"Bocah ini benar-benar beruntung bisa mendapatkan Ganoderma Darah!""Iya nih, dengan ada harta berharga itu, dia bisa hidup nyaman seumur hidup!""Sialan! Kalau tahu ada benda tersembunyi begini di dalamnya, aku pasti sudah membelinya tadi!"Kemunculan Ganoderma Darah ini membuat orang-orang yang mengerumuni mereka tampak heboh. Semua orang menatap Luther dengan penuh iri."Berengsek! Bocah itu benar-benar beruntung!" ucap Keenan sambil menggertakkan giginya."Aneh, kenapa dia bisa tahu ada barang berharga di dalamnya?" Selain merasa kaget, Ariana juga merasa heran. Semua orang di sini, termasuk bos Paviliun Obat sama sekali tidak mengetahui hal ini. Namun, kenapa Luther malah bisa tahu? Apakah memang hanya beruntung atau ada alasan lainnya?"Luther, kali ini kita benar-benar untung besar! Tapi, bagaimana caranya kamu bisa menebak ada Ganoderma Darah di dalamnya?" Pertanyaan Belinda mewakili rasa penasaran semua orang."Sebenarnya, aku juga tidak terlalu yakin. Ini murni hanya tebakank
Setelah malam yang hening berlalu, keesokan paginya di Vila Palem Kencana.Sambil menikmati kopinya, Bianca melihat-lihat berbagai dokumen. Setelah bergadang semalaman, kini dia tampak sangat lelah."Bianca!" Pada saat ini, Ken dan Ricardo berjalan masuk dengan emosi menggebu-gebu."Ada apa?" Bianca bahkan tidak mendongakkan kepalanya, melainkan terus melanjutkan membaca dokumen tersebut.Bruk! Tiba-tiba, sebuah kotak kayu dilemparkan di atas meja. Begitu membuka kotak tersebut, terlihat sebuah obat berwarna putih yang tergeletak di dalamnya."Bianca, coba kamu lihat benda apa ini?" Ken menunjuk pil tersebut dengan nada mempertanyakan."Mana kutahu? Kamu beri tahu aku saja," ucap Bianca sambil duduk tegak. Gerakannya terlihat agak malas-malasan."Huh! Kamu bahkan nggak mengenali Pil Mujarab kita sendiri?" ujar Ken dengan ekspresi yang tidak senang."Ternyata ini yang namanya Pil Mujarab ... ada apa?" tanya Bianca dengan datar."Kenapa? Kenapa katamu?" Ken menekankan nada bicaranya dan
Siang harinya di vila Keluarga Warsono."Kak, kamu nanti mau menghadiri pesta ulang tahun Nona Marie, bukan? Bisa bawa aku juga nggak?" Melihat undangan yang tergeletak di atas meja, Keenan bertanya kepada Ariana dengan antusias.Bagaimanapun, wanita itu adalah putri Tuan Darwin. Jika bisa berteman dengan tokoh besar sepertinya, mereka akan bisa hidup tenang seumur hidup."Aku memang mau menghadiri pesta ulang tahunnya, tapi kuotanya hanya untuk dua orang. Roselyn sudah berpesan dia mau ikut," tolak Ariana."Dia?" Keenan berbalik dan melirik Roselyn yang sedang duduk di sofa sambil berdandan. Dengan nada tak acuh, Keenan berkata, "Kak, adik kandungmu itu aku. Masa kamu lebih memilih membawanya daripada membawaku?"Mendengar ucapan Keenan, Roselyn meliriknya dengan sinis dan berkata, "Untuk apa kamu ke sana? Tamu-tamu malam ini semuanya adalah pejabat tinggi dan konglomerat, bukankah akan sangat memalukan kalau membawa orang yang bahkan tidak lulus SMA sepertimu ini?""Hei! Apa maksudmu
