“Berhenti!” Saat Luther sedang memukul Osiris dengan sadisnya, tetiba terdengar suara jeritan dari belakang.Luther spontan menoleh. Kemudian, tampak sosok Lufita yang sudah siuman. Dia terlihat sangat kaget dan tidak percaya. Dia sungguh tidak menyangka akan melihat gambaran seperti ini ketika melebarkan kedua mata.Lufita juga tidak mengerti kenapa Luther mesti memukul kakak sepupunya?“Kak Luther, apa yang lagi kamu lakukan?” Lufita mengerutkan keningnya merasa bingung.“Osiris telah memutarbalikkan fakta. Aku hanya membantu Pak Dennis untuk beri pelajaran kepadanya agar nggak berjalan ke jalan yang salah. Perbuatannya akan mencelakai dirinya sendiri,” ucap Luther dengan terus terang.“Omong kosong!” Irish segera membantah, “Lufita, Luther telah menculikmu. Untung saja kami datang tepat waktu. Sekarang kakakmu malah dipukulinya. Coba kamu lihat kakakmu itu, dia sudah dipukul hingga memar!”“Iya! Lelaki itu memang berengsek. Setelah wajah aslinya terbongkar, dia malah marah dan meluk
Kimtara sungguh kaget. Dia segera merespons, “Nona Lufita, maaf telah bersikap lancang sebelumnya. Tapi masalah penculikan memang adalah ide Luther. Kami dibayar untuk melakukan penculikan. Kalau aku tahu Nona Lufita berasal dari Keluarga Morgana, aku pasti nggak berani melakukannya.” Kimtara membungkuk menunjukkan sikap tulusnya.“Lufita, apa kamu sudah dengar? Sekarang bukti sudah sangat kuat. Luther adalah dalang di balik penculikan ini!” Osiris langsung menimpali.“Betul! Aku bisa bersaksi semua ini memang adalah ulah Luther!” Irish juga melakukan pembelaan.“Kami semua juga bisa jadi saksi! Lelaki itu terlalu licik. Demi bisa mendapat kedudukan tinggi, dia malah tega menghalalkan segala cara!” Nowy menambahkan.“Kami semua bisa bersaksi! Luther yang sudah membunuh semua orang. Sekarang dia malah memfitnah kami!”Pada saat ini, semua orang keluar untuk bersuara. Dengan adanya suara mereka, fitnahan pun telah berubah menjadi kenyataan.Lufita sungguh bingung. Dia yang tidak memiliki
“Bamm!” Terdengar suara keras yang mengagetkan semua orang.Semua orang melihat ke arah datangnya suara. Tampak Osiris dipukul hingga menyangkut di dalam dinding. Kemudian, tampak juga darah tak berhenti mengalir dari hidungnya. Nasib Osiris tampak sangat mengenaskan.“Kak Osiris!”“Tuan!”Semua orang tersadar dari bengongnya. Raut wajah mereka juga spontan berubah. Semuanya bergegas maju untuk mengeluarkan Osiris dari dalam tembok, lalu segera mengobatinya.“Luther! Beraninya kamu melukai Tuan Osiris? Besar sekali nyalimu!” ucap Irish dengan kaget dan murka.“Luther! Kalau terjadi apa-apa sama Kak Osiris, nyawamu pasti akan melayang!” jerit Nowy.“Apa kalian buta? Jelas-jelas Osiris menyerangku duluan, aku hanya melakukan perlindungan diri saja,” jelas Luther dengan dingin.“Aku nggak nampak apa-apa, aku hanya nampak kamu melukainya. Aku sarankan kamu untuk segera menyerah. Kalau nggak, kamu tanggung sendiri akibatnya!” Terlukis ekspresi galak di wajah Irish.“Betul! Segera menyerah s
Lufita tertawa menyindir. “Kalau kamu benar-benar menganggapku sebagai teman, kenapa kamu malah mencelakai kakak sepupuku? Kenapa kamu malah menculikku? Kenapa kamu melakukan semua ini?”“Aku ….” Luther terdiam. Dia sudah menjelaskan dua kali alasan dia memukul mereka. Namun, kelihatan sekali bahwa Lufita tidak memercayainya. Atau … dia sudah menganggap Luther sebagai pelaku kejahatan.Tak peduli bagaimana Luther menjelaskan, semuanya pun tidak ada artinya lagi. Jika seseorang sudah mulai mencurigai, rasa percaya otomatis akan menghilang. Mengenai hal ini, Luther pun sudah memahaminya.“Kenapa? Nggak bisa ngomong lagi, ‘kan? Nggak bisa jelasin lagi? Ternyata ucapan ayahku itu benar. Semua yang kamu lakukan sebelumnya itu hanyalah sandiwaramu saja. Kamu memendam motif lain, kamu melakukan semuanya demi meningkatkan kedudukanmu! Aku kira kamu beda dengan yang lain. Kamu orangnya nggak serakah. Tapi ternyata aku salah dalam menilaimu. Kamu nggak ada bedanya dengan orang-orang yang sengaja
