Share

Anak Siapa

Penulis: NihayatuZain
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-05 17:36:19

Michael memelototkan kedua mata dan menatap sengit pada Sandrina. Setelah membaca surat itu, seketika dadanya berdebar kencang dan terasa sesak. Michael tidak menyangka jika Sandrina membawa surat pernyataan bahwa dia yang mengalami kemandulan. Kenyataan ini sungguh membuat Michael merasa terpukul dan tidak percaya. Baru saja dia melepaskan berliannya yaitu Sandrina, tapi kenyataan pahit yang lain kini datang padanya. 

"Ini pasti bohong!" tampik Michael mencoba mencari kebenaran. 

"Ini benar, Michael," balas Sandrina. 

Lorenza yang penasaran, langsung menyambar surat itu. Seperti yang Michael rasakan, dia juga sangat kaget dan syok. "Apa-apaan ini? Michael, ini tidak benar, 'kan?" 

Michael menggeleng tegang dan mulai panik. Ada rasa tidak terima dalam dadanya. Namun, beberapa waktu lalu dia dan Sandrina memang telah melakukan pemeriksaan kesehatan sistem reproduksi mereka. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Baru saja dia kehilangan sosok istri yang sangat dia cinta demi Clara yang konon sedang mengandung anaknya.

"Clara, Michael mandul. Jadi, kamu hamil anak siapa?" tanya Sandrina yang berhasil membuat Clara terperanjat kaget. 

Clara melebarkan kedua matanya dan dia benar-benar terkejut. Rahangnya kini jatuh, tatapannya panik dan tubuhnya mulai gemetar. Sementara itu, Michael bertambah pusing. Kenyataan pahit tentang kemandulannya benar-benar membuat dia terpukul. Ditambah lagi sekarang dia telah kehilangan Sandrina. Emosinya kian bertambah. Kecerobohan yang dia lakukan telah membuat hancur rumah tangganya dengan Sandrina. 

"Clara, jawab!" bentak Michael yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya. Dia juga mulai curiga pada Clara. 

Clara menelan salivanya dengan kasar. "Ini anak kamu, Michael. Aku tidak berbohong." Ia bicara sedikit gugup tapi berusaha untuk tenang.

Michael mengusap wajahnya kasar. Tatapannya kini tertuju pada Clara. Rahangnya mengeras dan napas naik turun tidak beraturan.

"Aku mandul, mana mungkin bisa punya anak. Katakan yang sebenarnya! Apa yang sedang kamu rencanakan? Dia bukan anakku!" Suara bariton itu menggema di dalam kamar. Kegaduhan mulai terjadi di sana. 

Lorenza yang benar-benar syok, kini terduduk lemas di sofa. Apa yang menimpa putranya, sungguh membuat dia terpukul dan merasa sedih. Selain itu, Lorenza juga merasa tertipu oleh Clara yang mengaku hamil anak putranya. 

"Dia berbohong! Itu pasti surat palsu!" tuding Clara sembari menatap sengit pada Sandrina.

Sandrina tersenyum miring. Meski tudingan itu membuatnya kesal, tapi dia tetap santai karena kini sudah nampak sifat asli si wanita ular itu. Sudah ketahuan, Clara masih saja berbohong dan justru kini menuding Sandrina yang bukan-bukan.

"Aku atau kamu yang berbohong?" tantang Sandrina sembari melempar sepatu pada perut rata Clara.

Sontak Clara tersentak kaget. Dia benar-benar marah pada tindakan Sandrina. "Jangan mencoba melawanku, perempuan mandul. Aku bisa masukan kamu ke penjara jika berani—" Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Michael menyelanya.

"Diaaaaam!" Bentakan nyaring membuat Clara terperanjat kaget dan kini nyalinya menciut. Melihat tatapan tajam berkilat api kemarahan dari mata Michael, Clara sangat ketakutan. 

