Share

Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis
Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis
Author: NihayatuZain

Diceraikan

Author: NihayatuZain
last update Last Updated: 2024-12-05 17:25:44

Braaaak!

Sebuah pintu ditendang dengan kasar. Seorang wanita cantik menatap dingin dan penuh amarah pada dua orang di dalam kamar. Dadanya terasa panas dan rasa cemburu kini menjalar menyayat hati yang terluka. Bagaimana tidak, Sandrina Alexander Raharja menyaksikan perselingkuhan suaminya sendiri dengan perempuan pilihan mertuanya. 

"Manusia biadab! Hentikan perbuatan kalian!" pekik Sandrina dengan suara dingin dan mata menyala penuh amarah.

"Sandrina, apa-apaan ini!?" Michael yang sedang menggerayangi tubuh Clara, tampak kaget dan langsung menghentikan gerakannya. Kedua mata melotot penuh amarah pada sang istri yang berani mengacaukan kesenangannya.

Sandrina mengepalkan kedua tangannya menahan emosi yang menumpuk di dada. Sungguh tidak pernah dia bayangkan sebelumnya jika seorang suami yang selama ini dicintainya, kini berani menduakan dan mengkhianati janji suci pernikahan. Lelaki yang tiga tahun lalu berusaha mendapatkan Sandrina, berjanji akan membahagiakannya, saat ini juga tengah membuat luka tanpa sayatan di hati Sandrina. 

"Apa yang kamu lakukan, perempuan mandul? Kamu mau melihat kami bersenang-senang?" Seorang wanita berambut pirang bertanya dengan ekspresi menghina. Tubuhnya sudah polos tanpa sehelai kain. 

"Aku tidak mandul! Jangan asal bicara, perempuan jal*ng!" sentak Sandrina sembari melangkahkan kakinya mendekati kedua orang di sana. Meski kedua mata sudah terasa panas, tapi dia masih mampu bertahan untuk tidak menangis saat ini juga.

Michael Jordan Henderson, pria tampan berusia 30 tahun itu kini menatap sangar dan dingin pada Sandrina. Tangannya yang kekar mencoba melindungi selingkuhannya dari amukan yang mungkin akan Sandrina lakukan. Dia tidak tahu jika pada detik ini, Sandrina akan memergoki perselingkuhannya dengan Clara Adelin. 

"Dasar laki-laki bejat! Pembohong! Pengkhianat!"  Sandrina memaki dengan emosi yang meluap-luap. Suaranya melengking di udara. Tas Hermes yang dia bawa, kini mendarat sempurna di dada pria yang telah mengkhianati dirinya. Hatinya sakit dan begitu terluka melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain di hadapannya.

"Sandrina, aku akan jelaskan semuanya," ucap Michael sembari bangkit dari duduknya. Perlahan dia mendekati sang istri lalu menyentuh tangannya.

"Jangan sentuh aku!" bentak Sandrina, "Aku sudah tahu semuanya. Kamu telah mengkhianati janji suci pernikahan kita! Kamu sungguh tega, Michael," lanjutnya dengan suara yang dingin dan bergetar.

Michael menarik napas dalam lalu membuangnya berat. Dalam situasi ini, dia sangat bingung dan dilema. Di satu sisi, dia sangat mencintai Sandrina, tapi di sisi lain dia pun menyukai Clara. Seandainya Sandrina sudah bisa memberikan dia seorang anak, mungkin Michael tidak akan berani menyakiti dan mengkhianati istrinya itu. 

"Jadi ini balasan kamu terhadap istri yang selama ini patuh padamu, hah? Sekarang juga aku minta kalian keluar dari kamar ini! Ini kamarku!" usir Sandrina dengan kemarahan di ujung tanduk.

"Kamu tidak bisa mengusirku, perempuan mandul. Karena sebentar lagi aku dan Michael akan menikah," ucap Clara sembari menatap licik pada Sandrina. 

Sandrina melebarkan kedua matanya dan menatap tajam pada Clara. Sesaat kemudian dia pun melempar tatapannya pada Michael yang kebingungan. "Benarkah yang dia katakan?"