"Kak Ariana, kamu duluan naik saja, aku mau menunggu teman di sini." Setelah berjalan masuk ke aula hotel, Roselyn mencari alasan untuk mengusir Ariana. Sebab, Roselyn menyadari bahwa jika Ariana berada di sampingnya, perhatian semua orang akan tertuju pada wanita itu. Kalau sudah begitu, bagaimana Roselyn bisa berkenalan dengan pria kaya?"Baiklah, aku akan menunggumu di aula acara." Ariana tidak berpikir terlalu panjang, dia hanya naik lift menuju lantai atas.Tanpa keberadaan Ariana, Roselyn sukses menjadi pusat perhatian. Dia sengaja berkeliling di sekitar lobi hotel dan menebarkan pesona. Banyak sekali orang yang menaruh perhatian padanya. Roselyn juga menolak beberapa pria yang mendekatinya karena berpura-pura jual mahal."Hai, Cantik. Anting-antingmu indah sekali, dari mana kamu membelinya?""Iya nih, aku belum pernah melihat anting-anting yang begitu indah dan mencolok!""Batu permatanya sangat besar, sepertinya harganya juga sangat mahal, ya?"Bukan hanya para pria, bahkan beb
Di dalam aula pesta. Melihat Roselyn yang terengah-engah, Ariana merasa heran. "Roselyn, bukankah kamu bilang sedang menunggu teman? Mana orangnya?"e"Dia tiba-tiba ada urusan, jadi tidak bisa datang." Roselyn tersenyum getir sambil berkata, "Oh ya Kak Ariana, aku mau pinjam cermin riasmu untuk memperbaiki riasanku.""Seingatku sepertinya kamu juga bawa cermin rias?" tanya Ariana."Punyaku tidak terlalu bagus, punya Kak Ariana lebih bagus." Tanpa basa-basi, Roselyn langsung mengambil tas Ariana dan mulai mencari-cari. Melihat sikapnya ini, Ariana merasa sangat tidak senang. Adik sepupunya ini terlalu dimanjakan sehingga tidak ada sopan santun sama sekali."Terima kasih, Kak Ariana." Setelah mengambil cermin riasnya, Roselyn langsung melemparkan tas Ariana, lalu bergegas ke toilet.Pada saat ini, di dalam aula pesta tiba-tiba terjadi kehebohan. Selanjutnya, Marie masuk bersama sekumpulan orang yang mengerumuninya. Pada akhirnya, dia berdiri di tengah aula dan berkata, "Mohon tenang dulu
"Jalang sialan, berani-beraninya kamu merayu priaku? Akan kusiksa kamu sampai setengah mati!" Marie terus mencekoki anggur tersebut dengan kejam di hadapan semua orang untuk mempermalukan Ariana. Gerakannya sangat kasar dan tidak berbelaskasihan sama sekali.Setelah sebotol anggur habis diminumnya, Ariana juga sudah terkulai lemas di lantai dengan keadaan yang mengenaskan. Namun, Marie masih belum merasa puas. Dia menarik rambut Ariana dan kembali menamparnya beberapa kali dengan keras."Jalang! Sialan! Beraninya kamu menyentuh priaku? Besar sekali nyalimu!" Sambil mengutuk Ariana, Marie terus-menerus menamparnya dengan sadis.Setelah berkali-kali ditampar oleh Marie, wajah Ariana sudah membengkak hingga tak karuan. Sudut bibirnya juga telah bersimbah darah."Kenapa? Kenapa?" tanya Ariana yang sempoyongan dan lemas."Berani-beraninya kamu bertanya kenapa? Jalang, apa kamu nggak tahu apa yang telah kamu perbuat sendiri?" Marie menarik rambut Ariana dan menghantamkan kepalanya ke lantai.
