Share

Bab 115

"Apa? Kotoran?"

Mendengar perkataannya, Ken langsung mual-mual. Namun, ramuan itu sudah telanjur diminumnya, jadi Ken tidak bisa lagi memuntahkannya. Hal ini membuat seluruh wajahnya merah padam. Dulu, istilah "makan kotoran" hanya sebuah lelucon, sekarang malah menjadi kenyataan baginya.

"Tak kusangka Luther selicik itu sampai membuat Kak Ken makan kotoran. Mau bagaimana lagi dia menikmati makanan kelak?" Belinda menutup hidungnya dan bergerak menjauh sambil menatap Kn dengan ekspresi jijik.

"Salahkan dia sendiri bermulut busuk, dia memang pantas makan kotoran," kata Bianca yang kesulitan menahan tawanya.

"Sialan! Kamu sengaja mempermainkanku?" Ken mendongak dan menatap Luther dengan tatapan beringas. Sejak kecil hingga dewasa, dia tidak pernah dipermalukan seperti ini.

"Sebagai peracik racun, tentu saja aku bebas menentukan formulanya. Aku bisa menambahkan apa pun sesuka hatiku," kata Luther dengan lantang.

"Bagus sekali ...! Nyalimu besar sekali!" Dengan wajah bengis, Ken berkata, "
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status