Eleanor Rose Pratama, adik Michael tiba-tiba masuk ke kamar itu dengan ekspresi kaget dan heran. Dia mendengar keributan yang terjadi di sana. Sementara itu, Lorenza kini bangkit dari duduknya lalu menatap tajam pada Clara.

"Begini saja, ayo kita pergi ke dokter kandungan untuk memeriksa perutmu itu," ucap Lorenza dengan sangat dingin.

Sontak saja Clara menggeleng cepat dan ekspresi wajahnya benar-benar tegang. "Tidak! Aku tidak mau."

"Kenapa? Kamu pasti takut ketahuan, ya? Apa mungkin kamu sebenarnya tidak hamil?" desak Sandrina sembari menatap penuh api permusuhan.

Michael benar-benar pusing dengan apa yang terjadi padanya. Hatinya hancur saat menyadari bahwa kini dia seperti orang bodoh yang mau percaya pada Clara, dan menceraikan Sandrina begitu saja. Tentang kehamilan Clara masih transparan, hal itu menambah kesal dan geram dalam dadanya. Kenapa juga tadi dia bersedia menandatangani surat cerai itu. Padahal sejauh ini Michael sendiri belum membawa Clara periksa ke dokter. Memang yang namanya penyesalan itu pasti datangnya di akhir. 

"Diam kamu! Ini semua karena kamu nggak terima bercerai dengan Michael, 'kan?" tuding Clara, "Mami, jangan percaya sama dia. Ini mungkin hanya surat palsu yang dia siapkan untuk membuat hubungan kami berantakan," lanjutnya yang kini mengiba pada Lorenza.

Lorenza membuang napasnya kasar. Tatapan yang semula manis dan lembut itu kini berubah menjadi sangar dan dingin. "Ayo kita ke dokter!" 

"Kalau dia nggak mau, berarti dia memang pura-pura hamil!" ucap Sandrina.

"Sandrina, kenapa kamu tidak tunjukan surat ini dari tadi? Kenapa kamu menyembunyikannya dariku?" tanya Michael dengan tatapan pahit dan sedih. Berlian yang selama ini dia genggam, kini sudah terlepas dan bukan lagi miliknya. Hatinya hancur dan kecewa.

Sandrina menarik ujung bibirnya membentuk senyuman sinis di sana. "Aku sudah muak menjalani rumah tangga seperti ini, Michael. Kamu diam-diam selingkuh dariku. Selama ini aku diam dan sabar saat Mami dan adikmu menyakitiku. Tapi aku tidak bisa lagi berada dalam keluarga yang toxic seperti ini. Aku tidak sudi lagi mempertahankan rumah tangga yang tidak sehat seperti ini."

Michael menatap kecewa dan hampa. Dadanya semakin sesak setelah menyadari apa yang telah terjadi. Lelaki tampan itu kini mengacak rambutnya frustrasi lalu meninju udara yang tidak salah apa-apa.

"Aaarrgghhhh!" pekik Michael merasa emosi. Hidupnya sudah hancur karena kehilangan Sandrina.

"Selesaikan masalah kalian. Sekarang, aku bukan siapa-siapa di rumah ini. Jadi ... aku harus pergi!" ucap Sandrina yang kemudian melangkahkan kakinya menuju lemari.

Eleanor yang baru tahu bahwa Kakaknya telah bercerai, sangat terkejut dan benar-benar syok. Ditambah lagi dengan surat pernyataan bahwa Michael mengalami kemandulan. Dia sangat sedih dan iba pada Kakaknya itu. Namun, dalam situasi seperti ini, Eleanor tidak bisa banyak bertanya. Karena hal itu hanya akan menambah kekacauan dan kemarahan sang Kakak.

Michael menatap kaget. Dia yang masih mencintai Sandrina, benar-benar menyesal dan tidak ingin kehilangan wanita cantik itu. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Bukti bahwa Michael menalaknya, sudah terdaftar di surat perceraian. 

"Sayang, jangan pergi dari sini!" pinta Michael berusaha mencegah Sandrina.

