Valda memelotot dan berkata, "Hari ini adalah kesempatanmu untuk mendapatkan kehormatan kembali. Asalkan mengalahkan Luther dan menghilangkan momok di hatimu, basis kultivasimu pasti akan meningkat lagi."Bibir Barney berkedut. Dia ingin sekali memaki Valda, tetapi tidak berani. Pada akhirnya, dia pun memberanikan diri untuk berujar, "Paman, cederaku belum pulih. Gimana kalau kamu pilih orang lain saja?""Jangan mimpi! Itu hanya cedera ringan! Cepat maju, jangan buat Keluarga Angelo malu!" seru Valda dengan suara rendah."Ba ... baiklah." Barney ingin sekali menangis, dia terpaksa maju dengan ekspresi sedih. Dia awalnya merasa semangat karena mengira dirinya akan menonton pertunjukan seru hari ini. Tanpa diduga, dia malah terlibat dalam duel ini sekarang."Barney, kamu yakin ingin bertarung denganku?" tanya Luther sambil tersenyum tipis."Luther, pria dari Keluarga Angelo nggak pernah takut pada pertarungan. Meskipun terluka, aku sama sekali nggak takut padamu. Majulah!" sahut Barney d
Valda menggertakkan gigi dan mengepalkan tangannya. Wajahnya yang tegas dipenuhi amarah. Berani sekali keturunan Keluarga Angelo melarikan diri seperti ini. Ini sungguh penghinaan besar! Barney bahkan melakukannya di hadapan seorang adipati! Dia telah mencoreng nama baik Keluarga Angelo!"Tuan Valda, keponakanmu ini memang pintar menilai situasi, ya?" sindir Bianca sembari tersenyum tipis.Sudut bibir Valda pun berkedut, ekspresinya menjadi makin masam. Sungguh memalukan! Dia segera memerintahkan, "Cepat tangkap dia kembali! Aku akan menghukumnya sesuai aturan keluarga!""Baik!" Para anggota Keluarga Angelo tidak berani ragu sedikit pun. Mereka langsung berlari ke luar untuk mencari Barney. Mereka semua tahu bahwa Barney dalam masalah besar sekarang."Orang-orang mengatakan pria dari Keluarga Angelo pemberani dan kuat, tapi ternyata nggak begitu. Benar-benar mengecewakan," ujar Ezra tiba-tiba. Dia datang jauh-jauh, tetapi tidak melihat keseruan apa pun dan waktunya jadi tersia-siakan.
Barney tampak menggerakkan kedua tangannya sehingga bermunculan bayangan tinju yang tak terhitung jumlahnya. Semua bayangan itu pun memelesat ke arah Luther dengan kekuatan yang tak terbendung. Bahkan, terdengar siulan yang disebabkan oleh kecepatan tinggi."Ternyata kekuatan Barney meningkat lagi. Serangannya ini nggak kalah dari Efron kok.""Tinju Badai Api ini memang jurus andalan Keluarga Angelo. Selama ada peluang, Barney bisa saja mengalahkan Luther."Semua orang tampak berseru takjub dan dipenuhi penantian saat melihat serangan ini. Mungkin, Barney bisa membuat keajaiban dengan serangan ini.Bam! Suara ledakan yang mendadak ini menghancurkan imajinasi orang-orang. Sebelum menyentuh Luther, Barney sudah terhempas jauh.Gedebuk! Barney mendarat di kejauhan belasan meter. Kepalanya menabrak dinding sehingga dia langsung jatuh pingsan.Melihat situasi ini, para anggota Keluarga Angelo pun menghela napas. Meskipun telah membuat persiapan mental, kekalahan Barney ini terlalu cepat, me
Nada bicara Maxim terdengar sangat tenang, begitu juga dengan ekspresinya. Bahkan, salah satu tangannya diletakkan di dalam saku, membuatnya terlihat sangat meremehkan Luther.Bagaimanapun, hanya beberapa orang di dunia ini yang bisa membuatnya mengerahkan seluruh kekuatannya. Maxim pun yakin pemuda di depannya ini juga demikian."Membiarkanku menyerang 3 kali duluan? Kamu yakin?" Luther mengangkat alisnya dan tersenyum tipis.Para genius di Midyar ini sungguh menilai tinggi diri sendiri. Mereka berani bersikap arogan, padahal tidak mengetahui kemampuan lawan. Entah ini namanya percaya diri atau bodoh ...."Kenapa? Nggak cukup? Oke, kalau begitu, kutambah jadi 10 serangan. Kalau kamu bisa melukaiku dalam 10 serangan, berarti kamu menang," sahut Maxim.Begitu mendengarnya, sebagian besar anggota Keluarga Angelo pun tertawa terbahak-bahak dan mengejek."Hahaha! Kak Maxim terlalu meremehkan lawannya!""Sampai 10 serangan lho, aku malu sekali kalau jadi lawannya!""Kak Maxim memang luar bi
