Melihat ekspresi Roselyn yang sombong, Belinda hanya bisa menggertakkan giginya dan menahan diri."Cantik, aku benar-benar butuh jamur ganoderma ini. Apa kamu bisa menjualnya padaku? Aku akan membayar 40 miliar!" kata Belinda sambil menahan emosinya."Punya sedikit uang saja sudah sesombong itu! Kamu menginginkan jamurku ini? Mimpi saja sana!" balas Roselyn dengan angkuh sambil memeluk kotak kayu tersebut."Kamu ...." Belinda kesal setengah mati. Sejak kecil hingga dewasa, belum pernah sekali pun dia diperlakukan seperti ini.Pada akhirnya, Belinda tidak bisa bersabar lagi dan berkata, "Luther, aku nggak peduli lagi. Kamu urus saja sendiri!"Mendengar perkataannya, Luther terpaksa buka suara, "Roselyn, apa yang ingin kamu lakukan dengan jamur ganoderma seratus tahun ini?""Bukan urusanmu!" Roselyn memelototinya dan berkata, "Asal tahu saja, apa pun yang kalian katakan hari ini, jamur ini nggak akan aku jual!""Jamur ganoderma sebesar ini tidak akan mungkin habis kalau hanya digunakan u
"Nona-nona sekalian, dalam bisnis ini, kedua belah pihak tidak ada hubungannya lagi kalau transaksi sudah selesai. Kalian sendiri yang ingin membeli barangnya, aku sama sekali tidak memaksa kalian," balas bos gemuk itu dengan nada dingin."Jangan banyak omong kosong! Aku nggak mau jamur ini lagi, cepat kembalikan uangnya!" teriak Roselyn sambil mencengkeram kerah baju bos tersebut dengan kasar."Kamu mau bertindak kasar di sini?" Dengan ekspresi yang tetap tenang, bos itu langsung menepuk tangannya memberi isyarat.Tidak lama kemudian, sekelompok pria besar keluar dari dalam ruangan. Wajah mereka yang ganas dan menakutkan membuat Roselyn dan yang lainnya terdiam."Berani sekali kalian berbuat onar di sini, kalian sudah bosan hidup ya?""Sepertinya mereka ini orang-orang bodoh yang nggak mengerti peraturan di sini.""Benar sekali! Masa mereka tidak memeriksa barangnya terlebih dahulu sebelum memberi penawaran harga. Bukankah itu tindakan orang bodoh?"Semua orang yang mengerumuni mereka
"Aku akan membelinya dengan harga 10 miliar." Pada saat ini, Luther tiba-tiba bersuara. Semua orang menatap ke arah datangnya suara dengan ekspresi heran. Jelas sekali, jamur ganoderma ini adalah benda cacat. Apakah orang ini tidak waras sehingga mau membeli jamur itu sekarang?"Luther, kamu sudah gila ya? Menghabiskan 10 miliar untuk membeli barang sampah seperti ini?" tanya Belinda terkejut. Meskipun 10 miliar ini bukan nominal yang besar baginya, tetap saja tindakan ini adalah tindakan yang sangat bodoh."Kamu ... benar-benar mau membelinya?" tanya Helen dengan tak percaya."Kenapa? Kamu nggak mau menjualnya?" Luther balik bertanya."Tentu saja mau!" Helen mengangguk sambil tersenyum semringah. Dia memang rugi besar menjual jamur ini dengan harga 10 miliar, tetapi lebih baik dijual murah daripada tidak menghasilkan sama sekali."Luther, jamur ganoderma ini sudah nggak berguna. Kamu yakin mau membelinya?" tanya Ariana tiba-tiba."Gadis sialan! Jangan bicara sembarangan, jamur ganoder
"Kamu benar-benar nggak tertolong lagi." Keenan memandang Luther dengan tatapan seperti melihat orang bodoh."Apa yang sebenarnya sedang dilakukannya?" gumam Ariana seraya mengerutkan dahi. Dia benar-benar tidak bisa memahami perilaku Luther yang tidak masuk akal ini.Tanpa memedulikan pandangan orang lain, Luther berjongkok dan mulai mencari-cari sesuatu di antara tumpukan serbuk jamur ganoderma tersebut. Beberapa saat kemudian, dia menemukan sebuah jamur ganoderma seukuran telapak tangan yang berwarna merah cerah.Jamur ini berukuran kecil dan berwarna merah darah, serta mengeluarkan sebuah aroma yang khas. Jelas sekali, jamur ini bukanlah barang biasa."Aneh sekali, kenapa bisa ada jamur kecil di dalam jamur besar itu?" tanya Belinda yang kebingungan. Tidak mungkin jamur ganoderma bisa beranak, bukan? Pada saat ini, seolah-olah telah menyadari situasinya, bos gemuk tadi langsung terperanjat."Mustahil ... jangan-jangan itu Ganoderma Darah yang ada dalam legenda?"Begitu ucapan itu d
