Share

Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis
Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis
Author: NihayatuZain

Diceraikan

Author: NihayatuZain
last update Last Updated: 2024-12-05 17:25:44

Braaaak!

Sebuah pintu ditendang dengan kasar. Seorang wanita cantik menatap dingin dan penuh amarah pada dua orang di dalam kamar. Dadanya terasa panas dan rasa cemburu kini menjalar menyayat hati yang terluka. Bagaimana tidak, Sandrina Alexander Raharja menyaksikan perselingkuhan suaminya sendiri dengan perempuan pilihan mertuanya. 

"Manusia biadab! Hentikan perbuatan kalian!" pekik Sandrina dengan suara dingin dan mata menyala penuh amarah.

"Sandrina, apa-apaan ini!?" Michael yang sedang menggerayangi tubuh Clara, tampak kaget dan langsung menghentikan gerakannya. Kedua mata melotot penuh amarah pada sang istri yang berani mengacaukan kesenangannya.

Sandrina mengepalkan kedua tangannya menahan emosi yang menumpuk di dada. Sungguh tidak pernah dia bayangkan sebelumnya jika seorang suami yang selama ini dicintainya, kini berani menduakan dan mengkhianati janji suci pernikahan. Lelaki yang tiga tahun lalu berusaha mendapatkan Sandrina, berjanji akan membahagiakannya, saat ini juga tengah membuat luka tanpa sayatan di hati Sandrina. 

"Apa yang kamu lakukan, perempuan mandul? Kamu mau melihat kami bersenang-senang?" Seorang wanita berambut pirang bertanya dengan ekspresi menghina. Tubuhnya sudah polos tanpa sehelai kain. 

"Aku tidak mandul! Jangan asal bicara, perempuan jal*ng!" sentak Sandrina sembari melangkahkan kakinya mendekati kedua orang di sana. Meski kedua mata sudah terasa panas, tapi dia masih mampu bertahan untuk tidak menangis saat ini juga.

Michael Jordan Henderson, pria tampan berusia 30 tahun itu kini menatap sangar dan dingin pada Sandrina. Tangannya yang kekar mencoba melindungi selingkuhannya dari amukan yang mungkin akan Sandrina lakukan. Dia tidak tahu jika pada detik ini, Sandrina akan memergoki perselingkuhannya dengan Clara Adelin. 

"Dasar laki-laki bejat! Pembohong! Pengkhianat!"  Sandrina memaki dengan emosi yang meluap-luap. Suaranya melengking di udara. Tas Hermes yang dia bawa, kini mendarat sempurna di dada pria yang telah mengkhianati dirinya. Hatinya sakit dan begitu terluka melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain di hadapannya.

"Sandrina, aku akan jelaskan semuanya," ucap Michael sembari bangkit dari duduknya. Perlahan dia mendekati sang istri lalu menyentuh tangannya.

"Jangan sentuh aku!" bentak Sandrina, "Aku sudah tahu semuanya. Kamu telah mengkhianati janji suci pernikahan kita! Kamu sungguh tega, Michael," lanjutnya dengan suara yang dingin dan bergetar.

Michael menarik napas dalam lalu membuangnya berat. Dalam situasi ini, dia sangat bingung dan dilema. Di satu sisi, dia sangat mencintai Sandrina, tapi di sisi lain dia pun menyukai Clara. Seandainya Sandrina sudah bisa memberikan dia seorang anak, mungkin Michael tidak akan berani menyakiti dan mengkhianati istrinya itu. 

"Jadi ini balasan kamu terhadap istri yang selama ini patuh padamu, hah? Sekarang juga aku minta kalian keluar dari kamar ini! Ini kamarku!" usir Sandrina dengan kemarahan di ujung tanduk.

"Kamu tidak bisa mengusirku, perempuan mandul. Karena sebentar lagi aku dan Michael akan menikah," ucap Clara sembari menatap licik pada Sandrina. 

Sandrina melebarkan kedua matanya dan menatap tajam pada Clara. Sesaat kemudian dia pun melempar tatapannya pada Michael yang kebingungan. "Benarkah yang dia katakan?"