Hal ini tentu membuktikan bahwa kemampuan Luther sangat hebat, bahkan tidak kalah darinya.Luther menarik tangannya, lalu tersenyum sambil bertanya, "Kenapa? Bukannya kamu menyuruhku melancarkan 10 serangan duluan? Kok malah menghindar?""Kakakku nggak bilang dia nggak boleh menghindar atau melawanmu!" sahut Belvia dengan ekspresi geram."Luther, harus kuakui, kamu lebih hebat dari yang kubayangkan. Jujur saja, aku awalnya nggak peduli padamu. Aku merasa kamu nggak pantas menjadi lawanku. Tapi, seranganmu tadi telah mengubah pemikiranku," ujar Maxim dengan ekspresi serius."Jadi?" tanya Luther sambil tersenyum."Jadi, aku akan melawanmu dengan serius," balas Maxim sembari melepaskan jaketnya. Tatapannya menjadi sangat tajam."Serius? Memangnya berguna?" Luther merasa agak penasaran.Maxim seakan-akan tidak mendengarnya. Dia berkata, "Aku sudah lama nggak bertemu lawan kuat yang bisa membuatku bertarung serius. Kamu salah satu dari mereka. Hari ini, kamu harus berbangga diri kalau kalah
"Kak Maxim, semangat! Beri bocah itu pelajaran!" seru Belvia dengan penuh semangat melihat keagungan Maxim. Karena terlahir di Keluarga Angelo, Belvia sangat mengagumi ahli bela diri hebat sejak kecil. Itu sebabnya, dia selalu berdiri di pihak Maxim karena merasa hanya Maxim yang setara dengannya."Bianca, pacarmu mungkin berada dalam bahaya. Maxim adalah genius nomor satu Keluarga Angelo. Kemampuannya telah meningkat pesat sekarang, bahkan sedikit lagi sudah mencapai tingkat semi-master. Orang seusianya sulit untuk menang," ujar Ezra sambil memicingkan matanya."Kakek, jangan membuat kesimpulan terlalu cepat. Pemenangnya belum diketahui, jadi belum tentu Luther akan kalah," sahut Bianca dengan tersenyum. Maxim memang hebat, tetapi menurut Bianca, pria ini masih kalah dari Luther."Oh? Sepertinya kamu sangat yakin dengan kemampuan pacarmu?" tanya Ezra dengan penuh minat sambil mengangkat alisnya."Tentu saja!" Bianca mendongak dengan bangga dan meneruskan, "Pria lemah nggak mungkin bis
Meskipun hanya gelombang energi, orang-orang tetap tidak bisa menahannya. Apakah semua sudah berakhir sekarang? Lagi pula, siapa yang bisa menahan tinju semenakutkan itu?Ketika tinju Maxim meledak, semua orang melihat jelas bahwa serangan itu mengenai tubuh Luther. Manusia besi sekalipun akan hancur jika terkena serangan pesilat tingkat semi-master, 'kan?Ketika debu mulai hilang, orang-orang mengamati arena pertarungan dengan saksama. Akan tetapi, pemandangan di depan sana justru membuat mereka terperangah dan tidak bisa bereaksi.Di tengah arena, tampak Luther berdiri dengan tegap tanpa perlindungan apa pun. Dia membiarkan tinju Maxim mengenai tubuhnya tanpa melakukan perlawanan. Kedua kakinya pun tampak begitu kokoh, seperti tidak berniat untuk mundur selangkah pun. Hanya saja, tanah di bawah kakinya retak dan menjadi agak cekung."Gi ... gimana mungkin?" Semua orang membelalakkan mata dengan tidak percaya. Kekuatan Maxim yang begitu dahsyat berhasil ditahan oleh Luther? Luther bah
Ketika melihat Maxim tidak sadarkan diri, orang-orang terkesiap hingga tidak tahu harus berkata apa. Hasil ini sungguh di luar dugaan mereka.Meskipun sulit untuk diterima, harus diakui bahwa Maxim kalah telak, bahkan kondisinya sungguh mengenaskan dan tidak berbeda dengan Efron.Keluarga Angelo yang termasuk dalam jajaran Empat Keluarga Kerajaan dan merupakan keluarga militer, justru dikalahkan oleh seorang pemuda tak dikenal. Bukankah hal ini sangat memalukan?"Pemenangnya sudah ditentukan, apa duel masih ingin dilanjutkan?" tanya Luther sambil tersenyum menatap Jayda dan Valda. Demi menghemat energi, Luther memilih untuk langsung mengalahkan lawannya dengan satu serangan."Siapa sebenarnya kamu? Gimana bisa kamu menang dari Maxim?" tanya Jayda sambil mengernyit. Ekspresinya terlihat agak masam. Kekalahan berturut-turut ini membuat reputasi Keluarga Angelo menjadi buruk."Memangnya kekalahan ini sangat mengejutkan? Seharusnya banyak orang yang bisa mengalahkan Maxim di Midyar, 'kan?"