Nada bicara Maxim terdengar sangat tenang, begitu juga dengan ekspresinya. Bahkan, salah satu tangannya diletakkan di dalam saku, membuatnya terlihat sangat meremehkan Luther.Bagaimanapun, hanya beberapa orang di dunia ini yang bisa membuatnya mengerahkan seluruh kekuatannya. Maxim pun yakin pemuda di depannya ini juga demikian."Membiarkanku menyerang 3 kali duluan? Kamu yakin?" Luther mengangkat alisnya dan tersenyum tipis.Para genius di Midyar ini sungguh menilai tinggi diri sendiri. Mereka berani bersikap arogan, padahal tidak mengetahui kemampuan lawan. Entah ini namanya percaya diri atau bodoh ...."Kenapa? Nggak cukup? Oke, kalau begitu, kutambah jadi 10 serangan. Kalau kamu bisa melukaiku dalam 10 serangan, berarti kamu menang," sahut Maxim.Begitu mendengarnya, sebagian besar anggota Keluarga Angelo pun tertawa terbahak-bahak dan mengejek."Hahaha! Kak Maxim terlalu meremehkan lawannya!""Sampai 10 serangan lho, aku malu sekali kalau jadi lawannya!""Kak Maxim memang luar bi
Hal ini tentu membuktikan bahwa kemampuan Luther sangat hebat, bahkan tidak kalah darinya.Luther menarik tangannya, lalu tersenyum sambil bertanya, "Kenapa? Bukannya kamu menyuruhku melancarkan 10 serangan duluan? Kok malah menghindar?""Kakakku nggak bilang dia nggak boleh menghindar atau melawanmu!" sahut Belvia dengan ekspresi geram."Luther, harus kuakui, kamu lebih hebat dari yang kubayangkan. Jujur saja, aku awalnya nggak peduli padamu. Aku merasa kamu nggak pantas menjadi lawanku. Tapi, seranganmu tadi telah mengubah pemikiranku," ujar Maxim dengan ekspresi serius."Jadi?" tanya Luther sambil tersenyum."Jadi, aku akan melawanmu dengan serius," balas Maxim sembari melepaskan jaketnya. Tatapannya menjadi sangat tajam."Serius? Memangnya berguna?" Luther merasa agak penasaran.Maxim seakan-akan tidak mendengarnya. Dia berkata, "Aku sudah lama nggak bertemu lawan kuat yang bisa membuatku bertarung serius. Kamu salah satu dari mereka. Hari ini, kamu harus berbangga diri kalau kalah
"Kak Maxim, semangat! Beri bocah itu pelajaran!" seru Belvia dengan penuh semangat melihat keagungan Maxim. Karena terlahir di Keluarga Angelo, Belvia sangat mengagumi ahli bela diri hebat sejak kecil. Itu sebabnya, dia selalu berdiri di pihak Maxim karena merasa hanya Maxim yang setara dengannya."Bianca, pacarmu mungkin berada dalam bahaya. Maxim adalah genius nomor satu Keluarga Angelo. Kemampuannya telah meningkat pesat sekarang, bahkan sedikit lagi sudah mencapai tingkat semi-master. Orang seusianya sulit untuk menang," ujar Ezra sambil memicingkan matanya."Kakek, jangan membuat kesimpulan terlalu cepat. Pemenangnya belum diketahui, jadi belum tentu Luther akan kalah," sahut Bianca dengan tersenyum. Maxim memang hebat, tetapi menurut Bianca, pria ini masih kalah dari Luther."Oh? Sepertinya kamu sangat yakin dengan kemampuan pacarmu?" tanya Ezra dengan penuh minat sambil mengangkat alisnya."Tentu saja!" Bianca mendongak dengan bangga dan meneruskan, "Pria lemah nggak mungkin bis
Meskipun hanya gelombang energi, orang-orang tetap tidak bisa menahannya. Apakah semua sudah berakhir sekarang? Lagi pula, siapa yang bisa menahan tinju semenakutkan itu?Ketika tinju Maxim meledak, semua orang melihat jelas bahwa serangan itu mengenai tubuh Luther. Manusia besi sekalipun akan hancur jika terkena serangan pesilat tingkat semi-master, 'kan?Ketika debu mulai hilang, orang-orang mengamati arena pertarungan dengan saksama. Akan tetapi, pemandangan di depan sana justru membuat mereka terperangah dan tidak bisa bereaksi.Di tengah arena, tampak Luther berdiri dengan tegap tanpa perlindungan apa pun. Dia membiarkan tinju Maxim mengenai tubuhnya tanpa melakukan perlawanan. Kedua kakinya pun tampak begitu kokoh, seperti tidak berniat untuk mundur selangkah pun. Hanya saja, tanah di bawah kakinya retak dan menjadi agak cekung."Gi ... gimana mungkin?" Semua orang membelalakkan mata dengan tidak percaya. Kekuatan Maxim yang begitu dahsyat berhasil ditahan oleh Luther? Luther bah
Ketika melihat Maxim tidak sadarkan diri, orang-orang terkesiap hingga tidak tahu harus berkata apa. Hasil ini sungguh di luar dugaan mereka.Meskipun sulit untuk diterima, harus diakui bahwa Maxim kalah telak, bahkan kondisinya sungguh mengenaskan dan tidak berbeda dengan Efron.Keluarga Angelo yang termasuk dalam jajaran Empat Keluarga Kerajaan dan merupakan keluarga militer, justru dikalahkan oleh seorang pemuda tak dikenal. Bukankah hal ini sangat memalukan?"Pemenangnya sudah ditentukan, apa duel masih ingin dilanjutkan?" tanya Luther sambil tersenyum menatap Jayda dan Valda. Demi menghemat energi, Luther memilih untuk langsung mengalahkan lawannya dengan satu serangan."Siapa sebenarnya kamu? Gimana bisa kamu menang dari Maxim?" tanya Jayda sambil mengernyit. Ekspresinya terlihat agak masam. Kekalahan berturut-turut ini membuat reputasi Keluarga Angelo menjadi buruk."Memangnya kekalahan ini sangat mengejutkan? Seharusnya banyak orang yang bisa mengalahkan Maxim di Midyar, 'kan?"
