“Lufita! Mereka lagi memutarbalikkan fakta!” Irish kembali melakukan pembelaan diri, “Menyelamatkan apaan? Semuanya hanyalah omong kosong! Luther bisa mendekatimu juga karena memendam niat buruk. Dia telah menyusun semua ini demi meninggalkan kesan bagus di hatimu. Semua itu hanyalah rencananya saja! Jangan sampai kamu dibohongi sama dia!”“Benar apa kata Irish! Lelaki ini sangat mengerikan. Kamu mesti waspada sama dia!” Nowy memicingkan matanya.Ketika mendengar omongan mereka, rasa bersalah yang baru tumbuh di hati Lufita langsung menghilang entah ke mana.Iya, Luther memang pernah menyelamatkannya. Namun, semua itu ada tujuannya. Jadi, Lufita tidak berutang budi kepadanya.Seandainya wajah asli Luther tidak terbongkar semalam, sepertinya Lufita masih akan hidup dalam kebohongan.Kepikiran hal ini, Lufita menarik napas dalam-dalam, lalu kembali menatap Luther dengan tatapan tegas. “Luther! Aku nggak ingin melihatmu lagi. Mohon keluar dari sini!”“Kamu ….” Baru saja Johan hendak bersu
“Apa kamu cari mati?” Richard menyipitkan matanya. Sikapnya kelihatan tidak bersahabat.“Menarik …. Menarik sekali.” Kimtara tersenyum ketika melihat gambaran ini. Setelah insiden semalam, Luther seharusnya akan segera melarikan diri dan bersembunyi di tempat yang aman. Namun tak disangka, bocah itu malah datang ke kediaman jenderal. Nyalinya besar sekali!“Haha …. Tamatlah riwayatnya! Dia pasti nggak akan bisa kabur lagi!” Nowy tersenyum galak.“Rasakan! Bukankah semuanya akan baik-baik saja kalau dia pergi dari tadi? Apa perlu dia merusak pemandangan di sini? Dia memang cari mati!” Ujung bibir Irish melengkung ke atas. Bagi mereka semua, Dennis pasti akan memukul Luther gara-gara masalah cucunya. Itulah sebabnya Dennis bisa memanggilnya.“Pak Dennis, aku masih ada urusan. Aku pamit dulu.” Luther memberi hormat, lalu berpamitan.“Berhenti!” Ketika melihat gambaran ini, Nowy tiba-tiba maju untuk mengadangnya. “Hei, apa kamu bisa datang dan pergi sesukamu? Kamu kira tempat apa ini?”Sa
“Hah?” Tamparan mendadak itu membuat Nowy dan Irish terbengong di tempat. Mereka berdua memegang pipi mereka dengan kebingungan.Bukankah Luther datang untuk membuat keonaran? Kenapa Dennis malah menampar mereka?Saat ini, bukan hanya anggota Keluarga Morgana saja, bahkan seluruh tamu di tempat juga merasa kaget.Siapa juga tidak menyangka Dennis akan memukul di depan semua orang, apalagi di hari ulang tahunnya sendiri.“Pak … Pak Dennis, apa kamu salah pukul orang? Dia yang seharusnya dipukul!” Nowy berusaha untuk menjelaskan.“Iya, Pak. Semalam dia sudah melukai Tuan Osiris. Dia telah melakukan kesalahan besar. Dia pantas untuk diberi hukuman berat!” Irish menimpali. Dia mengira Dennis telah salah paham.“Tutup mulut kalian!” Dennis membelalaki mereka, lalu berkata dengan ketus, “Luther telah menyelamatkan nyawa cucuku. Dia adalah penyelamat keluarga kami, dia juga adalah tamu agungku. Kalau kalian berani omong kosong lagi, jangan salahkan aku mengusir kalian dari sini!”Begitu ucapa
Suasana di tempat berubah menjadi ramai.“Saya datang jauh-jauh untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pak Dennis!”“Saya doakan Pak Dennis sehat selalu dan panjang umur!”“Selamat ulang tahun, Pak Dennis. Sukses selalu!”“ … ”Satu per satu tokoh hebat berpakaian mewah datang untuk memberi ucapan selamat. Di antaranya ada kepala tentara yang berkuasa, gubernur setempat, dan juga para konglomerat. Semuanya datang untuk memberikan hadiah yang nilainya sangat tinggi.“Terima kasih untuk datang ke sini. Ayo, cepat duduk.” Sebagai kepala keluarga, Henry pun mulai menjamu para tamu. Mengenai Dennis, dia pun terus berterima kasih kepada para hadirin.“Pak Haden datang!” Pada saat ini, terdengar suara jeritan.Tatapan semua orang serempak melihat ke sisi pintu. Tampak seorang lelaki paruh baya berpakaian putih sedang berjalan masuk dengan perlahan. Kemudian, tampak juga dua orang berjubah yang tidak kelihatan wajahnya di belakang.“Ih, bukannya dia itu anak bungsu Pak Dennis? Si Haden?