Entah sejak kapan, hujan deras mulai mengguyur.Pada saat ini, di aula pesta Hotel Imperial masih tetap sangat ramai seperti sebelumnya. Kejadian kecil yang terjadi barusan, seolah-olah tidak memengaruhi berlangsungnya acara tersebut. Bagaikan seorang putri, Marie dikelilingi oleh orang-orang yang berlomba-lomba menyanjungnya.Namun, sebagian besar orang ini sama sekali tidak menarik perhatiannya. Hanya ada beberapa tamu yang berhak mengobrol santai dengannya."Nona, Tuan Michael dan Tuan Nico telah tiba." Pada saat ini, seorang kepala pelayan datang melaporkan dengan suara pelan kepada Marie. Ketika Marie menoleh, dia melihat dua orang pria tampan yang sedang berdiri di depan pintu aula pesta. Salah satunya adalah Michael yang berasal dari Sekte Ilmu Kegelapan.Sementara itu, satunya lagi adalah kakak seperguruan Michael, Nico Jonathan. Di belakang kedua orang itu, berdiri dua orang pelayan wanita yang mengikuti mereka."Tuan Michael, Tuan Nico, lama tidak bertemu." Marie langsung men
"Berani-beraninya si berengsek ini memukul Nona Marie? Besar sekali nyalinya!""Gila! Dia pasti sudah nggak waras!""Berbuat onar di depan umum dan bahkan memukul Nona Marie, nggak akan ada yang bisa menolongnya lagi hari ini!"Tindakan Luther membuat seisi ruangan gempar. Ada yang terkejut, ketakutan, ada juga yang kagum, dan ada juga yang merasa takjub. Sebab, secara tak sadar mereka beranggapan bahwa hanya Marie yang boleh selalu menindas orang. Jadi, mereka benar-benar tidak bisa membayangkan situasi di mana Marie ditampar seperti sekarang ini."Bunuh dia! Bunuh dia sekarang juga!" Begitu bangkit, Marie langsung berteriak dengan histeris. Ekspresinya tampak sangat mengerikan."Bunuh!" Tiba-tiba, pengawal di sekitarnya baru menyadari situasi saat ini. Mereka buru-buru mengeluarkan tongkat mereka dan menyerang Luther.Namun, ekspresi Luther sama sekali tidak berubah. Dia melayangkan tinjunya dengan secepat kilat dan menjatuhkan semua pengawal tersebut. Kejadian itu berlangsung hanya
Ozias memang kalah, tetapi reputasinya tidak menurun. Para penggemar wanita itu masih terus meneriakkan namanya. Ini adalah situasi yang tidak pernah ada sebelumnya. Ternyata, tampan memang menguntungkan."Tuan Ozias, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Yuki dengan penuh perhatian setelah Ozias kembali ke tempat duduknya."Cuma luka kecil, bukan masalah." Ozias menggeleng sambil tersenyum. Meskipun tersenyum, tatapannya justru terlihat agak sedih.Ozias mengikuti kompetisi ini bukan hanya untuk meraih prestasi, tetapi juga untuk membuktikan bahwa dirinya tidak kalah dari orang lain. Masuk delapan besar sudah termasuk hebat, tetapi Ozias masih ingin lebih. Sayangnya, kemampuannya kalah dari orang lain. Hanya saja, dia merasa puas karena lawannya adalah Adam."Kamu sudah sangat hebat. Banyak murid sekte besar kalah darimu. Nggak usah dipikirkan," hibur Elsa."Ya, kamu jauh lebih hebat dariku. Aku saja nggak bisa masuk 16 besar. Lihat dirimu sekarang, kamu menjadi sangat terkenal. Banyak or
Saat berikutnya, cahaya biru berkedip. Perisai petir biru langsung menutupi arena seperti mangkuk terbalik. Gelombang energi yang dihasilkan oleh ledakan itu terus menghantam perisai dengan ganas.Perisai petir biru bergetar tanpa henti. Setelah beberapa saat, situasi baru kembali tenang. Para penonton pun menghela napas lega.Untungnya, reaksi Nabel sangat cepat. Kalau sampai gelombang energi itu mengenai mereka, mereka tidak mungkin bisa menahannya. Bagaimanapun, Adam adalah seorang grandmaster. Satu serangan acaknya saja bisa membunuh mereka.Saat ini, di arena. Setelah semuanya normal kembali, tampak situasi telah berubah. Adam masih berdiri di tempatnya dengan gagah. Sekujur tubuhnya memancarkan aura yang kuat. Bayangan dewa di belakangnya juga tampak penuh wibawa.Sebaliknya, Ozias terpental belasan meter setelah serangannya berbenturan dengan serangan Adam. Wajah tampannya menjadi pucat pasi. Sudut bibirnya berdarah. Kedua lengannya bergetar tanpa kendali."Ternyata kesenjangan
