Luther mengangkat kakinya dan melayangkan sebuah tendangan. Seorang pria kekar yang tergeletak di lantai langsung terlempar dan menabrak tubuh Tomy dengan keras. Tomy meraung kesakitan dan langsung terjatuh ke lantai."Sudah kuperingatkan, jangan sentuh dia." Luther mendekat perlahan-lahan, dengan sorot mata yang dingin dan tak acuh."Sialan! Tempat ini adalah penjara, sebaiknya kamu jangan berbuat onar!" ancam Tomy sambil bergerak mundur."Memangnya kenapa kalau aku berbuat onar?" Luther tertawa sinis, lalu menginjak tangan Tomy hingga patah."Argh!" Tomy kembali meraung kesakitan. Rasa sakit yang hebat itu membuat ekspresinya tampak sangat buruk."Luther! Berhenti sekarang juga!" teriak Ariana ketakutan dan wajahnya telah memucat. Meskipun mereka mungkin tidak bersalah, tetap saja mereka tidak akan bisa memulihkan nama baik jika mereka yang memulai perkelahian!"Sialan! Apa kamu tahu apa yang telah kamu lakukan? Kalau kamu menyerah sekarang, mungkin masih ada harapan. Kalau tidak, ka
"Berhenti!" Diikuti dengan sebuah teriakan, sekumpulan pria berjas masuk ke ruangan sambil memegang tongkat besi di tangan mereka."Siapa kalian? Berani-beraninya kalian menerobos ke kantor polisi! Apa kalian mau memberontak?" teriak Tomy.Saat ini, dia sedang marah besar dan ingin menghancurkan Luther hingga berkeping-keping. Siapa pun yang menghalanginya, akan dianggap sebagai musuh!"Pak Tomy hebat sekali ya!" Sekumpulan pria itu menyingkir ke dua sisi, lalu muncullah seorang wanita cantik dari belakang mereka dengan karisma yang sangat kuat."Bianca?" Begitu melihat wanita itu, ekspresi Tomy langsung mereda. Sorot matanya juga menjadi sangat serius."Luther, nasibmu beruntung karena pacarmu datang menyelamatkanmu." Melihat kehadiran Bianca yang begitu berwibawa, ekspresi Ariana tampak sangat rumit.Dia merasa senang, tetapi pada saat bersamaan, juga merasa penolakan terhadap wanita ini. Sebagai sesama wanita, Ariana merasa enggan menerima bantuan dari Bianca. Namun, masalahnya adal
Ketika hitungan mundurnya mencapai angka "satu", Eril langsung menarik pelatuknya tanpa ragu-ragu.Dor! Terdengar suara pistol yang ditembakkan. Peluru melesat dan melubangi telinga Tomy."Argh!" Tomy berteriak kesakitan. Sambil memegang telinganya yang berlumuran darah, dia terus-menerus berteriak, "Kamu sudah gila! Berani-beraninya kamu menembakku?"Awalnya, Tomy mengira Eril hanya menakut-nakutinya. Tak disangka, Eril benar-benar serius dengan perkataannya."Tembakan selanjutnya bukan lagi di telingamu." Eril mengubah arah laras pistolnya dan berkata dengan nada dingin, "Aku tanya untuk terakhir kalinya, kamu mau melepaskannya atau tidak?""Kamu ...!" Saat ini, sekujur tubuh Tomy telah gemetaran. Dia benar-benar takut bahwa Eril akan membunuhnya.Di saat dia masih merasa ragu-ragu, tiba-tiba terdengar sebuah suara gaduh dari luar pintu. Selanjutnya, muncul seorang pria tua yang beruban, diikuti oleh sekelompok pengawal di belakangnya."Pak Wali Kota?"Begitu melihat pria itu, seisi
