Share

Mau Gue Isi?

Author: Suhadii90
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Di dalam ruang kerja Anumerta Coorporation.

“APA! Jadi, si Sagara menikah dengan anaknya Krisna? Kamu tau dari mana?”

Damar tengah menghubungi seseorang yang sudah ia perintahkan untuk melacak keberadaan Sagara. Sebab ingin melakukan pembunuhan kembali pada pria itu.

“Iya, Pak. Sagara menikahi anaknya Krisna karena pria yang sudah menghamili perempuan itu tidak mau bertanggung jawab dan malah memilih untuk menikah dengan perempuan lain. Yang diduga tengah melakukan hubungan tersebut juga dengan perempuan itu,” jelas pria di seberang sana.

Damar menghela napas pelan. “Rasanya cerita kamu ini seperti pernah saya alami.”

“Anak Anda, yang sudah menghamili perempuan itu?”

“Tidak tau. Saya tanyakan dulu pada anak saya. Kalau begitu, cepat lakukan upaya untuk membunuh bocah tengik itu. Jika tidak, dia pasti akan merebut perusahaan ini lagi.” Damar menghela napas kasar. “Pantas saja Lestari Group berhasil memenangkan persaingan kemarin. Ternyata ada Sagara yang sudah membantu mereka mendesain
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Satu Langkah Menuju Kehancuran

    Sagara menggeleng. “Karena gue gak tau kapan akan kembali bangkit lagi. Gue gak mau punya utang ke siapa pun.”“Ya elah. Gitu aja elo pikirin. Kenapa, liatin ini rekening? Muka elo juga, kenapa kusut kayak gini? Lahiran si Hanna juga masih lama.”Sagara kembali menatap Andra dan menghela napas pelan. “Tiga hari lagi Hanna ulang tahun, Ndra. Gue cuma punya uang segini, beli kue dan dekor aja udah satu jutaan. Sisa empat jutaan. Gue kasih hadiah Hanna seharga empat juta. Malu gue, Ndra. Mantan-mantan gue aja kalau ulang tahun, dikasih hadiah dengan harga dua puluh jutaan. Itu yang paling kecil. Masa iya, istri gue sendiri dikasih hadiah harganya murah banget.”Andra memutar bola matanya dengan pelan kemudian berkacak pinggang sembari menatap Sagara dengan datar. “Yaa elo posisikan diri elo kayak gimana sekarang. Dulu, elo bisa kasih hadiah segitu mahalnya karena tinggal kedipkan mata, uang masuk ke rekening elo. Sekarang,

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Beli Hadiah untuk Hanna

    Waktu sudah menunjuk angka lima sore.Sagara dan Andra pergi ke mall untuk mencari hadiah yang bisa diberikan kepada Hanna di ulang tahun pertama setelah menjadi istri dari Caraka Sagara.“Nggak usah beli yang perhiasan dulu, Sagara. Barang aja. Tas, sepatu, dompet, jam tangan. Kalau perlu, lingerie sekalian.”Sagara melirik dengan malas kepada sahabatnya itu. “Ngapain gue beliin dia lingerie, Andra?”“Yaa buat menarik birahi elo, lah. Gimana sih! Emangnya selama hampir satu bulan ini, elo nggak pernah icip-icip punya si Hanna? Siapa tau legit, kayak kue lapis.”Sagara menggelengkan kepalanya dengan pelan. “Nggak ada.”“Kenapa? Dia kan, udah jadi istri elo? Mau dijungkir balik pun udah hak elo. Kenapa nggak melakukan itu semua, Yog?”Pria itu mengendikan bahunya. “Belum saatnya. Gue lagi menguji seberapa tahannya itu anak untuk nggak gue sentuh. Hanna orangnya gampang kepancing. Cuma dicium aja udah gelayangan ke mana-mana.”Andra terkekeh mendengarnya. “Kalau nggak mudah terpancing,

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Cinta Sagara itu Tulus

    “Ini lagi di jalan, Hanna. Aku ambil overtime. Baru mau pulang,” ucapnya bohong. Mana mungkin ia bicara jika habis membeli hadiah untuk istrinya itu.“Kenapa ambil overtime, Sagara?”“Bayar utang kemaren karena izin pulang jam empat, Hanna. Aku nggak mau gajiku dipotong. Udah kecil, masa iya dipotong juga.”Terdengar suara tawa pelan di seberang sana. “Sagara, Sagara. Ya udah. Cepat pulang, yaa. Aku udah siapkan makan malam soalnya. Ada menu special untuk orang special.”Sagara mengatup bibirnya kala mendengarnya. Kemudian mencubit lengan Andra karena tak tahan mendengar ucapan manis dari istrinya itu.“Syaraf, lo! Sakit, begok!” seru Andra kesal.Kemudian, pria itu menyudahi panggilan itu dan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Ingin segera tiba ke rumah.“Ngomong apaan si Hanna, sampai bikin elo salah tingkah kayak gitu?” tanya Andra ketus. Sebab masih kesal pada sahabatnya itu lantaran sudah mencubitnya.“Kepo! Makanya cepat nikah. Biar merasakan keuwuan yang gue rasakan sek

