Share

Beri Aku Kesempatan

Author: NihayatuZain
last update Last Updated: 2024-12-05 17:38:39

Sontak saja Sandrina terperanjat kaget mendengar ucapan lelaki di hadapannya. Awalnya Sandrina bersikap lemah lembut dan merendah karena merasa bersalah. Namun saat melihat sikap lelaki itu yang tampak angkuh, tiba-tiba saja Sandrina merasa kesal dan emosi. Sudah benar dia bicara sopan dengan gaya elegan ingin bertanggung jawab, tapi lelaki itu malah ingin membawanya ke kantor polisi.

"Eh-eh, tunggu dulu. Jangan seperti ini. Saya akan bertanggung jawab!" teriak Sandrina yang kini sudah diseret paksa oleh dua orang pria yang sepertinya adalah bodyguard si lelaki misterius itu.

Hurraim Arkhaziyad, si lelaki bertubuh tinggi itu tidak menggubris. Dia kini masuk ke dalam mobil yang sama dengan Sandrina. Kacamata hitam itu masih menyembunyikan sorot mata kala menatap pada wanita di sampingnya.

Sandrina menatap sebal. Ini memang kesalahannya, tapi kenapa orang itu harus membawanya ke kantor polisi. Padahal dia akan bertanggung jawab. Bagaimana pun caranya, Sandrina tidak mau sampai dipenjara. Dia baru saja akan memulai karirnya, tapi seseorang kini sedang berpotensi menghambat tujuannya.

"Tuan, saya tahu mobil Anda rusak. Tapi saya akan bertanggung jawab. Jangan libatkan polisi dalam hal ini," mohon Sandrina dengan ekspresi tegang.

"Kelalaian berkendara yang menyebabkan kerusakan, masuk ke dalam pasal 229 ayat 2," ucap Hurraim dengan suara datar dan tanpa ekspresi.

Sontak saja Sandrina terperanjat kaget. Lelaki di sampingnya itu bisa dengan lugas bicara soal hukum. Saat itu juga, Sandrina menelaah pada sekujur tubuh Hurraim. Dia merasa jika lelaki itu bukan orang biasa. Bisa jadi dia adalah pengacara besar atau abdi negara. Entahlah. 

"T–tapi saya akan bertanggung jawab, Tuan. Tolong jangan penjarakan saya," pinta Sandrina dengan ekspresi memohon.

Hurraim hanya diam dengan tatapan fokus ke depan. Kendaraan miliknya itu kini sudah memecah jalanan menuju kantor polisi terdekat. Hal ini benar-benar membuat Sandrina semakin kesal dan agak panik. Semua yang membencinya pasti akan tertawa bahagia melihat dia dipenjara. Sandrina kini membayangkan ekspresi jahat dan nyinyir dari Lorenza, Eleanor dan juga Clara saat melihat dia dipenjara. Ini gawat, Sandrina bahkan seperti akan kehilangan harapannya untuk membangun masa depan yang lebih indah.

Di depan polisi, Sandrina meremas jari jemarinya. Dia bukan takut karena kelalaiannya, tapi dia takut dipenjara. Hurraim yang merasa dirugikan, melaporkan apa yang terjadi pada mobilnya. 

"Atas kelalaian ini, Anda terkena pasal 229 ayat 2. Sebagai sanksinya, Anda dikenakan pidana penjara paling lama 6 bulan atau denda paling banyak 1 juta," ungkap polisi berbadan tegap.

Kedua mata Sandrina melebar. Rahangnya terjatuh dan mulutnya menganga. Dia benar-benar terkejut mendengar penjelasan itu. 

"Saya tidak mau dipenjara! Lebih baik saya ganti rugi saja!" sergah Sandrina dengan suara lantang.

"Bagaimana, Pak? Apakah Anda bersedia dengan keinginan Mbak ini?" tanya Pak Polisi itu pada Hurraim.

Hurraim yang sejak tadi melipat tangan di dadanya, kini membuang napasnya pelan lalu mengangguk singkat. "Tidak masalah."

"Jadi, kasus ini sudah selesai sampai di sini saja. Korban sudah setuju untuk digantikan kerugiannya oleh tersangka. Mbak, Anda bebas dan tidak dipidana penjara," ucap polisi itu pada Sandrina.

Sandrina membuang napasnya lega. Seketika itu juga dia menatap sedikit aneh pada lelaki di sampingnya. Kalau begini caranya, kenapa tidak dari tadi saja dia katakan untuk diganti kerugiannya. Sandrina benar-benar sebal. 