"Bocah ini benar-benar beruntung bisa mendapatkan Ganoderma Darah!""Iya nih, dengan ada harta berharga itu, dia bisa hidup nyaman seumur hidup!""Sialan! Kalau tahu ada benda tersembunyi begini di dalamnya, aku pasti sudah membelinya tadi!"Kemunculan Ganoderma Darah ini membuat orang-orang yang mengerumuni mereka tampak heboh. Semua orang menatap Luther dengan penuh iri."Berengsek! Bocah itu benar-benar beruntung!" ucap Keenan sambil menggertakkan giginya."Aneh, kenapa dia bisa tahu ada barang berharga di dalamnya?" Selain merasa kaget, Ariana juga merasa heran. Semua orang di sini, termasuk bos Paviliun Obat sama sekali tidak mengetahui hal ini. Namun, kenapa Luther malah bisa tahu? Apakah memang hanya beruntung atau ada alasan lainnya?"Luther, kali ini kita benar-benar untung besar! Tapi, bagaimana caranya kamu bisa menebak ada Ganoderma Darah di dalamnya?" Pertanyaan Belinda mewakili rasa penasaran semua orang."Sebenarnya, aku juga tidak terlalu yakin. Ini murni hanya tebakank
Setelah malam yang hening berlalu, keesokan paginya di Vila Palem Kencana.Sambil menikmati kopinya, Bianca melihat-lihat berbagai dokumen. Setelah bergadang semalaman, kini dia tampak sangat lelah."Bianca!" Pada saat ini, Ken dan Ricardo berjalan masuk dengan emosi menggebu-gebu."Ada apa?" Bianca bahkan tidak mendongakkan kepalanya, melainkan terus melanjutkan membaca dokumen tersebut.Bruk! Tiba-tiba, sebuah kotak kayu dilemparkan di atas meja. Begitu membuka kotak tersebut, terlihat sebuah obat berwarna putih yang tergeletak di dalamnya."Bianca, coba kamu lihat benda apa ini?" Ken menunjuk pil tersebut dengan nada mempertanyakan."Mana kutahu? Kamu beri tahu aku saja," ucap Bianca sambil duduk tegak. Gerakannya terlihat agak malas-malasan."Huh! Kamu bahkan nggak mengenali Pil Mujarab kita sendiri?" ujar Ken dengan ekspresi yang tidak senang."Ternyata ini yang namanya Pil Mujarab ... ada apa?" tanya Bianca dengan datar."Kenapa? Kenapa katamu?" Ken menekankan nada bicaranya dan
Siang harinya di vila Keluarga Warsono."Kak, kamu nanti mau menghadiri pesta ulang tahun Nona Marie, bukan? Bisa bawa aku juga nggak?" Melihat undangan yang tergeletak di atas meja, Keenan bertanya kepada Ariana dengan antusias.Bagaimanapun, wanita itu adalah putri Tuan Darwin. Jika bisa berteman dengan tokoh besar sepertinya, mereka akan bisa hidup tenang seumur hidup."Aku memang mau menghadiri pesta ulang tahunnya, tapi kuotanya hanya untuk dua orang. Roselyn sudah berpesan dia mau ikut," tolak Ariana."Dia?" Keenan berbalik dan melirik Roselyn yang sedang duduk di sofa sambil berdandan. Dengan nada tak acuh, Keenan berkata, "Kak, adik kandungmu itu aku. Masa kamu lebih memilih membawanya daripada membawaku?"Mendengar ucapan Keenan, Roselyn meliriknya dengan sinis dan berkata, "Untuk apa kamu ke sana? Tamu-tamu malam ini semuanya adalah pejabat tinggi dan konglomerat, bukankah akan sangat memalukan kalau membawa orang yang bahkan tidak lulus SMA sepertimu ini?""Hei! Apa maksudmu
"Kak Ariana, kamu duluan naik saja, aku mau menunggu teman di sini." Setelah berjalan masuk ke aula hotel, Roselyn mencari alasan untuk mengusir Ariana. Sebab, Roselyn menyadari bahwa jika Ariana berada di sampingnya, perhatian semua orang akan tertuju pada wanita itu. Kalau sudah begitu, bagaimana Roselyn bisa berkenalan dengan pria kaya?"Baiklah, aku akan menunggumu di aula acara." Ariana tidak berpikir terlalu panjang, dia hanya naik lift menuju lantai atas.Tanpa keberadaan Ariana, Roselyn sukses menjadi pusat perhatian. Dia sengaja berkeliling di sekitar lobi hotel dan menebarkan pesona. Banyak sekali orang yang menaruh perhatian padanya. Roselyn juga menolak beberapa pria yang mendekatinya karena berpura-pura jual mahal."Hai, Cantik. Anting-antingmu indah sekali, dari mana kamu membelinya?""Iya nih, aku belum pernah melihat anting-anting yang begitu indah dan mencolok!""Batu permatanya sangat besar, sepertinya harganya juga sangat mahal, ya?"Bukan hanya para pria, bahkan beb