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   I Don't Care

    Hanna mengangguk. “Iya, Andra. Sekarang aku udah tau dan aku udah percaya kalau Sagara mencintai aku. Bahkan dia tidak mau menganggap anak ini adalah anak aku dan Raffael. Ini adalah anak kami. Aku dan Sagara,” ucapnya sembari mengelus perut buncitnya itu.Andra kembali manggut-manggut. Setelahnya mengulas senyumnya. “Jangan sia-siakan orang kayak Sagara, Hanna. Satu banding seribu. Kamu akan sulit mendapatkan laki-laki seperti Sagara. Dia tulus cinta sama kamu. Nggak peduli walau kamu lagi hamil. Kamu pikir aja. Laki-laki mana, selain Sagara … yang mau menikahi ibu hamil.“Bukan dia yang menghamili kamu, tapi dia mau menikahi kamu. Walau alasan apa pun. Karena tanggung jawab menjadi suami itu berat. Dan Sagara bersedia menjadi suami kamu. Bukan alasan untuk menumpang hidup. Tapi karena memang dia mencintai kamu. Kalau tidak ada cinta, mana mungkin dia rela menikahi perempuan hamil yang bukan hasil cetak dia.”Hanna terdiam dengan

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Segera Balik Nama

    Andra kembali manggut-manggut. “Mana … nomornya Suster Indah. Besok pagi gue chat.” Pria itu kembali meminta nomornya Suster Indah.Sagara menghela napas pelan kemudian mengirim nomor telepon Suster Indah kepada ponsel Andra.“Thank you, Sagara. Eh, by the way. Yang bayar itu rumah sakit jiwa, siapa? Elo kan, udah nggak punya duit.” Andra baru ingat tentang biaya rumah sakit jiwa Mayang.“Asuransi. Udah gue cairkan dan duitnya gue kasih ke pihak rumah sakit jiwa. Biar Mama diurus dengan baik di sana. Untuk ketemu sama Suster Indah dan Dokter Azmi. Mereka mau membantu merawat Mama dengan baik.”“Oh. Kalau nanti Tante Mayang udah sembuh dan ternyata uangnya masih sisa banyak, elo bakal ambil lagi atau gimana?”Sagara menggeleng. “Nggak lah. Udah gue salurkan ngapain diminta lagi. Lagian Mama udah nggak akan sembuh. Sedangkan jiwanya udah pergi dibawa Papa. Dikasih hukuman setimpal sama Tuha

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Terserah!

    “Mbak. Pesen kue ulang tahun bentuk bulat ukuran sedang aja. Diambil dua hari lagi.”Sagara sudah berada di Top Bakery, tengah memesan kue ulang tahun untuk sang istri tercinta.“Baik. Lilinnya mau yang biasa, atau yang susah dipadamkan?”“Haah? Susah dipadamkan? Yang biasa aja. Gigi istri saya bisa kering, kalau niup lilin tapi nggak padam-padam.”“Ooh untuk istrinya. Kirain untuk teman atau saudaranya.”Sagara menatap sinis pelayan yang lumayan membuatnya emosi. Beruntung, ia pergi ke toko tersebut setelah pulang dari kantor. Walau lama, tidak jadi masalah.“Berarti pakai lilin angka saja, ya? Usianya berapa tahun?”“Dua puluh enam. Dua dan enam.”“Iya, Mas. Saya juga tau, kalau usia dua puluh enam lilinnya dua dan empat. Bukan dua, nol dan enam.”Sagara geleng-geleng kepala mendengarnya. “Jadi totalnya berapa, Mbak? Oh, iya. Sekalian pesen dekorasi yang biasa aja. Ada?”“Buat istri kok dekorasinya yang biasa aja. Nggak malu apa?”“Ngapain malu, Mbak? Lagian Mbak banyak komentar. Te

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Tidak Ingin Berhubungan dengan Pria Mana pun