Michael mengusap wajahnya kasar. Lalu dia pun meraih handuk untuk menutupi setengah badannya. "Itu benar. Aku akan menikahinya."

"Apa?" Sandrina menetap setengah tidak percaya. Baru saja lelaki yang begitu dicintainya, berani mengucapkan kata yang membuat hatinya terluka. Ini seperti mimpi buruk bagi Sandrina.

"Dia hamil anakku, Sandrina. Itu sebabnya aku akan menikahinya," ungkap Michael yang berhasil membuat Sandrina terperanjat kaget. Lelaki itu menunjukkan selembar test-pack yang bergaris dua. 

"Hah!?" Rahang Sandrina terjatuh. Kedua mata melebar dan dadanya begitu sesak bagaikan terhimpit oleh beban berat. Tiba-tiba saja kini kepalanya pun sangat pusing dan apa yang barusan dia dengar, berhasil membuat dunianya terasa runtuh saat itu juga. 

"Sudah jelas sekarang. Sebaiknya kamu saja yang mundur," sosor Clara.

Air mata yang semula ia pertahankan, akhirnya jatuh juga. Sandrina terduduk di lantai. Kakinya begitu lemas dan dadanya terasa sesak. Darah di sekujur tubuhnya seolah mengalir begitu panas. Air mata itu, kini mengalir membanjiri pipinya. Sandrina mulai goyah, dia tidak menyangka jika suaminya bisa setenang itu mengkhianatinya.

"Sayang, maafkan aku. Aku terpaksa melakukan ini karena aku ingin punya anak," ucap Michael sembari berjongkok lalu merengkuh lengan Sandrina.

Sandrina menepis kasar tangan itu. "Ceraikan aku sekarang juga!" Suaranya serak sekaligus bergetar karena kecewa dan marah. 

Mata Michael melebar dan memerah. Betapa kagetnya ia mendengar permintaan istrinya. "Tidak, sayang. Jangan seperti ini. Aku ingin kita menjalani rumah tangga seperti biasa." 

Hati Sandrina kian memanas. Betapa serakahnya Michael yang tidak mau melepaskannya tapi telah berani mengkhianatinya. Muak rasanya mendengar kata cinta dari suami yang telah menyakiti hatinya. 

"Aku tidak sudi punya suami pengkhianat seperti kamu. Tidak ada lagi kesempatan untuk kita bersama, Michael. Sekarang juga aku minta padamu, ceraikan aku!" bentak Sandrina dengan sorot mata berkilat marah.

Michael terdiam. Dilihat dari segi manapun, Sandrina tidak main-main. Namun, dia yang masih mencintai Sandrina, sangat berat untuk menceraikannya. 

"Ceraikan saja, Michael. Mami mendukung keputusan ini," ucap Lorenza—Mami Michael yang tiba-tiba masuk ke kamar itu.

"Tapi ini bukan yang aku inginkan, Mam. Aku mencintai Sandrina," sergah Michael.

"Cinta itu bohong! Kamu tidak akan menduakan aku kalau benar-benar cinta!" seloroh Sandrina dengan tatapan mata berkilat marah.

"Sudahlah, cepat ceraikan dia sekarang juga. Tidak rugi melepaskan wanita mandul ini, honey. Ingat, kita akan punya anak," sembur Clara sembari melingkarkan tangannya pada lengan kekar Michael.

Sandrina menatap jijik dan mengepalkan kedua tangannya menahan emosi. Mati-matian dia menguatkan hatinya saat mertua dan adik ipar memusuhi serta menghinanya, tapi ternyata itu semua hanya sia-sia. Pertahanan Sandrina cukup sampai di sini saja. 

"Benar yang Clara katakan, Michael. Setelah kamu cerai dengan wanita mandul ini, maka Clara akan menjadi istri sempurna untukmu. Selain cantik, berprestasi, dia juga nggak mandul," ucap Lorenza mulai menghasut putra sulungnya itu. Tatapannya yang sinis kini tertuju pada Sandrina. Sejak awal menikah, Lorenza memang tidak menyukai Sandrina. Kedekatan Michael dengan Clara pun karena dia yang menjodohkan mereka.