Sekarang, Sandrina berjalan cepat di belakang Hurraim. Lelaki itu sejak keluar dari ruangan, tidak bicara sepatah kata pun pada Sandrina. Langkah kaki Hurraim begitu cepat dan membuat Sandrina kesulitan mengimbanginya.

"Tuan, berikan nomor rekening Anda," ucap Sandrina.

Hurraim tidak menoleh sedikitpun. Namun, sempat berbicara. "Saya tidak punya banyak waktu. Lain kali kalau berkendara, jangan lalai."

Sandrina kebingungan. Apa sebenarnya yang lelaki itu inginkan? Tadi bersikeras membawanya ke kantor polisi, tapi sekarang seolah enggan diganti kerugiannya oleh Sandrina. Bahkan, Hurraim kini sudah bergerak masuk ke dalam mobilnya tanpa bicara apa-apa lagi pada Sandrina. 

"Tuan, bagaimana dengan saya?" teriak Sandrina saat mobil yang ditumpangi Hurraim berjalan meninggalkannya.

Ini benar-benar membuat Sandrina semakin kesal sekaligus bingung. Dia sudah terlampau jauh dari mobilnya yang ia tinggalkan di sana. Lelaki menyebalkan itu bahkan tidak mengantarnya kembali ke mobilnya. 

"Kenapa dia aneh sekali? Padahal tidak perlu ke kantor polisi kalau ujung-ujungnya dia pilih cara damai. Sekarang, dia tiba-tiba pergi tanpa memberi tahu nomor rekeningnya. Ck, benar-benar menyebalkan!" Sandrina berdecak kesal.

Sementara itu, Hurraim kini melepas kacamata hitamnya. Pria berusia 35 tahun itu melirik arloji di pergelangan tangannya. Dia adalah seorang CEO perusahaan di bidang industri. Hari ini, Hurraim akan menghadiri acara pembukaan perusahaan baru miliknya di Jakarta. Akibat kejadian tadi, dia sedikit telat dan kini terburu-buru. Sejak tadi, sang ayah meneleponnya berkali-kali. Hal ini membuatnya semakin kesal.

"Lebih cepat lagi! Telat sedikit saja aku bisa dimaki habis-habisan oleh ayah dan kakek," perintah Hurraim pada sopirnya.

Sopir mengangguk singkat dan dia menaikkan kecepatan mobil yang dikendarainya. Dalam situasi ini, Hurraim sangat tidak tenang dan merasa gelisah. Kemarahan ayahnya sudah dapat dia rasakan dari sekarang jika benar-benar terlambat datang.

"Jangan biarkan wanita itu lolos. Ini semua gara-gara dia," ucap Hurraim pada asisten pribadinya yang duduk di depan samping kemudi. Tiba-tiba saja dia teringat pada Sandrina yang telah menabrak mobilnya.

Waktu terus berjalan. Hurraim kini membuang napasnya kasar. Dia adalah putra tunggal keluarga kaya raya. Lelaki berdarah Turkiye–Indonesia itu baru saja tiba dari Dubai. Awalnya, Hurraim memimpin perusahaan yang ada di Dubai. Namun, tahun ini dia disuruh oleh sang kakek untuk mengurus perusahaan barunya di Jakarta.

Hurraim adalah lelaki tampan yang selalu menjaga jarak dari wanita. Tampangnya yang galak dan sikapnya yang dingin, membuat semua orang ketakutan dan segan setiap berhadapan dengannya. Sampai saat ini, Hurraim belum memiliki kekasih. Meskipun kakek dan kedua orang tuanya sudah sering menyinggung soal pernikahan, tapi Hurraim masih betah melajang. 

Sementara itu, Sandrina kini terpaksa memesan ojek online untuk mengantarkannya ke tempat mobilnya berada. Rencana belanja keperluan rumah makan barunya, terpaksa harus dia batalkan. Berbagai macam kejadian hari ini seakan tidak mengizinkan Sandrina untuk membuka jalan menuju kesuksesan.

"Ya ampun, penyok begini mobilku," keluh Sandrina sembari menatap kesal pada bagian depan mobilnya.