Sandrina tidak menggubris. Wanita cantik berkulit putih itu kini menggeret travel bag nya lalu berjalan ke luar kamar. Lorenza yang benar-benar kacau, hanya bisa diam tanpa membantu apa pun pada putranya. Sementara Clara, wanita berdada besar itu pun kini cepat-cepat memakai bajunya dan hendak kabur begitu saja.

"Sandrina! Aku minta maaf. Aku mengaku salah padamu dan telah menyakitimu," teriak Michael saat Sandrina masuk ke dalam mobilnya.

Sandrina menatap sinis. Kekecewaan dalam hatinya sudah membuatnya enggan untuk memberi kesempatan. "Terlambat! Jalani hidupmu tanpaku. Kita sudah menjadi orang asing." Setelah bicara demikian, dia pun menancap gas lalu meninggalkan Michael dengan sejuta kekecewaan.

Michael terjatuh di lantai. Dia benar-benar sedih dan terpukul. Hatinya hancur, kepalanya pusing, emosinya bersemayam di dada, penyesalan menggerogoti dirinya. 

"Clara, ini semua gara-gara kamu!" ucap Michael saat melihat Clara keluar dari rumah dan hendak kabur.

Eleanor mengejar Clara dan mencoba mencegah wanita ular itu. Lorenza yang masih syok dan sedih, kini menyiapkan mobil untuk mengajak Clara ke dokter kandungan. Keadaan semakin tegang dan mencekam. Clara yang hendak keluar gerbang, tiba-tiba ditarik oleh Michael dengan kasar lalu menyeretnya masuk ke dalam mobil.

"Lepaskan aku! Kalian tidak bisa memaksa aku seperti ini!" ujar Clara sembari menatap marah satu persatu orang di sana.

Michael yang mengendarai mobil, tampak mengeraskan rahangnya dan menatap penuh api kemarahan. "Kalau kamu tidak berbohong, kamu tidak akan takut seperti ini."

"Clara, kita selesaikan biar semuanya jelas," timpal Lorenza. 

Clara tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Meski keadaannya begitu tegang dan gemetar, tapi dia tidak bisa kabur begitu saja. Hingga detik demi detik telah berlalu. Mobil yang mereka tumpangi kini sudah masuk ke area klinik dokter kandungan. 

"Tunggu beberapa saat lagi, maka kita akan tahu hasilnya," ucap Lorenza saat mereka sudah mendapatkan nomor antrean. 

Bersambung...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Penyesalan Michael

    Michael menatap serius pada layar monitor yang menunjukan isi di dalam rahim Clara. Dia begitu penasaran apakah Clara hamil atau tidak. Meskipun hamil, nantinya dia ingin melakukan tes DNA. Sang Dokter kandungan kini sedang melakukan pemeriksaan. Alat USG itu sudah berselancar di atas perut rata Clara."Tidak ditemukan tanda-tanda kehamilan di sini," ungkap Dokter kandungan itu yang berhasil membuat Michael terperanjat kaget sekaligus kecewa. Bukan kecewa karena Clara yang tidak mengandung anaknya, tapi dia kecewa karena Clara telah menipunya sehingga membuat dia kehilangan sang istri yang begitu berharga. Tatapan tajam dan dingin itu kembali Clara dapatkan. Bahkan, kini Lorenza yang selalu bersikap manis dan hangat itu tiba-tiba cuek dan judes pada Clara."Bisa-bisanya kamu menipuku, Clara!" Suara bariton itu terdengar menyeramkan di telinga Clara. Michael menatap penuh api kemarahan."Aku lakukan ini karena sangat mencintaimu, Michael. Aku ingin menikah denganmu," ucap Clara dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Kelalaian Berkendara