Michael mengusap wajahnya kasar. Lalu dia pun meraih handuk untuk menutupi setengah badannya. "Itu benar. Aku akan menikahinya."

"Apa?" Sandrina menetap setengah tidak percaya. Baru saja lelaki yang begitu dicintainya, berani mengucapkan kata yang membuat hatinya terluka. Ini seperti mimpi buruk bagi Sandrina.

"Dia hamil anakku, Sandrina. Itu sebabnya aku akan menikahinya," ungkap Michael yang berhasil membuat Sandrina terperanjat kaget. Lelaki itu menunjukkan selembar test-pack yang bergaris dua. 

"Hah!?" Rahang Sandrina terjatuh. Kedua mata melebar dan dadanya begitu sesak bagaikan terhimpit oleh beban berat. Tiba-tiba saja kini kepalanya pun sangat pusing dan apa yang barusan dia dengar, berhasil membuat dunianya terasa runtuh saat itu juga. 

"Sudah jelas sekarang. Sebaiknya kamu saja yang mundur," sosor Clara.

Air mata yang semula ia pertahankan, akhirnya jatuh juga. Sandrina terduduk di lantai. Kakinya begitu lemas dan dadanya terasa sesak. Darah di sekujur tubuhnya seolah mengalir begitu panas. Air mata itu, kini mengalir membanjiri pipinya. Sandrina mulai goyah, dia tidak menyangka jika suaminya bisa setenang itu mengkhianatinya.

"Sayang, maafkan aku. Aku terpaksa melakukan ini karena aku ingin punya anak," ucap Michael sembari berjongkok lalu merengkuh lengan Sandrina.

Sandrina menepis kasar tangan itu. "Ceraikan aku sekarang juga!" Suaranya serak sekaligus bergetar karena kecewa dan marah. 

Mata Michael melebar dan memerah. Betapa kagetnya ia mendengar permintaan istrinya. "Tidak, sayang. Jangan seperti ini. Aku ingin kita menjalani rumah tangga seperti biasa." 

Hati Sandrina kian memanas. Betapa serakahnya Michael yang tidak mau melepaskannya tapi telah berani mengkhianatinya. Muak rasanya mendengar kata cinta dari suami yang telah menyakiti hatinya. 

"Aku tidak sudi punya suami pengkhianat seperti kamu. Tidak ada lagi kesempatan untuk kita bersama, Michael. Sekarang juga aku minta padamu, ceraikan aku!" bentak Sandrina dengan sorot mata berkilat marah.

Michael terdiam. Dilihat dari segi manapun, Sandrina tidak main-main. Namun, dia yang masih mencintai Sandrina, sangat berat untuk menceraikannya. 

"Ceraikan saja, Michael. Mami mendukung keputusan ini," ucap Lorenza—Mami Michael yang tiba-tiba masuk ke kamar itu.

"Tapi ini bukan yang aku inginkan, Mam. Aku mencintai Sandrina," sergah Michael.

"Cinta itu bohong! Kamu tidak akan menduakan aku kalau benar-benar cinta!" seloroh Sandrina dengan tatapan mata berkilat marah.

"Sudahlah, cepat ceraikan dia sekarang juga. Tidak rugi melepaskan wanita mandul ini, honey. Ingat, kita akan punya anak," sembur Clara sembari melingkarkan tangannya pada lengan kekar Michael.

Sandrina menatap jijik dan mengepalkan kedua tangannya menahan emosi. Mati-matian dia menguatkan hatinya saat mertua dan adik ipar memusuhi serta menghinanya, tapi ternyata itu semua hanya sia-sia. Pertahanan Sandrina cukup sampai di sini saja. 

"Benar yang Clara katakan, Michael. Setelah kamu cerai dengan wanita mandul ini, maka Clara akan menjadi istri sempurna untukmu. Selain cantik, berprestasi, dia juga nggak mandul," ucap Lorenza mulai menghasut putra sulungnya itu. Tatapannya yang sinis kini tertuju pada Sandrina. Sejak awal menikah, Lorenza memang tidak menyukai Sandrina. Kedekatan Michael dengan Clara pun karena dia yang menjodohkan mereka.