Michael terdiam dan kini menatap bingung pada Sandrina. Apa yang Maminya katakan, membuat hatinya semakin gundah. Sekarang, Sandrina bersikap masa bodo padanya dan ingin berpisah. Jika dipertahankan, Michael yakin bahwa Sandrina akan membencinya dan tidak bersikap seperti biasanya.

"Cepat, ceraikan aku!" pinta Sandrina sembari menatap dingin dan penuh api permusuhan pada Michael.

Untuk sesaat, Michael menatap Sandrina dengan tajam. Setelah itu, matanya bergantian menatap Clara lalu sang Mami. Lorenza mengangguk sembari tersenyum licik.

"Baiklah kalau ini yang kamu mau, Sandrina," ucap Michael yang kemudian melangkahkan kakinya mendekati Sandrina. 

Sandrina menatap tajam dengan napas naik turun tak beraturan. Ekspresi wajah Michael sudah terlihat menantang dirinya. Sandrina sekarang pasrah, hatinya terlanjur perih bak disayat belati. Dia sudah yakin dengan keputusannya saat ini. 

"Sandrina, pada detik ini juga aku talak kamu. Mulai sekarang, kamu bukan istriku lagi," ucap Michael sembari menatap tajam dan dingin pada Sandrina.

Deg!

Tiba-tiba saja jantung Sandrina terasa nyeri. Dia tidak menyangka, Michael telah melepasnya demi wanita yang baru dia kenal yaitu Clara. Susah payah dia berjuang menjadi istri yang baik, tapi ternyata perjuangannya sia-sia. 

Sandrina tertegun. Hatinya hancur, tapi dia tetap harus kuat. Lorenza dan Clara, tersenyum sumringah dan saling bertepuk tangan. Mereka bahagia atas perceraian Michael dengan Sandrina. 

"Baik, Michael. Aku terima talak darimu. Tapi tunggu dulu, aku punya kejutan untukmu," balas Sandrina setelah dia mengusap air matanya dengan kasar. Setelah itu, wanita bertubuh ramping itu pun berjalan ke arah laci. Dia meraih secarik kertas lalu membawanya ke hadapan Michael.

"Ada apa?" tanya Michael mulai penasaran.

Sandrina melempar secarik kertas itu ke hadapan Michael. Sontak hal itu membuat Michael segera menyambarnya. Saat dia mulai membaca, tiba-tiba saja kedua mata melotot kaget sekaligus tidak percaya. Jantungnya kini memompa dengan cepat. Aliran darah pun mengalir begitu terasa panas.

"Sudah tahu 'kan, siapa sebenarnya yang mandul!?" ucap Sandrina sembari bersilang tangan di dada.

Bersambung...

Related chapters

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Anak Siapa

    Michael memelototkan kedua mata dan menatap sengit pada Sandrina. Setelah membaca surat itu, seketika dadanya berdebar kencang dan terasa sesak. Michael tidak menyangka jika Sandrina membawa surat pernyataan bahwa dia yang mengalami kemandulan. Kenyataan ini sungguh membuat Michael merasa terpukul dan tidak percaya. Baru saja dia melepaskan berliannya yaitu Sandrina, tapi kenyataan pahit yang lain kini datang padanya. "Ini pasti bohong!" tampik Michael mencoba mencari kebenaran. "Ini benar, Michael," balas Sandrina. Lorenza yang penasaran, langsung menyambar surat itu. Seperti yang Michael rasakan, dia juga sangat kaget dan syok. "Apa-apaan ini? Michael, ini tidak benar, 'kan?" Michael menggeleng tegang dan mulai panik. Ada rasa tidak terima dalam dadanya. Namun, beberapa waktu lalu dia dan Sandrina memang telah melakukan pemeriksaan kesehatan sistem reproduksi mereka. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Baru saja dia kehilangan sosok istri yang sangat dia cinta demi Clara yang k

