"Roselyn! Jangan marah!" Helen segera menarik Roselyn dan tersenyum getir, "Hanya beberapa miliar saja, bukan? Aku pinjamkan kamu saja. Kita ini sekeluarga, nggak perlu membuat suasana jadi secanggung ini.""Ibu! Kenapa kamu selalu memanjakannya?" Keenan mengerutkan alisnya."Keponakanku hanya Roselyn seorang dan sekarang dia berada dalam masalah. Kalau bukan aku yang membantunya, siapa lagi?" kata Helen."Mau membantunya juga bukan begitu caranya, 'kan?" Keenan mulai tidak senang."Diam kamu!" Helen memelototinya dan berkata, "Aku nggak menggunakan yang kalian untuk membantunya. Aku pakai uangku sendiri saja!""Kamu ...." Keenan kehabisan kata-kata. Kenapa Helen malah memperlakukan kerabat mereka lebih baik daripada anak kandungnya sendiri?"Aku tahu Bibi paling sayang denganku!" Seketika, senyum cerah menghiasi wajah Roselyn. Dia sudah berkali-kali menggunakan cara seperti ini dan car aini selalu berhasil setiap kalinya."Tentu saja, mau sayang sama siapa lagi kalau bukan sama kamu?
"Kenapa kamu bisa ada di sini?" Melihat kehadiran Luther, Ariana merasa sangat terkejut. Namun, ketika melihat wanita cantik yang berada di sampingnya itu, Ariana langsung mengernyitkan alisnya dan merasa cemburu.Apa Luther masih belum merasa cukup dengan Bianca? Haruskah dia merayu wanita lain lagi? Ternyata sifat pria memang cepat bosan!"Luther, kalian kenal?" Belinda melihat ke sekelilingnya dengan bingung."Kenal, dia adalah Presdir Grup Pesona, Ariana," ucap Luther berterus terang."Ternyata dia ya!" Terlintas kebencian dalam tatapan Belinda. Ternyata, wanita di hadapannya ini adalah rival kakaknya. Belinda harus mengawasi wanita ini dengan saksama. Dia tidak boleh membiarkan hubungan kedua orang ini menjadi dekat kembali!"Huh! Kenapa selalu saja ketemu denganmu di mana-mana? Benar-benar sial!" ucap Helen dengan ekspresi jijik."Luther, kamu hebat sekali. Sudah berganti pacar lagi ya? Benar-benar pecundang yang mengandalkan wanita!" sindir Keenan sambil mencibir.Pada saat bers
Melihat ekspresi Roselyn yang sombong, Belinda hanya bisa menggertakkan giginya dan menahan diri."Cantik, aku benar-benar butuh jamur ganoderma ini. Apa kamu bisa menjualnya padaku? Aku akan membayar 40 miliar!" kata Belinda sambil menahan emosinya."Punya sedikit uang saja sudah sesombong itu! Kamu menginginkan jamurku ini? Mimpi saja sana!" balas Roselyn dengan angkuh sambil memeluk kotak kayu tersebut."Kamu ...." Belinda kesal setengah mati. Sejak kecil hingga dewasa, belum pernah sekali pun dia diperlakukan seperti ini.Pada akhirnya, Belinda tidak bisa bersabar lagi dan berkata, "Luther, aku nggak peduli lagi. Kamu urus saja sendiri!"Mendengar perkataannya, Luther terpaksa buka suara, "Roselyn, apa yang ingin kamu lakukan dengan jamur ganoderma seratus tahun ini?""Bukan urusanmu!" Roselyn memelototinya dan berkata, "Asal tahu saja, apa pun yang kalian katakan hari ini, jamur ini nggak akan aku jual!""Jamur ganoderma sebesar ini tidak akan mungkin habis kalau hanya digunakan u