Michael terdiam dan kini menatap bingung pada Sandrina. Apa yang Maminya katakan, membuat hatinya semakin gundah. Sekarang, Sandrina bersikap masa bodo padanya dan ingin berpisah. Jika dipertahankan, Michael yakin bahwa Sandrina akan membencinya dan tidak bersikap seperti biasanya.

"Cepat, ceraikan aku!" pinta Sandrina sembari menatap dingin dan penuh api permusuhan pada Michael.

Untuk sesaat, Michael menatap Sandrina dengan tajam. Setelah itu, matanya bergantian menatap Clara lalu sang Mami. Lorenza mengangguk sembari tersenyum licik.

"Baiklah kalau ini yang kamu mau, Sandrina," ucap Michael yang kemudian melangkahkan kakinya mendekati Sandrina. 

Sandrina menatap tajam dengan napas naik turun tak beraturan. Ekspresi wajah Michael sudah terlihat menantang dirinya. Sandrina sekarang pasrah, hatinya terlanjur perih bak disayat belati. Dia sudah yakin dengan keputusannya saat ini. 

"Sandrina, pada detik ini juga aku talak kamu. Mulai sekarang, kamu bukan istriku lagi," ucap Michael sembari menatap tajam dan dingin pada Sandrina.

Deg!

Tiba-tiba saja jantung Sandrina terasa nyeri. Dia tidak menyangka, Michael telah melepasnya demi wanita yang baru dia kenal yaitu Clara. Susah payah dia berjuang menjadi istri yang baik, tapi ternyata perjuangannya sia-sia. 

Sandrina tertegun. Hatinya hancur, tapi dia tetap harus kuat. Lorenza dan Clara, tersenyum sumringah dan saling bertepuk tangan. Mereka bahagia atas perceraian Michael dengan Sandrina. 

"Baik, Michael. Aku terima talak darimu. Tapi tunggu dulu, aku punya kejutan untukmu," balas Sandrina setelah dia mengusap air matanya dengan kasar. Setelah itu, wanita bertubuh ramping itu pun berjalan ke arah laci. Dia meraih secarik kertas lalu membawanya ke hadapan Michael.

"Ada apa?" tanya Michael mulai penasaran.

Sandrina melempar secarik kertas itu ke hadapan Michael. Sontak hal itu membuat Michael segera menyambarnya. Saat dia mulai membaca, tiba-tiba saja kedua mata melotot kaget sekaligus tidak percaya. Jantungnya kini memompa dengan cepat. Aliran darah pun mengalir begitu terasa panas.

"Sudah tahu 'kan, siapa sebenarnya yang mandul!?" ucap Sandrina sembari bersilang tangan di dada.

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Anak Siapa

    Michael memelototkan kedua mata dan menatap sengit pada Sandrina. Setelah membaca surat itu, seketika dadanya berdebar kencang dan terasa sesak. Michael tidak menyangka jika Sandrina membawa surat pernyataan bahwa dia yang mengalami kemandulan. Kenyataan ini sungguh membuat Michael merasa terpukul dan tidak percaya. Baru saja dia melepaskan berliannya yaitu Sandrina, tapi kenyataan pahit yang lain kini datang padanya. "Ini pasti bohong!" tampik Michael mencoba mencari kebenaran. "Ini benar, Michael," balas Sandrina. Lorenza yang penasaran, langsung menyambar surat itu. Seperti yang Michael rasakan, dia juga sangat kaget dan syok. "Apa-apaan ini? Michael, ini tidak benar, 'kan?" Michael menggeleng tegang dan mulai panik. Ada rasa tidak terima dalam dadanya. Namun, beberapa waktu lalu dia dan Sandrina memang telah melakukan pemeriksaan kesehatan sistem reproduksi mereka. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Baru saja dia kehilangan sosok istri yang sangat dia cinta demi Clara yang k

