya Luther. Ternyata sejak awal lawannya tidak mengeluarkan seluruh tenaga, sekarang lawannya baru mulai bertarung dengan serius dan membuatnya kesulitan menahan."Argh!" Merasa terancam akan mati, Jayden menjerit dengan marah. Energi astral di tubuhnya menyembur keluar dan terus memperkuat perisai pelindungnya. Namun, tidak peduli bagaimanapun dia memperbaikinya, retakan di perisai pelindung itu malah makin
Luther perlahan-lahan mengangkat Pedang Cakrawala dan menunjuk Jayden di depannya dengan ujung pedangnya."Teknik kedua, Pemusnah Pasukan!" Begitu mengatakan itu, Luther tiba-tiba menghilang dari tempatnya. Tubuh dan pedangnya langsung berubah menjadi cahaya hitam dan tiba-tiba memelesat ke arah Jayden.Serangan Luther ini tidak memiliki kekuatan dahsyat yang menggetarkan langit serta bumi dan hawa dingin yang mengerikan juga, hanya kecepatan yang luar biasa saja. Dalam sekejap, cahaya hitam itu sudah melintasi puluhan meter dan langsung muncul di depan dada Jayden."Eh?" Jayden langsung menyipitkan mata. Dia sama sekali tidak sempat bereaksi, hanya bisa mengandalkan kemampuannya untuk mengaktifkan energi astral pelindung tubuhnya.Bang!Terdengar suara ledakan saat cahaya hitam itu menghantam perisai pelindung Jayden dengan keras dan langsung menyebarkan energi mengerikan yang terkandung di dalam cahaya itu. Perisai pelindung yang awalnya sangat kokoh pun langsung meledak, sama sekali
Terdengar suara dengung, lalu Pedang Cakrawala yang mengerikan itu akhirnya berhenti di atas kepala Jayden dengan jarak tidak sampai sepuluh sentimeter. Dia bisa merasakan cahaya dingin yang terpancar dari pedang itu, sehingga seluruh tubuhnya merinding dan punggungnya dipenuhi dengan keringat dingin."Kembali!" kata Luther sambil mengarahkan jarinya untuk kembali. Pedang Cakrawala yang memelesat itu pun berubah menjadi sebuah cahaya hitam dan kembali ke tangannya."Paman Jayden, kamu sudah kalah," kata Luther dengan tenang."Nggak disangkan aku akan kalah di tanganmu," kata Jayden sambil menundukkan kepala dan menatap kedua tangannya dengan ekspresi muram, sulit untuk menerima hasil ini.Sejak kecil, Jayden selalu berlatih bela diri dengan gigih dan tidak pernah lengah selama sepuluh tahun ini. Ditambah lagi, dia sangat berbakat, sehingga di usia empat puluhan tahun sudah mencapai tingkat grandmaster. Dia adalah salah satu ahli terbaik di seluruh Atlandia.Jayden berpikir dengan fonda
"Apa Jayden ini sedang berbohong?"Semua orang saling memandang karena tidak mengerti apa yang telah terjadi.Bahkan ekspresi Walter juga terlihat terkejut. Kenji adalah sosok legendaris di Pasukan Naga Hitam. Dahulu, dia dan Kenji berjuang bersama untuk melindungi negara dan meraih prestasi. Namun, setelah insiden di Kota Terlarang sepuluh tahun yang lalu, Kenji menghilang. Setelah menemukan mayat Kenji yang hangus terbakar dan token miliknya di tempat kejadian, dia mendirikan sebuah makam peringatan untuk Kenji di pemakaman.Setelah bertahun-tahun berlalu, Walter tidak menyangka dia akan mendengar kembali nama itu. Yang lebih mengejutkan adalah Kenji ternyata masih hidup. Apa yang sebenarnya telah terjadi?Jayden menyeringai. "Kenapa? Sangat mengejutkan, 'kan? Saat baru bertemu dengan Kenji, aku juga sangat terkejut seperti kalian. Aku nggak menyangka orang yang sudah mati sepuluh tahun yang lalu malah berdiri di depanku. Jadi, aku mengobrol dengannya karena penasaran. Kalian tahu ap
Setelah Jayden selesai berbicara, Luther akhirnya berkata, "Paman Jayden, kami sudah tahu apa yang kamu alami, kamu melakukan hal bodoh ini juga karena dihasut orang lain. Tapi sekarang, yang paling ingin aku tahu adalah di mana Yusuf berada? Di mana sisa-sisa dari Paviliun Lingga itu bersembunyi?"Setelah menceritakan panjang lebar, semua kata-kata Jayden hanya omong kosong dan tidak ada jawaban dari pertanyaan Luther."Sejujurnya, aku memang bekerja sama dengan Yusuf, tapi aku nggak tahu keberadaannya," kata Jayden sambil menggelengkan kepala."Nggak tahu?" kata Luther sambil mengernyitkan alis. Sudah bersusah payah seharian, ternyata tidak ada hasilnya.Jayden tiba-tiba mengalihkan topik pembicaraannya. "Tenang saja. Aku memang nggak tahu keberadaan Yusuf, tapi aku bisa menghubunginya. Aku sudah berjanji pada Yusuf akan bertemu dengannya di suatu tempat untuk berdiskusi setelah semuanya selesai.""Oh? Benarkah? Kalian berjanji untuk bertemu di mana?" Mata Luther langsung bersinar."
