Siang harinya di vila Keluarga Warsono."Kak, kamu nanti mau menghadiri pesta ulang tahun Nona Marie, bukan? Bisa bawa aku juga nggak?" Melihat undangan yang tergeletak di atas meja, Keenan bertanya kepada Ariana dengan antusias.Bagaimanapun, wanita itu adalah putri Tuan Darwin. Jika bisa berteman dengan tokoh besar sepertinya, mereka akan bisa hidup tenang seumur hidup."Aku memang mau menghadiri pesta ulang tahunnya, tapi kuotanya hanya untuk dua orang. Roselyn sudah berpesan dia mau ikut," tolak Ariana."Dia?" Keenan berbalik dan melirik Roselyn yang sedang duduk di sofa sambil berdandan. Dengan nada tak acuh, Keenan berkata, "Kak, adik kandungmu itu aku. Masa kamu lebih memilih membawanya daripada membawaku?"Mendengar ucapan Keenan, Roselyn meliriknya dengan sinis dan berkata, "Untuk apa kamu ke sana? Tamu-tamu malam ini semuanya adalah pejabat tinggi dan konglomerat, bukankah akan sangat memalukan kalau membawa orang yang bahkan tidak lulus SMA sepertimu ini?""Hei! Apa maksudmu
"Kak Ariana, kamu duluan naik saja, aku mau menunggu teman di sini." Setelah berjalan masuk ke aula hotel, Roselyn mencari alasan untuk mengusir Ariana. Sebab, Roselyn menyadari bahwa jika Ariana berada di sampingnya, perhatian semua orang akan tertuju pada wanita itu. Kalau sudah begitu, bagaimana Roselyn bisa berkenalan dengan pria kaya?"Baiklah, aku akan menunggumu di aula acara." Ariana tidak berpikir terlalu panjang, dia hanya naik lift menuju lantai atas.Tanpa keberadaan Ariana, Roselyn sukses menjadi pusat perhatian. Dia sengaja berkeliling di sekitar lobi hotel dan menebarkan pesona. Banyak sekali orang yang menaruh perhatian padanya. Roselyn juga menolak beberapa pria yang mendekatinya karena berpura-pura jual mahal."Hai, Cantik. Anting-antingmu indah sekali, dari mana kamu membelinya?""Iya nih, aku belum pernah melihat anting-anting yang begitu indah dan mencolok!""Batu permatanya sangat besar, sepertinya harganya juga sangat mahal, ya?"Bukan hanya para pria, bahkan beb
Di dalam aula pesta. Melihat Roselyn yang terengah-engah, Ariana merasa heran. "Roselyn, bukankah kamu bilang sedang menunggu teman? Mana orangnya?"e"Dia tiba-tiba ada urusan, jadi tidak bisa datang." Roselyn tersenyum getir sambil berkata, "Oh ya Kak Ariana, aku mau pinjam cermin riasmu untuk memperbaiki riasanku.""Seingatku sepertinya kamu juga bawa cermin rias?" tanya Ariana."Punyaku tidak terlalu bagus, punya Kak Ariana lebih bagus." Tanpa basa-basi, Roselyn langsung mengambil tas Ariana dan mulai mencari-cari. Melihat sikapnya ini, Ariana merasa sangat tidak senang. Adik sepupunya ini terlalu dimanjakan sehingga tidak ada sopan santun sama sekali."Terima kasih, Kak Ariana." Setelah mengambil cermin riasnya, Roselyn langsung melemparkan tas Ariana, lalu bergegas ke toilet.Pada saat ini, di dalam aula pesta tiba-tiba terjadi kehebohan. Selanjutnya, Marie masuk bersama sekumpulan orang yang mengerumuninya. Pada akhirnya, dia berdiri di tengah aula dan berkata, "Mohon tenang dulu
"Jalang sialan, berani-beraninya kamu merayu priaku? Akan kusiksa kamu sampai setengah mati!" Marie terus mencekoki anggur tersebut dengan kejam di hadapan semua orang untuk mempermalukan Ariana. Gerakannya sangat kasar dan tidak berbelaskasihan sama sekali.Setelah sebotol anggur habis diminumnya, Ariana juga sudah terkulai lemas di lantai dengan keadaan yang mengenaskan. Namun, Marie masih belum merasa puas. Dia menarik rambut Ariana dan kembali menamparnya beberapa kali dengan keras."Jalang! Sialan! Beraninya kamu menyentuh priaku? Besar sekali nyalimu!" Sambil mengutuk Ariana, Marie terus-menerus menamparnya dengan sadis.Setelah berkali-kali ditampar oleh Marie, wajah Ariana sudah membengkak hingga tak karuan. Sudut bibirnya juga telah bersimbah darah."Kenapa? Kenapa?" tanya Ariana yang sempoyongan dan lemas."Berani-beraninya kamu bertanya kenapa? Jalang, apa kamu nggak tahu apa yang telah kamu perbuat sendiri?" Marie menarik rambut Ariana dan menghantamkan kepalanya ke lantai.