    Last Updated : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Penyesalan Michael

    Michael menatap serius pada layar monitor yang menunjukan isi di dalam rahim Clara. Dia begitu penasaran apakah Clara hamil atau tidak. Meskipun hamil, nantinya dia ingin melakukan tes DNA. Sang Dokter kandungan kini sedang melakukan pemeriksaan. Alat USG itu sudah berselancar di atas perut rata Clara."Tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan di sini," ungkap Dokter kandungan itu yang berhasil membuat Michael terperanjat kaget sekaligus kecewa. Bukan kecewa karena Clara yang tidak mengandung anaknya, tapi dia kecewa karena Clara telah menipunya sehingga membuat dia kehilangan sang istri yang begitu berharga. Tatapan tajam dan dingin itu kembali Clara dapatkan. Bahkan, kini Lorenza yang selalu bersikap manis dan hangat itu tiba-tiba cuek dan judes pada Clara."Bisa-bisanya kamu menipuku, Clara!" Suara bariton itu terdengar menyeramkan di telinga Clara. Michael menatap penuh api kemarahan."Aku lakukan ini karena sangat mencintaimu, Michael. Aku ingin menikah denganmu," ucap Clara dengan

    Last Updated : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Kelalaian Berkendara

    Hari demi hari terus berlalu. Sandrina mencoba untuk terus melupakan Michael dalam hidupnya. Masa lalu biarlah masa lalu, Sandrina tidak ingin mengingatnya lagi. Sudah cukup dia disakiti oleh Michael maupun keluarganya. Sekarang, Sandrina hanya ingin fokus pada kehidupannya. Sebagai seorang janda, Sandrina kini telah bebas dari peraturan suami yang harus dia patuhi. Itu sebabnya sekarang Sandrina mencoba untuk bangkit dan berdiri di atas kakinya sendiri. Perempuan cantik berkulit putih itu kini berencana membuka rumah makan miliknya sendiri. Berbekal pengalaman di pondok indah mertua, sedikit demi sedikit Sandrina bisa memasak makanan khas Indonesia. "Semoga usaha ini berjalan lancar dan aku bisa sukses," ucap Sandrina pada dirinya sendiri. Meskipun Sandrina belum punya anak, tapi dia tetap ingin mendapatkan penghasilan dari usahanya. Selain itu, Sandrina juga tidak ingin terus mengingat penderitaan yang pernah dia rasakan selama tinggal bersama orang tua dan adik Michael yang jahat

    Last Updated : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Beri Aku Kesempatan

    Sontak saja Sandrina terperanjat kaget mendengar ucapan lelaki di hadapannya. Awalnya Sandrina bersikap lemah lembut dan merendah karena merasa bersalah. Namun saat melihat sikap lelaki itu yang tampak angkuh, tiba-tiba saja Sandrina merasa kesal dan emosi. Sudah benar dia bicara sopan dengan gaya elegan ingin bertanggung jawab, tapi lelaki itu malah ingin membawanya ke kantor polisi."Eh-eh, tunggu dulu. Jangan seperti ini. Saya akan bertanggung jawab!" teriak Sandrina yang kini sudah diseret paksa oleh dua orang pria yang sepertinya adalah bodyguard si lelaki misterius itu.Hurraim Arkhaziyad, si lelaki bertubuh tinggi itu tidak menggubris. Dia kini masuk ke dalam mobil yang sama dengan Sandrina. Kacamata hitam itu masih menyembunyikan sorot mata kala menatap pada wanita di sampingnya.Sandrina menatap sebal. Ini memang kesalahannya, tapi kenapa orang itu harus membawanya ke kantor polisi. Padahal dia akan bertanggung jawab. Bagaimana pun caranya, Sandrina tidak mau sampai dipenjara

    Last Updated : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Tuduhan Michael