"Nona-nona sekalian, dalam bisnis ini, kedua belah pihak tidak ada hubungannya lagi kalau transaksi sudah selesai. Kalian sendiri yang ingin membeli barangnya, aku sama sekali tidak memaksa kalian," balas bos gemuk itu dengan nada dingin."Jangan banyak omong kosong! Aku nggak mau jamur ini lagi, cepat kembalikan uangnya!" teriak Roselyn sambil mencengkeram kerah baju bos tersebut dengan kasar."Kamu mau bertindak kasar di sini?" Dengan ekspresi yang tetap tenang, bos itu langsung menepuk tangannya memberi isyarat.Tidak lama kemudian, sekelompok pria besar keluar dari dalam ruangan. Wajah mereka yang ganas dan menakutkan membuat Roselyn dan yang lainnya terdiam."Berani sekali kalian berbuat onar di sini, kalian sudah bosan hidup ya?""Sepertinya mereka ini orang-orang bodoh yang nggak mengerti peraturan di sini.""Benar sekali! Masa mereka tidak memeriksa barangnya terlebih dahulu sebelum memberi penawaran harga. Bukankah itu tindakan orang bodoh?"Semua orang yang mengerumuni mereka
"Aku akan membelinya dengan harga 10 miliar." Pada saat ini, Luther tiba-tiba bersuara. Semua orang menatap ke arah datangnya suara dengan ekspresi heran. Jelas sekali, jamur ganoderma ini adalah benda cacat. Apakah orang ini tidak waras sehingga mau membeli jamur itu sekarang?"Luther, kamu sudah gila ya? Menghabiskan 10 miliar untuk membeli barang sampah seperti ini?" tanya Belinda terkejut. Meskipun 10 miliar ini bukan nominal yang besar baginya, tetap saja tindakan ini adalah tindakan yang sangat bodoh."Kamu ... benar-benar mau membelinya?" tanya Helen dengan tak percaya."Kenapa? Kamu nggak mau menjualnya?" Luther balik bertanya."Tentu saja mau!" Helen mengangguk sambil tersenyum semringah. Dia memang rugi besar menjual jamur ini dengan harga 10 miliar, tetapi lebih baik dijual murah daripada tidak menghasilkan sama sekali."Luther, jamur ganoderma ini sudah nggak berguna. Kamu yakin mau membelinya?" tanya Ariana tiba-tiba."Gadis sialan! Jangan bicara sembarangan, jamur ganoder
"Kamu benar-benar nggak tertolong lagi." Keenan memandang Luther dengan tatapan seperti melihat orang bodoh."Apa yang sebenarnya sedang dilakukannya?" gumam Ariana seraya mengerutkan dahi. Dia benar-benar tidak bisa memahami perilaku Luther yang tidak masuk akal ini.Tanpa memedulikan pandangan orang lain, Luther berjongkok dan mulai mencari-cari sesuatu di antara tumpukan serbuk jamur ganoderma tersebut. Beberapa saat kemudian, dia menemukan sebuah jamur ganoderma seukuran telapak tangan yang berwarna merah cerah.Jamur ini berukuran kecil dan berwarna merah darah, serta mengeluarkan sebuah aroma yang khas. Jelas sekali, jamur ini bukanlah barang biasa."Aneh sekali, kenapa bisa ada jamur kecil di dalam jamur besar itu?" tanya Belinda yang kebingungan. Tidak mungkin jamur ganoderma bisa beranak, bukan? Pada saat ini, seolah-olah telah menyadari situasinya, bos gemuk tadi langsung terperanjat."Mustahil ... jangan-jangan itu Ganoderma Darah yang ada dalam legenda?"Begitu ucapan itu d
"Bocah ini benar-benar beruntung bisa mendapatkan Ganoderma Darah!""Iya nih, dengan ada harta berharga itu, dia bisa hidup nyaman seumur hidup!""Sialan! Kalau tahu ada benda tersembunyi begini di dalamnya, aku pasti sudah membelinya tadi!"Kemunculan Ganoderma Darah ini membuat orang-orang yang mengerumuni mereka tampak heboh. Semua orang menatap Luther dengan penuh iri."Berengsek! Bocah itu benar-benar beruntung!" ucap Keenan sambil menggertakkan giginya."Aneh, kenapa dia bisa tahu ada barang berharga di dalamnya?" Selain merasa kaget, Ariana juga merasa heran. Semua orang di sini, termasuk bos Paviliun Obat sama sekali tidak mengetahui hal ini. Namun, kenapa Luther malah bisa tahu? Apakah memang hanya beruntung atau ada alasan lainnya?"Luther, kali ini kita benar-benar untung besar! Tapi, bagaimana caranya kamu bisa menebak ada Ganoderma Darah di dalamnya?" Pertanyaan Belinda mewakili rasa penasaran semua orang."Sebenarnya, aku juga tidak terlalu yakin. Ini murni hanya tebakank