    Last Updated : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Penyesalan Michael

    Michael menatap serius pada layar monitor yang menunjukan isi di dalam rahim Clara. Dia begitu penasaran apakah Clara hamil atau tidak. Meskipun hamil, nantinya dia ingin melakukan tes DNA. Sang Dokter kandungan kini sedang melakukan pemeriksaan. Alat USG itu sudah berselancar di atas perut rata Clara."Tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan di sini," ungkap Dokter kandungan itu yang berhasil membuat Michael terperanjat kaget sekaligus kecewa. Bukan kecewa karena Clara yang tidak mengandung anaknya, tapi dia kecewa karena Clara telah menipunya sehingga membuat dia kehilangan sang istri yang begitu berharga. Tatapan tajam dan dingin itu kembali Clara dapatkan. Bahkan, kini Lorenza yang selalu bersikap manis dan hangat itu tiba-tiba cuek dan judes pada Clara."Bisa-bisanya kamu menipuku, Clara!" Suara bariton itu terdengar menyeramkan di telinga Clara. Michael menatap penuh api kemarahan."Aku lakukan ini karena sangat mencintaimu, Michael. Aku ingin menikah denganmu," ucap Clara dengan

    Last Updated : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Kelalaian Berkendara

    Hari demi hari terus berlalu. Sandrina mencoba untuk terus melupakan Michael dalam hidupnya. Masa lalu biarlah masa lalu, Sandrina tidak ingin mengingatnya lagi. Sudah cukup dia disakiti oleh Michael maupun keluarganya. Sekarang, Sandrina hanya ingin fokus pada kehidupannya. Sebagai seorang janda, Sandrina kini telah bebas dari peraturan suami yang harus dia patuhi. Itu sebabnya sekarang Sandrina mencoba untuk bangkit dan berdiri di atas kakinya sendiri. Perempuan cantik berkulit putih itu kini berencana membuka rumah makan miliknya sendiri. Berbekal pengalaman di pondok indah mertua, sedikit demi sedikit Sandrina bisa memasak makanan khas Indonesia. "Semoga usaha ini berjalan lancar dan aku bisa sukses," ucap Sandrina pada dirinya sendiri. Meskipun Sandrina belum punya anak, tapi dia tetap ingin mendapatkan penghasilan dari usahanya. Selain itu, Sandrina juga tidak ingin terus mengingat penderitaan yang pernah dia rasakan selama tinggal bersama orang tua dan adik Michael yang jahat

    Last Updated : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Beri Aku Kesempatan

    Sontak saja Sandrina terperanjat kaget mendengar ucapan lelaki di hadapannya. Awalnya Sandrina bersikap lemah lembut dan merendah karena merasa bersalah. Namun saat melihat sikap lelaki itu yang tampak angkuh, tiba-tiba saja Sandrina merasa kesal dan emosi. Sudah benar dia bicara sopan dengan gaya elegan ingin bertanggung jawab, tapi lelaki itu malah ingin membawanya ke kantor polisi."Eh-eh, tunggu dulu. Jangan seperti ini. Saya akan bertanggung jawab!" teriak Sandrina yang kini sudah diseret paksa oleh dua orang pria yang sepertinya adalah bodyguard si lelaki misterius itu.Hurraim Arkhaziyad, si lelaki bertubuh tinggi itu tidak menggubris. Dia kini masuk ke dalam mobil yang sama dengan Sandrina. Kacamata hitam itu masih menyembunyikan sorot mata kala menatap pada wanita di sampingnya.Sandrina menatap sebal. Ini memang kesalahannya, tapi kenapa orang itu harus membawanya ke kantor polisi. Padahal dia akan bertanggung jawab. Bagaimana pun caranya, Sandrina tidak mau sampai dipenjara

    Last Updated : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Tuduhan Michael