    "Tidaaaak! Lepaskan!" pekik Sandrina dengan suara yang lantang dan panik.Jika dulu dia sangat bahagia dipeluk dan dimanja oleh Michael, tapi sekarang justru sebaliknya. Sandrina sangat takut dan membenci pelukan Michael. Mereka sudah resmi bercerai, tidak ada ikatan dan kewajiban lagi di antara keduanya. Sandrina tahu perkara haram dan dosa. "Kamu juga masih cinta 'kan sama aku, Sandrina? Jangan munafik," ucap Michael sembari menatap lekat wajah Sandrina yang tegang dan panik.Sandrina merengkuh tubuhnya sendiri. Dia sangat jijik dengan tindakan Michael padanya. Sekarang, tidak ada lagi tatapan manis dari Sandrina untuk Michael. Teringat kelakuan bejat lelaki itu, Sandrina merasa mual dan muak. "Jangan mimpi!" bentak Sandrina, "Saat kamu mengkhianati aku, maka saat itulah cintaku lenyap untukmu," lanjutnya dengan rahang mengeras dan tatapan penuh kebencian.Michael merasa terhina dan disepelekan. Padahal dia sangat tahu bagaimana Sandrina begitu mencintainya sebelum perselingkuhan

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Merasa Terkekang

    Michael membanting pintu kamarnya dengan kasar. Penolakan dan sikap Sandrina yang cuek, berhasil membuat emosinya meluap-luap. Michael sampai saat ini masih mempertahankan tuduhannya terhadap Sandrina. Ya, dia mengira jika Sandrina bersikap seperti itu dan memilih bercerai dengannya karena dia mengalami kemandulan."Siaaaaal! Kenapa semua ini terjadi padaku? Kenapa aku harus manduuul!!?" teriak Michael sembari mengacak rambutnya frustrasi.Tidak mudah bagi Michael menerima kenyataan yang terjadi padanya. Dari dulu dia merasa sehat dan baik-baik saja. Bahkan, keluarganya pun mengira bahwa Sandrina yang mandul. Namun ternyata, takdir berkata lain. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Michael benar-benar terkejut dan sulit menerima kenyataan pahit ini. Tok tok tok!Terdengar seseorang mengetuk pintu. Michael menolehkan wajahnya dan menatap tajam pada daun pintu. Sejurus kemudian, dia pun melangkahkan kakinya lalu membuka handle pintu."Apa yang kamu lakukan, Michael? Jangan pernah

    Last Updated : 2024-12-07
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Lelaki Tidak Jelas

    Hurraim menoleh pada asal datangnya suara. Sontak saja matanya memicing dan seperti sedang mengingat-ingat. Tentu saja dia seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Sementara Sandrina, wanita cantik itu tiba-tiba melotot kaget saat melihat sosok pria di hadapannya. Ya! Sandrina tidak pernah lupa bahwa Hurraim adalah sosok lelaki yang pernah membawanya ke kantor polisi."Hah? Lelaki ini ... dia 'kan yang bawa aku ke kantor polisi," gumam Sandrina dalam hati.Hurraim menatap dingin dan kini menunjukkan wajah sangarnya. Setelah melihat penampilan dan name tag wanita di hadapannya, Hurraim mulai mengerti jika wanita itu adalah pemilik rumah makan itu. Soal kejadian tempo hari, entah dia masih ingat atau tidak."Kamu pemilik rumah makan ini?" tanya Hurraim dengan suara dingin tapi tegas. Tatapannya tajam dan rahang yang kokoh itu tampak mengeras. Sandrina menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan. Melihat sikap lelaki di hadapannya yang biasa saja, Sandrina tampak mer

    Last Updated : 2024-12-08
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Pertengkaran di Rumah Makan