    Raffael lantas menggaruk rambutnya sembari menatap Damar dengan segala kebingungannya.Dia tidak bisa berbuat apa-apa karena memang perusahaan milik mamanya yang kini dia kelola, sumber dananya berasal dari Damar.Dari Anumerta yang menyuntikkan dana kepada Griya Coorporation—perusahaan milik Amelia, mamanya Raffael.“Papa sendiri, nggak tau apa yang harus Papa lakukan? Yang jadi pertanyaan aku saat ini adalah, kenapa Papa menganggap Sagara sudah mati padahal itu anak masih sehat?” Raffael kembali bertanya tentang kematian Sagara yang sudah diumumkan oleh papanya itu.Damar menghela napas pelan. “Saat itu, setelah Mayang menjadi gila, Papa menyuruh anak buah Papa untuk membunuh Sagara dan mayatnya dibuang ke jurang. Tapi, sampai sekarang anak buah Papa belum ditemukan. Dan mungkin yang mereka bunuh bukan Sagara. Tapi orang lain.”Raffael menganga mendengar ucapan papanya itu. “Jadi, Papa sengaja mau bunuh Sagara?”“Ya. Karena Papa sudah menguasai perusahaan ini, sementara di dalam akt

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jemput Aku Segera

    “Tunggu di sini, Pak. Aku ambil tas dulu.” Hanna pun ikut pergi bersama Pak Somad ke rumah lamanya. Di mana pesta yang katanya dibuat oleh Sagara akan dilaksanakan di rumah tersebut.Hanna: [Sagara. Aku udah di jalan. Kamu kok nggak bilang, kalau mau mengadakan pesta di rumah Mama dan Papa? Jadi ini, surprice yang kamu bilang?]Hanna mengirim pesan kepada Sagara. Namun, pria itu tak membalas. Yang dikira oleh Hanna jika pria itu tengah sibuk mendekor pesta untuknya. Senyumnya terus merekah hingga membuat Pak Somad ikut tersenyum karena melihat majikannya tersenyum bahagia.“Bahagia sekali kayaknya, Non,” celetuk Pak Somad kemudian.Hanna menerbitkan senyumnya kepada pria itu. “Iya dong, Pak. Nggak ada istri yang nggak bahagia dikasih kejutan tak terduga kayak gini. Nggak nyangka aja, kalau Sagara se-gentle ini mau merayakan pesta ulang tahunku di rumah Mama.”“Namanya juga pesta, Non. Apa pun pasti akan suami Non Hanna lakukan. Asalkan istrinya bahagia.”“Iya, Pak.” Hanna menghela na

Latest chapter

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Welcome Baby Twins

    "Kita lakukan tes terlebih dahulu. Susternya sudah saya minta untuk membawakan alat tes kehamilan juga," kata Dokter Azmi menjelaskan.Sagara tampak terkejut. Ia bahkan tak menyangka jika Hanna bisa secepat itu memberinya keturunan, kalau memang alat itu menunjukkan dua garis biru.Tak lama kemudian, Dokter Aris datang dan memberikan tespack kepada Hanna. "Silakan dicek terlebih dahulu, Bu Hanna. Kita periksa setelah hasilnya sudah keluar."Hanna mengangguk kemudian mengambil alat tes kehamilan itu. Lalu, masuk ke dalam toilet untuk segera melakukan tes kehamilan. Semakin cepat, semakin baik. Begitu menurutnya.Lima menit kemudian. Hanna keluar dari toilet. Sagara tengah duduk di samping sang anak yang sedang memakan buah apel yang sudah Sagara potong-potong."Positif, Dok." Hanna memberikan alat itu untuk diperlihatkan kepada Dokter Aris.Dokter Aris manggut-manggut. "Kalau begitu, kita lakukan USG terlebih dahulu. Agar tahu, sudah berapa usianya."Sagara juga ikut ke ruang USG. Pun

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Hanna Hamil?

    Sagara menelan salivanya dengan pelan. Kenangan terburuk yang pernah dia alami begitu menyakitkan hatinya. Di mana nasib buruk itu mengguncang dirinya, datang secara bersamaan.Namun, hasil yang kini dia dapatkan jauh lebih baik dari apa yang pernah dia miliki. Bahkan, orang-orang yang sudah merendahkannya kini bertekuk lutut padanya.Waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam. Di mana acara pernikahan itu sudah selesai dilaksanakan. Para tamu yang datang sudah pulang ke rumah masing-masing.Pun dengan Sagara dan juga Hanna. Mereka memilih untuk pulang setelah acaranya selesai.Di dalam kamar hotel. Keduanya terlihat canggung karena tidak tahu harus dimulai dari mana.Andra pun mengirim pesan kepada Sagara untuk menanyakan perihal malam pertama yang harus dia lakukan.Andra: [Udah molor, belum? Apa jangan-jangan mau ngalahin gue!]Pesan terkirim.Sementara Indah masih berada di dalam kamar mandi. Seolah tak tahu, apa yang harus dia lakukan.Ting!Sagara: [Baru pemanasan. Tapi, karena el

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Posisi yang Sangat Lemah

    “Milla kenapa jadi begitu? Bener-bener sampul nggak bisa menjamin bisa dipercaya,” kata Hanna setelah kembali dari kamar mandi.Sagara mengendikan bahunya. “Lagi suka sama seseorang, kali. Makanya cari perhatian.”Hanna lantas menolehkan kepalanya kepada Sagara. “Kalau sukanya sama kamu, gimana?”Sagara tersenyum miring. “Yaa nggak gimana gimana, Sayang. Mau diganti lagi? Aku sih, terserah kamu aja. Karena aku nggak akan terkena rayuan apa pun kalau dia berani merayuku.”Perempuan itu hanya melirik Sagara yang berbicara dengan santainya. Sebab memang begitu kenyataannya. Tidak tergoda sedikit pun pada orang-orang yang berani menggodanya."Gak akan kelar, kalau diganti lagi dan lagi. Biar aja. Kecuali kamunya oleng."Sagara menatap Hanna kemudian menghela napas kasar. "Nggak akan. Janji, gak akan oleng. Aku gak mau kehilangan kamu. Daripada ladenin orang macam dia, lebih baik aku pindah jabatan aja, kerja di Lestari aja."Hanna terkekeh pelan. "Yaa bagus. Jangan sampai membuang berlian

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Dulu Pulang

    Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Di ruang makan. Sagara, Hanna, Mayang dan juga Suster Indah tengah sarapan bersama.“Jadi gimana, Sus? Tetap mau resign?” tanya Sagara setelah menyelesaikan acara makannya.Suster Indah menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Bisa kita bicara, Mas Sagara?”Sagara mengangguk. “Temui saya di ruang kerja!” ucapnya kemudian beranjak dari duduknya. Setelahnya, diikuti oleh Suster Indah setelah pamit kepada Hanna dan juga Mayang.“Jadi gimana, Sus?” tanya Sagara setelah tiba di ruang kerjanya.Suster Indah memberikan catatan yang setiap hari ia tulis mengenai kondisi kesehatan Mayang.“Bu Mayang masih butuh pendamping, Mas Sagara. Dan sepertinya, harus selalu ditemani sampai selamanya. Kondisi kejiwaannya tidak sepenuhnya kembali. Dan memang, banyaknya pasien yang sembuh itu tidak sembuh permanen,” tutur Suster Indah menjelaskan.Sagara melihat catatan tersebut. Kemudian menghela napasnya dengan pelan. “Harusnya cari yang udah tua, janda atau perawan tu

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Kondisinya Belum Begitu Normal

    Sampai akhirnya mereka tiba di Indonesia. Setelah berjam-jam lamanya, tanpa ada transit terlebih dahulu. Akhirnya tiba di tanah kelahiran.Waktu sudah menunjuk angka tujuh malam. Waktu yang tepat untuk mereka makan terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah. Makan di resto mereka, yang saat itu tidak terlalu ramai. Mereka memilih untuk makan di lantai tiga, ruang privasi sang pemilik resto.“Sayang. Rivano-nya tidurin di tempat tidurnya aja. Bawa ke sini,” teriak Sagara kepada Hanna yang tengah menyusui sang anak.“Iyaaa!” sahut Hanna kemudian.Sagara pun kembali menyesap kopi miliknya yang ia pesan lima menit yang lalu. Sembari menunggu makanan yang mereka pesan tiba.“Gue mau bahas project di Singapura. Kemaren, mereka pengen revisi motif yang ada di ujung deket kaca gitu. Katanya, terlalu rame dan warnanya juga kurang cocok dengan warna tembok kantor mereka.”Sagara manggut-manggut dengan pelan. “Sebenarnya gue lagi males bahas kerjaan. Karena gue masih cuti. Tapi, karena besok udah

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Ingin Mengajak Hanna Liburan