    "Tidaaaak! Lepaskan!" pekik Sandrina dengan suara yang lantang dan panik.Jika dulu dia sangat bahagia dipeluk dan dimanja oleh Michael, tapi sekarang justru sebaliknya. Sandrina sangat takut dan membenci pelukan Michael. Mereka sudah resmi bercerai, tidak ada ikatan dan kewajiban lagi di antara keduanya. Sandrina tahu perkara haram dan dosa. "Kamu juga masih cinta 'kan sama aku, Sandrina? Jangan munafik," ucap Michael sembari menatap lekat wajah Sandrina yang tegang dan panik.Sandrina merengkuh tubuhnya sendiri. Dia sangat jijik dengan tindakan Michael padanya. Sekarang, tidak ada lagi tatapan manis dari Sandrina untuk Michael. Teringat kelakuan bejat lelaki itu, Sandrina merasa mual dan muak. "Jangan mimpi!" bentak Sandrina, "Saat kamu mengkhianati aku, maka saat itulah cintaku lenyap untukmu," lanjutnya dengan rahang mengeras dan tatapan penuh kebencian.Michael merasa terhina dan disepelekan. Padahal dia sangat tahu bagaimana Sandrina begitu mencintainya sebelum perselingkuhan

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Merasa Terkekang

    Michael membanting pintu kamarnya dengan kasar. Penolakan dan sikap Sandrina yang cuek, berhasil membuat emosinya meluap-luap. Michael sampai saat ini masih mempertahankan tuduhannya terhadap Sandrina. Ya, dia mengira jika Sandrina bersikap seperti itu dan memilih bercerai dengannya karena dia mengalami kemandulan."Siaaaaal! Kenapa semua ini terjadi padaku? Kenapa aku harus manduuul!!?" teriak Michael sembari mengacak rambutnya frustrasi.Tidak mudah bagi Michael menerima kenyataan yang terjadi padanya. Dari dulu dia merasa sehat dan baik-baik saja. Bahkan, keluarganya pun mengira bahwa Sandrina yang mandul. Namun ternyata, takdir berkata lain. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Michael benar-benar terkejut dan sulit menerima kenyataan pahit ini. Tok tok tok!Terdengar seseorang mengetuk pintu. Michael menolehkan wajahnya dan menatap tajam pada daun pintu. Sejurus kemudian, dia pun melangkahkan kakinya lalu membuka handle pintu."Apa yang kamu lakukan, Michael? Jangan pernah

    Last Updated : 2024-12-07
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Lelaki Tidak Jelas

    Hurraim menoleh pada asal datangnya suara. Sontak saja matanya memicing dan seperti sedang mengingat-ingat. Tentu saja dia seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Sementara Sandrina, wanita cantik itu tiba-tiba melotot kaget saat melihat sosok pria di hadapannya. Ya! Sandrina tidak pernah lupa bahwa Hurraim adalah sosok lelaki yang pernah membawanya ke kantor polisi."Hah? Lelaki ini ... dia 'kan yang bawa aku ke kantor polisi," gumam Sandrina dalam hati.Hurraim menatap dingin dan kini menunjukkan wajah sangarnya. Setelah melihat penampilan dan name tag wanita di hadapannya, Hurraim mulai mengerti jika wanita itu adalah pemilik rumah makan itu. Soal kejadian tempo hari, entah dia masih ingat atau tidak."Kamu pemilik rumah makan ini?" tanya Hurraim dengan suara dingin tapi tegas. Tatapannya tajam dan rahang yang kokoh itu tampak mengeras. Sandrina menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan. Melihat sikap lelaki di hadapannya yang biasa saja, Sandrina tampak mer

    Last Updated : 2024-12-08
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Pertengkaran di Rumah Makan

