Meskipun hanya gelombang energi, orang-orang tetap tidak bisa menahannya. Apakah semua sudah berakhir sekarang? Lagi pula, siapa yang bisa menahan tinju semenakutkan itu?Ketika tinju Maxim meledak, semua orang melihat jelas bahwa serangan itu mengenai tubuh Luther. Manusia besi sekalipun akan hancur jika terkena serangan pesilat tingkat semi-master, 'kan?Ketika debu mulai hilang, orang-orang mengamati arena pertarungan dengan saksama. Akan tetapi, pemandangan di depan sana justru membuat mereka terperangah dan tidak bisa bereaksi.Di tengah arena, tampak Luther berdiri dengan tegap tanpa perlindungan apa pun. Dia membiarkan tinju Maxim mengenai tubuhnya tanpa melakukan perlawanan. Kedua kakinya pun tampak begitu kokoh, seperti tidak berniat untuk mundur selangkah pun. Hanya saja, tanah di bawah kakinya retak dan menjadi agak cekung."Gi ... gimana mungkin?" Semua orang membelalakkan mata dengan tidak percaya. Kekuatan Maxim yang begitu dahsyat berhasil ditahan oleh Luther? Luther bah
Ketika melihat Maxim tidak sadarkan diri, orang-orang terkesiap hingga tidak tahu harus berkata apa. Hasil ini sungguh di luar dugaan mereka.Meskipun sulit untuk diterima, harus diakui bahwa Maxim kalah telak, bahkan kondisinya sungguh mengenaskan dan tidak berbeda dengan Efron.Keluarga Angelo yang termasuk dalam jajaran Empat Keluarga Kerajaan dan merupakan keluarga militer, justru dikalahkan oleh seorang pemuda tak dikenal. Bukankah hal ini sangat memalukan?"Pemenangnya sudah ditentukan, apa duel masih ingin dilanjutkan?" tanya Luther sambil tersenyum menatap Jayda dan Valda. Demi menghemat energi, Luther memilih untuk langsung mengalahkan lawannya dengan satu serangan."Siapa sebenarnya kamu? Gimana bisa kamu menang dari Maxim?" tanya Jayda sambil mengernyit. Ekspresinya terlihat agak masam. Kekalahan berturut-turut ini membuat reputasi Keluarga Angelo menjadi buruk."Memangnya kekalahan ini sangat mengejutkan? Seharusnya banyak orang yang bisa mengalahkan Maxim di Midyar, 'kan?"
Kalau situasi seperti ini terus berlanjut, Keluarga Angelo pasti akan memerosot. Itu sebabnya, mereka mulai merekrut para generasi muda yang memiliki bakat luar biasa. Sayang sekali, mereka belum menemukan yang benar-benar cocok sampai sekarang.Setelah melihat performa Luther, Jayda pun menjadi berminat dan mulai membuat penawaran menarik untuknya."Gila! Beruntung sekali dia! Bukan hanya Keluarga Angelo yang tertarik padanya, bahkan dia bisa mendapatkan wanita cantik. Ini namanya rezeki nomplok!" Orang-orang merasa iri mendengarnya. Meskipun mereka anggota Keluarga Angelo, sumber daya yang didapatkan terbatas sehingga harus bergantung pada diri sendiri.Sementara itu, Luther berbeda. Begitu bergabung dengan Keluarga Angelo, dia akan menjadi fokus utama mereka. Ini adalah kesenjangan yang sangat besar."Gimana? Kamu puas dengan tawaranku?" tanya Jayda sambil tersenyum. Siapa pun yang ingin maju pasti akan menyetujuinya."Terima kasih banyak, tapi aku belum berniat untuk bergabung deng
"Tuan-tuan sekalian, tolong tenang sedikit, jangan berdebat." Ketika melihat situasi memburuk, Luther akhirnya bersuara untuk mencairkan suasana. Kalau terus berdebat, Jayda dan Ezra mungkin akan berkelahi."Luther, kamu putuskan sendiri. Siapa yang akan kamu pilih sekarang? Keluarga Angelo atau Keluarga Paliama?" tanya Jayda."Luther, pikirkan baik-baik, jangan sampai membuat keputusan yang salah," ucap Ezra yang tampak mengelus janggutnya.Untuk sesaat, tatapan semua orang tertuju pada Luther. Perdebatan antara 2 tokoh besar seperti ini sangat jarang terjadi. Kedua tawaran ini sama-sama menggiurkan, jadi pasti sulit untuk membuat keputusan.Keluarga Angelo adalah keluarga militer, Luther adalah seorang master. Jika dinilai dari aspek masa depan, bergabung dengan Keluarga Angelo akan lebih cocok baginya.Sementara itu, Keluarga Paliama juga termasuk keluarga besar, bahkan kekuasaan mereka tidak kalah dari Keluarga Angelo. Ditambah lagi dengan keberadaan Bianca, Luther mungkin akan leb