“Tuan! Tuan, sadar!” Suara panggilan di belakang menyadarkan Lufita dari lamunannya. Begitu menoleh, tampak Osiris yang mengalami cedera serius sedang tidak menyadarkan diri.“Kak Osiris!” Lufita merasa sangat kaget, segera berlari maju untuk melihat apa yang terjadi.Tinjuan Luther tadi membuat Osiris kehilangan kesadarannya. Napasnya juga menjadi lemah.“Luther sialan! Beraninya dia melukai Tuan Osiris? Dia memang kurang ajar!” Irish sungguh geram.“Kalau bukan karena dia sudah melarikan diri, aku pasti akan pukul dia sampai mati!” timpal Nowy dengan kesal.“Cepat! Cepat antar ke rumah sakit!” Menyadari kondisi tidak bagus, Lufita segera memanggil orang untuk menggotong Osiris ke mobil. Mereka segera melaju ke Rumah Sakit Artha. Setibanya di rumah sakit, pihak medis segera melakukan penanganan pertama. Osiris baru terlepas dari masa kritisnya di larut malam.Padahal Luther tidak benar-benar mengerahkan kemampuannya. Jika tidak, nyawa Osiris pasti sudah melayang. Saat ini, di dalam
Henry mengangguk. “Oke, aku serahkan masalah ini kepadamu. Carikan beberapa master yang hebat untuk habisi Luther!”Jika masalah bisa diselesaikan dengan uang, untuk apa Henry turun tangan sendiri?“Tenang saja.” Ujung bibir Richard melengkung ke atas. Lagi pula ini adalah perintah dari Henry. Jika terjadi apa-apa, dirinya juga tidak akan disalahkan oleh Dennis.…Keesokan paginya.Kediaman Morgana sangatlah ramai. Semua tamu datang untuk merayakan ulang tahun Dennis. Betul! Hari ini adalah hari ulang tahun Dennis Morgana. Tokoh hebat dari segala penjuru datang untuk memberi ucapan selamat.Dennis memang sudah pensiun, tetapi semua orang masih tetap menghormatinya. Murid-muridnya juga tersebar di segala penjuru.Hanya saja, Dennis selalu bersikap merendah. Dia tidak suka berfoya-foya. Itulah sebabnya dia hanya mengundang beberapa saudara dan kerabat dekatnya saja. Tentu saja, ada juga tamu yang datang tanpa diundang.Saat ini, ada sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan pintu. Pintu
“Aku datang untuk beri ucapan selamat ulang tahun kepada Pak Dennis. Aku bukan datang untuk buat onar. Minggir.” Luther masih terlihat tenang ketika berhadapan dengan sikap arogan mereka.“Beri ucapan selamat? Hmph! Apa kamu pantas?” Irish langsung menyindir, “Kamu kira kamu itu siapa? Apa kamu pantas untuk datang ke sini? Kalau bukan karena Lufita, apa kamu kira kamu bisa masuk ke sini? Jangan mimpi, deh!”Menurut Irish, Luther bisa masuk ke kediaman juga karena meminta bantuan Lufita semalam.“Benar apa katamu! Coba kamu buka matamu lebar-lebar, lalu lihat sekeliling kamu. Kamu lihat sendiri kan orang-orang yang datang ke sini adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi! Kamu hanyalah seorang sales asuransi. Apa kamu pantas untuk berdiri bersama kami?” sindir Nowy.Luther memang jago dalam seni bela diri. Hanya saja, dia hanyalah seorang lelaki yang jago kekerasan saja. Lufita juga tidak bersuara. Dia hanya menatap Luther dengan ekspresi muram saja. Masalah semalam sudah memut
Lufita sungguh tidak menyangka Luther akan begitu sulit untuk diajak bicara. Dia malah menggunakan kekerasan ketika dia marah.Ternyata Lufita sudah buta waktu itu. Awalnya dia mengira Luther sangatlah baik. Sekarang Lufita baru menyadari ternyata pandangannya dalam menilai orang itu sangat buruk.Lufita malah menganggap seorang lelaki jahat sebagai orang baik. Dalam sesaat, rasa benci di hati Lufita semakin mengental.“Nona Lufita, aku hanya bercanda saja. Kamu nggak usah sepanik ini. Asalkan mereka nggak mengusikku, aku juga nggak akan melakukan apa-apa terhadap mereka,” ucap Luther dengan datar.“Hmph! Apa sikapmu tadi mirip lagi bercanda? Kalau bukan karena dihalangi Lufita, sepertinya aku sudah dihabisi kamu!” Irish merasa kesal.“Luther! Jangan mentang-mentang kamu jago seni bela diri, kamu bisa bersikap arogan, ya. Tempat ini bukan tempat untuk kamu membuat keonaran!” Wajah Nowy juga tampak muram.“Aku nggak akan menyinggung orang-orang yang nggak mengusikku. Tapi kalau sampai a