Entah sejak kapan, hujan deras mulai mengguyur.Pada saat ini, di aula pesta Hotel Imperial masih tetap sangat ramai seperti sebelumnya. Kejadian kecil yang terjadi barusan, seolah-olah tidak memengaruhi berlangsungnya acara tersebut. Bagaikan seorang putri, Marie dikelilingi oleh orang-orang yang berlomba-lomba menyanjungnya.Namun, sebagian besar orang ini sama sekali tidak menarik perhatiannya. Hanya ada beberapa tamu yang berhak mengobrol santai dengannya."Nona, Tuan Michael dan Tuan Nico telah tiba." Pada saat ini, seorang kepala pelayan datang melaporkan dengan suara pelan kepada Marie. Ketika Marie menoleh, dia melihat dua orang pria tampan yang sedang berdiri di depan pintu aula pesta. Salah satunya adalah Michael yang berasal dari Sekte Ilmu Kegelapan.Sementara itu, satunya lagi adalah kakak seperguruan Michael, Nico Jonathan. Di belakang kedua orang itu, berdiri dua orang pelayan wanita yang mengikuti mereka."Tuan Michael, Tuan Nico, lama tidak bertemu." Marie langsung men
"Berani-beraninya si berengsek ini memukul Nona Marie? Besar sekali nyalinya!""Gila! Dia pasti sudah nggak waras!""Berbuat onar di depan umum dan bahkan memukul Nona Marie, nggak akan ada yang bisa menolongnya lagi hari ini!"Tindakan Luther membuat seisi ruangan gempar. Ada yang terkejut, ketakutan, ada juga yang kagum, dan ada juga yang merasa takjub. Sebab, secara tak sadar mereka beranggapan bahwa hanya Marie yang boleh selalu menindas orang. Jadi, mereka benar-benar tidak bisa membayangkan situasi di mana Marie ditampar seperti sekarang ini."Bunuh dia! Bunuh dia sekarang juga!" Begitu bangkit, Marie langsung berteriak dengan histeris. Ekspresinya tampak sangat mengerikan."Bunuh!" Tiba-tiba, pengawal di sekitarnya baru menyadari situasi saat ini. Mereka buru-buru mengeluarkan tongkat mereka dan menyerang Luther.Namun, ekspresi Luther sama sekali tidak berubah. Dia melayangkan tinjunya dengan secepat kilat dan menjatuhkan semua pengawal tersebut. Kejadian itu berlangsung hanya
"Berani-beraninya kamu memukul orang Sekte Ilmu Kegelapan? Benar-benar cari mati!" Sorot mata Nico terlihat sangat tidak bersahabat. Mereka sangat menghargai saudara seperguruan mereka. Jika orang ini berani memukul adik seperguruannya, berarti sama saja dengan mempermalukannya juga."Tolong ... tolong aku!" Seolah-olah melihat penyelamatnya telah datang, Marie tiba-tiba menjadi bersemangat."Nona Marie tenang saja, ada aku dan Kak Nico di sini, si berengsek ini nggak akan bisa melukaimu!" ujar Michael dengan yakin.Namun, begitu ucapan itu dilontarkan, Luther kembali melayangkan tamparan kepada Marie hingga terlempar jauh. Tanpa basa-basi, dia langsung mempermalukan Michael dengan tindakan nyata."Kamu ...." Michael merasa kesal setengah mati. Dia tidak sempat bereaksi menanggapi gerakan Luther yang tidak bisa diprediksi ini."Bajingan! Kamu pasti akan mati ... seluruh keluargamu akan mati! Dua orang ini adalah ahli bela diri Sekte Ilmu Kegelapan, kamu hanya sampah di hadapan mereka b
