Darwo sangat terkejut dan ketakutan. Keringat dingin mengucur deras dari dahinya. Dia adalah seorang ahli bela diri tingkat internal tahap puncak. Pedang yang diluncurkannya ini memiliki tenaga sebesar 500 kilogram!Orang seperti apa yang bisa menahan pedang ini hanya dengan jari tangannya dan bahkan mematahkan pedangnya? Luther benar-benar seorang monster!"Bukankah kamu seharusnya sudah tahu siapa diriku?" Luther melangkah perlahan-lahan ke arahnya dengan ekspresi dingin."Kamu ... jangan mendekat!" Darwo mulai panik, dia melangkah mundur dengan ketakutan. "Aku nggak mau resep Pil Emas Hitam lagi! Kita lupakan saja masalah ini!""Aku sudah memberimu kesempatan sebelumnya. Kamu sendiri yang tidak memanfaatkan kesempatan itu. Kamu baru mau menyesal sekarang? Sudah terlambat!" ucap Luther. Setelah itu, dia langsung berkelebat ke hadapan Darwo dan menekan kedua pundaknya dengan tangan.Setelah terdengar suara derakan tulang, kedua tangan Darwo pun patah seketika."Argh!" Rasa sakit yang
Setelah mengetahui identitas Luther, Darwo pun terkulai lemas. Seakan-akan kehilangan semangat hidupnya, tatapan Darwo terlihat kosong. Sebab, dia tahu bahwa hidupnya ini sudah berakhir. Tidak akan ada lagi yang sanggup dan berani menolongnya."Bawa dia pergi." Mendengar perintah Eril, para bawahannya langsung mengikat Darwo dan membawanya ke mobil.Meskipun sudah tahu kenyataannya, Darwo hanya bisa menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara gelap. Satu-satunya cara keluar dari tempat itu adalah ketika dia telah meninggal nanti, jenazahnya akan diangkut keluar dan dikremasi."Berhenti! Apa-apaan kalian ini? Lepaskan dia!" Pada saat ini, pria berpakaian mewah itu keluar dari rumah dengan aura yang berwibawa bersama kedua pengawalnya.Awalnya, dia tidak ingin ikut campur dalam masalah ini. Namun, Darwo benar-benar tidak berguna. Bukan hanya tidak bisa mengalahkan lawannya, kini Darwo bahkan ditangkap orang. Michael tidak bisa lagi bersabar melihat hal ini sehingga dia memutuskan untuk t
Di sisi lain, vila Keluarga Warsono. Saat Ariana pulang ke rumah, situasi di Keluarga Warsono sangat heboh. "Ariana! Akhirnya kamu pulang juga, Ibu benar-benar khawatir padamu!""Kak! Kamu baik-baik saja, 'kan? Apa kamu menderita di dalam sana?" Helen dan Keenan buru-buru bertanya dengan perhatian. Sejak mengetahui bahwa Ariana jatuh di tangan "Dewa Kematian", mereka semua sangat mencemaskan Ariana akan terluka.Oleh karena itu, mereka menggunakan segala cara dan banyak sekali uang untuk menyelamatkannya. Namun, semuanya berakhir sia-sia, tidak membuahkan hasil apa pun. Ketika mereka sedang mencemaskan hal ini, tak disangka Ariana malah pulang dengan sendirinya."Ibu, aku nggak apa-apa. Maaf telah membuat kalian semua cemas," ucap Ariana sambil tersenyum tipis. Hari ini, dia memang merasa ketakutan. Namun, untungnya kini dia telah pulang dengan selamat."Semua ini gara-gara Luther pembawa sial itu! Kalau bukan karena dia yang melibatkanmu, mana mungkin kamu akan ditangkap?" kata Helen