    Michael melangkahkan kakinya keluar dari mobil. Dia berjalan bergandengan dengan Clara. Begitu sampai, Michael duduk di meja bagian pojok. Rumah makan milik Sandrina ini begitu strategis dan bertema klasik. Michael sangat kagum dan merasa nyaman ketika pertama kali masuk ke rumah makan itu. Setelah karyawati datang menunjukkan buku menu, Michael dan Clara pun memesan berbagai menu di sana. Harga yang cukup murah bagi mereka, sontak membuat keduanya sangat penasaran dengan rasanya. Mereka mengira bahwa rasanya biasa saja dan sesuai harga. "Murah-murah begini harganya. Kayaknya rasanya juga bias aja," ucap Clara."Coba saja kita tunggu. Aku juga penasaran sih sama rasanya," balas Michael. Mereka tidak tahu kalau pemilik rumah makan itu adalah Sandrina. Meskipun Sandrina bukan seorang chef, tapi dia sangat telaten dan pandai memasak. Saat dia masih menjadi istri Michael, Sandrina selalu belajar pada juru masak di rumah suaminya itu. Selain karena hoby, dia juga merasa tertantang dan i

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Happy Ending

    Kabar kehamilan Sandrina sudah sampai ke telinga kedua orang tuanya. Mendengar kabar itu, mereka berdua sangat bahagia dan bersyukur. Sejak putri mereka menikah dengan Michael, sejujurnya keduanya sangat menantikan sosok seorang cucu, tapi mereka tidak berani mendesak atau memaksa putri mereka untuk segera memberikan cucu pada mereka. Sekarang, tanpa diminta pun Sandrina sudah dipercayai oleh Tuhan untuk mengandung anaknya. "Alhamdulillah, anak kita benar-benar sehat dan subur, Yah. Berarti memang rezeki dia bersama Hurraim. Tuhan memang tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya," ucap Marlinda penuh syukur. Sang suami mengangguk pelan diiringi senyuman kemenangan. Mereka juga sudah tahu kalau nanti malam di kediaman Pristilla akan mengadakan acara syukuran atas kehamilan Sandrina. Jadi, keduanya akan hadir untuk ikut mendoakan, serta memberikan ucapan selamat dan support terhadap Sandrina juga Hurraim. "Semoga Tuhan selalu menjaga mereka. Menjaga Sandrina dari hal buruk. Menjaga calon

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Pingsan

    Hurraim berlari ke loteng. Mendengar hal yang mengkhawatirkan tentang istrinya, dia langsung menemui Sandrina di sana. Jantungnya berdetak kencang. Hurraim takut Sandrina kenapa-kenapa. Saat ini, Sandrina tengah duduk sembari memegangi perutnya. Ekspresinya membuat Hurraim semakin panik. Tentu saja Sandrina mulai berakting. Perempuan cantik itu seolah sedang merasakan sakit di bagian perutnya. "Arrgggh!!" pekik Sandrina."Sayang, apa yang terjadi padamu?" tanya Hurraim dengan kekhawatiran yang semakin mendalam. Ditangkapnya tubuh sang istri. Kemudian dia mengelus perut rata Sandrina yang tanpa disadari tengah mengandung sang buah hati. Sandrina meringis seperti kesakitan. Pristilla dan Fery hanya menonton saja. Begitu juga dengan Eleanor. Mereka diam-diam sedang menunggu waktu untuk memberikan surprise pada Hurraim."Perutku, sayang...." Sandrina mengeluh. "Ayo kita ke rumah sakit! Ini tidak bisa dibiarkan," ucap Hurraim tampak panik. Hampir saja dia menggendong tubuh Sandrina, ta

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Suprise

    "Awas, hati-hati. Jangan sampai jatuh," ucap Pristilla dengan sangat antusias. Begitu tahu bahwa menantunya sedang mengandung, Pristilla sangat menjaga ketat Sandrina. Tentu saja dia takut Sandrina dan juga calon bayi dalam perutnya kenapa-kenapa. Sandrina digandeng oleh dua asisten rumah tangga. Ini terlalu berlebihan, tapi Sandrina tidak bisa menolak. Sebenarnya dia juga bisa berjalan sendiri sampai kamarnya. Namun, kekhawatiran sang mertua telah membuatnya seperti seorang ratu. "Kita akan mempunyai cucu!" seru Pristilla pada Fery. Sontak hal itu membuat Fery melebarkan kedua mata dan menatap setengah tidak percaya. "Hah, yang benar? Maksudnya Sandrina hamil?" Fery bertanya dengan raut wajah kaget serta penasaran. Pristilla mengangguk cepat. "Iya! Kita harus merayakan ini. Secepatnya kita atur acara perayaan kehamilan Sandrina.""Bun, itu terlalu berlebihan," protes Sandrina sedikit tidak setuju. "Apanya yang berlebihan? Kita akan mengadakan syukuran atas kehamilan kamu, Sandri