Sandrina tidak berniat untuk pergi ke bengkel. Dia memilih pulang karena pikiran dan badannya lumayan lelah. Saat tiba di rumah, Sandrina menatap kaget dan saat itu juga kekesalannya semakin bertambah. Michael, lelaki itu ternyata sudah menunggunya di teras rumah. Keadaan rumah sangat sepi, karena kedua orang tua Sandrina sedang pergi. 

Begitu melihat Sandrina keluar dari mobil, Michael bangkit dari duduknya. Dia kini terlihat tidak sabar ingin bertemu dengan mantan istrinya. Ada rasa kesal dan dendam atas keputusan Sandrina yang bercerai dengannya. Michael masih terus memikirkan Sandrina dan menyesal karena telah mengkhianatinya.

"Sandrina, aku ingin bicara," ucap Michael dengan suara tegas.

Sandrina tidak mau menatap wajah Michael yang menjijikan baginya. Dia sangat membenci mantan suaminya itu. "Tidak ada yang harus dibicarakan. Semuanya sudah jelas, kita sudah berpisah."

"Sandrina, tolong beri aku kesempatan sekali lagi," pinta Michael berusaha meluluhkan hati Sandrina.

Kedua mata Sandrina melotot tajam. "Tidak tahu malu! Kamu sudah menodai pernikahan yang suci. Dan sekarang meminta aku untuk memberi kesempatan? Itu tidak akan terjadi. Lagipula, aku sudah bukan istrimu lagi. Sebaiknya jalani hidup masing-masing." Setelah bicara demikian, Sandrina melengos pergi. Buru-buru dia membuka pintu lalu masuk tanpa menoleh ke arah Michael yang tengah berjalan mengikutinya.

Michael mengepalkan kedua tangannya. Semakin Sandrina menjauhinya, dia semakin merasa terhina. Michael seolah tidak sadar atas perlakuan kejinya pada Sandrina. Dia hanya mengira jika Sandrina jijik dan ilfil atas kemandulan yang dia alami.

"Aku merindukanmu, Sandrina," ucap Michael sembari menarik tangan Sandrina lalu membawa ke dalam pelukannya.

Bersambung...

Related chapters

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Tuduhan Michael

    "Tidaaaak! Lepaskan!" pekik Sandrina dengan suara yang lantang dan panik.Jika dulu dia sangat bahagia dipeluk dan dimanja oleh Michael, tapi sekarang justru sebaliknya. Sandrina sangat takut dan membenci pelukan Michael. Mereka sudah resmi bercerai, tidak ada ikatan dan kewajiban lagi di antara keduanya. Sandrina tahu perkara haram dan dosa. "Kamu juga masih cinta 'kan sama aku, Sandrina? Jangan munafik," ucap Michael sembari menatap lekat wajah Sandrina yang tegang dan panik.Sandrina merengkuh tubuhnya sendiri. Dia sangat jijik dengan tindakan Michael padanya. Sekarang, tidak ada lagi tatapan manis dari Sandrina untuk Michael. Teringat kelakuan bejat lelaki itu, Sandrina merasa mual dan muak. "Jangan mimpi!" bentak Sandrina, "Saat kamu mengkhianati aku, maka saat itulah cintaku lenyap untukmu," lanjutnya dengan rahang mengeras dan tatapan penuh kebencian.Michael merasa terhina dan disepelekan. Padahal dia sangat tahu bagaimana Sandrina begitu mencintainya sebelum perselingkuhan

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Merasa Terkekang

    Michael membanting pintu kamarnya dengan kasar. Penolakan dan sikap Sandrina yang cuek, berhasil membuat emosinya meluap-luap. Michael sampai saat ini masih mempertahankan tuduhannya terhadap Sandrina. Ya, dia mengira jika Sandrina bersikap seperti itu dan memilih bercerai dengannya karena dia mengalami kemandulan."Siaaaaal! Kenapa semua ini terjadi padaku? Kenapa aku harus manduuul!!?" teriak Michael sembari mengacak rambutnya frustrasi.Tidak mudah bagi Michael menerima kenyataan yang terjadi padanya. Dari dulu dia merasa sehat dan baik-baik saja. Bahkan, keluarganya pun mengira bahwa Sandrina yang mandul. Namun ternyata, takdir berkata lain. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Michael benar-benar terkejut dan sulit menerima kenyataan pahit ini. Tok tok tok!Terdengar seseorang mengetuk pintu. Michael menolehkan wajahnya dan menatap tajam pada daun pintu. Sejurus kemudian, dia pun melangkahkan kakinya lalu membuka handle pintu."Apa yang kamu lakukan, Michael? Jangan pernah