Setelah membulatkan tekadnya, Adam tidak ragu-ragu lagi. Dia mulai mengumpulkan energinya. Energi astral yang kuat menyembur dari berbagai titik akupunktur di tubuhnya.Dalam sekejap, rambut Adam berdiri tegak. Pakaiannya berkibaran. Sekujur tubuhnya memancarkan cahaya. Bayangan Dewa di belakangnya menjadi makin padat. Wajahnya terlihat jelas. Sosok itu penuh wibawa. Ketika melihat ini, ekspresi Ozias menjadi sangat serius. Dia tahu Adam akan mengerahkan jurus yang sangat mematikan.Tanpa ragu sedikit pun, Ozias membentuk segel tangan. Tubuhnya sontak bergetar dan membentuk tiga bayangan. Tidak berhenti sampai sana, ketiga bayangan itu terbagi menjadi sembilan bayangan lagi. Saatnya berikutnya, totalnya menjadi 27 bayangan.Hanya dalam waktu singkat, Ozias berhasil membentuk 27 klona. Begitu klona-klona itu terbentuk, napas Ozias menjadi agak berat. Dia sudah mencapai batasannya."Huh! Cuma trik kecil!" Ketika melihat klona-klona di sekeliling, Adam mendengus. "Hari ini, akan kuperliha
Bum!Di bawah hantaman bayangan dewa bertangan enam, sosok terakhir Ozias hancur berkeping-keping dalam sekejap. Penonton bergemuruh, terutama para wanita pendukung Ozias yang langsung berteriak ketakutan dan beberapa yang begitu terguncang sampai pingsan. Begitu tampan dan kuat, kini hancur seakan jadi debu, sungguh disayangkan!Namun di atas panggung, Adam sama sekali tidak merasa puas. Karena saat bayangan dewa menghantam Ozias, sosok itu bukanlah tubuh asli, melainkan sekumpulan energi yang langsung menghilang. Dengan kata lain, sosok terakhir itu hanyalah bayangan!Jika kesembilan sosok tadi semuanya hanya bayangan, lantas di mana tubuh asli Ozias?Saat Adam mengernyitkan dahi dalam kebingungan, sia tiba-tiba merasakan getaran di kulit kepalanya ... pertanda ada bahaya yang menghampirinya. Tanpa berpikir panjang, dia mendongak dan melihat Ozias sedang meluncur turun dalam posisi terbalik di atasnya.Dengan memegang kipas lipat di tangannya, Ozias menyerbunya bagaikan bintang jatuh
Di saat itu, bukan hanya penonton di bawah panggung yang terkejut, bahkan Adam yang berada di atas panggung juga terpana oleh Teknik Bayangan yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Ozias. Sejak kapan Aula Yama menguasai teknik sehebat ini?Yang lebih mengejutkan lagi, Teknik Bayangan yang dilakukan Ozias ini sama sekali tidak kalah dari Ravin. Bahkan dengan penglihatannya yang tajam, Adam pun tidak bisa langsung membedakan mana yang asli dan palsu.Dari sini, bisa dilihat bahwa Teknik Bayangan Ravin sudah sangat matang. Tak heran jika Ozias bisa mengalahkan Ravin. Ternyata dia juga menguasai Teknik Bayangan. Memang, dengan memahami teknik musuhnya, dia bisa menemukan celah dan memanfaatkannya untuk mengalahkan lawan.Meski terkejut, Adam sama sekali tidak gentar. Menurutnya, Teknik Bayangan itu memang sedikit merepotkan, tetapi hanya memerlukan sedikit lebih banyak usaha saja."Cukup hebat, tapi efeknya nggak besar. Karena kamu tetap akan kalah," ucap Adam dengan nada dingin."Menang atau kal
