Sagara menundukkan kepalanya dengan bahu bergetar hebat. Kejahatan yang dia buat akan sangat fatal menimpa kedua perusahaan tersebut. Tidak ada jalan lain yang Sagara tempuh selain mengadu domba Anumerta dan Lestari.Hanna lantas menarik tangan Sagara dan memeluknya. Isak tangis itu semakin pecah dalam pelukan sang istri."Maafkan aku, Hanna. Aku melakukan itu karena ingin membuktikan kalau aku bukan pria selemah itu di mata kedua pria yang sudah membuatku lemah,” lirih Sagara dalam pelukan itu.Hanna menganggukkan kepalanya. “Aku tau, Sagara. Apa yang kamu lakukan itu memang sudah keterlaluan. Tapi, mau gimana lagi? Kamu sudah melakukannya. Hanya tinggal menunggu hasil. Aku akan bicarakan ini baik-baik ke Mama. Semoga Mama paham.”Sagara melepaskan pelukan itu kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Jangan, Hanna. Nanti mama kamu marah dan membenci aku. Jangan! Aku nggak mau mama kamu nanti memihak papa kamu.” Sagara tak ingin Sinta tahu tentang rencana jahatnya itu.Hanna me
Di kediaman Hanna. Waktu sudah menunjuk angka sepuluh pagi. Sagara tengah merenung memikirkan permintaan Hanna untuk berhenti bekerja di kantor Krisna. Sementara ia tak bisa mendapat informasi apa pun lagi jika keluar dari kantor tersebut.Sembari mengatup dagunya dengan kedua tangannya, pria itu menghela napas pelan. “Bukan hanya nggak ada dapat informasi lagi. Melainkan udah nggak dapat uang lagi.”“Nggak perlu nyari informasi lagi, Sagara. Sudah cukup, bukan? Kamu hanya tinggal menunggu hasilnya.” Hanna datang menghampiri Sagara sembari memberikan pisang goreng tepung crispy.Sagara menolehkan kepalanya dengan pelan pada Hanna. “Iya sih. Tapi, aku nggak akan punya uang untuk mnghidupi kamu, Hanna. Masa, yang kerja malah istrinya.”“Aku juga nggak kerja, Sagara. Hanya punya boutique aja.”“Pengusaha, Hanna. Kalau aku kerja di boutique kamu, kerja jadi apa? Oh! Aku lamar kerja jadi kurir aja, y
Hanna memeluk Sagara. Pun dengan pria itu. Membalas pelukan itu dan mengusapi punggung Hanna. “I miss you, Hanna. Lima belas tahun adalah waktu yang cukup lama. Tapi, Tuhan masih baik dan mau mempertemukan aku dengan kamu. You are my first love, Hanna,” ucap Sagara pelan.Hanna menganggukkan kepalanya. Menyusup di dada Sagara kemudian terisak pelan. “Aku terharu, Sagara. Kenapa harus telat berjumpa dengan kamu. Setelah aku sudah hancur oleh pria yang ternyata bukan jodohku,” lirih perempuan itu.Sagara menelan saliva pelan. “It’s okay, Hanna. Tidak perlu menyesali masalah itu. Aku nggak mempermasalahkan itu. Yang terpenting kini adalah, kamu sudah tau kalau aku adalah laki-laki yang selalu mencari keberadaan kamu. Akhirnya dipertemukan kembali walau hidup aku sedang dalam masa sulit.“Aku semakin mencintai kamu karena kamu tulus menerima aku, Hanna. Mau menampungku walau aku hanya punya tabungan lima puluh juta dan mobil range
Hanna mengendikan bahunya. “Yang jelas, malu. Malu karena sempat meremehkan kamu. Tapi, kamu yakin … bisa mengambil perusahaan papa kamu itu? Kalau sudah kena masalah yang kamu buat itu, bukannya perusahaan kamu akan ikut jelek?”“Ya. Aku tau itu. Setelah dokumen asli sudah ada di tanganku, akan aku ubah dan mengganti nama agar bersih dari masalah yang sudah aku buat. Aku sudah bilang ke kamu, Hanna. Semuanya sudah aku perhitungkan. Tidak sembarangan melakukan hal gila itu.“Aku hanya ingin memberi pelajaran pada mereka. Supaya mereka tau, tidak selamanya kejayaan akan terus mengelilingi mereka. Ada saatnya down dan di saat itulah mereka membutuhkan bantuan. Jangan terus mengadah ke atas. Ada saatnya mereka merunduk.”Hanna menerbitkan senyumnya kala mendengar ucapan suaminya itu. Ada benarnya dan memang benar. Roda kehidupan terus berputar. Tidak selamanya kita akan berada di atas. Ada saatnya berada di bawah.Sagara