"Astaga! Apa yang terjadi?" Melihat pedang kedua pengawal itu patah, semua tamu langsung termangu. Awalnya, mereka mengira Luther akan tertimpa sial. Namun, tak disangka malah elite dari Sekte Ilmu Kegelapan yang kalah telak. Hasil ini benar-benar di luar dugaan semua orang."Hebat sekali bocah ini?" Kelopak mata Michael berkedut karena terkejut melihat adegan ini. Dia masih bisa menggunakan alasan tidak punya persiapan pada pertempuran terakhir kalinya. Namun, kali ini benar-benar telah menunjukkan kesenjangan kekuatan mereka."Ternyata cukup hebat juga, pantas saja berani berbuat onar di sini." Nio memicingkan matanya dan menyunggingkan sebuah senyuman licik. Kekuatan Bella dan Melody memang masih jauh jika dibandingkan dengan dirinya, tetapi kemampuan mereka sudah cukup untuk menghadapi ahli bela diri biasanya.Jika Luther bisa mengalahkan kedua orang itu dengan mudah, berarti Luther memang punya kemampuan bela diri yang cukup hebat."Michael! Bukankah tadi kamu bilang nggak masalah
Perubahan mendadak itu membuat semua orang terkejut. Siapa pun tak menyangka Riley akan tiba-tiba menyerang, bahkan dengan secepat kilat.Gerakannya begitu cepat hingga mereka tidak sempat melihatnya dengan jelas. Bahkan, Amir yang terkenal akan kecepatannya juga tidak sempat bereaksi.Sebuah pukulan keras mendarat. Cepat, brutal, dan tak terbendung. Saat ini, orang-orang baru menyadari betapa kuatnya pria tua gemuk yang terlihat penuh belas kasih ini. Kekuatannya jauh melebihi perkiraan orang-orang.Krek, krek, krek .... Amir bangkit dengan terhuyung-huyung, lalu berusaha memperbaiki lehernya yang bengkok. Pipinya yang cekung segera kembali normal. Untungnya, ras vampir memiliki kemampuan pemulihan yang luar biasa. Jika tidak, pukulan itu pasti membuatnya cacat."Pak Tua, hebat juga kamu! Tapi, nggak semudah itu untuk membunuhku!" Amir menggertakkan giginya sambil menatap tajam ke arah Riley. Matanya terlihat haus darah. Jika dia bisa menguras darah Riley, kekuatannya pasti akan menin
Pertarungan antara Kuil Dewa dan Gunung Narima berlangsung dengan sangat sengit.Dalam serangan kali ini, Kuil Dewa benar-benar sudah mempersiapkan segalanya dengan matang. Bukan hanya mengundang para ahli dari seluruh dunia, mereka juga membagikan obat penguat yang sangat berharga pada semua orang. Untuk menghadapi Gunung Narima, mereka bahkan mengembangkan pakaian tempur khusus yang bisa menahan serangan halilintar.Bagi ahli tingkat sejati, serangan halilintar bisa langsung membuat mereka kehilangan kemampuan bertarung. Namun, dengan pakaian tempur itu, kekuatan serangan halilintar bisa berkurang setengah. Meskipun terkena serangan, mereka bisa bangkit kembali setelah beristirahat. Dari segi pertahanan, persiapan ini benar-benar sempurna.Selain itu, keunggulan terbesar Kuil Dewa adalah jumlah mereka yang sangat banyak. Jika termasuk dengan para pembunuh bayaran yang mereka sewa, jumlah mereka sekitar ribuan sampai memenuhi medan tempur.Sebaliknya, jumlah Gunung Narima hanya sekita
Serangan mematikan dari Danice langsung menyapu bersih lawannya. Para ahli bela diri yang tadi menyerbunya langsung mati dan terluka, sama tidak memiliki kemampuan untuk melawan."Ini ... nggak mungkin!" teriak Tico yang ketakutan sampai sudut matanya berkedut dan keringat dingin terus mengalir. Di bawah tahanan dari formasi segel, bahkan ahli tingkat grandmaster pun tidak mampu mengerahkan kekuatannya yang sebenarnya.Namun, Danice malah mengandalkan sebotol arak saja mampu melancarkan kekuatan magisnya