Di atas panggung, Adam dan Ozias saling menatap dari kejauhan. Keduanya adalah genius langka. Namun dari segi popularitas dan reputasi, Adam memang lebih unggul.Meski begitu, dukungan yang diterima Ozias jelas lebih banyak, terutama dari penggemar perempuan. Alasannya sederhana, Ozias memang memiliki wajah yang lebih tampan.Begitu Ozias tampil, sorak-sorai langsung menggema dari bawah panggung. Mayoritas adalah suara perempuan muda yang tak henti-hentinya menyemangati, bahkan ada yang membentuk tim pemandu sorak untuk menyemangatinya dengan penuh antusias. Mereka tampak seperti para penggemar yang bertemu idolanya.Namun, bukan hanya para perempuan yang terpikat. Tampaknya, ketampanan Ozias juga menarik perhatian dari kalangan pria tertentu. Beberapa pria bahkan memberanikan diri menyatakan cinta secara terbuka, meski disertai tatapan aneh dari penonton lain."Ozias! Aku cinta kamu!""Ozias! Aku mau dihamili olehmu!""Ozias! Kamu tahu beda dirimu dan bintang? Bintang ada di langit, t
"Yang penting punya keyakinan saja. Hari ini biarkan orang-orang itu melihat betapa hebatnya Organisasi Mondial," kata Greta dengan sangat bersemangat."Benar. Selama bisa mengalahkan Hasta, Kak Adam pasti akan menjadi orang terkuat di dunia," kata Roselia dengan semangat.Meningkatnya kekuatan Adam sangat memotivasi semangat para anggota Organisasi Mondial karena mereka semua tahu kemenangan dan kekalahan hari ini akan menentukan masa depan seluruh sekte. Jika Adam bisa meraih juara, Organisasi Mondial akan mencapai puncak kejayaan. Namun, jika mereka kalah dari Sekte Pedang dan Sekte Sihir, itu akan menjadi pukulan besar bagi mereka."Orang terkuat di dunia?" gumam Adam dengan pelan dan mata yang bersinar. Dia sudah lama menginginkan gelar ini. Jika hari ini dia bisa mengalahkan Hasta, dia akan menjadi orang terkuat di dunia di kalangan generasi muda. Hal ini sudah pasti. Saat memikirkan hal itu, dia langsung merasa sangat bersemangat dan tanpa sadar menatap ke arah Hasta dari Sekte
Kandidat yang berhasil masuk delapan besar adalah genius yang sangat langka, sehingga popularitas mereka sangat besar. Hanya dengan muncul sebentar saja, mereka sudah menarik perhatian banyak orang. Terutama Hasta, Adam, dan Charlotte yang merupakan pilihan untuk menjadi juara dan sangat digemari banyak orang.Selain pertandingan, hari ini ada yang diam-diam membuka taruhan juga. Bagi kebanyakan penjudi, siapa yang menjadi juara akan menentukan apakah mereka akan mendapatkan keuntungan besar atau kehilangan segalanya.Saat Luther dan Misandari tiba di lokasi, hampir semua tempat duduk di tribune sudah terisi. Banyak penonton yang langsung berdiri dan bertepuk tangan sebagai tanda penghormatan saat melihat Luther.Meskipun nama dan kekuatan Luther tidak sepopuler para kandidat yang menduduki peringkat atas di Peringkat Genius, penampilannya semalam tidak kalah hebat. Dia berhasil mengalahkan dua orang asing dan membawa kehormatan bagi para ahli Negara Drago, reputasinya ini membuat nama
"Kamu sudah banyak membantuku, mana mungkin aku akan melupakanmu."Misandari tersenyum, lalu kembali bertanya, "Oh ya. Kuil Dewa sudah begitu berusaha merekrutmu, mereka pasti menginginkan sesuatu darimu, 'kan? Mereka mungkin melakukan sesuatu yang merugikan."Luther menganggukkan kepala dan berkata dengan jujur, "Tebakanmu memang benar. Mereka merekrutku bukan hanya karena tertarik dengan kemampuanku, tapi mereka juga ingin aku membantu rencana mereka menyusup ke Gunung Narima.""Ternyata mereka memang punya niat jahat."Misandari menyipitkan mata, lalu bertanya lagi, "Apa Kuil Dewa memberitahumu detail rencana mereka?"Luther menggelengkan kepala. "Nggak. Orang yang bernama Tico itu bilang nggak ada yang tahu detail rencananya, selain Raja Dewa. Bahkan dia sendiri pun nggak tahu, hanya mengikuti perintah saja.""Memang begini cara kerja Kuil Dewa," kata Misandari sambil menganggukkan kepala dan terlihat tidak terkejut.Setiap kali ada rencana besar, Kuil Dewa akan sangat berhati-hati