Bianca yang sedang memejamkan mata dan memanyunkan bibirnya ini terlihat sangat menggoda. Luther sangat tertegun melihatnya."Kenapa bibirmu? Sakit?""Apa yang kamu bicarakan? Aku ingin kamu menciumku," kata Bianca dengan kesal.Kelopak mata Luther berkedut. "Hah? Apa boleh aku berbuat seperti ini?""Nggak apa-apa kalau kamu nggak mau menciumku. Tapi, kalau kamu melewatkan kesempatan ini, mungkin tidak akan ada kesempatan lainnya lagi," kata Bianca sambil tersenyum menggoda."Bocah! Sudah diberi kesempatan malah nggak mau memanfaatkannya, kamu benar-benar bodoh!" Ronan yang sedang mengintip dari lantai dua menghela napas panjang."Tutup mulutmu!"Luther berbalik dan menatap Ronan. Namun, saat Luther membalikkan kepalanya lagi, dia melihat wajah Bianca yang cantik dan bibirnya yang merah merona. Luther tiba-tiba menyadari dia sepertinya sudah melewatkan kesempatan bagus ....Bianca mengalihkan topiknya dan berkata, "Baiklah, aku tidak menggodamu lagi, ayo kita bicarakan hal penting. Bel
"Bianca, kenapa kamu membawanya ke sini?" Susan mengernyitkan alisnya.Bianca berkata dengan ekspresi tenang, "Ini adalah rumahku, terserah aku mau membawa siapa ke sini. Selain itu, aku sudah memiliki kandidat untuk posisi kepala tim, dia adalah Pak Luther!""Apa?"Saat mendengar perkataan itu, ekspresi semua orang terlihat terkejut."Bianca! Apa kamu sedang bercanda? Apa dia layak menjabat posisi itu?" Susan merasa agak kesal."Keterampilan medis Luther sangat mengagumkan dan dia juga menguasai farmakologi. Aku pikir dia pasti akan sangat cocok untuk menjadi kepala ahli!" Ekspresi Bianca terlihat sangat tegas."Kamu ini benar-benar omong kosong!" Susan menjadi marah.Melihat situasinya semakin memburuk, Belinda langsung berdiri dan meredakan suasananya. "Sudahlah, jangan ribut dulu, kita duduk dan bicarakan dengan baik-baik. Luther, biar kuperkenalkan. Ini ibuku, kamu seharusnya sudah pernah bertemu dengannya, sedangkan ini adalah kakak sepupuku, Ken.""Halo, Bibi. Halo, Kak Ken," ka
"Eh?"Bianca yang tiba-tiba marah membuat Ken mengernyitkan alisnya. "Bianca, demi pria simpanan ini, kamu ingin bermusuhan denganku?"Ken menindas Luther karena dia tidak menyukai Luther, sekaligus sedang menguji sikap Bianca."Luther adalah penyelamatku. Kalau kamu berani menyentuhnya, jangan salahkan aku tidak segan denganmu!" teriak Bianca. Jika Ken bukan sepupunya, Bianca sudah menamparnya sedari tadi."Sangat bagus!"Ekspresi Ken terlihat buruk. "Aku boleh melupakan masalah Bibi Linda untuk sementara, tapi untuk posisi kepala ahli, dia masih tidak layak!"Ini adalah langkah pertama Ken dalam upaya merebut kekuasaan, tentu saja dia tidak akan menyerah begitu saja."Layak atau tidak, bukan kamu yang menentukan, tapi aku!" kata Bianca dengan tegas."Bianca, segala sesuatu yang kamu miliki berasal dari keluarga. Kalau kamu menggunakan posisimu untuk kepentingan pribadi dan merugikan kepentingan keluarga, jangan salahkan aku melaporkannya ke markas besar keluarga!" ancam Ken."Tersera
Setelah kedua pihak mencapai kesepakatan, suasana di tempat itu menjadi sangat tegang. Luther dan pria tua itu masing-masing mengutus seorang perwakilan untuk pergi membeli obat. Di tempat itu, mereka langsung membuat racun dan mengonsumsinya.Siapa yang akan menang, tergantung pada kemampuan masing-masing."Kak, apakah menurutmu Luther mampu melakukannya? Bagaimana kalau dia mati karena keracunan?" Belinda agak khawatir."Kalau dia berani menerima tantangan, berarti dia pasti sudah yakin. Aku percaya padanya," jawab Bianca sambil mencoba menyembunyikan kecemasan dalam hatinya. Meskipun tidak ditunjukkan dari ekspresinya, dalam hati Bianca sebenarnya merasa sangat khawatir. Jika memungkinkan, dia lebih memilih Luther menyerah dengan sukarela."Memang benar begitu, tapi Luther lebih ahli dalam bidang kedokteran. Dalam hal penelitian racun, dia kalah jauh dibandingkan dengan Pak Ricardo," ujar Belinda sambil menggelengkan kepala.Bidang yang ditekuninya adalah poin yang sangat penting. S