Ucapan dingin itu membuat Henry dan Richard terkaku di tempat. Di mata mereka, Haden adalah anak yang paling dimanja dan paling dipentingkan. Setelah mereka bertemu kembali, bukankah seharusnya Dennis merasa gembira? Kenapa dia malah menunjukkan wajah serius?Sudah 5 tahun! Apa salah paham di antara ayah dan anak ini masih belum diselesaikan?“Ayah, dulu aku nggak pengertian. Aku telah bertindak gegabah. Aku minta maaf kepadamu.” Haden berkata sembari membungkukkan sedikit tubuhnya. “Aku sudah memikirkannya selama ini. Semua ini memang adalah salahku. Aku berharap Ayah bisa berbesar hati untuk memaafkanku.”“Emm?” Dennis mengangkat-angkat alisnya. Dia kelihatan agak kaget. Putranya sangat keras kepala. Jika tidak mengalami kegagalan, dia tidak mungkin akan kembali. Setelah tidak berjumpa selama beberapa tahun, dia malah tahu untuk minta maaf? Sepertinya Haden memang sudah semakin dewasa.“Ayah, biarkan semuanya berlalu. Haden sudah menyadari kesalahannya. Kamu maafkan dia saja.” Henry
Seusai berbicara, Dennis membuka kotak hadiah dan senyuman di wajahnya spontan terkaku. Sebab hadiah di dalam kotak itu bukanlah barang berharga, melainkan hanyalah sepotong kain kafan.“Ini hadiah yang kamu persiapkan untukku?” Kening Dennis tampak berkerut. Dia kelihatan tidak habis pikir.“Kenapa? Apa Ayah nggak suka?” Raut wajah Haden tidak berubah. Dia masih bersikap sangat sopan.“Suka?” Raut wajah Dennis seketika berubah muram. Dia langsung membuang hadiah ke lantai dan menjerit, “Buka matamu lebar-lebar. Lihat apa kamu kamu berikan!”“Bamm!” Suara bantingan terdengar keras.Kotak hadiah jatuh ke lantai dan kain kafan di dalamnya keluar. Semua orang terbengong ketika melihat gambaran ini.“Apa yang terjadi? Apa maksudnya menghadiahkan kain kafan di hari ulang tahun?”“Kain putih itu sepertinya digunakan orang membungkus mayat!”“Apa? Kain kafan? Nggak mungkin, deh? Siapa juga yang menghadiahkan kain kafan di hari ulang tahun?”“Pantas saja Pak Dennis bisa marah. Aku juga nggak
“Pftz!” Suara tusukan terdengar keras.Tusukan Haden datang tanpa aba-aba. Pisau itu pun menembus dada Henry. Darah segar seketika menetes ke atas lantai.“Ergh ….” Henry tertegun di tempat. Dia menunduk menatap pisau yang menusuk di dadanya. Dia merasa sangat tidak percaya. Mimpi pun Henry tidak menyangka bahwa adik bungsu yang paling disayangnya akan menusuknya dan bersikap sesadis ini.Kali ini, semua orang di tempat terbengong melongo. Siapa pun tidak menyangka Haden yang dari tadi menunjukkan senyum lembut itu akan turun tangan. Dia bahkan tidak melepaskan abang kandungnya sendiri.Jika Haden melakukannya di saat mabuk, semuanya masih bisa dijelaskan. Namun, kondisi saat ini berbeda sama sekali.“Kamu … Kamu malah berani ….” Kedua mata Henry terbelalak lebar. Saat dia hendak melanjutkan omongannya, darah segar langsung memuncrat dari mulutnya. Tubuhnya terhuyung-huyung, lalu jatuh lemas di atas lantai.“Kak, jangan panik. Tusukan ini nggak mengenai jantungmu. Kamu akan baik-baik s
Terdapat ribuan pasukan di dalam kediaman jenderal. Mereka semua bisa mengendalikan situasi dengan gampangnya. Itulah alasannya kenapa tidak ada yang berani membuat keonaran di sini.“Mana? Di mana mereka semua? Cepat datang!” Setelah menjerit, masih tidak ada respons dari luar sana. Richard pun membesarkan suaranya.“Kak Richard, jangan jerit-jerit lagi. Anggotaku sudah menyusup ke dalam kediaman. Semua pengawalmu sudah gugur.” Haden tersenyum.“Mana mungkin? Kamu lagi bohong!” Kedua mata Richard disipitkan. Dia sungguh tidak percaya dengan ucapan Haden. Apa mungkin ribuan prajurit yang melewati pelatihan profesional bisa dikalahkan dengan gampangnya?“Aku sudah merencanakannya selama 5 tahun. Kalau aku nggak sanggup menangani masalah sepele ini, aku juga nggak bakal ke sini hari ini,” balas Haden dengan acuh tak acuh.“Ternyata kamu sudah mempersiapkannya sejak awal.” Raut wajah Richard seketika berubah. Dia melirik Haden dengan tatapan dingin, lalu menjerit, “Haden, tak dipungkiri k
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk