Dilihat dari luka Eira, sayatannya itu cukup dalam. Jika dia adalah orang biasa, mungkin sudah menjerit kesakitan. Namun, Eira tetap tanpa ekspresi dan hanya mengernyitkan alisnya sebentar, seolah-olah bukan tubuhnya yang terluka. Wanita ini memang kuat."Sini obatnya!" Eira mengangkat kakinya dan menginjak di kursi, lalu mengoyak setengah celananya dan memperlihatkan pahanya yang putih dan cantik. Setelah itu, dia mengambil Salep Halimun dan mengoleskannya ke luka itu dengan santai. Kemudian, keajaiban pun terjadi. Tak lama kemudian, darah di luka itu sudah tidak mengalir lagi. Rasa dingin dan kebas membuatnya merasa agak aneh. Sebagai seorang master bela diri, dia tentu saja bisa merasakan perubahan di tubuhnya. Bisa dibilang, obat ini memang luar biasa.Setelah setengah jam kemudian, Eira membersihkan salep di lukanya dengan handuk. Luka pisau sebelumnya memang sudah pulih sepenuhnya dan hanya tersisa bekas luka merah muda yang samar. Itu adalah daging yang baru tumbuh."Nona Eira h
"Kenapa kamu segugup itu? Aku nggak akan memakanmu."Hemdar meremas bahu Luther dan memujinya, "Aku lihat kamu kurus, tapi ternyata cukup kekar saat disentuh. Mungkin pakaianmu yang membuatmu terlihat kurus, tapi kamu berotot saat telanjang, 'kan? Bagus, memang bagus."Seluruh tubuh Luther langsung merinding dan segera mendorong tangan Hemdar, lalu berkata dengan ekspresi serius, "Kita hanya membahas tentang bisnis. Kalau kamu punya kebutuhan lain, aku nggak bisa memenuhinya.""Luther, aku mengatakan ini demi kebaikanmu. Dengan dukungan dari Keluarga Oktavius, kelak kamu bisa berjalan dengan bangga di Midyar. Kamu hanya perlu sedikit berkorban saja, bukan masalah besar. Kamu harus tahu, nggak semua orang punya kesempatan seperti ini," kata Hemdar dengan maksud tersembunyi."Sudahlah, aku nggak sanggup menerima kesempatan ini," kata Luther sambil melambaikan tangan. Dia berpikir melakukan sesuatu yang mengkhianati dirinya sendiri, lebih menderita daripada membunuhnya.Hemdar berkata sam
"Luther, kembali ke topik tadi, bisakah kamu mempertimbangkan tawaranku lagi untuk menjadi kakak iparku? Asalkan kamu menikahi kakakku, kelak Keluarga Oktavius akan menjadi pendukungmu. Kamu bisa punya apa pun dan setiap hari duduk di rumah menikmati kebahagiaan. Tiga belas kakakku ini semuanya sangat cantik dan mahir dalam segala bidang. Kamu pasti nggak akan rugi." Hemdar berusaha mempromosikan kakaknya sebagai penjodoh pernikahan mereka."Tuan Hemdar memang suka bercanda. Aku hanya orang yang nggak terkenal, nggak pantas untuk bersama dengan putri Keluarga Oktavius," tolak Luther dengan halus."Nggak apa-apa, aku nggak peduli dengan itu. Asalkan aku merasa kamu cocok, kamu bisa menjadi kakak iparku dan kakak-kakakku juga nggak akan menolak.Setelah mengatakan itu, Hemdar mengeluarkan ponselnya dan mencari foto untuk mulai memperkenalkan kakak-kakaknya pada Luther. "Sini .... Lihatlah, ini adalah foto para kakakku, kamu tinggal pilih salah satu yang kemu sukai. Kamu nggak perlu ragu,
Setelah mencapai kesepakatan dengan Hemdar, Luther langsung memanggil Berry yang berada di ruangan sebelah untuk datang ke sana. Ketiganya mendiskusikan lebih detail, lalu menandatangani kontrak kerja sama. Dengan demikian, aliansi ketiga orang itu resmi terbentuk.Selama dua hari berikutnya, Luther mengajari para alkemis untuk membuat Salep Halimun dan memulai proses renovasi Klinik Svarga. Dia sangat sibuk, tetapi dia sangat menikmatinya. Untungnya ada Berry yang membantunya, sehingga semuanya segera berjalan dengan lancar.Sementara itu, perkembangan di pihak Keluarga Ghanim dan Keluarga Suratman menjadi lebih cepat. Salep Halimun yang diproduksi sudah masuk ke tahap penjualan dan namanya juga diubah menjadi Salep Peremajaan, dengan maksud salep ini bisa membuat kulit yang terluka terlihat menjadi muda kembali. Kandungan dalam Salep Peremajaan ini masih belum mencapai standar, tetapi hal ini tidak menjadi masalah berkat kekayaan mereka.Setelah dipromosikan, Salep Peremajaan milik K