"Habislah sudah ...." Ketika melihat Tomy ditangkap, wajah Willy langsung memucat.Sejak kehadiran Danu hingga ditangkapnya Tomy, semua ini terjadi begitu cepat, membuat Willy bahkan tidak sempat bereaksi. Satu-satunya hal yang bisa dipastikan adalah, melihat Danu bahkan menangkap menantunya sendiri, pria itu sudah pasti tidak akan melepaskan Willy juga.Seketika, penyelamat mereka satu-satunya malah menjadi orang yang akan menghakimi mereka. Dunia ini benar-benar ajaib!Tiba-tiba, Willy melihat ke arah Luther. Selama semua kejadian ini berlangsung, ekspresi Luther tetap terlihat tenang, seakan-akan telah meramalkan semua ini akan terjadi. Siapa sebenarnya orang ini? Kenapa dia bisa membuat Pak Danu begitu takut terhadapnya?Pak Darwo, orang seperti apa yang telah kamu singgung sebenarnya!"Bawa pergi juga semua orang ini!" Begitu Danu menurunkan perintah, para bawahannya langsung menangkap Willy dan anak buahnya.Willy dan Tomy melihat satu sama lain dengan ekspresi menyedihkan. Merek
Saat ini, di dalam sebuah vila di perkebunan. Darwo sedang berbicara dengan seorang pria muda yang berpakaian mewah. Di belakang pria itu, ada dua pengawal perempuan yang mengenakan pakaian zirah. Pengawal tersebut membawa pedang di pinggang mereka dan berdiri tegap dengan raut wajah yang sangat tidak bersahabat."Darwo, apakah Pil Emas Hitam yang kamu sebutkan benar-benar sehebat itu?" tanya pria muda itu sambil memegang segelas kopi."Tuan Michael, ini adalah pengalaman pribadi saya. Saya bisa menjamin kebenarannya!" Darwo berkata dengan yakin, "Beberapa waktu lalu, saya mengalami luka parah dan hampir saja kehilangan nyawa. Pil Emas Hitam inilah yang menyelamatkan hidup saya. Sama sekali tidak berlebihan kalau menyebut pil ini sebagai pil sakti!""Jangan hanya bicara saja tanpa bukti, di mana barangnya? Biar aku lihat terlebih dahulu." Pria tersebut perlahan-lahan mengulurkan tangannya."Berhubung Pil Emas Hitam ini sangat berharga, saat ini saya belum memiliki persediaan di tangan
"Darwo! Keluarlah dan bersiap-siap untuk mati!"Sebuah teriakan menggema di seluruh tanah perkebunan. Darwo yang baru saja keluar dari pintu, langsung naik pitam mendengar teriakan tersebut."Orang gila dari mana yang berani mengacau di tempatku?"Darwo melangkah keluar dengan aura yang sangat kuat. Namun, ketika melihat sosok Luther yang berdiri tidak jauh darinya, Darwo langsung memicingkan matanya dengan wajah terkejut."Ternyata kamu .... Bukankah kamu sudah ditangkap? Kenapa kamu bisa keluar?"Padahal Darwo sudah menyogok Tomy untuk mengurung orang ini di sel tahanan. Secara logika, kalaupun dia dilindungi oleh Bianca, Luther tetap saja tidak akan bisa keluar dari penjara."Apa kamu yang menjebakku?" tanya Luther dengan nada dingin."Kamu sudah datang ke sini, berarti kamu juga sudah punya jawabannya sendiri, bukan?" Darwo berkata sambil tersenyum tipis, "Tebakanmu benar, memang aku yang melakukan hal itu! Salahkan dirimu sendiri karena terlalu tidak tahu diri. Aku sudah memberimu
Darwo sangat terkejut dan ketakutan. Keringat dingin mengucur deras dari dahinya. Dia adalah seorang ahli bela diri tingkat internal tahap puncak. Pedang yang diluncurkannya ini memiliki tenaga sebesar 500 kilogram!Orang seperti apa yang bisa menahan pedang ini hanya dengan jari tangannya dan bahkan mematahkan pedangnya? Luther benar-benar seorang monster!"Bukankah kamu seharusnya sudah tahu siapa diriku?" Luther melangkah perlahan-lahan ke arahnya dengan ekspresi dingin."Kamu ... jangan mendekat!" Darwo mulai panik, dia melangkah mundur dengan ketakutan. "Aku nggak mau resep Pil Emas Hitam lagi! Kita lupakan saja masalah ini!""Aku sudah memberimu kesempatan sebelumnya. Kamu sendiri yang tidak memanfaatkan kesempatan itu. Kamu baru mau menyesal sekarang? Sudah terlambat!" ucap Luther. Setelah itu, dia langsung berkelebat ke hadapan Darwo dan menekan kedua pundaknya dengan tangan.Setelah terdengar suara derakan tulang, kedua tangan Darwo pun patah seketika."Argh!" Rasa sakit yang