Bianca yakin, reputasi Luther akan menjadi makin besar dalam waktu dekat ini!....Selama beberapa hari selanjutnya, Luther sangat sibuk. Dia harus mencari obat spiritual, harus membangun ulang Klinik Svarga, dan harus mengikuti perkembangan Salep Halimun.Tentu saja, Luther tidak lupa meluangkan waktu untuk menemani Bianca makan dan jalan-jalan. Intinya, dia tidak sempat untuk bersantai.Untungnya, produksi Salep Halimun sudah mulai berjalan. Cherry mendirikan perusahaan farmasi dengan nama keluarganya untuk menjual salep.Setelah berbagai promosi yang dilakukan, mereka pun sudah bisa bersaing dengan Salep Peremajaan yang dijual oleh Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman.Lantaran harganya lebih murah dan khasiatnya lebih bagus, reputasi Salep Halimun menjadi makin besar. Begitu dijual secara resmi, mereka akan membuat dunia gempar.Saat ini, di ruang rapat Keluarga Ghanim. Giotto buru-buru memanggil semua orang untuk mengadakan rapat internal karena mendapatkan sebuah kabar baru. Yan
"Huh! Besar sekali nyali Luther ini! Beraninya dia menantang kita! Benar-benar nggak tahu diri!" maki Giotto dengan tatapan galak.Belakangan ini, demi membuat Salep Halimun populer, Keluarga Ghanim menghabiskan banyak sumber daya mereka. Iklan mereka ada di mana-mana, mereka menawarkan dividen dan keuntungan serta menginvestasikan banyak uang.Mereka berniat menggunakan salep ini untuk membangun reputasi, menghasilkan banyak uang, dan memperluas koneksi. Tanpa diduga, Luther malah mengacaukan rencana mereka. Menyebalkan!"Julia, bukannya aku menyuruhmu menghabisi bocah itu? Kenapa dia masih hidup?" tanya Flanna sembari menoleh tiba-tiba. Dia menatap putrinya dengan tatapan menyalahkan."Aku ...." Julia tidak bisa berkata-kata. Di bawah tatapan tajam ibunya, dia langsung melemparkan tanggung jawab kepada Yudas. "Sebenarnya, Kak Yudas yang mengaturnya."Sudut bibir Yudas pun berkedut. Dia hanya bisa memberanikan diri untuk berucap, "Bibi, aku sudah memanggil banyak ahli beberapa hari in
"Angkat plakatnya lebih tinggi, taruh di tempat yang lebih mencolok. Karpet harus digelar sampai luar. Tim barongsai sudah datang belum? Suruh mereka cepat, perusahaan sudah mau diresmikan." Berry sibuk menginstruksi. Dia harus memastikan semuanya sudah beres baru bisa merasa lega. Hari ini, tidak boleh ada kesalahan apa pun. Semua harus berjalan lancar."Berry ...." Sebuah Maybach tiba-tiba berhenti di pinggir jalan. Kemudian, terlihat Sabian mendekat sambil tersenyum."Ayah, kamu sudah sampai." Berry berhenti menginstruksi dan menyambut ayahnya."Gimana? Apa semuanya lancar?" tanya Sabian sembari mengamati sekeliling untuk menikmati hasil jerih payah putrinya."Tentu saja lancar. Nggak mungkin ada masalah kalau aku yang mengaturnya," timpal Berry dengan penuh percaya diri."Bagus." Sabian mengangguk dan meneruskan, "Aku sudah mencari beberapa teman lamaku. Mereka sangat tertarik dengan Salep Halimun dan akan datang untuk meramaikan suasana hari ini.""Syukurlah! Terima kasih, Ayah!"