    Hari demi hari terus berlalu. Sandrina mencoba untuk terus melupakan Michael dalam hidupnya. Masa lalu biarlah masa lalu, Sandrina tidak ingin mengingatnya lagi. Sudah cukup dia disakiti oleh Michael maupun keluarganya. Sekarang, Sandrina hanya ingin fokus pada kehidupannya. Sebagai seorang janda, Sandrina kini telah bebas dari peraturan suami yang harus dia patuhi. Itu sebabnya sekarang Sandrina mencoba untuk bangkit dan berdiri di atas kakinya sendiri. Perempuan cantik berkulit putih itu kini berencana membuka rumah makan miliknya sendiri. Berbekal pengalaman di pondok indah mertua, sedikit demi sedikit Sandrina bisa memasak makanan khas Indonesia. "Semoga usaha ini berjalan lancar dan aku bisa sukses," ucap Sandrina pada dirinya sendiri. Meskipun Sandrina belum punya anak, tapi dia tetap ingin mendapatkan penghasilan dari usahanya. Selain itu, Sandrina juga tidak ingin terus mengingat penderitaan yang pernah dia rasakan selama tinggal bersama orang tua dan adik Michael yang jahat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Beri Aku Kesempatan

    Sontak saja Sandrina terperanjat kaget mendengar ucapan lelaki di hadapannya. Awalnya Sandrina bersikap lemah lembut dan merendah karena merasa bersalah. Namun saat melihat sikap lelaki itu yang tampak angkuh, tiba-tiba saja Sandrina merasa kesal dan emosi. Sudah benar dia bicara sopan dengan gaya elegan ingin bertanggung jawab, tapi lelaki itu malah ingin membawanya ke kantor polisi."Eh-eh, tunggu dulu. Jangan seperti ini. Saya akan bertanggung jawab!" teriak Sandrina yang kini sudah diseret paksa oleh dua orang pria yang sepertinya adalah bodyguard si lelaki misterius itu.Hurraim Arkhaziyad, si lelaki bertubuh tinggi itu tidak menggubris. Dia kini masuk ke dalam mobil yang sama dengan Sandrina. Kacamata hitam itu masih menyembunyikan sorot mata kala menatap pada wanita di sampingnya.Sandrina menatap sebal. Ini memang kesalahannya, tapi kenapa orang itu harus membawanya ke kantor polisi. Padahal dia akan bertanggung jawab. Bagaimana pun caranya, Sandrina tidak mau sampai dipenjara

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-05
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Tuduhan Michael

    "Tidaaaak! Lepaskan!" pekik Sandrina dengan suara yang lantang dan panik.Jika dulu dia sangat bahagia dipeluk dan dimanja oleh Michael, tapi sekarang justru sebaliknya. Sandrina sangat takut dan membenci pelukan Michael. Mereka sudah resmi bercerai, tidak ada ikatan dan kewajiban lagi di antara keduanya. Sandrina tahu perkara haram dan dosa. "Kamu juga masih cinta 'kan sama aku, Sandrina? Jangan munafik," ucap Michael sembari menatap lekat wajah Sandrina yang tegang dan panik.Sandrina merengkuh tubuhnya sendiri. Dia sangat jijik dengan tindakan Michael padanya. Sekarang, tidak ada lagi tatapan manis dari Sandrina untuk Michael. Teringat kelakuan bejat lelaki itu, Sandrina merasa mual dan muak. "Jangan mimpi!" bentak Sandrina, "Saat kamu mengkhianati aku, maka saat itulah cintaku lenyap untukmu," lanjutnya dengan rahang mengeras dan tatapan penuh kebencian.Michael merasa terhina dan disepelekan. Padahal dia sangat tahu bagaimana Sandrina begitu mencintainya sebelum perselingkuhan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Merasa Terkekang