    Last Updated : 2024-12-07
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Lelaki Tidak Jelas

    Hurraim menoleh pada asal datangnya suara. Sontak saja matanya memicing dan seperti sedang mengingat-ingat. Tentu saja dia seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Sementara Sandrina, wanita cantik itu tiba-tiba melotot kaget saat melihat sosok pria di hadapannya. Ya! Sandrina tidak pernah lupa bahwa Hurraim adalah sosok lelaki yang pernah membawanya ke kantor polisi."Hah? Lelaki ini ... dia 'kan yang bawa aku ke kantor polisi," gumam Sandrina dalam hati.Hurraim menatap dingin dan kini menunjukkan wajah sangarnya. Setelah melihat penampilan dan name tag wanita di hadapannya, Hurraim mulai mengerti jika wanita itu adalah pemilik rumah makan itu. Soal kejadian tempo hari, entah dia masih ingat atau tidak."Kamu pemilik rumah makan ini?" tanya Hurraim dengan suara dingin tapi tegas. Tatapannya tajam dan rahang yang kokoh itu tampak mengeras. Sandrina menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan. Melihat sikap lelaki di hadapannya yang biasa saja, Sandrina tampak mer

    Last Updated : 2024-12-08
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Pertengkaran di Rumah Makan

    Michael melangkahkan kakinya keluar dari mobil. Dia berjalan bergandengan dengan Clara. Begitu sampai, Michael duduk di meja bagian pojok. Rumah makan milik Sandrina ini begitu strategis dan bertema klasik. Michael sangat kagum dan merasa nyaman ketika pertama kali masuk ke rumah makan itu. Setelah karyawati datang menunjukkan buku menu, Michael dan Clara pun memesan berbagai menu di sana. Harga yang cukup murah bagi mereka, sontak membuat keduanya sangat penasaran dengan rasanya. Mereka mengira bahwa rasanya biasa saja dan sesuai harga. "Murah-murah begini harganya. Kayaknya rasanya juga bias aja," ucap Clara."Coba saja kita tunggu. Aku juga penasaran sih sama rasanya," balas Michael. Mereka tidak tahu kalau pemilik rumah makan itu adalah Sandrina. Meskipun Sandrina bukan seorang chef, tapi dia sangat telaten dan pandai memasak. Saat dia masih menjadi istri Michael, Sandrina selalu belajar pada juru masak di rumah suaminya itu. Selain karena hoby, dia juga merasa tertantang dan i

    Last Updated : 2024-12-09
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Video viral

    Semua mata tertuju pada ketiga orang yang sedang mengalami pertikaian. Sandrina mengepalkan tangan dan menatap tajam pada Clara. Beberapa sorot mata menatap iba pada Sandrina, tapi mereka hanya diam dan menonton aksi Clara. Michael sebagai penengah, cukup merasa kesulitan menghentikan Clara yang terus menyerang Sandrina. Awalnya Sandrina hanya diam saja saat Clara menyiram jus alpukat pada wajahnya. Akan tetapi saat Clara hendak melakukannya lagi, dengan cepat Sandrina menepis tangan Clara dan alhasil baju Michael pun ikut ternodai. Sontak saja Michael melebarkan kedua matanya dan menatap kaget sekaligus kesal. Namun, tentu saja dia tidak bisa marah pada Sandrina karena ini semua ulah kekasihnya sendiri yaitu Clara."Cukup! Lebih baik kalian pergi dari sini sebelum aku seret ke kantor polisi!" bentak Sandrina dengan tatapan tajam dan penuh api kemarahan."Wow, sok berkuasa sekali. Hei, kalian! Wanita ini adalah mantan istri kekasihku ini. Dia bercerai karena tahu bahwa—" Clara belum

    Last Updated : 2024-12-10
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Ingin Memberi Pelajaran

