Share

33. Kegundahan Hati Jihan.

Ajeng terdiam ia menolah kearah sahabatnya yang kini telah berpenampilan lebih tertutup.

"Jihan apa kamu tidak ingin bertemu dengan ayahmu lagi? Pulanglah, ini sudah waktunya kamu menemuinya."

"Ajeng kita bicarakan nanti saja ya. Hari ini aku sudah janji pada Veer untuk mengajaknya ke kota. Kau istirahat saja disini, aku pergi tidak lama,"

"Tidak, aku akan ikut dengan kalian. Ini adalah momen terindah, aku tidak akan melewatinya."

Mereka pergi dengan mengendarai mobil Ajeng namun kali ini Jihan yang membawanya. Membuat takjub Veer saat Jihan duduk di balik kemudi.

"Mama, bisa bawa mobil?!" pekik Veer tanpa mengalihkan pandangannya dari Jihan.

'Ya, sayang Mama bisa. Sudah siap?"

"Sudah!!"

"Oke, let's go!!!"

Jihan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang sejak kepergiannya dari rumah ia tidak mengemudikan mobilnya ini adalah kali pertama baginya membawa mobil milik sahabatnya, walau canggung namun Jihan mampu mengendalikan keadaan. Bu Imah begitu takjub, satu hal yang membuat hatinya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status