    Michael membanting pintu kamarnya dengan kasar. Penolakan dan sikap Sandrina yang cuek, berhasil membuat emosinya meluap-luap. Michael sampai saat ini masih mempertahankan tuduhannya terhadap Sandrina. Ya, dia mengira jika Sandrina bersikap seperti itu dan memilih bercerai dengannya karena dia mengalami kemandulan."Siaaaaal! Kenapa semua ini terjadi padaku? Kenapa aku harus manduuul!!?" teriak Michael sembari mengacak rambutnya frustrasi.Tidak mudah bagi Michael menerima kenyataan yang terjadi padanya. Dari dulu dia merasa sehat dan baik-baik saja. Bahkan, keluarganya pun mengira bahwa Sandrina yang mandul. Namun ternyata, takdir berkata lain. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Michael benar-benar terkejut dan sulit menerima kenyataan pahit ini. Tok tok tok!Terdengar seseorang mengetuk pintu. Michael menolehkan wajahnya dan menatap tajam pada daun pintu. Sejurus kemudian, dia pun melangkahkan kakinya lalu membuka handle pintu."Apa yang kamu lakukan, Michael? Jangan pernah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Lelaki Tidak Jelas

    Hurraim menoleh pada asal datangnya suara. Sontak saja matanya memicing dan seperti sedang mengingat-ingat. Tentu saja dia seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Sementara Sandrina, wanita cantik itu tiba-tiba melotot kaget saat melihat sosok pria di hadapannya. Ya! Sandrina tidak pernah lupa bahwa Hurraim adalah sosok lelaki yang pernah membawanya ke kantor polisi."Hah? Lelaki ini ... dia 'kan yang bawa aku ke kantor polisi," gumam Sandrina dalam hati.Hurraim menatap dingin dan kini menunjukkan wajah sangarnya. Setelah melihat penampilan dan name tag wanita di hadapannya, Hurraim mulai mengerti jika wanita itu adalah pemilik rumah makan itu. Soal kejadian tempo hari, entah dia masih ingat atau tidak."Kamu pemilik rumah makan ini?" tanya Hurraim dengan suara dingin tapi tegas. Tatapannya tajam dan rahang yang kokoh itu tampak mengeras. Sandrina menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan. Melihat sikap lelaki di hadapannya yang biasa saja, Sandrina tampak mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Pertengkaran di Rumah Makan

    Michael melangkahkan kakinya keluar dari mobil. Dia berjalan bergandengan dengan Clara. Begitu sampai, Michael duduk di meja bagian pojok. Rumah makan milik Sandrina ini begitu strategis dan bertema klasik. Michael sangat kagum dan merasa nyaman ketika pertama kali masuk ke rumah makan itu. Setelah karyawati datang menunjukkan buku menu, Michael dan Clara pun memesan berbagai menu di sana. Harga yang cukup murah bagi mereka, sontak membuat keduanya sangat penasaran dengan rasanya. Mereka mengira bahwa rasanya biasa saja dan sesuai harga. "Murah-murah begini harganya. Kayaknya rasanya juga bias aja," ucap Clara."Coba saja kita tunggu. Aku juga penasaran sih sama rasanya," balas Michael. Mereka tidak tahu kalau pemilik rumah makan itu adalah Sandrina. Meskipun Sandrina bukan seorang chef, tapi dia sangat telaten dan pandai memasak. Saat dia masih menjadi istri Michael, Sandrina selalu belajar pada juru masak di rumah suaminya itu. Selain karena hoby, dia juga merasa tertantang dan i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Video viral

    Semua mata tertuju pada ketiga orang yang sedang mengalami pertikaian. Sandrina mengepalkan tangan dan menatap tajam pada Clara. Beberapa sorot mata menatap iba pada Sandrina, tapi mereka hanya diam dan menonton aksi Clara. Michael sebagai penengah, cukup merasa kesulitan menghentikan Clara yang terus menyerang Sandrina. Awalnya Sandrina hanya diam saja saat Clara menyiram jus alpukat pada wajahnya. Akan tetapi saat Clara hendak melakukannya lagi, dengan cepat Sandrina menepis tangan Clara dan alhasil baju Michael pun ikut ternodai. Sontak saja Michael melebarkan kedua matanya dan menatap kaget sekaligus kesal. Namun, tentu saja dia tidak bisa marah pada Sandrina karena ini semua ulah kekasihnya sendiri yaitu Clara."Cukup! Lebih baik kalian pergi dari sini sebelum aku seret ke kantor polisi!" bentak Sandrina dengan tatapan tajam dan penuh api kemarahan."Wow, sok berkuasa sekali. Hei, kalian! Wanita ini adalah mantan istri kekasihku ini. Dia bercerai karena tahu bahwa—" Clara belum

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10

Bab terbaru

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Happy Ending

    Kabar kehamilan Sandrina sudah sampai ke telinga kedua orang tuanya. Mendengar kabar itu, mereka berdua sangat bahagia dan bersyukur. Sejak putri mereka menikah dengan Michael, sejujurnya keduanya sangat menantikan sosok seorang cucu, tapi mereka tidak berani mendesak atau memaksa putri mereka untuk segera memberikan cucu pada mereka. Sekarang, tanpa diminta pun Sandrina sudah dipercayai oleh Tuhan untuk mengandung anaknya. "Alhamdulillah, anak kita benar-benar sehat dan subur, Yah. Berarti memang rezeki dia bersama Hurraim. Tuhan memang tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya," ucap Marlinda penuh syukur. Sang suami mengangguk pelan diiringi senyuman kemenangan. Mereka juga sudah tahu kalau nanti malam di kediaman Pristilla akan mengadakan acara syukuran atas kehamilan Sandrina. Jadi, keduanya akan hadir untuk ikut mendoakan, serta memberikan ucapan selamat dan support terhadap Sandrina juga Hurraim. "Semoga Tuhan selalu menjaga mereka. Menjaga Sandrina dari hal buruk. Menjaga calon

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Pingsan

    Hurraim berlari ke loteng. Mendengar hal yang mengkhawatirkan tentang istrinya, dia langsung menemui Sandrina di sana. Jantungnya berdetak kencang. Hurraim takut Sandrina kenapa-kenapa. Saat ini, Sandrina tengah duduk sembari memegangi perutnya. Ekspresinya membuat Hurraim semakin panik. Tentu saja Sandrina mulai berakting. Perempuan cantik itu seolah sedang merasakan sakit di bagian perutnya. "Arrgggh!!" pekik Sandrina."Sayang, apa yang terjadi padamu?" tanya Hurraim dengan kekhawatiran yang semakin mendalam. Ditangkapnya tubuh sang istri. Kemudian dia mengelus perut rata Sandrina yang tanpa disadari tengah mengandung sang buah hati. Sandrina meringis seperti kesakitan. Pristilla dan Fery hanya menonton saja. Begitu juga dengan Eleanor. Mereka diam-diam sedang menunggu waktu untuk memberikan surprise pada Hurraim."Perutku, sayang...." Sandrina mengeluh. "Ayo kita ke rumah sakit! Ini tidak bisa dibiarkan," ucap Hurraim tampak panik. Hampir saja dia menggendong tubuh Sandrina, ta

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Suprise

    "Awas, hati-hati. Jangan sampai jatuh," ucap Pristilla dengan sangat antusias. Begitu tahu bahwa menantunya sedang mengandung, Pristilla sangat menjaga ketat Sandrina. Tentu saja dia takut Sandrina dan juga calon bayi dalam perutnya kenapa-kenapa. Sandrina digandeng oleh dua asisten rumah tangga. Ini terlalu berlebihan, tapi Sandrina tidak bisa menolak. Sebenarnya dia juga bisa berjalan sendiri sampai kamarnya. Namun, kekhawatiran sang mertua telah membuatnya seperti seorang ratu. "Kita akan mempunyai cucu!" seru Pristilla pada Fery. Sontak hal itu membuat Fery melebarkan kedua mata dan menatap setengah tidak percaya. "Hah, yang benar? Maksudnya Sandrina hamil?" Fery bertanya dengan raut wajah kaget serta penasaran. Pristilla mengangguk cepat. "Iya! Kita harus merayakan ini. Secepatnya kita atur acara perayaan kehamilan Sandrina.""Bun, itu terlalu berlebihan," protes Sandrina sedikit tidak setuju. "Apanya yang berlebihan? Kita akan mengadakan syukuran atas kehamilan kamu, Sandri

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sandrina Sakit

    Hari demi hari terus berlalu. Sandrina dan Hurraim sudah menjalani rumah tangga selama satu bulan. Hari demi hari mereka lalui dengan penuh kebahagiaan. Tidak ada satu pun orang yang berani mengganggu kebahagiaan mereka. Dalam satu bulan ini, Sandrina masih tinggal bersama mertuanya. Hal itu dikarenakan keinginan Pristilla yang merasa masih belum siap berpisah jauh dengan Hurraim. Hurraim sendiri sudah ingin pindah rumah. Bahkan sebelum menikah pun, Hurraim sudah membeli rumah untuk dihuni dengan istrinya. Namun, saat ini dia belum bisa meninggalkan rumah orang tuanya itu. Padahal Hurraim sudah membujuk Pristilla berulang kali. Namun, Pristilla tetap kekeuh belum siap dan tidak mengizinkan Hurraim untuk pindah rumah. Pagi ini, Sandrina terbangun dalam keadaan lemas. Dia yang sudah tidak menjadi sekretaris Hurraim, hanya melakukan tugasnya sebagai seorang istri sekaligus owner San Kitchen. Selain itu, Sandrina juga mulai menekuni bisnis perhiasan media online. Hal ini sengaja dia lak

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Tidak Ingin Memberatkan

    Hurraim mengelus lembut perut rata Sandrina. Perasaannya senang tak menentu. Telah terpikirkan olehnya bagaimana jika di dalam perut rata itu ada janin sang buah hati mereka. Tentu saja Hurraim sangat tidak sabar. Dia menikah, tujuan menikah memang tidak melulu tentang anak. Akan tetapi, memiliki anak setelah menikah adalah suatu kebahagiaan. Hurraim sendiri tidak pernah berniat untuk menunda-nunda punya anak. Jika Tuhan berkehendak, maka dia berharap Sandrina segera diberi momongan. "Semoga secepatnya kamu mengandung anak kita, sayang," ucap Hurraim dengan suara lembut. Sandrina tersenyum tipis. Waktu itu dia dengan Michael pun mengharapkan hal yang sama. Setiap saat menanti kehadiran sang buah hati mereka. Namun, takdir tidak sampai membuat mereka memiliki anak. Bahkan Sandrina sempat dituding wanita mandul oleh mertuanya sendiri. Semoga saja kali ini tidak. Sandrina sebenarnya sedikit trauma jika seandainya Tuhan sedikit lama memberikan anak padanya. Khawatir mertuanya mengira di

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Aku Milikmu

    Selesai pesta pernikahan, Hurraim membawa kabur Sandrina ke sebuah hotel mewah yang sudah dipesannya. Segenap keluarga melepas dengan penuh kebahagiaan. Senyuman mengembang di sudut bibir kedua mempelai pengantin pria dan wanita. Taburan bunga mengiringi kepergian mereka. Sorak sorai keceriaan menambah kesan bahagia di sana. "Kamu milikku sayang!" ucap Hurraim. Pria tampan itu membopong tubuh ramping Sandrina dari luar hingga ke dalam hotel. Nuansa honeymoon terasa kental di sana. Taburan bunga dan gemerlapan lampu menyambut mereka. Belum lagi aroma harum dari berbagai sudut pun tercium menyengat indera penciuman mereka. "Malam ini aku tidak akan menahan diri lagi," ucap Hurraim lagi. Pria tampan itu nampak perkasa. Dia bahkan tergesa-gesa dan tidak sabaran. Maklum, Hurraim adalah sosok pria dewasa yang tidak pernah melakukan hubungan intim dengan wanita mana pun. Maka saat dia telah menikahi wanita pujaan hatinya, jangan heran jika Hurraim begitu semangat dan tidak sabar. Sekaran

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sah

    Sang pengantin pria telah selesai berjabat tangan dengan Ayah Sandrina. Ijab dan kabul baru saja selesai diucapkan. Segenap saksi, mengatakan 'sah'. Saat itu juga sorak sorai dan ucapan syukur terdengar riuh di telinga. Detik ini juga, Sandrina telah resmi menjadi istri bagi Hurraim. Mereka telah disatukan dalam ikatan yang suci. Murni karena cinta dan jodoh dari ilahi. "Alhamdulillah, sah!" ucap Pristilla sembari menatap haru pada putranya yang tampan nan gagah. Senyuman kebahagiaan mengembang di bibir Hurraim. Tak sabar rasanya ingin melihat sang wanita pujaan. Selesai dengan ritual ijab kabul, penuntun acara memanggil sang mempelai pengantin wanita agar segera keluar. Para tamu nampak antusias. Di antara mereka ada yang sudah pernah hadir di acara pernikahan Sandrina dengan Michael. Namun, tetap saja mereka sangat penasaran pada Sandrina kali ini. Dari segi pesta, dekorasi dan gaya pernikahan Sandrina kali ini jauh berbeda dengan pernikahannya waktu lalu. Tentu ini sengaja Sandri

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hari Yang Ditunggu

    “Bunda walaupun belum pernah jadi mertua, tapi bunda pastikan bakal jadi mertua yang baik. Kamu jangan asal kalau bicara, Hurraim! Jangan bikin Sandrina takut dan berasumsi buruk tentang Bunda!” Pristilla mengomeli dengan kekesalan yang mendalam. Bagaimana tidak kesal, putranya sendiri membicarakan hal buruk tentangnya di hadapan calon menantu. Hurraim tersenyum simpul. Sebenarnya dia hanya bercanda. Hurraim juga tentu berharap Bundanya akan menjadi mertua yang baik untuk Sandrina. Akan tetapi seperti biasa sang Bunda menanggapi dengan serius. “Yang benar saja? Aku hanya ngomong sesuai fakta. Tapi, tetaplah aku percaya kalau Bunda bisa jadi mertua yang baik untuk istri aku nanti,” ucap Hurraim sembari memeluk Sandrina. Pristilla memencengkan bibirnya. “Ada juga kamu! Jangan sampai jari suami zalim terhadap istri. Dan jangan jadi anak durhaka terhadap Bunda! Awas aja kalau sampai itu terjadi,” ancam Pristilla. Sedikit memberikan nasihat pada putranya. “Tenang aja, Bun. Nanti bakala

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Harus Waspada

    Clara tersenyum miring. Kini dia bersedekap dan menatap remeh. Gundukan kesal seakan terlihat di atas kepalanya saat ini. Mengingat Michael sempat drop, dia seperti tidak percaya jika Michael bisa menjebloskan Clara ke dalam penjara. “Kamu tidak punya kuasa atau kekuatan sedikit pun, Michael sayang. Sekarang aku ingin bertanya, dari mana kamu dapatkan modal untuk membuka usaha seperti ini? Kamu pasti meminjam bank, ya? Haha. Jangan sombong dulu! Kalau bisnis kamu berkembang dan sukses, kamu mungkin akan mendapatkan kekuatan dan kekuasaan lagi seperti dulu. Tapi kalau bisnismu mangkrak dan bangkrut, maka apa yang akan kamu dapat? Pastinya sebuah kerugian dan keterpurukan seperti beberapa waktu lalu. Haha!” Clara tertawa terbahak-bahak. Suaranya nyaring dan dia benar-benar menghina Michael. Michael mengepalkan tangan. Mustahil dia tidak marah. Semenjak kejadian itu, kebencian mulai merambat dalam pekarangan hati Michael. Kendati demikian, Michael tidak ingin menjadi arogan lagi. Dia h

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status