"Apa? Kotoran?"Mendengar perkataannya, Ken langsung mual-mual. Namun, ramuan itu sudah telanjur diminumnya, jadi Ken tidak bisa lagi memuntahkannya. Hal ini membuat seluruh wajahnya merah padam. Dulu, istilah "makan kotoran" hanya sebuah lelucon, sekarang malah menjadi kenyataan baginya."Tak kusangka Luther selicik itu sampai membuat Kak Ken makan kotoran. Mau bagaimana lagi dia menikmati makanan kelak?" Belinda menutup hidungnya dan bergerak menjauh sambil menatap Kn dengan ekspresi jijik."Salahkan dia sendiri bermulut busuk, dia memang pantas makan kotoran," kata Bianca yang kesulitan menahan tawanya."Sialan! Kamu sengaja mempermainkanku?" Ken mendongak dan menatap Luther dengan tatapan beringas. Sejak kecil hingga dewasa, dia tidak pernah dipermalukan seperti ini."Sebagai peracik racun, tentu saja aku bebas menentukan formulanya. Aku bisa menambahkan apa pun sesuka hatiku," kata Luther dengan lantang."Bagus sekali ...! Nyalimu besar sekali!" Dengan wajah bengis, Ken berkata, "
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya
Saat energi hitam itu masuk ke tubuh, pria tua berpakaian abu itu merasakan sakit yang dahsyat, seolah-olah digerogoti oleh sesuatu. Bukan hanya tubuhnya yang sakit, tetapi juga jiwanya."Berengsek! Keluar kamu!" Pria tua berpakaian abu itu berteriak sambil mencoba mengeluarkan energi hitam dari dalam tubuhnya.Namun, energi hitam itu malah terus bergejolak hebat di dalam tubuhnya, bahkan terus melahap vitalitas dan energi astralnya. Jika terus seperti ini, dia akan diisap hingga kering dalam waktu kurang dari tiga menit."Nggak mau keluar, 'kan? Oke, kita mati bersama!" Pria tua itu sungguh murka. Dia membulatkan tekadnya untuk mempertaruhkan nyawanya.Saat berikutnya, dia mengangkat tangannya. Sejumlah Jimat Magis terbang dan membentuk formasi di atas kepalanya. Ketika formasi itu berputar, awan halilintar hitam terbentuk. Guntur bergemuruh, membuat suasana makin mencekam.Formasi ini didasarkan pada halilintar. Jika dibandingkan dengan serangan tapak, kekuatan formasi ini jauh lebih
Tubuh Bambang yang tadinya kurus, kini otot dan tulangnya bertumbuh dengan cepat. Tingginya yang awalnya hanya 160 cm langsung berubah menjadi 180 cm dan masih terus bertambah. Tubuhnya yang tadinya hanya berupa tulang berbalut kulit, kini penuh dengan otot-otot besar sampai kulitnya robek. Punggung bungkuk pun menjadi lurus, sehingga penampilannya terlihat sangat kekar.Hanya dalam beberapa detik saja, Bambang sudah berubah drastis. Tingginya yang kini hampir mencapai dua meter terlihat sangat besar dengan otot yang mengembang di seluruh tubuh. Tatapannya pun terlihat ganas dan aura yang sangat mengerikan menyebar dari tubuhnya. Jika sebelumnya dia seperti seekor kucing liar yang kurus, kini dia seperti seekor harimau yang buas.Saat ini, aura hitam mengelilingi tubuh Bambang dan ekspresinya terlihat sangat kejam, membuatnya terlihat seperti iblis yang baru keluar dari neraka."Sungguh nikmat rasanya," kata Bambang sambil menjilat bibirnya dengan puas setelah menyerap semua aura kemat