Share

Bab 104

Ketika hitungan mundurnya mencapai angka "satu", Eril langsung menarik pelatuknya tanpa ragu-ragu.

Dor! Terdengar suara pistol yang ditembakkan. Peluru melesat dan melubangi telinga Tomy.

"Argh!" Tomy berteriak kesakitan. Sambil memegang telinganya yang berlumuran darah, dia terus-menerus berteriak, "Kamu sudah gila! Berani-beraninya kamu menembakku?"

Awalnya, Tomy mengira Eril hanya menakut-nakutinya. Tak disangka, Eril benar-benar serius dengan perkataannya.

"Tembakan selanjutnya bukan lagi di telingamu." Eril mengubah arah laras pistolnya dan berkata dengan nada dingin, "Aku tanya untuk terakhir kalinya, kamu mau melepaskannya atau tidak?"

"Kamu ...!" Saat ini, sekujur tubuh Tomy telah gemetaran. Dia benar-benar takut bahwa Eril akan membunuhnya.

Di saat dia masih merasa ragu-ragu, tiba-tiba terdengar sebuah suara gaduh dari luar pintu. Selanjutnya, muncul seorang pria tua yang beruban, diikuti oleh sekelompok pengawal di belakangnya.

"Pak Wali Kota?"

Begitu melihat pria itu, seisi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status