jauh melampaui tingkat kultivasinya. Meskipun kultivasinya hanya tingkat master, teknik Delapan Hutan Belantara yang dikeluarkannya tadi memiliki kekuatan seperti tingkat grandmaster. Jika dia melakukannya sekali lagi, Tico khawatir semua orang di sini dan bahkan dirinya sendiri pun pasti mati."Kembali!"Saat itu, Danice menarik napas dalam-dalam dan ribuan bayangan semu yang diluncurkannya pun langsung kembali ke tubuhnya. Setelah itu, wajahnya berubah-ubah warna dan napasnya menjadi
"Coba kamu tebak." Danice tidak menjawab langsung dan hanya menyesap anggurnya. Basis kultivasinya memang tersegel, tetapi kekuatan tempurnya berasal dari anggurnya.Anggur yang diminumnya dimurnikan dengan berbagai obat spiritual sehingga mengandung energi spiritual yang kental. Sementara itu, Danice bisa mengolah energi spiritual itu untuk meningkatkan kekuatan tempurnya.Dengan kata lain, makin banyak anggur yang diminum Danice, kekuatannya akan makin dahsyat. Sekalipun basis kultivasinya tersegel, dia tetap bisa melancarkan serangan mematikan."Apa mungkin karena anggurmu?" Lamine segera bereaksi saat melihat anggur di tangan Danice. Sebelum dan sesudah melancarkan serangan, Danice selalu minum anggur. Jelas, ada yang aneh dari hal ini."Seratus untukmu. Tapi, nggak dapat hadiah." Danice menyeringai dan menyerang lagi. Pukulan ini tidak sehebat saat dia berada di puncaknya, tetapi sangat mematikan bagi Lamine yang sudah terluka parah."Tuan Tico, tolong aku!" seru Lamine melihat di
Luther yang memegang pedang tampak menyerbu ke kerumunan. Dia seperti harimau yang menyerbu kawanan domba. Saat berikutnya, pembantaian dimulai.Meskipun tidak bisa menggunakan energi sejatinya, fisiknya justru jauh lebih kuat daripada pesilat biasa. Baik itu kecepatan, kekuatan, reaksinya, ataupun teknik tempurnya, semuanya sudah cukup untuk menjatuhkan musuhnya.Setiap serangan pedang yang dilancarkan Luther mengenai titik vital secara akurat. Serangannya ini sungguh tak terbendung.Tidak ada seorang pun yang sanggup menghalangi Luther. Semuanya kewalahan. Teriakan histeris terdengar tanpa henti. Mayat-mayat berjatuhan. Berbeda dengan duel di arena, Luther sama sekali tidak menahan kekuatannya saat ini."Merepotkan sekali." Tico tak kuasa mengernyit melihat orang-orangnya yang tidak bisa berkutik menghadapi Luther. Dia tidak menyangka Luther yang basis kultivasinya sudah disegel masih bisa sekuat ini. Genius seperti ini harus dibunuh jika memilih untuk menjadi musuhnya."Kalian semua
"Siapa pun yang berani maju, akan mati!" Menghadapi para pembunuh bayaran yang menyerang dengan nekat, Luther sama sekali tidak berbelas kasihan. Dia mengayunkan pedang panjangnya dan cahaya pedang yang tajam pun langsung menerangi langit malam.Semua orang hanya merasa pandangan mereka tiba-tiba menjadi putih dan secara refleks menghentikan langkah mereka. Tubuh beberapa orang yang berada di barisan terdepan tiba-tiba menjadi kaku saat cahaya pedang itu menghilang, seolah-olah sama sekali tidak bisa bergerak.Pada detik berikutnya, beberapa kepala pun terlepas dari tubuhnya dan berguling-guling di tanah. Tubuh tanpa kepala itu berdiri di tempatnya selama dua detik, lalu akhirnya tumbang dan darah menyembur ke segala arah.Pemandangan ini membuat semua orang terkejut dan saling memandang dengan ragu karena tidak tahu harus berbuat apa. Mereka tidak menyangka pedang Luther bisa begitu cepat sampai mereka tidak sempat untuk bereaksi.Perlu diketahui, orang-orang yang baru saja tewas ini