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sandrina Sakit

    Hari demi hari terus berlalu. Sandrina dan Hurraim sudah menjalani rumah tangga selama satu bulan. Hari demi hari mereka lalui dengan penuh kebahagiaan. Tidak ada satu pun orang yang berani mengganggu kebahagiaan mereka. Dalam satu bulan ini, Sandrina masih tinggal bersama mertuanya. Hal itu dikarenakan keinginan Pristilla yang merasa masih belum siap berpisah jauh dengan Hurraim. Hurraim sendiri sudah ingin pindah rumah. Bahkan sebelum menikah pun, Hurraim sudah membeli rumah untuk dihuni dengan istrinya. Namun, saat ini dia belum bisa meninggalkan rumah orang tuanya itu. Padahal Hurraim sudah membujuk Pristilla berulang kali. Namun, Pristilla tetap kekeuh belum siap dan tidak mengizinkan Hurraim untuk pindah rumah. Pagi ini, Sandrina terbangun dalam keadaan lemas. Dia yang sudah tidak menjadi sekretaris Hurraim, hanya melakukan tugasnya sebagai seorang istri sekaligus owner San Kitchen. Selain itu, Sandrina juga mulai menekuni bisnis perhiasan media online. Hal ini sengaja dia lak

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Tidak Ingin Memberatkan

    Hurraim mengelus lembut perut rata Sandrina. Perasaannya senang tak menentu. Telah terpikirkan olehnya bagaimana jika di dalam perut rata itu ada janin sang buah hati mereka. Tentu saja Hurraim sangat tidak sabar. Dia menikah, tujuan menikah memang tidak melulu tentang anak. Akan tetapi, memiliki anak setelah menikah adalah suatu kebahagiaan. Hurraim sendiri tidak pernah berniat untuk menunda-nunda punya anak. Jika Tuhan berkehendak, maka dia berharap Sandrina segera diberi momongan. "Semoga secepatnya kamu mengandung anak kita, sayang," ucap Hurraim dengan suara lembut. Sandrina tersenyum tipis. Waktu itu dia dengan Michael pun mengharapkan hal yang sama. Setiap saat menanti kehadiran sang buah hati mereka. Namun, takdir tidak sampai membuat mereka memiliki anak. Bahkan Sandrina sempat dituding wanita mandul oleh mertuanya sendiri. Semoga saja kali ini tidak. Sandrina sebenarnya sedikit trauma jika seandainya Tuhan sedikit lama memberikan anak padanya. Khawatir mertuanya mengira di

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Aku Milikmu

    Selesai pesta pernikahan, Hurraim membawa kabur Sandrina ke sebuah hotel mewah yang sudah dipesannya. Segenap keluarga melepas dengan penuh kebahagiaan. Senyuman mengembang di sudut bibir kedua mempelai pengantin pria dan wanita. Taburan bunga mengiringi kepergian mereka. Sorak sorai keceriaan menambah kesan bahagia di sana. "Kamu milikku sayang!" ucap Hurraim. Pria tampan itu membopong tubuh ramping Sandrina dari luar hingga ke dalam hotel. Nuansa honeymoon terasa kental di sana. Taburan bunga dan gemerlapan lampu menyambut mereka. Belum lagi aroma harum dari berbagai sudut pun tercium menyengat indera penciuman mereka. "Malam ini aku tidak akan menahan diri lagi," ucap Hurraim lagi. Pria tampan itu nampak perkasa. Dia bahkan tergesa-gesa dan tidak sabaran. Maklum, Hurraim adalah sosok pria dewasa yang tidak pernah melakukan hubungan intim dengan wanita mana pun. Maka saat dia telah menikahi wanita pujaan hatinya, jangan heran jika Hurraim begitu semangat dan tidak sabar. Sekaran

