Share

44. Hasil Sidang

Ucapan mas Haikal tentu saja membuat ruang sidang seketika seperti ada beribu-ribu serangga, karena pengunjung sidang saling berbisik satu sama lain. Hal itu membuat hakim ketua memberi peringatan keras pada mas Haikal agar tak bicara lagi, atau keluar dari ruang sidang.

Aku pun berusaha menenangkan mas Haikal. Kutarik lengannya untuk kembali duduk.

“Sabar, Mas. Kita dengarkan saja pengakuan dia. Biar hakim yang akan memberi dia hukuman,” bisikku.

“Sorry, Manda. Aku tadi sangat emosi. Dua kali dia membodohi aku. Dia yang makan nangka, tapi aku yang kena getahnya. Dia dan Meta memang pasangan yang serasi. Sama-sama licik,” desis mas Haikal.

“Sudahlah, kita ambil hikmah dari kejadian ini. Toh dia juga sebenarnya sudah hancur. Baik rumah tangganya maupun pekerjaannya. Semua sudah di ujung tanduk. Dia sudah menabur, dan sebentar lagi dia akan menuai. Atau mungkin sekarang dia sudah menuai hasil dari perbuatannya,” bisikku lagi.

Mas Haikal menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status