Setelah malam yang hening berlalu, keesokan paginya di Vila Palem Kencana.Sambil menikmati kopinya, Bianca melihat-lihat berbagai dokumen. Setelah bergadang semalaman, kini dia tampak sangat lelah."Bianca!" Pada saat ini, Ken dan Ricardo berjalan masuk dengan emosi menggebu-gebu."Ada apa?" Bianca bahkan tidak mendongakkan kepalanya, melainkan terus melanjutkan membaca dokumen tersebut.Bruk! Tiba-tiba, sebuah kotak kayu dilemparkan di atas meja. Begitu membuka kotak tersebut, terlihat sebuah obat berwarna putih yang tergeletak di dalamnya."Bianca, coba kamu lihat benda apa ini?" Ken menunjuk pil tersebut dengan nada mempertanyakan."Mana kutahu? Kamu beri tahu aku saja," ucap Bianca sambil duduk tegak. Gerakannya terlihat agak malas-malasan."Huh! Kamu bahkan nggak mengenali Pil Mujarab kita sendiri?" ujar Ken dengan ekspresi yang tidak senang."Ternyata ini yang namanya Pil Mujarab ... ada apa?" tanya Bianca dengan datar."Kenapa? Kenapa katamu?" Ken menekankan nada bicaranya dan
Ozias memang kalah, tetapi reputasinya tidak menurun. Para penggemar wanita itu masih terus meneriakkan namanya. Ini adalah situasi yang tidak pernah ada sebelumnya. Ternyata, tampan memang menguntungkan."Tuan Ozias, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Yuki dengan penuh perhatian setelah Ozias kembali ke tempat duduknya."Cuma luka kecil, bukan masalah." Ozias menggeleng sambil tersenyum. Meskipun tersenyum, tatapannya justru terlihat agak sedih.Ozias mengikuti kompetisi ini bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dari orang lain. Masuk delapan besar sudah termasuk hebat, tetapi Ozias masih ingin lebih. Sayangnya, kemampuannya kalah dari orang lain. Hanya saja, dia merasa puas karena lawannya adalah Adam."Kamu sudah sangat hebat. Banyak murid sekte besar kalah darimu. Nggak usah dipikirkan," hibur Elsa."Ya, kamu jauh lebih hebat dariku. Aku saja nggak bisa masuk 16 besar. Lihat dirimu sekarang, kamu menjadi sangat terkenal. Banyak or
Saat berikutnya, cahaya biru berkedip. Perisai petir biru langsung menutupi arena seperti mangkuk terbalik. Gelombang energi yang dihasilkan oleh ledakan itu terus menghantam perisai dengan ganas.Perisai petir biru bergetar tanpa henti. Setelah beberapa saat, situasi baru kembali tenang. Para penonton pun menghela napas lega.Untungnya, reaksi Nabel sangat cepat. Kalau sampai gelombang energi itu mengenai mereka, mereka tidak mungkin bisa menahannya. Bagaimanapun, Adam adalah seorang grandmaster. Satu serangan acaknya saja bisa membunuh mereka.Saat ini, di arena. Setelah semuanya normal kembali, tampak situasi telah berubah. Adam masih berdiri di tempatnya dengan gagah. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang kuat. Bayangan dewa di belakangnya juga tampak penuh wibawa.Sebaliknya, Ozias terpental belasan meter setelah serangannya berbenturan dengan serangan Adam. Wajah tampannya menjadi pucat pasi. Sudut bibirnya berdarah. Kedua lengannya bergetar tanpa kendali."Ternyata kesenjangan
Setelah membulatkan tekadnya, Adam tidak ragu-ragu lagi. Dia mulai mengumpulkan energinya. Energi astral yang kuat menyembur dari berbagai titik akupunktur di tubuhnya.Dalam sekejap, rambut Adam berdiri tegak. Pakaiannya berkibaran. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Bayangan Dewa di belakangnya menjadi makin padat. Wajahnya terlihat jelas. Sosok itu penuh wibawa. Ketika melihat ini, ekspresi Ozias menjadi sangat serius. Dia tahu Adam akan mengerahkan jurus yang sangat mematikan.Tanpa ragu sedikit pun, Ozias membentuk segel tangan. Tubuhnya sontak bergetar dan membentuk tiga bayangan. Tidak berhenti sampai sana, ketiga bayangan itu terbagi menjadi sembilan bayangan lagi. Saatnya berikutnya, totalnya menjadi 27 bayangan.Hanya dalam waktu singkat, Ozias berhasil membentuk 27 klona. Begitu klona-klona itu terbentuk, napas Ozias menjadi agak berat. Dia sudah mencapai batasannya."Huh! Cuma trik kecil!" Ketika melihat klona-klona di sekeliling, Adam mendengus. "Hari ini, akan kuperliha
Bum!Di bawah hantaman bayangan dewa bertangan enam, sosok terakhir Ozias hancur berkeping-keping dalam sekejap. Penonton bergemuruh, terutama para wanita pendukung Ozias yang langsung berteriak ketakutan dan beberapa yang begitu terguncang sampai pingsan. Begitu tampan dan kuat, kini hancur seakan jadi debu, sungguh disayangkan!Namun di atas panggung, Adam sama sekali tidak merasa puas. Karena saat bayangan dewa menghantam Ozias, sosok itu bukanlah tubuh asli, melainkan sekumpulan energi yang langsung menghilang. Dengan kata lain, sosok terakhir itu hanyalah bayangan!Jika kesembilan sosok tadi semuanya hanya bayangan, lantas di mana tubuh asli Ozias?Saat Adam mengernyitkan dahi dalam kebingungan, sia tiba-tiba merasakan getaran di kulit kepalanya ... pertanda ada bahaya yang menghampirinya. Tanpa berpikir panjang, dia mendongak dan melihat Ozias sedang meluncur turun dalam posisi terbalik di atasnya.Dengan memegang kipas lipat di tangannya, Ozias menyerbunya bagaikan bintang jatuh
Di saat itu, bukan hanya penonton di bawah panggung yang terkejut, bahkan Adam yang berada di atas panggung juga terpana oleh Teknik Bayangan yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Ozias. Sejak kapan Aula Yama menguasai teknik sehebat ini?Yang lebih mengejutkan lagi, Teknik Bayangan yang dilakukan Ozias ini sama sekali tidak kalah dari Ravin. Bahkan dengan penglihatannya yang tajam, Adam pun tidak bisa langsung membedakan mana yang asli dan palsu.Dari sini, bisa dilihat bahwa Teknik Bayangan Ravin sudah sangat matang. Tak heran jika Ozias bisa mengalahkan Ravin. Ternyata dia juga menguasai Teknik Bayangan. Memang, dengan memahami teknik musuhnya, dia bisa menemukan celah dan memanfaatkannya untuk mengalahkan lawan.Meski terkejut, Adam sama sekali tidak gentar. Menurutnya, Teknik Bayangan itu memang sedikit merepotkan, tetapi hanya memerlukan sedikit lebih banyak usaha saja."Cukup hebat, tapi efeknya nggak besar. Karena kamu tetap akan kalah," ucap Adam dengan nada dingin."Menang atau kal
Di atas panggung, Adam dan Ozias saling menatap dari kejauhan. Keduanya adalah genius langka. Namun dari segi popularitas dan reputasi, Adam memang lebih unggul.Meski begitu, dukungan yang diterima Ozias jelas lebih banyak, terutama dari penggemar perempuan. Alasannya sederhana, Ozias memang memiliki wajah yang lebih tampan.Begitu Ozias tampil, sorak-sorai langsung menggema dari bawah panggung. Mayoritas adalah suara perempuan muda yang tak henti-hentinya menyemangati, bahkan ada yang membentuk tim pemandu sorak untuk menyemangatinya dengan penuh antusias. Mereka tampak seperti para penggemar yang bertemu idolanya.Namun, bukan hanya para perempuan yang terpikat. Tampaknya, ketampanan Ozias juga menarik perhatian dari kalangan pria tertentu. Beberapa pria bahkan memberanikan diri menyatakan cinta secara terbuka, meski disertai tatapan aneh dari penonton lain."Ozias! Aku cinta kamu!""Ozias! Aku mau dihamili olehmu!""Ozias! Kamu tahu beda dirimu dan bintang? Bintang ada di langit, t
"Yang penting punya keyakinan saja. Hari ini biarkan orang-orang itu melihat betapa hebatnya Organisasi Mondial," kata Greta dengan sangat bersemangat."Benar. Selama bisa mengalahkan Hasta, Kak Adam pasti akan menjadi orang terkuat di dunia," kata Roselia dengan semangat.Meningkatnya kekuatan Adam sangat memotivasi semangat para anggota Organisasi Mondial karena mereka semua tahu kemenangan dan kekalahan hari ini akan menentukan masa depan seluruh sekte. Jika Adam bisa meraih juara, Organisasi Mondial akan mencapai puncak kejayaan. Namun, jika mereka kalah dari Sekte Pedang dan Sekte Sihir, itu akan menjadi pukulan besar bagi mereka."Orang terkuat di dunia?" gumam Adam dengan pelan dan mata yang bersinar. Dia sudah lama menginginkan gelar ini. Jika hari ini dia bisa mengalahkan Hasta, dia akan menjadi orang terkuat di dunia di kalangan generasi muda. Hal ini sudah pasti. Saat memikirkan hal itu, dia langsung merasa sangat bersemangat dan tanpa sadar menatap ke arah Hasta dari Sekte
Kandidat yang berhasil masuk delapan besar adalah genius yang sangat langka, sehingga popularitas mereka sangat besar. Hanya dengan muncul sebentar saja, mereka sudah menarik perhatian banyak orang. Terutama Hasta, Adam, dan Charlotte yang merupakan pilihan untuk menjadi juara dan sangat digemari banyak orang.Selain pertandingan, hari ini ada yang diam-diam membuka taruhan juga. Bagi kebanyakan penjudi, siapa yang menjadi juara akan menentukan apakah mereka akan mendapatkan keuntungan besar atau kehilangan segalanya.Saat Luther dan Misandari tiba di lokasi, hampir semua tempat duduk di tribune sudah terisi. Banyak penonton yang langsung berdiri dan bertepuk tangan sebagai tanda penghormatan saat melihat Luther.Meskipun nama dan kekuatan Luther tidak sepopuler para kandidat yang menduduki peringkat atas di Peringkat Genius, penampilannya semalam tidak kalah hebat. Dia berhasil mengalahkan dua orang asing dan membawa kehormatan bagi para ahli Negara Drago, reputasinya ini membuat nama
"Kamu sudah banyak membantuku, mana mungkin aku akan melupakanmu."Misandari tersenyum, lalu kembali bertanya, "Oh ya. Kuil Dewa sudah begitu berusaha merekrutmu, mereka pasti menginginkan sesuatu darimu, 'kan? Mereka mungkin melakukan sesuatu yang merugikan."Luther menganggukkan kepala dan berkata dengan jujur, "Tebakanmu memang benar. Mereka merekrutku bukan hanya karena tertarik dengan kemampuanku, tapi mereka juga ingin aku membantu rencana mereka menyusup ke Gunung Narima.""Ternyata mereka memang punya niat jahat."Misandari menyipitkan mata, lalu bertanya lagi, "Apa Kuil Dewa memberitahumu detail rencana mereka?"Luther menggelengkan kepala. "Nggak. Orang yang bernama Tico itu bilang nggak ada yang tahu detail rencananya, selain Raja Dewa. Bahkan dia sendiri pun nggak tahu, hanya mengikuti perintah saja.""Memang begini cara kerja Kuil Dewa," kata Misandari sambil menganggukkan kepala dan terlihat tidak terkejut.Setiap kali ada rencana besar, Kuil Dewa akan sangat berhati-hati