Setelah mengetahui identitas Luther, Darwo pun terkulai lemas. Seakan-akan kehilangan semangat hidupnya, tatapan Darwo terlihat kosong. Sebab, dia tahu bahwa hidupnya ini sudah berakhir. Tidak akan ada lagi yang sanggup dan berani menolongnya."Bawa dia pergi." Mendengar perintah Eril, para bawahannya langsung mengikat Darwo dan membawanya ke mobil.Meskipun sudah tahu kenyataannya, Darwo hanya bisa menghabiskan sisa hidupnya di dalam penjara gelap. Satu-satunya cara keluar dari tempat itu adalah ketika dia telah meninggal nanti, jenazahnya akan diangkut keluar dan dikremasi."Berhenti! Apa-apaan kalian ini? Lepaskan dia!" Pada saat ini, pria berpakaian mewah itu keluar dari rumah dengan aura yang berwibawa bersama kedua pengawalnya.Awalnya, dia tidak ingin ikut campur dalam masalah ini. Namun, Darwo benar-benar tidak berguna. Bukan hanya tidak bisa mengalahkan lawannya, kini Darwo bahkan ditangkap orang. Michael tidak bisa lagi bersabar melihat hal ini sehingga dia memutuskan untuk t
"Ayah, bagaimana menurutmu?" tanya Gusdur sambil mengalihkan pandangannya ke arah Ezra."Ada tamu yang datang, kita tentu saja nggak boleh nggak sopan. Suruh mereka masuk ke ruang tamu untuk berbicara," kata Ezra dengan tenang. Roman mewakili Keluarga Luandi, dia tentu saja tidak bisa mengusir tidak peduli apa pun niat kedatangan Roman ini. Mengenai hubungan pernikahan ini, tentu harus dipertimbangkan dengan matang."Baik," jawab pengurus rumah, lalu segera pergi."Kalian lanjutkan saja makannya, aku akan menemui orang-orang dari Keluarga Luandi ini," kata Ezra, lalu bangkit dan pergi.Setelah saling memandang sebentar, ketiga putra dari Ezra juga akhirnya mengikuti Ezra. Mereka ingin melihat apa yang sedang direncanakan Keluarga Luandi kali ini."Sudahlah, biarkan mereka yang mengurusnya. Kita makan saja," kata nenek Bianca sambil tersenyum agar semuanya melanjutkan makan malamnya.Tiga menit kemudian, di ruang tamu Keluarga Paliama. Ezra duduk di kursi utama dan langsung menghadap ke
Setelah meninggalkan Grup Luca, Luther dan Bianca pergi ke mal terlebih dahulu untuk memberi berbagai hadiah. Mulai dari hadiah untuk para lansia dan anak-anak yang baru belajar berjalan, semua kerabat inti Keluarga Paliama mendapat hadiah. Setelah itu, mereka pergi ke toko barang antik untuk memilih sebuah lukisan kaligrafi yang bagus untuk Ezra.Menjelang senja, Luther yang sudah mempersiapkan semuanya mengunjungi kediaman Adipati Ezra untuk pertama kalinya. Kediaman ini terletak di pusat kota Midyar yang berbentuk kompleks rumah tradisional dengan area yang sangat luas.Ezra memiliki tiga putra dan seorang putri Putra sulung, Gusdur, bekerja di pemerintahan sebagai pejabat pangkat tiga dan statusnya sangat dihormati. Putra kedua, Gandara, bekerja di industri farmasi dengan kekayaan yang mencapai puluhan triliun dan menjadi pengusaha terkenal di Midyar. Putra bungsu, Gema, sukses di dunia militer dan kini menjabat sebagai perwira militer pangkat tiga.Sementara itu, putri kecil Ezra,
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga