Lufita tertawa menyindir. “Kalau kamu benar-benar menganggapku sebagai teman, kenapa kamu malah mencelakai kakak sepupuku? Kenapa kamu malah menculikku? Kenapa kamu melakukan semua ini?”“Aku ….” Luther terdiam. Dia sudah menjelaskan dua kali alasan dia memukul mereka. Namun, kelihatan sekali bahwa Lufita tidak memercayainya. Atau … dia sudah menganggap Luther sebagai pelaku kejahatan.Tak peduli bagaimana Luther menjelaskan, semuanya pun tidak ada artinya lagi. Jika seseorang sudah mulai mencurigai, rasa percaya otomatis akan menghilang. Mengenai hal ini, Luther pun sudah memahaminya.“Kenapa? Nggak bisa ngomong lagi, ‘kan? Nggak bisa jelasin lagi? Ternyata ucapan ayahku itu benar. Semua yang kamu lakukan sebelumnya itu hanyalah sandiwaramu saja. Kamu memendam motif lain, kamu melakukan semuanya demi meningkatkan kedudukanmu! Aku kira kamu beda dengan yang lain. Kamu orangnya nggak serakah. Tapi ternyata aku salah dalam menilaimu. Kamu nggak ada bedanya dengan orang-orang yang sengaja
“Tuan! Tuan, sadar!” Suara panggilan di belakang menyadarkan Lufita dari lamunannya. Begitu menoleh, tampak Osiris yang mengalami cedera serius sedang tidak menyadarkan diri.“Kak Osiris!” Lufita merasa sangat kaget, segera berlari maju untuk melihat apa yang terjadi.Tinjuan Luther tadi membuat Osiris kehilangan kesadarannya. Napasnya juga menjadi lemah.“Luther sialan! Beraninya dia melukai Tuan Osiris? Dia memang kurang ajar!” Irish sungguh geram.“Kalau bukan karena dia sudah melarikan diri, aku pasti akan pukul dia sampai mati!” timpal Nowy dengan kesal.“Cepat! Cepat antar ke rumah sakit!” Menyadari kondisi tidak bagus, Lufita segera memanggil orang untuk menggotong Osiris ke mobil. Mereka segera melaju ke Rumah Sakit Artha. Setibanya di rumah sakit, pihak medis segera melakukan penanganan pertama. Osiris baru terlepas dari masa kritisnya di larut malam.Padahal Luther tidak benar-benar mengerahkan kemampuannya. Jika tidak, nyawa Osiris pasti sudah melayang. Saat ini, di dalam
Henry mengangguk. “Oke, aku serahkan masalah ini kepadamu. Carikan beberapa master yang hebat untuk habisi Luther!”Jika masalah bisa diselesaikan dengan uang, untuk apa Henry turun tangan sendiri?“Tenang saja.” Ujung bibir Richard melengkung ke atas. Lagi pula ini adalah perintah dari Henry. Jika terjadi apa-apa, dirinya juga tidak akan disalahkan oleh Dennis.…Keesokan paginya.Kediaman Morgana sangatlah ramai. Semua tamu datang untuk merayakan ulang tahun Dennis. Betul! Hari ini adalah hari ulang tahun Dennis Morgana. Tokoh hebat dari segala penjuru datang untuk memberi ucapan selamat.Dennis memang sudah pensiun, tetapi semua orang masih tetap menghormatinya. Murid-muridnya juga tersebar di segala penjuru.Hanya saja, Dennis selalu bersikap merendah. Dia tidak suka berfoya-foya. Itulah sebabnya dia hanya mengundang beberapa saudara dan kerabat dekatnya saja. Tentu saja, ada juga tamu yang datang tanpa diundang.Saat ini, ada sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan pintu. Pintu
“Aku datang untuk beri ucapan selamat ulang tahun kepada Pak Dennis. Aku bukan datang untuk buat onar. Minggir.” Luther masih terlihat tenang ketika berhadapan dengan sikap arogan mereka.“Beri ucapan selamat? Hmph! Apa kamu pantas?” Irish langsung menyindir, “Kamu kira kamu itu siapa? Apa kamu pantas untuk datang ke sini? Kalau bukan karena Lufita, apa kamu kira kamu bisa masuk ke sini? Jangan mimpi, deh!”Menurut Irish, Luther bisa masuk ke kediaman juga karena meminta bantuan Lufita semalam.“Benar apa katamu! Coba kamu buka matamu lebar-lebar, lalu lihat sekeliling kamu. Kamu lihat sendiri kan orang-orang yang datang ke sini adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi! Kamu hanyalah seorang sales asuransi. Apa kamu pantas untuk berdiri bersama kami?” sindir Nowy.Luther memang jago dalam seni bela diri. Hanya saja, dia hanyalah seorang lelaki yang jago kekerasan saja. Lufita juga tidak bersuara. Dia hanya menatap Luther dengan ekspresi muram saja. Masalah semalam sudah memut
