Henry mengangguk. “Oke, aku serahkan masalah ini kepadamu. Carikan beberapa master yang hebat untuk habisi Luther!”Jika masalah bisa diselesaikan dengan uang, untuk apa Henry turun tangan sendiri?“Tenang saja.” Ujung bibir Richard melengkung ke atas. Lagi pula ini adalah perintah dari Henry. Jika terjadi apa-apa, dirinya juga tidak akan disalahkan oleh Dennis.…Keesokan paginya.Kediaman Morgana sangatlah ramai. Semua tamu datang untuk merayakan ulang tahun Dennis. Betul! Hari ini adalah hari ulang tahun Dennis Morgana. Tokoh hebat dari segala penjuru datang untuk memberi ucapan selamat.Dennis memang sudah pensiun, tetapi semua orang masih tetap menghormatinya. Murid-muridnya juga tersebar di segala penjuru.Hanya saja, Dennis selalu bersikap merendah. Dia tidak suka berfoya-foya. Itulah sebabnya dia hanya mengundang beberapa saudara dan kerabat dekatnya saja. Tentu saja, ada juga tamu yang datang tanpa diundang.Saat ini, ada sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan pintu. Pintu
“Aku datang untuk beri ucapan selamat ulang tahun kepada Pak Dennis. Aku bukan datang untuk buat onar. Minggir.” Luther masih terlihat tenang ketika berhadapan dengan sikap arogan mereka.“Beri ucapan selamat? Hmph! Apa kamu pantas?” Irish langsung menyindir, “Kamu kira kamu itu siapa? Apa kamu pantas untuk datang ke sini? Kalau bukan karena Lufita, apa kamu kira kamu bisa masuk ke sini? Jangan mimpi, deh!”Menurut Irish, Luther bisa masuk ke kediaman juga karena meminta bantuan Lufita semalam.“Benar apa katamu! Coba kamu buka matamu lebar-lebar, lalu lihat sekeliling kamu. Kamu lihat sendiri kan orang-orang yang datang ke sini adalah orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi! Kamu hanyalah seorang sales asuransi. Apa kamu pantas untuk berdiri bersama kami?” sindir Nowy.Luther memang jago dalam seni bela diri. Hanya saja, dia hanyalah seorang lelaki yang jago kekerasan saja. Lufita juga tidak bersuara. Dia hanya menatap Luther dengan ekspresi muram saja. Masalah semalam sudah memut
Lufita sungguh tidak menyangka Luther akan begitu sulit untuk diajak bicara. Dia malah menggunakan kekerasan ketika dia marah.Ternyata Lufita sudah buta waktu itu. Awalnya dia mengira Luther sangatlah baik. Sekarang Lufita baru menyadari ternyata pandangannya dalam menilai orang itu sangat buruk.Lufita malah menganggap seorang lelaki jahat sebagai orang baik. Dalam sesaat, rasa benci di hati Lufita semakin mengental.“Nona Lufita, aku hanya bercanda saja. Kamu nggak usah sepanik ini. Asalkan mereka nggak mengusikku, aku juga nggak akan melakukan apa-apa terhadap mereka,” ucap Luther dengan datar.“Hmph! Apa sikapmu tadi mirip lagi bercanda? Kalau bukan karena dihalangi Lufita, sepertinya aku sudah dihabisi kamu!” Irish merasa kesal.“Luther! Jangan mentang-mentang kamu jago seni bela diri, kamu bisa bersikap arogan, ya. Tempat ini bukan tempat untuk kamu membuat keonaran!” Wajah Nowy juga tampak muram.“Aku nggak akan menyinggung orang-orang yang nggak mengusikku. Tapi kalau sampai a
“Lufita! Mereka lagi memutarbalikkan fakta!” Irish kembali melakukan pembelaan diri, “Menyelamatkan apaan? Semuanya hanyalah omong kosong! Luther bisa mendekatimu juga karena memendam niat buruk. Dia telah menyusun semua ini demi meninggalkan kesan bagus di hatimu. Semua itu hanyalah rencananya saja! Jangan sampai kamu dibohongi sama dia!”“Benar apa kata Irish! Lelaki ini sangat mengerikan. Kamu mesti waspada sama dia!” Nowy memicingkan matanya.Ketika mendengar omongan mereka, rasa bersalah yang baru tumbuh di hati Lufita langsung menghilang entah ke mana.Iya, Luther memang pernah menyelamatkannya. Namun, semua itu ada tujuannya. Jadi, Lufita tidak berutang budi kepadanya.Seandainya wajah asli Luther tidak terbongkar semalam, sepertinya Lufita masih akan hidup dalam kebohongan.Kepikiran hal ini, Lufita menarik napas dalam-dalam, lalu kembali menatap Luther dengan tatapan tegas. “Luther! Aku nggak ingin melihatmu lagi. Mohon keluar dari sini!”“Kamu ….” Baru saja Johan hendak bersu
“Apa kamu cari mati?” Richard menyipitkan matanya. Sikapnya kelihatan tidak bersahabat.“Menarik …. Menarik sekali.” Kimtara tersenyum ketika melihat gambaran ini. Setelah insiden semalam, Luther seharusnya akan segera melarikan diri dan bersembunyi di tempat yang aman. Namun tak disangka, bocah itu malah datang ke kediaman jenderal. Nyalinya besar sekali!“Haha …. Tamatlah riwayatnya! Dia pasti nggak akan bisa kabur lagi!” Nowy tersenyum galak.“Rasakan! Bukankah semuanya akan baik-baik saja kalau dia pergi dari tadi? Apa perlu dia merusak pemandangan di sini? Dia memang cari mati!” Ujung bibir Irish melengkung ke atas. Bagi mereka semua, Dennis pasti akan memukul Luther gara-gara masalah cucunya. Itulah sebabnya Dennis bisa memanggilnya.“Pak Dennis, aku masih ada urusan. Aku pamit dulu.” Luther memberi hormat, lalu berpamitan.“Berhenti!” Ketika melihat gambaran ini, Nowy tiba-tiba maju untuk mengadangnya. “Hei, apa kamu bisa datang dan pergi sesukamu? Kamu kira tempat apa ini?”Sa
“Hah?” Tamparan mendadak itu membuat Nowy dan Irish terbengong di tempat. Mereka berdua memegang pipi mereka dengan kebingungan.Bukankah Luther datang untuk membuat keonaran? Kenapa Dennis malah menampar mereka?Saat ini, bukan hanya anggota Keluarga Morgana saja, bahkan seluruh tamu di tempat juga merasa kaget.Siapa juga tidak menyangka Dennis akan memukul di depan semua orang, apalagi di hari ulang tahunnya sendiri.“Pak … Pak Dennis, apa kamu salah pukul orang? Dia yang seharusnya dipukul!” Nowy berusaha untuk menjelaskan.“Iya, Pak. Semalam dia sudah melukai Tuan Osiris. Dia telah melakukan kesalahan besar. Dia pantas untuk diberi hukuman berat!” Irish menimpali. Dia mengira Dennis telah salah paham.“Tutup mulut kalian!” Dennis membelalaki mereka, lalu berkata dengan ketus, “Luther telah menyelamatkan nyawa cucuku. Dia adalah penyelamat keluarga kami, dia juga adalah tamu agungku. Kalau kalian berani omong kosong lagi, jangan salahkan aku mengusir kalian dari sini!”Begitu ucapa
Suasana di tempat berubah menjadi ramai.“Saya datang jauh-jauh untuk mengucapkan selamat ulang tahun kepada Pak Dennis!”“Saya doakan Pak Dennis sehat selalu dan panjang umur!”“Selamat ulang tahun, Pak Dennis. Sukses selalu!”“ … ”Satu per satu tokoh hebat berpakaian mewah datang untuk memberi ucapan selamat. Di antaranya ada kepala tentara yang berkuasa, gubernur setempat, dan juga para konglomerat. Semuanya datang untuk memberikan hadiah yang nilainya sangat tinggi.“Terima kasih untuk datang ke sini. Ayo, cepat duduk.” Sebagai kepala keluarga, Henry pun mulai menjamu para tamu. Mengenai Dennis, dia pun terus berterima kasih kepada para hadirin.“Pak Haden datang!” Pada saat ini, terdengar suara jeritan.Tatapan semua orang serempak melihat ke sisi pintu. Tampak seorang lelaki paruh baya berpakaian putih sedang berjalan masuk dengan perlahan. Kemudian, tampak juga dua orang berjubah yang tidak kelihatan wajahnya di belakang.“Ih, bukannya dia itu anak bungsu Pak Dennis? Si Haden?
Ucapan dingin itu membuat Henry dan Richard terkaku di tempat. Di mata mereka, Haden adalah anak yang paling dimanja dan paling dipentingkan. Setelah mereka bertemu kembali, bukankah seharusnya Dennis merasa gembira? Kenapa dia malah menunjukkan wajah serius?Sudah 5 tahun! Apa salah paham di antara ayah dan anak ini masih belum diselesaikan?“Ayah, dulu aku nggak pengertian. Aku telah bertindak gegabah. Aku minta maaf kepadamu.” Haden berkata sembari membungkukkan sedikit tubuhnya. “Aku sudah memikirkannya selama ini. Semua ini memang adalah salahku. Aku berharap Ayah bisa berbesar hati untuk memaafkanku.”“Emm?” Dennis mengangkat-angkat alisnya. Dia kelihatan agak kaget. Putranya sangat keras kepala. Jika tidak mengalami kegagalan, dia tidak mungkin akan kembali. Setelah tidak berjumpa selama beberapa tahun, dia malah tahu untuk minta maaf? Sepertinya Haden memang sudah semakin dewasa.“Ayah, biarkan semuanya berlalu. Haden sudah menyadari kesalahannya. Kamu maafkan dia saja.” Henry