    Michael melangkahkan kakinya keluar dari mobil. Dia berjalan bergandengan dengan Clara. Begitu sampai, Michael duduk di meja bagian pojok. Rumah makan milik Sandrina ini begitu strategis dan bertema klasik. Michael sangat kagum dan merasa nyaman ketika pertama kali masuk ke rumah makan itu. Setelah karyawati datang menunjukkan buku menu, Michael dan Clara pun memesan berbagai menu di sana. Harga yang cukup murah bagi mereka, sontak membuat keduanya sangat penasaran dengan rasanya. Mereka mengira bahwa rasanya biasa saja dan sesuai harga. "Murah-murah begini harganya. Kayaknya rasanya juga bias aja," ucap Clara."Coba saja kita tunggu. Aku juga penasaran sih sama rasanya," balas Michael. Mereka tidak tahu kalau pemilik rumah makan itu adalah Sandrina. Meskipun Sandrina bukan seorang chef, tapi dia sangat telaten dan pandai memasak. Saat dia masih menjadi istri Michael, Sandrina selalu belajar pada juru masak di rumah suaminya itu. Selain karena hoby, dia juga merasa tertantang dan i

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sekretaris Bandel

    "San, mau pulang bareng aku nggak?" tanya Juna saat Sandrina baru keluar dari ruangan Hurraim. Sandrina tersenyum simpul lantas menggeleng pelan. "Aku sudah dewasa, bisa pulang sendiri. Jangan khawatir, ok!" Ia bicara dengan santai. Juna menyeringai sembari menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal. "Aku cuma mau antarkan kamu pulang. Sesama rekan kerja, kita harus saling tolong menolong. Bukan begitu, sekretaris CEO?""Terima kasih atas niat baiknya, Juna. Tapi kumohon jangan sekarang, ya," ucap Sandrina meminta pengertian dari lawan bicaranya. Juna mengusap wajahnya kasar. Dia sungguh merasa kesulitan mendekati Sandrina. Saat pertama kali bertemu, Juna langsung tertarik pada Sandrina yang begitu positif vibes. Sekarang, mereka berjalan berdampingan menuju lantai bawah. Jam pulang kantor telah tiba. Sandrina berniat mampir ke San Kitchen sebelum benar-benar pulang ke rumahnya. Saat tiba di pintu utama perusahaan, Sandrina berpapasan dengan Hurraim. Lelaki tampan i

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Bayi Tua

    Sandrina menelan salivanya kasar. Ucapan Hurraim sukses membuatnya salah tingkah. Apa maksudnya? Tentu saja Sandrina dibuat bingung oleh CEO tampan di hadapannya ini. Dari awal bertemu, sikap Hurraim memang sangat membingungkan dan random. Namun, kali ini Sandrina bukan hanya sekedar bingung, tapi juga salah tingkah dan mendadak canggung. Masih penasaran dengan luka di bibir Hurraim, Sandrina mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin bertindak gegabah. Bisa saja Hurraim hanya sedang bercanda dan sengaja mengetes dirinya. "Apakah benar Michael yang melakukannya? Kenapa bisa terjadi?" tanya Sandrina sembari memalingkan wajahnya dan merapikan kotak obat kembali. Hurraim menarik tangan Sandrina sehingga membuat wanita cantik itu refleks menoleh. "Apakah kamu tidak mendengar ucapanku tadi?" Ia menatap dengan tajam dan penuh ancaman. Sandrina menatap ngeri sekaligus kikuk. "I–iya, saya dengar, Pak. Tapi ... mengapa demikian?""Jangan banyak tanya! Pokoknya aku nggak mau melihatmu

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Kecemburuan Hurraim

    Jam makan siang telah tiba. Sandrina meregangkan otot-ototnya setelah berjam-jam duduk menghadap monitor. Pekerjaan ini sangat Sandrina nikmati. Selain mendapatkan pekerjaan baru, dia juga mendapatkan teman-teman baru di sana. "Hallo, Sandrina," sapa seorang lelaki yang tak lain adalah staf personalia di sana. Sandrina menyunggingkan senyuman ramah. "Hai, Juna.""Mau makan siang bersama ke kantin?" tanya lelaki bernama Juna itu. Sandrina terdiam sejenak seolah sedang berpikir keras. Beberapa detik kemudian, dia pun mengangguk mengiyakan. "Boleh. Kebetulan aku juga mau makan.""Ya sudah, ayo. Asyik banget nih punya rekan kerja seperti kamu, Sandrina," ucap Juna sembari berjalan berdampingan dengan Sandrina. "Baru juga kenal, Juna. Bay the way, kamu tinggal di mana, Jun?" tanya Sandrina. "Aku tinggal di Cengkareng, Sandrina. Tapi aku masih single, jadi aku ngekost sendiri," jawab Juna.Perbincangan pun terasa asyik di antara keduanya. Sandrina memang terbilang cepat akrab dan selal