    Seperti dugaan Sandrina kemarin, rumah makannya hari ini benar-benar ramai oleh pengunjung. Ada yang sudah sering datang ke sana, ada yang baru beberapa kali, dan ada juga yang baru menginjakkan kaki ke tempat itu. Sebagian mungkin karena penasaran dengan rasa dan kualitas rumah makan baru milik Sandrina itu. Namun, sepertinya yang lebih utama adalah orang-orang yang kepo pada Sandrina akibat kejadian viral kemarin. Sandrina saat ini sedang menghadapi beberapa konten kreator dan blogger. Banyak di antara mereka membuat konten di sana. Sandrina tidak marah atau melarang, dia justru merasa senang karena hal itu akan sangat menguntungkan baginya. Setelah ini, rumah makannya mungkin akan semakin dikenal banyak orang. "Saya tidak ada hubungan apapun dengan mereka. Terlebih saat saya memilih untuk mengikhlaskan mantan suami saya direbut oleh wanita itu," ucap Sandrina di depan kamera. "Oh, jadi dia mantan suami Mbak? Dengar-dengar, dia pemilik perusahaan sepatu terbesar di kota ini?" tan

    Last Updated : 2024-12-11
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Jangan Terlalu Berharap

    Malam ini kedua orang tua Hurraim sudah berada di sebuah restoran mewah bersama Naima dan Kakeknya. Naima adalah gadis yatim piatu yang tinggal bersama Kakek dan neneknya. Namun, neneknya pun sudah lama meninggal dunia. Sekarang, Naima hanya hidup bersama sang Kakek yang sudah seperti pahlawan baginya. Kakek Naima sendiri bersahabat baik dengan kakek Hurraim. Sejak dulu, mereka saling bekerja sama untuk mengembangkan bisnis masing-masing. Kakek Hurraim ingin menikahkan cucunya dengan cucu sahabatnya, agar persahabatan mereka selalu terikat hingga generasi ke generasi yang akan datang. "Di mana Hurraim? Apakah dia tidak bersedia datang?" tanya Kakek Naima yang tampak heran.Sudah lima belas menit mereka menunggu kedatangan Hurraim, tapi Hurraim belum juga sampai. Naima sedikit canggung sekaligus tidak percaya diri. Dari awal, dia merasa jika Hurraim tidak akan mau dijodohkan dengannya. Namun, Naima sudah terlanjur menyukai Hurraim dan berharap mereka akan benar-benar menikah."Dia pa

    Last Updated : 2024-12-12
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sandrina Dicegat Pria Misterius

    Sandrina menolehkan wajahnya ke arah datangnya suara. Saat air matanya mengalir dengan deras membasahi pipi, suara misterius itu seolah seperti menarik kembali air mata itu. Perlahan dia mengamati siluet hitam tinggi yang tak jauh darinya. Semerbak parfum maskulin menusuk masuk ke dalam indera penciumannya. Sandrina merasa heran sekaligus penasaran. Dia juga sedikit malu karena tadi sempat mengoceh dan menangis sendiri. Apakah lelaki itu mendengar semua ocehannya? Begitu pikir Sandrina."Kamu!" ucap Sandrina saat dia melihat wajah tampan Hurraim. Hurraim menatap datar dan sedikit menyipitkan mata. Sudah dia duga tadi bahwa seperti pernah mendengar suara wanita itu. Benar saja, sekarang Hurraim sudah tahu siapa sosok wanita yang menangis di sana."Lanjutkan. Aku tidak bermaksud mengganggu," ucap Hurraim yang kemudian menyadarkan tubuhnya pada pohon besar di sana. Sandrina mendelikan matanya dan menatap jengah. Bagaimana dia mau melanjutkan, sedangkan di sana sudah ada sosok lelaki ya

    Last Updated : 2024-12-13

Latest chapter

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Jalan-jalan ke Mall

    Eleanor menceritakan apa yang terjadi pada keluarganya belakangan ini. Hal itu sontak membuat Papinya tercengang kaget. Terlebih saat mendengar kabar Michael yang depresi. Dia juga baru tahu apa yang terjadi pada rumah tangga Michael. Saat tahu Michael selingkuh, Papi Eleanor benar-benar geram dan menyangkut pautkan dengan sifat Lorenza. "Wajar aja kalau kakakmu seperti itu, Ele. Soalnya mamimu yang menghasutnya. Dari dulu mami kamu nggak mau berubah. Dia doyan selingkuh, dan malah diturunkan pada anaknya. Miris sekali. Papi harap, kamu tidak seperti itu, Nak. Karena jika itu terjadi, maka kamulah yang akan menghancurkan dirimu sendiri," tutur Papi Eleanor dengan serius. Eleanor mengangguk pelan. Maka setelah dia tahu banyak tentang maminya, seorang Eleanor mengerti mengapa maminya bersikeras menghasut Michael untuk selingkuh dengan Clara. Sampai-sampai rumah tangga kakaknya itu hancur oleh perbuatan mami mereka. "Ele nggak akan kayak mami. Tapi untung aja Papi berhasil temukan jal