Lufita sungguh tidak menyangka Luther akan begitu sulit untuk diajak bicara. Dia malah menggunakan kekerasan ketika dia marah.Ternyata Lufita sudah buta waktu itu. Awalnya dia mengira Luther sangatlah baik. Sekarang Lufita baru menyadari ternyata pandangannya dalam menilai orang itu sangat buruk.Lufita malah menganggap seorang lelaki jahat sebagai orang baik. Dalam sesaat, rasa benci di hati Lufita semakin mengental.“Nona Lufita, aku hanya bercanda saja. Kamu nggak usah sepanik ini. Asalkan mereka nggak mengusikku, aku juga nggak akan melakukan apa-apa terhadap mereka,” ucap Luther dengan datar.“Hmph! Apa sikapmu tadi mirip lagi bercanda? Kalau bukan karena dihalangi Lufita, sepertinya aku sudah dihabisi kamu!” Irish merasa kesal.“Luther! Jangan mentang-mentang kamu jago seni bela diri, kamu bisa bersikap arogan, ya. Tempat ini bukan tempat untuk kamu membuat keonaran!” Wajah Nowy juga tampak muram.“Aku nggak akan menyinggung orang-orang yang nggak mengusikku. Tapi kalau sampai a
“Lufita! Mereka lagi memutarbalikkan fakta!” Irish kembali melakukan pembelaan diri, “Menyelamatkan apaan? Semuanya hanyalah omong kosong! Luther bisa mendekatimu juga karena memendam niat buruk. Dia telah menyusun semua ini demi meninggalkan kesan bagus di hatimu. Semua itu hanyalah rencananya saja! Jangan sampai kamu dibohongi sama dia!”“Benar apa kata Irish! Lelaki ini sangat mengerikan. Kamu mesti waspada sama dia!” Nowy memicingkan matanya.Ketika mendengar omongan mereka, rasa bersalah yang baru tumbuh di hati Lufita langsung menghilang entah ke mana.Iya, Luther memang pernah menyelamatkannya. Namun, semua itu ada tujuannya. Jadi, Lufita tidak berutang budi kepadanya.Seandainya wajah asli Luther tidak terbongkar semalam, sepertinya Lufita masih akan hidup dalam kebohongan.Kepikiran hal ini, Lufita menarik napas dalam-dalam, lalu kembali menatap Luther dengan tatapan tegas. “Luther! Aku nggak ingin melihatmu lagi. Mohon keluar dari sini!”“Kamu ….” Baru saja Johan hendak bersu
“Apa kamu cari mati?” Richard menyipitkan matanya. Sikapnya kelihatan tidak bersahabat.“Menarik …. Menarik sekali.” Kimtara tersenyum ketika melihat gambaran ini. Setelah insiden semalam, Luther seharusnya akan segera melarikan diri dan bersembunyi di tempat yang aman. Namun tak disangka, bocah itu malah datang ke kediaman jenderal. Nyalinya besar sekali!“Haha …. Tamatlah riwayatnya! Dia pasti nggak akan bisa kabur lagi!” Nowy tersenyum galak.“Rasakan! Bukankah semuanya akan baik-baik saja kalau dia pergi dari tadi? Apa perlu dia merusak pemandangan di sini? Dia memang cari mati!” Ujung bibir Irish melengkung ke atas. Bagi mereka semua, Dennis pasti akan memukul Luther gara-gara masalah cucunya. Itulah sebabnya Dennis bisa memanggilnya.“Pak Dennis, aku masih ada urusan. Aku pamit dulu.” Luther memberi hormat, lalu berpamitan.“Berhenti!” Ketika melihat gambaran ini, Nowy tiba-tiba maju untuk mengadangnya. “Hei, apa kamu bisa datang dan pergi sesukamu? Kamu kira tempat apa ini?”Sa
“Hah?” Tamparan mendadak itu membuat Nowy dan Irish terbengong di tempat. Mereka berdua memegang pipi mereka dengan kebingungan.Bukankah Luther datang untuk membuat keonaran? Kenapa Dennis malah menampar mereka?Saat ini, bukan hanya anggota Keluarga Morgana saja, bahkan seluruh tamu di tempat juga merasa kaget.Siapa juga tidak menyangka Dennis akan memukul di depan semua orang, apalagi di hari ulang tahunnya sendiri.“Pak … Pak Dennis, apa kamu salah pukul orang? Dia yang seharusnya dipukul!” Nowy berusaha untuk menjelaskan.“Iya, Pak. Semalam dia sudah melukai Tuan Osiris. Dia telah melakukan kesalahan besar. Dia pantas untuk diberi hukuman berat!” Irish menimpali. Dia mengira Dennis telah salah paham.“Tutup mulut kalian!” Dennis membelalaki mereka, lalu berkata dengan ketus, “Luther telah menyelamatkan nyawa cucuku. Dia adalah penyelamat keluarga kami, dia juga adalah tamu agungku. Kalau kalian berani omong kosong lagi, jangan salahkan aku mengusir kalian dari sini!”Begitu ucapa