Kalau situasi seperti ini terus berlanjut, Keluarga Angelo pasti akan memerosot. Itu sebabnya, mereka mulai merekrut para generasi muda yang memiliki bakat luar biasa. Sayang sekali, mereka belum menemukan yang benar-benar cocok sampai sekarang.Setelah melihat performa Luther, Jayda pun menjadi berminat dan mulai membuat penawaran menarik untuknya."Gila! Beruntung sekali dia! Bukan hanya Keluarga Angelo yang tertarik padanya, bahkan dia bisa mendapatkan wanita cantik. Ini namanya rezeki nomplok!" Orang-orang merasa iri mendengarnya. Meskipun mereka anggota Keluarga Angelo, sumber daya yang didapatkan terbatas sehingga harus bergantung pada diri sendiri.Sementara itu, Luther berbeda. Begitu bergabung dengan Keluarga Angelo, dia akan menjadi fokus utama mereka. Ini adalah kesenjangan yang sangat besar."Gimana? Kamu puas dengan tawaranku?" tanya Jayda sambil tersenyum. Siapa pun yang ingin maju pasti akan menyetujuinya."Terima kasih banyak, tapi aku belum berniat untuk bergabung deng
"Tuan-tuan sekalian, tolong tenang sedikit, jangan berdebat." Ketika melihat situasi memburuk, Luther akhirnya bersuara untuk mencairkan suasana. Kalau terus berdebat, Jayda dan Ezra mungkin akan berkelahi."Luther, kamu putuskan sendiri. Siapa yang akan kamu pilih sekarang? Keluarga Angelo atau Keluarga Paliama?" tanya Jayda."Luther, pikirkan baik-baik, jangan sampai membuat keputusan yang salah," ucap Ezra yang tampak mengelus janggutnya.Untuk sesaat, tatapan semua orang tertuju pada Luther. Perdebatan antara 2 tokoh besar seperti ini sangat jarang terjadi. Kedua tawaran ini sama-sama menggiurkan, jadi pasti sulit untuk membuat keputusan.Keluarga Angelo adalah keluarga militer, Luther adalah seorang master. Jika dinilai dari aspek masa depan, bergabung dengan Keluarga Angelo akan lebih cocok baginya.Sementara itu, Keluarga Paliama juga termasuk keluarga besar, bahkan kekuasaan mereka tidak kalah dari Keluarga Angelo. Ditambah lagi dengan keberadaan Bianca, Luther mungkin akan leb
Bianca yakin, reputasi Luther akan menjadi makin besar dalam waktu dekat ini!....Selama beberapa hari selanjutnya, Luther sangat sibuk. Dia harus mencari obat spiritual, harus membangun ulang Klinik Svarga, dan harus mengikuti perkembangan Salep Halimun.Tentu saja, Luther tidak lupa meluangkan waktu untuk menemani Bianca makan dan jalan-jalan. Intinya, dia tidak sempat untuk bersantai.Untungnya, produksi Salep Halimun sudah mulai berjalan. Cherry mendirikan perusahaan farmasi dengan nama keluarganya untuk menjual salep.Setelah berbagai promosi yang dilakukan, mereka pun sudah bisa bersaing dengan Salep Peremajaan yang dijual oleh Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman.Lantaran harganya lebih murah dan khasiatnya lebih bagus, reputasi Salep Halimun menjadi makin besar. Begitu dijual secara resmi, mereka akan membuat dunia gempar.Saat ini, di ruang rapat Keluarga Ghanim. Giotto buru-buru memanggil semua orang untuk mengadakan rapat internal karena mendapatkan sebuah kabar baru. Yan