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Eleanor Bertemu Papi

    "Mami, hari ini Ele mau nemuin papi," ucap Eleanor dengan tatapan penuh harap. Lorenza mendelikan matanya dan menatap tajam. Sepertinya dia sangat tidak suka dengan tindakan putrinya itu. "Jangan pernah menemuinya, Ele. Sudah Mami katakan berkali-kali kalau kamu tidak pantas bertemu dengan pria yang sudah menelantarkan kamu!" Ia bicara dengan nada tinggi dan ngegas. Eleanor menatap setengah tidak percaya. "Tapi ini demi kebaikan kita semua, Mam.""Apa yang akan kamu lakukan? Dia tidak akan peduli pada kita. Sudah, lupakan saja. Kita jalani kehidupan baru ini," ujar Lorenza yang tampak menekan setiap ucapannya.Eleanor membuang napasnya kasar. Dia benar-benar kesal pada Maminya yang selalu saja ingin menang sendiri. Padahal, Eleanor berniat untuk mengadukan apa yang terjadi pada keluarga mereka. Termasuk soal perusahaan yang dirampas oleh Clara. Siapa tahu sang papi bisa menolong mereka. Belakangan ini, Eleanor mengetahui bahwa papinya memiliki beberapa perusahaan besar dan sukses. T

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Jujur Soal Rambut

    Di sudut lain...Seorang pria duduk dengan memeluk lutut di bawah ranjang. Matanya sayu, rambutnya berantakan, wajahnya kusam dan tubuhnya gemetar. Kamar itu tampak gelap dan seolah nestapa merenggut semua cahaya. Asap rokok mengepul di udara. Melayang tinggi bersama segenap penderitaan. Michael semakin terpuruk dan tidak bisa melakukan apapun lagi. Dia sudah kehilangan kekuasaannya. Bahkan untuk memberi makan pada mami dan adiknya pun Michael tidak bisa melakukannya. "Kenapa semuanya terjadi begitu saja? Apakah aku diciptakan hanya untuk menderita!?" gumam Michael dalam hati. Semenjak kehilangan perusahaannya, Michael selalu melamun dan menikmati minuman haram. Lorenza sebagai orang tua sangat prihatin terhadap kondisi putranya itu. Sering kali dia mengingatkan Michael agar tidak menyiksa dirinya sendiri dengan minuman keras dan begadang semalaman. Namun, Michael terlanjur pusing dan depresi. Dia mencari sebuah ketenangan dalam hidupnya. "Setelah kehilangan papi yang direbut oleh

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Keputusan Hurraim

    Sesampainya di rumah...Naima berlari kecil menghampiri Hurraim yang baru saja tiba. Wanita cantik itu langsung memeluk hangat tubuh tunangannya. Setelah dua hari menunggu, akhirnya Hurraim datang juga. "Aaaaaa, akhirnya kamu pulang," sorak Naima dengan tingkah manjanya. Hurraim memutar bola matanya malas lalu membuang napasnya kasar. Dia pun segera mendorong tubuh Naima agar menjauh darinya. "Lepaskan! Jangan peluk-peluk tubuhku seperti ini."Naima mengerucutkan bibirnya bertingkah sebal. "Kamu kenapa sih, kok cuek banget sama aku. Hurraim, kita akan menikah. Maka cobalah membuka hati untukku."Hurraim tak menggubris. Dia sekarang berjalan menaiki anak tangga untuk langsung ke kamarnya. Naima mengekori sambil terus mengoceh. "Hurraim sayang, apa kamu tidak merindukan aku?" tanya Naima dengan manja sekaligus sebal. "Tidak! Heh, suruh siapa kamu mengikuti aku? Pergi sekarang juga. Aku capek dan perlu istirahat. Nanti malam keluarga kita akan kembali bertemu, maka aku akan umumkan s