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sekretaris CEO

    Sandrina baru saja tiba di rumahnya. Wanita cantik itu bergegas mengganti pakaian dan membersihkan dirinya. Setelah itu, Sandrina menghempaskan bobot tubuhnya pada ranjang. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 10 malam. Sandrina belum merasa ngantuk, maka dia memilih untuk membuka gadget nya dan berselancar di sosial media. "Aku harus kasih tahu ibu soal kerja sama dengan perusahaan Hurraim. Ibu pasti senang dan bangga," ucap Sandrina dalam hati. Sebelum benar-benar tidur, Sandrina menyempatkan diri menghubungi team nya di grup. Tentu saja dia memberitahu soal kerja sama dengan perusahaan Hurraim. Besok, team nya harus memasak lebih banyak untuk dibawa ke perusahaan Hurraim dan untuk di San Kitchen. Para team bersorak gembira. Mereka semua tampak kompak dan memberikan ucapan selamat pada bos mereka.Pagi harinya..."Ada kabar baik yang mau San kasih tahu ke Ibu," ucap Sandrina sembari memeluk sang Ibu dari belakang. Marlinda tersenyum lalu menoleh sesaat. Namun tangannya masih fo

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Kerja sama

    Sandrina mendelikan matanya dan menatap kesal pada Hurraim. Memang benar, sejak tadi dia bersikap formal karena mengingat bahwa dia baru saja melamar kerja ke perusahaan Hurraim. Tentu saja dia tidak mau dicap jelek oleh sang CEO. Siapa tahu dengan sikap dan attitude nya yang baik, membuat Hurraim bersedia menerimanya. Begitu pikir Sandrina. "Kenapa kamu nggak bilang kalau kamu ... CEO di perusahaan itu?" omel Sandrina sembari menatap sebal. "Ya kenapa aku harus bilang begitu? Selama ini, kamu tidak pernah bertanya apapun tentangku. Nanti kalau tiba-tiba aku jelasin siapa diriku ini, kamu akan menganggap ku sombong atau pamer," celoteh Hurraim panjang lebar. Sandrina membuang napasnya kasar. Benar juga, dia memang tidak pernah bertanya tentang kehidupan Hurraim. Seandainya dia tahu bahwa Hurraim adalah CEO di perusahaan yang dia datangi, Sandrina pasti tidak akan melamar kerja ke sana. "Aku benar-benar terkesan pada sikap dan jawaban kamu pagi tadi," ucap Hurraim sembari duduk di

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Interview

    1 bulan kemudian...Sandrina termenung di meja kasir. Dari hari ke hari, omset penjualan San Kitchen semakin menurun. Hal ini membuat Sandrina merasa resah dan takut. Tentu saja dia takut San Kitchen akan bangkrut dan tidak bisa beroperasi lagi. Mengingat pelanggan yang kian mengurang, membuat Sandrina merasa sedih dan seperti akan kehilangan San Kitchen. Ini semua karena ulah Clara dan Lorenza. Mereka telah berhasil membuat Sandrina nyaris kehilangan harapan untuk mengembangkan San Kitchen. Meskipun klarifikasi tentang fitnah itu sudah beredar, tapi tetap saja tidak membuat para pelanggan ingin kembali menikmati makanan San Kitchen. Memang tidak sedikit yang datang, tapi perbedaan antara saat ini dan pertama buka jauh terlihat. Ibaratnya, seribu banding lima ratus. "Bu, bulan ini omset kita tidak mencapai target," ucap Zakiah memberikan laporan. Raut wajahnya begitu kusut dan sedih. Sandrina memejamkan mata sejenak lalu membuang napasnya berat. Dia pun mengangguk lantas menyambar