Orang-orang yang keluar dari kabut semuanya memakai topeng, sehingga wajah mereka tidak terlihat jelas. Namun, terdapat logo yang melambangkan Kuil Dewa di tubuh mereka.Beberapa di antara orang-orang itu adalah anggota dari tim yang dipimpin Luther. Namun, saat tadi merasakan adanya pertempuran, dia sengaja meninggalkan timnya di dalam kabut dan keluar sendirian untuk memeriksa situasinya. Dia tidak menyangka ada tim lain yang akan membawa mereka keluar dari kabut itu."Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba begitu banyak orang yang mati?""Sepertinya mereka menghadapi musuh yang kuat. Semuanya hati-hati."Melihat mayat yang berserakan di sekitar, orang-orang yang baru keluar dari kabut menjadi waspada. Mereka terus mengamati Luther dan pria berpakaian abu-abu itu."Luther, kenapa kamu sendirian di sini?" tanya pria yang memimpin tim itu yang langsung mengenali identitas Luther.Kuil Dewa merekrut banyak tim dan setiap tim memakai topeng dengan warna yang berbeda. Untuk membedakan setiap
"Dia pelindung area terlarang. Setelah membunuhnya, kita baru bisa mengambil harta karun." Meskipun agak kebingungan, Bambang tetap menjelaskan. Dia terluka parah, jadi hanya bisa mengandalkan Luther untuk membunuh pria tua itu. Makanya, dia mau tak mau membujuk Luther."Kita bicarakan itu nanti. Sekarang, kita selesaikan masalah kita dulu." Usai berbicara, Luther sontak menjulurkan tangannya. Pedang di tanah pun memantul dan mendarat di tangannya."Masalah apa? Apa maksudmu?" Bambang termangu sebelum bertanya dengan bingung. Ketika melihat Luther mengambil pedang, firasat buruk sontak menyelimuti hatinya."Kamu dan pria bertubuh kekar itu bersekongkol supaya aku jadi tameng kalian. Kamu kira aku nggak tahu soal ini? Karena kalian ingin mencelakaiku, kenapa aku harus sungkan-sungkan pada kalian?" timpal Luther dengan ekspresi datar."A ... apa maumu?" Bambang pun panik. "Kita sama-sama dari Kuil Dewa. Kenapa malah saling membunuh? Kalau misi gagal, kita bakal sama-sama mati. Sebaiknya
Saat energi hitam itu masuk ke tubuh, pria tua berpakaian abu itu merasakan sakit yang dahsyat, seolah-olah digerogoti oleh sesuatu. Bukan hanya tubuhnya yang sakit, tetapi juga jiwanya."Berengsek! Keluar kamu!" Pria tua berpakaian abu itu berteriak sambil mencoba mengeluarkan energi hitam dari dalam tubuhnya.Namun, energi hitam itu malah terus bergejolak hebat di dalam tubuhnya, bahkan terus melahap vitalitas dan energi astralnya. Jika terus seperti ini, dia akan diisap hingga kering dalam waktu kurang dari tiga menit."Nggak mau keluar, 'kan? Oke, kita mati bersama!" Pria tua itu sungguh murka. Dia membulatkan tekadnya untuk mempertaruhkan nyawanya.Saat berikutnya, dia mengangkat tangannya. Sejumlah Jimat Magis terbang dan membentuk formasi di atas kepalanya. Ketika formasi itu berputar, awan halilintar hitam terbentuk. Guntur bergemuruh, membuat suasana makin mencekam.Formasi ini didasarkan pada halilintar. Jika dibandingkan dengan serangan tapak, kekuatan formasi ini jauh lebih