    Wisnu sudah tak tahan lagi dengan ucapan tak masuk akal Linda. Meminta agar Hanna dimasukkan ke dalam pemilik Lestari. Daripada meladeni ucapan aneh istrinya itu, ia pun memilih untuk pergi dari rumah itu.Linda mendengus kasar. Ia kemudian menghubungi Hanna untuk memarahi anaknya itu karena sudah berani berhenti bekerja.“Ma. Kan, udah Mas Adi yang menghidupi aku. Setiap bulan juga, aku selalu kirim uang ke Mam,” keluh Hanna dalam panggilan tersebut.Kebetulan sekali, perempuan itu sedang berada di rumah Hanna karena diminta untuk datang ke sana. Membantunya membuka semua kado dari para tamu undangan.“Kenapa dia?” tanya Andra yang juga ikut membantu membuka kado.Hanna mengendikan bahunya. “Kayaknya … mamanya Hanna matre, deh. Kedengerannya sih, Hanna ini diminta untuk kerja lagi.”"Ya elaaah! Si Adi gajinya udah puluhan juta juga. Masih aja kudu kerja. Beneran sih, kalau kayak gitu mah. Matre." Andra menepuk jidatnya.Hanna kembali duduk di samping Hanna, kemudian menghela napas pa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   In Budapest

    Dalam hal ini, mereka memang seperti dunia terbalik. Bukannya Hanna yang meminta Sagara agar mengabulkan permintaannya untuk pergi ke luar negeri. Dan yang terjadi di sana malah Sagara yang terlihat begitu antusias untuk mengajak Hanna pergi ke luar negeri."Sayang. Andra pengen lamar Suster Indah di sana.""Sebenarnya aku masih capek. Tapi, kalau kamu maksa, ya udah. Karena tempat itu memang tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Aku pernah punya mimpi, ingin pergi ke sana bersama orang yang aku cinta.""Dan aku akan mewujudkannya. Kamu nggak perlu gendong Rivano, biar aku aja. Karena aku nggak tahu kapan akan bisa punya waktu untuk mewujudkan semua keinginan kamu, untuk pergi ke luar negeri. Termasuk Budapest. Enam bulan yang akan datang, aku akan disibukkan dengan kuliah juga dengan pekerjaan kantor. Sepertinya tidak akan punya waktu banyak untuk kamu dan juga Rivano."Kita manfaatkan waktu ini untuk pergi ke tempat-tempat yang ingin kamu kunjungi. Kita hanya punya waktu weekend sa

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Jangan Gila!

    Sagara mengulas senyumnya. “I love you more. Kamu sangat mencintaiku, aku lebih lebih mencintai kamu. Don’t leave me. Aku butuh kamu.”“Hanya akan pergi, jika kamu yang menginginkanku pergi. Tidak dibutuhkan lagi untuk mengisi hidupmu.”“Dan itu tidak akan pernah terjadi,” ucapnya kemudian meraup bibir istrinya kembali.Permainan kedua akan dimulai lagi. Kemudian, Hanna menghentikan Sagara yang tengah meraup bibirnya.“Mau, yang lebih dari ini?” tanyanya sembari mengusapi milik Sagara yang semakin mengeras.“Apa itu?” tanyanya kemudian.Tanpa memberi tahu, Hanna menjatuhkan tubuh Sagara kemudian merangkak ke bawah sana. Melahap benda itu dengan gerakan yang membuat Sagara semakin menggila.“Arrgghh! Fuck you, Hanna!” Sagara meremas lengan Hanna seraya menikmati setiap permainan yang tengah dilakukan oleh istrinya itu.“Don’t stop, Honey!” lirih Sagara yang tengah kegirangan akan permainan yang dilakukan oleh Hanna.“Never!” ucapnya kemudian tersenyum menyeringai.**Waktu sudah menunj

  • Dihamili Calon Tunangan, Dinikahi Pewaris Tunggal   Memang Seharusnya Berkata Jujur

    “Di tempat ini?” tanya Suster Indah dengan pelan. Deru napas Andra bahkan masih sangat terasa karena jarak yang memisahkan mereka hanya satu helai rambut saja.Andra mengulas senyumnya. “No! Hanya spontan saja. Di tempat ini, terlalu biasa dan aku nggak bawa apa-apa. Di tempat yang lain aja. Kita tunggu waktunya tiba.” Kemudian Andra mengecup kening kekasihnya itu. “Terima kasih, sudah menjadi pembuka hatiku yang dulu tidak pernah bisa dibuka karena hal dan lainnya.”Suster Indah mengangguk. “Terima kasih, sudah menjadi yang pertama dan semoga menjadi yang terakhir.”Andra mengangguk. “Aamiin. Kita berusaha sama-sama. Menjalaninya juga bersama-sama. Apa pun yang terjadi nanti, kita harus bisa menghadapinya.”Perempuan itu kembali menerbitkan senyumnya. “Iya, Mas.”“Aku mau ke dalam lagi. Kamu, masih tetap ingin di sini? Memangnya, Tante Mayang masih belum waras betul, yaa?”“Belum, Mas. Kejiwaan seseorang tidak akan kembali normal seperti dulu. Pasti akan selalu ada yang namanya kambu

DMCA.com Protection Status