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Danau Milik Hurraim

    Sandrina benar-benar duduk menemani Hurraim makan di San Kitchen. Lelaki tampan di hadapannya ini memesan berbagai menu kesukaannya. Sandrina cukup tertegun dan sedikit tidak menyangka bahwa Hurraim secinta itu pada masakan San Kitchen. Padahal, waktu itu Hurraim bersikap angkuh dan bersumpah tidak akan menginjakkan kaki di San Kitchen lagi. Kendati demikian, Sandrina tidak akan menghitamkan hal itu lagi. Toh, kedatangan Hurraim ke San Kitchen juga sebagai bentuk rezeki bagi Sandrina. "Kenapa kamu melamun seperti itu? Apa yang sedang kamu resahkan?" tanya Hurraim sembari menatap penasaran.Sandrina membuang napasnya berat. "Emh ... entah kenapa aku sangat takut.""Takut apa?" tanya Hurraim lagi. "Takut usahaku akan bangkrut. Kamu lihat 'kan, nggak banyak yang datang. Tuh, cuma ada lima orang. Biasanya sampai penuh," keluh Sandrina dengan ekspresi resahnya. Hurraim tersenyum singkat mendengar ucapan Sandrina. Keresahan yang Sandrina rasakan, adalah hal yang wajar bagi seorang pengus

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Datangi San Kitchen

    Tiga hari sudah Sandrina menutup rumah makannya. Setelah video klarifikasi itu muncul ke publik dan mulai fyp, akhirnya Sandrina pun berniat untuk membuka kembali rumah makannya itu. Tepat di hari ini, Sandrina kembali bekerja sama dengan team nya untuk mengembangkan rumah makannya itu. Dukungan dan doa dari orang tua, membuat Sandrina kembali semangat dan berharap kejadian buruk tidak akan terulang lagi. Perempuan berusia tiga puluh tahun itu berdiri di depan San Kitchen. Kedua mata berkeliling mengamati seluruh tempat itu. Setelah 1 jam buka, tidak ada satu pun orang yang datang ke sana. Hal itu membuat Sandrina merasa sedih dan berkecil hati. Ia semakin khawatir akan perkembangan San Kitchen. Siapa yang tidak takut usahanya bangkrut? Semua orang yang punya usaha, pasti sangat ketakutan akan hal itu. Begitu pun dengan Sandrina. Dia takut San Kitchen akan bangkrut dan dia tidak bisa lagi membuka lapangan kerja untuk para team nya. "Kenapa belum ada yang datang? Ya Allah, apakah ini

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Terkesan

    "Kamu egois, Michael! Aku juga berhak bahagia! Aku jadi istri kamu, bukan ingin seperti ini. Aku ingin bebas! Aku ingin menjadi diriku sendiri," ujar Clara yang tampak menaikan suaranya. "Kalau kamu ingin bebas, kenapa kamu harus menikah denganku? Aku seorang suami yang nggak mau istri aku banyak pergaulan. Lebih baik jadi istri rumahan daripada banyak bergaul di luar. Itu nggak ada manfaatnya!" tegas Michael semakin ngotot. Clara membuang napasnya kasar. Mendengar prinsip Michael dalam mengekang istri, membuat Clara sadar bahwa suaminya itu bukanlah type nya. Awalnya dia mengira jika hidupnya akan bahagia dan satu frekuensi dengan suaminya, tapi ternyata dia lebih sering berdebat dan berbeda pendapat. "Kamu benar-benar tidak tahu diri, Michael. Masih untung aku mau menikah dengan kamu. Kalau aku nggak mau, siapa yang mau menikahi lelaki mandul seperti kamu!?" umpat Clara dengan tatapan tajam dan nyalang. Sontak saja Michael terperanjat kaget mendengar ucapan Clara. Dadanya semaki

DMCA.com Protection Status