"Persilakan mereka masuk saja," jawab Wenny."Baik." Setelah itu, telepon langsung ditutup.Beberapa saat kemudian, pintu kantor Wenny dibuka, lalu Yudas dan Julia masuk sambil bergandengan tangan dengan ekspresi yang sangat bahagia dan tersenyum."Bu Wenny hari ini kami datang tanpa undangan, harusnya nggak mengganggumu, 'kan?" tanya Yudas dengan sopan.Sementara itu, Julia terlihat tegas dan langsung duduk di sofa, seolah-olah seorang pemimpin."Pak Yudas, Nona Julia, apa ada yang bisa kubantu?" tanya Wenny dengan tenang."Bantuan sih nggak perlu. Kedatangan kami kali ini untuk membahas bisnis dengan Bu Wenny," kata Yudas sambil tersenyum."Bisnis? Bisnis apa?" kata Wenny dengan ekspresi santai dan pura-pura tidak tahu maksud Yudas."Bu Wenny, apa kamu sudah dengar tentang Salep Peremajaan yang dikembangkan Keluarga Suratman dan Keluarga Ghanim belakangan ini?" tanya Yudas."Aku ada mendengarnya. Kenapa?" tanya Wenny dengan ekspresi yang tetap tenang.Yudas tersenyum. "Kalau kamu sud
"Nona Julia, kamu sedang mengancamku ya?" Perkataan Julia yang terus mendesak, membuat ekspresi Wenny menjadi muram dan tatapannya tiba-tiba menjadi tajam.Wenny merasa, dengan koneksi penjualan dan pengaruh Keluarga Oktavius dalam dunia farmasi, bekerja sama dengan orang lain dengan pembagian keuntungan 40% hingga 50% bukan sebuah masalah. Selain itu, mereka juga harus melihat apakah produk itu layak untuk mereka promosikan. Namun, wanita di depannya ini jelas-jelas yang inisiatif datang untuk membahas kerja sama, sikapnya malah sombong dan sama sekali tidak menghargai keluarganya. Bukan hanya memberikan 10% keuntungan, tetapi juga mengancamnya. Apakah kedua orang ini menganggap Keluarga Oktavius keluarga lemah?"Bu Wenny, jangan salah paham. Julia hanya bercanda denganmu." Melihat situasinya buruk, Yudas segera mencoba untuk menenangkan situasinya. Pada saat yang bersamaan, dia terus memberikan isyarat mata pada Julia.Yudas merasa Julia benar-benar sudah gila. Mereka jelas sudah sep
Julia merasa Wenny sangat bodoh."Oh! Ada tamu ya?" Pada saat itu, Hemdar tiba-tiba masuk dengan beberapa orang. Dia berjalan dengan santai sambil mengipasi dirinya, tetap terlihat sangat elegan. Master bela diri, Eira juga mengikutinya di belakang dan mengawasi sekitar dengan tatapan yang tajam agar waspada terhadap setiap ancaman."Hemdar, kenapa kamu ke sini?" Melihat Hemdar yang datang, ekspresi Wenny terlihat lembut."Kak Wenny, kamu pasti belum makan, 'kan? Aku sengaja membawakan beberapa hidangan dari Restoran Sultan untukmu, kamu makan saja dulu." Setelah mengatakan itu, Hemdar menyuruh Eira untuk membawa kotak makanan itu, lalu menyajikan satu per satu hidangannya di atas meja Wenny. Ada enam sayuran dan satu sup, semuanya lengkap dari sayuran dan daging."Terima kasih, Hemdar. Kakak memang nggak sia-sia menyayangimu," kata Wenny yang langsung tersenyum ceria. Semua kegelisahan tadi pun langsung menghilang. Memiliki seorang adik yang begitu pengertian, dia merasa sangat senang
Seiring dengan perintah dari Hemdar, sekelompok pengawal di belakangnya langsung maju dan mengepung Julia dan Yudas. Mereka mengamati kedua orang itu dengan tatapan yang ganas."Apa yang ingin kalian lakukan? Aku peringatkan kalian jangan sembarangan, aku adalah putri Keluarga Ghanim. Kalau kalian menyentuhku, kalian menerima balasannya!" teriak Julia dengan tegas untuk mengancam sekelompok pengawal itu. Dia tidak menyangka Hemdar ini begitu tidak sopan dan bahkan lebih sulit diajak bicara daripada Wenny."Tuan Hemdar, jangan marah. Hanya pembahasan bisnis nggak sepakat saja, nggak perlu ribut sampai seperti ini," kata Yudas dengan segera sambil tersenyum untuk mencoba menenangkan situasinya.Yudas menyadari semua orang kalangan elite di Midyar tahu pengaruh Hemdar sangat besar dan menghormatinya. Semua anggota Keluarga Oktavius sangat menghargai Hemdar dan selalu melindunginya apa pun kesalahannya. Bisa dibilang, semua anak keluarga kaya lainnya pun tidak ada seorang pun yang bisa men