"Kenapa mereka datang ke sini?"Berry dan Sabian saling memandang sekilas dengan ekspresi yang mulai serius. Orang yang turun dari mobil itu bukan tamu yang datang memberi selamat kepada mereka, melainkan anggota dari Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman. Jelas sekali, kedatangan orang-orang itu tidak berniat baik.Luther tidak menunjukkan reaksi apa pun, seolah-olah dia sudah memperkirakan hal ini. Dengan reputasi dari Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman, mereka pasti tidak akan membiarkan Keluarga Chuwardi untuk merebut keuntungan ini. Oleh karena itu, mereka pasti akan mengirim orang untuk membuat kekacauan."Pak Sabian, sudah lama nggak bertemu. Bagaimana kabarmu?" kata Giotto dengan ekspresi yang penuh dengan senyuman palsu sambil memimpin sekelompok orang untuk mendekat."Pak Giotto, sebuah kehormatan besar kamu bisa datang ke sini. Maaf kalau sambutannya kurang bagus," kata Sabian sambil memberi hormat dan juga menunjukkan senyuman palsu."Aku dengar belakangan ini Keluarga C
Huston melirik Rigen, lalu mengalihkan pandangannya pada para penasihat lainnya dan berkata sambil tersenyum dingin, "Aku juga akan menyelidiki kalian satu per satu dengan teliti. Lebih baik kalian memastikan diri kalian bersih. Kalau aku menemukan kesalahan atau kejahatan kalian sedikit saja, aku akan menindak kalian sesuai hukum. Nggak ada ampun."Begitu mendengar perkataan itu, semua orang langsung menjadi panik. Mereka saling menatap dengan bingung dan jantung berdebar. Setelah menyadari Huston benar-benar marah, mereka semua memilih untuk diam dan hanya Rigen yang terus berteriak dengan marah. Mereka tidak menyangka kini malah mereka yang terkena dampaknya.Hampir semua pejabat memiliki catatan yang buruk setelah menjabat di pemerintahan, Raja biasanya hanya berpura-pura tidak tahu dan tidak mempermasalahkan hal ini dengan mereka. Namun, sekarang Huston ini jelas tidak ingin memberi mereka muka lagi. Jika Huston benar-benar menyelidiki mereka sampai ke akar, sebagian besar dari me
"Rigen, Rigen ... aku benar-benar nggak bisa membedakan kamu ini sengaja pura-pura bodoh atau memang bodoh?"Huston tertawa, tetapi tatapannya penuh dengan ketidakpedulian. "Kamu minta bukti fisik, aku sudah memberikannya. Kamu minta saksi, aku juga sudah menyediakannya. Sekarang bukti dan saksi sudah ada, bahkan pelaku sendiri sudah mengaku. Lalu, apa lagi yang kamu inginkan?""Hmph! Dunia politik ini penuh kegelapan. Aku cuma menuntut keadilan agar kamu nggak membunuh orang yang tak bersalah!" Rigen tetap berdiri tegak dengan sikap penuh keadilan.Beberapa pejabat yang tadi mendukungnya kini memilih diam. Mereka sadar bahwa Huston benar-benar marah. Tak ada yang berani terus menantangnya. Yang lebih penting, mereka kehilangan keyakinan mereka.Seperti yang Huston katakan, bukti-bukti kuat telah diletakkan di depan mereka. Tak ada lagi alasan untuk meragukannya.Rigen adalah bagian dari Keluarga Bennett, paman dari Huston. Dia bisa berbicara sesuka hati tanpa rasa takut. Namun, mereka
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat