"Berhenti!" Diikuti dengan sebuah teriakan, sekumpulan pria berjas masuk ke ruangan sambil memegang tongkat besi di tangan mereka."Siapa kalian? Berani-beraninya kalian menerobos ke kantor polisi! Apa kalian mau memberontak?" teriak Tomy.Saat ini, dia sedang marah besar dan ingin menghancurkan Luther hingga berkeping-keping. Siapa pun yang menghalanginya, akan dianggap sebagai musuh!"Pak Tomy hebat sekali ya!" Sekumpulan pria itu menyingkir ke dua sisi, lalu muncullah seorang wanita cantik dari belakang mereka dengan karisma yang sangat kuat."Bianca?" Begitu melihat wanita itu, ekspresi Tomy langsung mereda. Sorot matanya juga menjadi sangat serius."Luther, nasibmu beruntung karena pacarmu datang menyelamatkanmu." Melihat kehadiran Bianca yang begitu berwibawa, ekspresi Ariana tampak sangat rumit.Dia merasa senang, tetapi pada saat bersamaan, juga merasa penolakan terhadap wanita ini. Sebagai sesama wanita, Ariana merasa enggan menerima bantuan dari Bianca. Namun, masalahnya adal
Ketika hitungan mundurnya mencapai angka "satu", Eril langsung menarik pelatuknya tanpa ragu-ragu.Dor! Terdengar suara pistol yang ditembakkan. Peluru melesat dan melubangi telinga Tomy."Argh!" Tomy berteriak kesakitan. Sambil memegang telinganya yang berlumuran darah, dia terus-menerus berteriak, "Kamu sudah gila! Berani-beraninya kamu menembakku?"Awalnya, Tomy mengira Eril hanya menakut-nakutinya. Tak disangka, Eril benar-benar serius dengan perkataannya."Tembakan selanjutnya bukan lagi di telingamu." Eril mengubah arah laras pistolnya dan berkata dengan nada dingin, "Aku tanya untuk terakhir kalinya, kamu mau melepaskannya atau tidak?""Kamu ...!" Saat ini, sekujur tubuh Tomy telah gemetaran. Dia benar-benar takut bahwa Eril akan membunuhnya.Di saat dia masih merasa ragu-ragu, tiba-tiba terdengar sebuah suara gaduh dari luar pintu. Selanjutnya, muncul seorang pria tua yang beruban, diikuti oleh sekelompok pengawal di belakangnya."Pak Wali Kota?"Begitu melihat pria itu, seisi
"Habislah sudah ...." Ketika melihat Tomy ditangkap, wajah Willy langsung memucat.Sejak kehadiran Danu hingga ditangkapnya Tomy, semua ini terjadi begitu cepat, membuat Willy bahkan tidak sempat bereaksi. Satu-satunya hal yang bisa dipastikan adalah, melihat Danu bahkan menangkap menantunya sendiri, pria itu sudah pasti tidak akan melepaskan Willy juga.Seketika, penyelamat mereka satu-satunya malah menjadi orang yang akan menghakimi mereka. Dunia ini benar-benar ajaib!Tiba-tiba, Willy melihat ke arah Luther. Selama semua kejadian ini berlangsung, ekspresi Luther tetap terlihat tenang, seakan-akan telah meramalkan semua ini akan terjadi. Siapa sebenarnya orang ini? Kenapa dia bisa membuat Pak Danu begitu takut terhadapnya?Pak Darwo, orang seperti apa yang telah kamu singgung sebenarnya!"Bawa pergi juga semua orang ini!" Begitu Danu menurunkan perintah, para bawahannya langsung menangkap Willy dan anak buahnya.Willy dan Tomy melihat satu sama lain dengan ekspresi menyedihkan. Merek
Saat ini, di dalam sebuah vila di perkebunan. Darwo sedang berbicara dengan seorang pria muda yang berpakaian mewah. Di belakang pria itu, ada dua pengawal perempuan yang mengenakan pakaian zirah. Pengawal tersebut membawa pedang di pinggang mereka dan berdiri tegap dengan raut wajah yang sangat tidak bersahabat."Darwo, apakah Pil Emas Hitam yang kamu sebutkan benar-benar sehebat itu?" tanya pria muda itu sambil memegang segelas kopi."Tuan Michael, ini adalah pengalaman pribadi saya. Saya bisa menjamin kebenarannya!" Darwo berkata dengan yakin, "Beberapa waktu lalu, saya mengalami luka parah dan hampir saja kehilangan nyawa. Pil Emas Hitam inilah yang menyelamatkan hidup saya. Sama sekali tidak berlebihan kalau menyebut pil ini sebagai pil sakti!""Jangan hanya bicara saja tanpa bukti, di mana barangnya? Biar aku lihat terlebih dahulu." Pria tersebut perlahan-lahan mengulurkan tangannya."Berhubung Pil Emas Hitam ini sangat berharga, saat ini saya belum memiliki persediaan di tangan
"Darwo! Keluarlah dan bersiap-siap untuk mati!"Sebuah teriakan menggema di seluruh tanah perkebunan. Darwo yang baru saja keluar dari pintu, langsung naik pitam mendengar teriakan tersebut."Orang gila dari mana yang berani mengacau di tempatku?"Darwo melangkah keluar dengan aura yang sangat kuat. Namun, ketika melihat sosok Luther yang berdiri tidak jauh darinya, Darwo langsung memicingkan matanya dengan wajah terkejut."Ternyata kamu .... Bukankah kamu sudah ditangkap? Kenapa kamu bisa keluar?"Padahal Darwo sudah menyogok Tomy untuk mengurung orang ini di sel tahanan. Secara logika, kalaupun dia dilindungi oleh Bianca, Luther tetap saja tidak akan bisa keluar dari penjara."Apa kamu yang menjebakku?" tanya Luther dengan nada dingin."Kamu sudah datang ke sini, berarti kamu juga sudah punya jawabannya sendiri, bukan?" Darwo berkata sambil tersenyum tipis, "Tebakanmu benar, memang aku yang melakukan hal itu! Salahkan dirimu sendiri karena terlalu tidak tahu diri. Aku sudah memberimu
Darwo sangat terkejut dan ketakutan. Keringat dingin mengucur deras dari dahinya. Dia adalah seorang ahli bela diri tingkat internal tahap puncak. Pedang yang diluncurkannya ini memiliki tenaga sebesar 500 kilogram!Orang seperti apa yang bisa menahan pedang ini hanya dengan jari tangannya dan bahkan mematahkan pedangnya? Luther benar-benar seorang monster!"Bukankah kamu seharusnya sudah tahu siapa diriku?" Luther melangkah perlahan-lahan ke arahnya dengan ekspresi dingin."Kamu ... jangan mendekat!" Darwo mulai panik, dia melangkah mundur dengan ketakutan. "Aku nggak mau resep Pil Emas Hitam lagi! Kita lupakan saja masalah ini!""Aku sudah memberimu kesempatan sebelumnya. Kamu sendiri yang tidak memanfaatkan kesempatan itu. Kamu baru mau menyesal sekarang? Sudah terlambat!" ucap Luther. Setelah itu, dia langsung berkelebat ke hadapan Darwo dan menekan kedua pundaknya dengan tangan.Setelah terdengar suara derakan tulang, kedua tangan Darwo pun patah seketika."Argh!" Rasa sakit yang
Setelah mengetahui identitas Luther, Darwo pun terkulai lemas. Seakan-akan kehilangan semangat hidupnya, tatapan Darwo terlihat kosong. Sebab, dia tahu bahwa hidupnya ini sudah berakhir. Tidak akan ada lagi yang sanggup dan berani menolongnya."Bawa dia pergi." Mendengar perintah Eril, para bawahannya langsung mengikat Darwo dan membawanya ke mobil.Meskipun sudah tahu kenyataannya, Darwo hanya bisa menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara gelap. Satu-satunya cara keluar dari tempat itu adalah ketika dia telah meninggal nanti, jenazahnya akan diangkut keluar dan dikremasi."Berhenti! Apa-apaan kalian ini? Lepaskan dia!" Pada saat ini, pria berpakaian mewah itu keluar dari rumah dengan aura yang berwibawa bersama kedua pengawalnya.Awalnya, dia tidak ingin ikut campur dalam masalah ini. Namun, Darwo benar-benar tidak berguna. Bukan hanya tidak bisa mengalahkan lawannya, kini Darwo bahkan ditangkap orang. Michael tidak bisa lagi bersabar melihat hal ini sehingga dia memutuskan untuk t
Di sisi lain, vila Keluarga Warsono. Saat Ariana pulang ke rumah, situasi di Keluarga Warsono sangat heboh. "Ariana! Akhirnya kamu pulang juga, Ibu benar-benar khawatir padamu!""Kak! Kamu baik-baik saja, 'kan? Apa kamu menderita di dalam sana?" Helen dan Keenan buru-buru bertanya dengan perhatian. Sejak mengetahui bahwa Ariana jatuh di tangan "Dewa Kematian", mereka semua sangat mencemaskan Ariana akan terluka.Oleh karena itu, mereka menggunakan segala cara dan banyak sekali uang untuk menyelamatkannya. Namun, semuanya berakhir sia-sia, tidak membuahkan hasil apa pun. Ketika mereka sedang mencemaskan hal ini, tak disangka Ariana malah pulang dengan sendirinya."Ibu, aku nggak apa-apa. Maaf telah membuat kalian semua cemas," ucap Ariana sambil tersenyum tipis. Hari ini, dia memang merasa ketakutan. Namun, untungnya kini dia telah pulang dengan selamat."Semua ini gara-gara Luther pembawa sial itu! Kalau bukan karena dia yang melibatkanmu, mana mungkin kamu akan ditangkap?" kata Helen