Pria itu manggut-manggut. "Ya udah, elo kerja di kantor Kak Prass aja. Bagian apa aja, yaa? Bukan lagi di bagian OB. Elo tenang aja."Sagara menerbitkan senyumnya. "Ya udah. Gue coba dulu. Semoga betah dan cocok buat gue. Kak Prass belum tau kalau gue jadi OB di sini.""Iya. Dia taunya elo kerja di bagian design. Tapi, udah gue kasih tau kalau elo kerja di bagian yang amazing. Dia sempat kaget dan minta gue buat ajak elo kerja di sana. Gue bilang kalau elo lagi merencanakan sesuatu dulu. Kalau udau berhasil, gue akan kasih tau ke elo."Sagara menepuk bahu Andra. "Gue masuk ke dalam dulu. Elo tunggu di sini aja. Cuma bentar doang. Paling lima menit. Cuma kasih surat pengunduran diri doang."Andra mengangguk. "Iya. Gue tunggu di sini."Lantas pria itu masuk ke dalam ruangan HRD setelah mengetuk pintu tersebut."Selamat pagi, Pak!" sapa Sagara kepada kepala HRD tersebut. "Saya mau mengundurkan diri, Pak. Karena sudah mendapat peke
“Berapa lama si Damar ada di sini, Sus?” tanya Sagara sebelum memutar rekaman itu.“Hanya sebentar, Mas. Mungkin lima belas menitan. Karena Bu Mayang juga tidak menjawab pertanyaan yang Pak Damar tanyakan,” jawab Suster Indah memberi tahu.Sagara manggut-manggut. “Tidak akan dijawab, sebelum Mama benar-benar sembuh,” ucapnya kemudian memutar rekaman kedatangan Damar ke rumah sakit jiwa.‘Anak kamu menikah dengan anaknya Krisna kemudian membuatkan desain hingga akhirnya perusahaan mertuanya itu berhasil memenangkan persaingan tempo lalu. Karena kemenangan perusahaan itu, banyak costumer yang beralih memesan furniture pada Krisna.‘Sekarang jawab aku. Di mana, Satya menyimpan dokumen asli? Aku akan mengambilnya dan segera mengganti semuanya termasuk pemegang saham perusahaan itu. Satu lagi yang sekarang tidak bisa aku lakukan, Mayang. Hanya Satya dan Sagara yang bisa mengakses itu. Mencairkan dana dari perusahaan Attack Europe!’Damar terlihat memijat keningnya setelah berucap panjang l
Andra lantas menolehkan wajahnya pada Sagara. “Ketakutan kenapa? Lo kenapa sih, Gar?”“Di malam ulang tahun Hanna dua hari yang lalu. Krisna mau buat surat permohonan gugatan cerai gue dan Hanna ke pengadilan agama. Akan dinikahkan dengan Marcel yang jauh lebih mapan dari gue. Gue takut hal itu terjadi lagi, Ndra. Krisna pasti akan terus nyari cara supaya bisa memisahkan gue dan Hanna.”Sagara mengembungkan pipinya. “Makanya gue pengen banget itu dokumen segera ketemu. Biar bisa bikin Krisna tutup mulut dan berhenti mencari cara untuk memisahkan gue dengan Hanna. Gue cinta banget sama dia, Ndra. Gue nggak mau kehilangan Hanna.”Andra menganggukkan kepalanya. “Ya. Gue tau lo cinta banget sama bini lo itu, Sagara. Tapi, mau gimana lagi? Bahkan, kita udah berusaha keras untuk nyari itu dokumen. Nggak ketemu-ketemu.” Andra terlihat bingung harus menjawab apa. Karena ia tau bagaimana rasanya kehilangan.Terlebih, Sagara sangat mencintai wanitanya itu. Sudah pasti Sagara akan terpuruk jika
“Kalau hobi kita sama. Sama-sama tukang lukis. Hanya beda bidang aja. Aku di pakaian, kamu di furniture. Tapi, keduanya memiliki arti yang sama. Sama-sama tukang lukis.”Sagara kembali mengulas senyum dengan tipis. “Aku sudah punya bakat melukis dari kecil, Hanna. Saat kita bertemu di hari itu, besoknya aku pergi ke Belanda untuk ikut lomba desain.”“Woaah! Hebat banget, Sagara. Pantas saja sertifikat dan medali kamu banyak banget. Ternyata sudah dari kecil kamu berbakat dalam hal mendesain.”Sagara menganggukkan kepalanya. “Iya, Hanna. Sehebat itulah aku. Keturunan Papa juga. Ada darah seni yang mengalir di tubuh aku. Dari Papa.”Hanna manggut-manggut. “Begitu rupanya.”Sagara kembali melukis di atas kertas gaun milik Hanna. Tidak akan mengecewakan istrinya itu, Sagara membuat desain dengan motif yang cukup unik dan berharap tidak ada yang bisa mengenali tema yang dibuat oleh pria itu.“Sudah selesai. Nih! Kalau pelanggan kamu senang, pokoknya aku minta sesuatu dan harus kamu kasih.”