Bagaimanapun juga, setelah masuk ke dalam penjara, Fuso adalah penguasanya. Pada saat itu, apa pun yang ingin Fuso lakukan, tidak ada yang tahu. Meskipun Abram, Chokri, dan yang lainnya terbunuh, Fuso hanya perlu memberikan alasan mereka bunuh diri karena takut dihukum saja semuanya sudah berlalu.Fuso berkata dengan ekspresi tenang, "Nggak perlu cemas. Aku hanya akan menginterogasi kalian saja, nggak akan memakan kalian. Tapi, kalau kalian berani melawan, jangan salahkan aku kejam. Tangkap mereka!"Seiring perintah Fuso, para Pasukan Naga Terbang segera mengeluarkan tali khusus dan mengikat Firus serta kelompoknya. Tali khusus ini dibuat khusus untuk para ahli bela diri, bahkan seorang ahli tingkat master pun akan kesulitan untuk melepaskan diri.Meskipun Firus ingin memberontak, dia juga tidak berani bergerak sedikit pun sekarang. Kekuatan Fuso jauh melampaui semua orang yang berada di sana. Jika dia membuat Fuso marah, akhirnya akan lebih tragis. Saat ini, mereka hanya bisa berharap
Luther berkata dengan tenang, "Menjebak dan membunuh Yusuf? Sepertinya nggak akan semudah itu. Kekuatan Yusuf masih di atasku, dia akan langsung menyadarinya kalau ada yang aneh. Kalau dia ingin kabur, sepertinya kita nggak bisa menahannya juga."Yusuf menduduki posisi kelima di Peringkat Nirwana. Dengan kata lain, dia adalah orang terkuat kelima di dunia, jelas sangat sulit untuk membunuh orang seperti ini. Jika rencananya begitu sederhana hanya menjebak dan membunuh, tidak akan berhasil sama sekali. Jayden bisa berkata seperti ini, entah karena tidak tahu kekuatan Yusuf atau sengaja berpura-pura bodoh."Membunuh langsung memang nggak mungkin bisa, tapi kita bisa meracuninya."Setelah mengatakan itu, Jayden tiba-tiba melihat ke arah Walter. "Ada banyak barang berharga yang langka di ruang penyimpanan Kak Walter. Aku ingat ada satu racun yang bernama Racun Dewata.""Racun Dewata? Salah satu dari sepuluh racun paling mematikan di dunia?" kata Luther sambil menyipitkan mata.Sepuluh racu
Jayden mengernyitkan alis dan melihat pil hitam itu dengan tatapan ragu, lalu memaksakan senyuman dan berkata, "Gerald, aku terima niat baikmu, tapi sebaiknya kamu simpan untuk dirimu sendiri saja pil berharga seperti ini. Paman nggak membutuhkannya.""Aku punya banyak Pil Sepuluh Nutrisi ini, bukan pil berharga. Kamu pakai saja. Kalau satu nggak cukup, aku masih punya banyak lagi," kata Luther sambil terus tersenyum."Ini ...." Luther merasa agak ragu."Kenapa? Apa Paman Jayden nggak memercayaiku dan berpikir aku akan meracunimu?" kata Luther tiba-tiba dengan dingin.Jayden memaksakan senyumannya. "Tentu saja nggak. Gerald adalah orang yang jujur, mana mungkin melakukan hal seperti ini.""Kalau begitu, makanlah," kata Luther sambil mendorong pil hitam itu lebih mendekat.Mata Jayden berkedut dan menarik napas dalam-dalam, lalu akhirnya menerima pil hitam itu dan langsung menelannya. Tidak peduli apa isi dari pil itu, dia harus memakannya. Jika tidak, dia tidak akan mendapat kepercayaa
Malam perlahan menyelimuti kota.Di dalam sebuah rumah sederhana, Loland duduk bersila di atas ranjang, memejamkan mata untuk memulihkan tenaga.Setelah beristirahat sehari, Racun Uzur di tubuhnya hampir sepenuhnya dikeluarkan. Namun, seluruh kota sedang dalam keadaan siaga penuh. Semua gerbang dan jalan utama ditutup, sementara surat perintah penangkapan ditempel di mana-mana.Sekalipun Loland telah memulihkan kekuatannya, keluar dari ibu kota tetap mustahil. Untuk sementara, dia hanya bisa bersembunyi di sini, menunggu badai berlalu. Adapun pemilik rumah ini, sudah menjadi mayat.Tok, tok, tok .... Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu. Loland langsung membuka matanya, tangannya refleks meraih pedang di sampingnya."Siapa?" Di ruang tamu, beberapa pengawal Pasukan Api Merah segera bersiaga. Dua orang diam-diam mencabut pedang dan berdiri di kedua sisi pintu."Ini aku." Terdengar suara yang familier.Para pengawal langsung bernapas lega. Mereka mengintip dari celah pintu untuk mema
"Tunggu sebentar!"Melihat dirinya akan ditangkap, Rigen benar-benar panik dan segera berteriak, "Nggak ada pemeriksaan menyeluruh dan keputusan dari hakim, apa hakmu menangkapku? Kamu ini jelas-jelas bertindak sewenang-wenang.""Heh .... Saat aku berbicara denganmu menggunakan logika, kamu bermain licik. Sekarang aku yang bermain licik, kamu malah ingin membahas hukum denganku. Kamu pikir ini masuk akal?" sindir Huston."Tuan Rigen, kita bicarakan soal logika ini di dalam penjara saja, kita bisa berbicara lama di sana," kata Wirya sambil tersenyum sinis dan melangkah maju, lalu langsung menekan bahu Rigen."Tunggu! Masih ada yang ingin kukatakan."Rigen menelan ludahnya. Menyadari situasinya tidak bisa diselamatkan lagi, dia akhirnya tidak bersikeras lagi dan mulai memohon, "Huston, kita ini keluarga, kenapa harus seperti ini? Anggap saja semua ini salah Paman Rigen. Dilihat dari hubungan ini, bisakah kamu memaafkanku sekali ini?"Sebelumnya, Rigen masih bisa membalikkan keadaan denga
"Buku catatan?"Melihat buku catatan berwarna merah di bawah kakinya, Rigen menyipitkan matanya dan ekspresinya mulai terlihat panik. Dia benar-benar tidak menyangka buku catatan yang sudah disembunyikannya malah bisa ditemukan oleh Tim Penegak Hukum. Buku catatan ini berisi detail tentang semua transaksi ilegal dan korupsi dengan berbagai pejabat yang dilakukannya selama bertahun-tahun ini.Awalnya, Rigen menyimpan buku catatan ini agar para pejabat yang bekerja sama dengannya tidak berkhianat, tetapi sekarang ini malah menjadi buku kematiannya. Harta bisa disita dan anak-anak bisa diabaikan, tetapi dia tidak tahu bagaimana caranya mengelak dari buku penuh dengan tulisan tangannya sendiri.Rigen mengernyitkan alisnya dan keringat dingin mengalir sampai punggungnya basah kuyup."Tuan Rigen, kenapa kamu berkeringat begitu banyak? Apa cuacanya terlalu panas? Apa perlu aku menyuruh orang untuk mengipasimu?" sindir Wirya sambil tersenyum. Bukti yang sudah terkumpul kali ini cukup untuk mem
"Oh? Benarkah? Kalau begitu, serahkan buktinya agar semua orang bisa melihatnya dengan jelas," kata Huston sambil tersenyum."Gulp ...." Mendengar laporan itu, Rigen langsung menelan ludahnya dan keringat dingin mulai mengalir. Hanya dalam waktu setengah hari saja, tidak mungkin semua rahasianya bisa terbongkar.Wirya mengeluarkan setumpuk dokumen dan meletakkannya di atas meja, lalu berkata dengan tegas, "Pertama, aku sudah menyelidiki masalah keuangan Tuan Rigen. Gaya hidup Tuan Rigen jauh melampaui gaji resminya. Dia punya 18 rumah mewah, puluhan kereta mewah, emas, barang antik, lukisan terkenal, dan lainnya. Total asetnya mencapai puluhan triliun.""Dengan gaji resmi Tuan Rigen, setidaknya perlu berhemat dan bekerja keras selama ribuan tahun untuk mengumpulkan puluhan triliun ini. Jadi, aku penasaran, dari mana semua harta ini berasal?"Begitu mendengar perkataan itu, semua mata langsung tertuju pada Rigen. Mereka tahu dia memang korupsi, tetapi mereka tidak menyangka jumlahnya ak
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!