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sah

    Sang pengantin pria telah selesai berjabat tangan dengan Ayah Sandrina. Ijab dan kabul baru saja selesai diucapkan. Segenap saksi, mengatakan 'sah'. Saat itu juga sorak sorai dan ucapan syukur terdengar riuh di telinga. Detik ini juga, Sandrina telah resmi menjadi istri bagi Hurraim. Mereka telah disatukan dalam ikatan yang suci. Murni karena cinta dan jodoh dari ilahi. "Alhamdulillah, sah!" ucap Pristilla sembari menatap haru pada putranya yang tampan nan gagah. Senyuman kebahagiaan mengembang di bibir Hurraim. Tak sabar rasanya ingin melihat sang wanita pujaan. Selesai dengan ritual ijab kabul, penuntun acara memanggil sang mempelai pengantin wanita agar segera keluar. Para tamu nampak antusias. Di antara mereka ada yang sudah pernah hadir di acara pernikahan Sandrina dengan Michael. Namun, tetap saja mereka sangat penasaran pada Sandrina kali ini. Dari segi pesta, dekorasi dan gaya pernikahan Sandrina kali ini jauh berbeda dengan pernikahannya waktu lalu. Tentu ini sengaja Sandri

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hari Yang Ditunggu

    “Bunda walaupun belum pernah jadi mertua, tapi bunda pastikan bakal jadi mertua yang baik. Kamu jangan asal kalau bicara, Hurraim! Jangan bikin Sandrina takut dan berasumsi buruk tentang Bunda!” Pristilla mengomeli dengan kekesalan yang mendalam. Bagaimana tidak kesal, putranya sendiri membicarakan hal buruk tentangnya di hadapan calon menantu. Hurraim tersenyum simpul. Sebenarnya dia hanya bercanda. Hurraim juga tentu berharap Bundanya akan menjadi mertua yang baik untuk Sandrina. Akan tetapi seperti biasa sang Bunda menanggapi dengan serius. “Yang benar saja? Aku hanya ngomong sesuai fakta. Tapi, tetaplah aku percaya kalau Bunda bisa jadi mertua yang baik untuk istri aku nanti,” ucap Hurraim sembari memeluk Sandrina. Pristilla memencengkan bibirnya. “Ada juga kamu! Jangan sampai jari suami zalim terhadap istri. Dan jangan jadi anak durhaka terhadap Bunda! Awas aja kalau sampai itu terjadi,” ancam Pristilla. Sedikit memberikan nasihat pada putranya. “Tenang aja, Bun. Nanti bakala

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Harus Waspada

    Clara tersenyum miring. Kini dia bersedekap dan menatap remeh. Gundukan kesal seakan terlihat di atas kepalanya saat ini. Mengingat Michael sempat drop, dia seperti tidak percaya jika Michael bisa menjebloskan Clara ke dalam penjara. “Kamu tidak punya kuasa atau kekuatan sedikit pun, Michael sayang. Sekarang aku ingin bertanya, dari mana kamu dapatkan modal untuk membuka usaha seperti ini? Kamu pasti meminjam bank, ya? Haha. Jangan sombong dulu! Kalau bisnis kamu berkembang dan sukses, kamu mungkin akan mendapatkan kekuatan dan kekuasaan lagi seperti dulu. Tapi kalau bisnismu mangkrak dan bangkrut, maka apa yang akan kamu dapat? Pastinya sebuah kerugian dan keterpurukan seperti beberapa waktu lalu. Haha!” Clara tertawa terbahak-bahak. Suaranya nyaring dan dia benar-benar menghina Michael. Michael mengepalkan tangan. Mustahil dia tidak marah. Semenjak kejadian itu, kebencian mulai merambat dalam pekarangan hati Michael. Kendati demikian, Michael tidak ingin menjadi arogan lagi. Dia h

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status