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Michael Depresi

    Kembali ke keluarga Michael...Hari ini Michael mengunjungi perusahaan yang sudah sah menjadi milik Clara. Meskipun Clara sendiri belum bisa ia temui, tapi Michael akan berusaha mendapatkan perusahaan miliknya kembali. Perusahaan itu memang warisan dari orang tua Lorenza, tapi tetap saja Michael pun berusaha payah untuk mengembangkannya. Sekarang, siapa yang tidak marah dan geram jika tiba-tiba seorang Clara merebut perusahaan yang sudah susah payah dibangun dan dikembangkan. "Maaf Pak, Anda bukan bagian dari perusahaan ini lagi," ucap petugas keamanan yang saat ini berusaha menghalangi Michael untuk masuk ke perusahaan itu. Michael menatap tajam dan dadanya benar-benar terasa sesak. Bisa-bisanya orang di hadapannya ini melarangnya masuk. Padahal dialah yang menggajinya. "Ini bukan urusanmu! Aku akan mendapatkan hakku kembali!" ujar Michael bersikeras untuk masuk. "Tapi Bu Clara melarang Anda datang ke sini, Pak," ucap keamanan itu. Michael membuang napasnya kasar. "Minggir!" Ia

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Malam Terakhir di Bandung

    Sandrina kembali bergabung dengan peserta lainnya. Team San Kitchen pun mendapat juara 2. Sementara juara 3, dari karyawan perusahaan Hurraim. "Sekarang pengumuman untuk pemenang lomba squid game!" ucap MC. Juna mendadak tegang dan harap-harap cemas. Kendati demikian, dia sudah yakin jika akan mendapatkan hadiah mobil yang diimpikan. Ada beberapa orang yang mendapatkan juara. Selain juara 1, 2 dan 3. Juara harapan lainnya pun mendapatkan hadiah. Ini sungguh membuat semua peserta semangat. "Juna pasti dapat mobil, Kiah," ucap Sandrina. "Iya, Bu San. Semoga saja pak CEO nggak bohong ya," sahut Zakiah. "Dia nggak akan bohong. Ini menyangkut harga diri dan kesuksesannya dalam bisnis," tukas Sandrina menegaskan. "Hehe, iya-iya Bu," balas Zakiah. "Pemenangnya adalah Arjuna Prakoso!" ucap Hurraim. "Yeeeee!" Zakiah bersorak. Juna terduduk lesu lalu bersujud di tanah. Setelah itu dia menengadahkan kedua tangannya ke atas langit. "Alhamdulillah." Kemudian, staf itu pun berjalan cepat k

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hadiah Kalung Sapphire

    Lorenza telah bercerai dengan suaminya saat Eleanor berusia lima tahun. Selama itu, papi Michael dan Eleanor tidak pernah lagi menemui mereka. Bukan karena tidak ingin, tapi Lorenza yang menghalanginya untuk bertemu dengan putra putrinya."Jangan ngawur, Ele. Papi sudah tidak peduli pada kita sejak bercerai dengan Mami. Dia sudah bahagia dengan keluarga barunya," ujar Michael yang tampak menekan setiap ucapannya. "Aku nggak ngawur, Kak. Ini benar-benar terjadi. Kalian bahkan tidak tahu 'kan kalau papi sudah ada di Indonesia!?" tukas Eleanor semakin ngotot. "Apa!?" Sontak saja Lorenza melebarkan kedua matanya dan menatap setengah tidak percaya. "Apa kamu sering berkomunikasi dengannya?" tanya Michael penuh selidik. Eleanor mengangguk mantap. "Ya! Sudah tiga tahun belakangan, aku dan papi saling bertukar kabar. Papi sempat mengajakku untuk bertemu, tapi aku ragu karena takut tidak bisa menahan emosiku saat bertemu dengannya.""Jangan pernah menemuinya. Ingat, dia papi kalian yang ti

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Kesalahan Lorenza

    Michael mengendarai mobilnya dengan cepat menuju kediaman Clara. Emosi sudah menumpuk di dadanya. Clara benar-benar wanita licik dan jahat. Tak pernah Michael bayangkan jika ternyata wanita yang menghancurkannya adalah Clara. Sudah berhasil menyingkirkan Sandrina dari hidupnya, sekarang Clara pun menyingkirkan kekayaan miliknya. Sungguh ironis, tapi inilah kenyataan yang Michael hadapi. "Clara! Clara! Buka pintunya!" teriak Michael di luar. Ia berharap Clara ada di dalam sana. Namun, beberapa menit berlalu, Clara tak kunjung keluar. Hal itu benar-benar membuat Michael dongkol. Lelaki tampan itu pun mendobrak pintu itu lalu masuk mencari keberadaan Clara. Akan tetapi, tidak ada siapa pun di sana. "Clara! Sembunyi di mana kamu!?" teriak Michael lagi. Ada yang janggal di hadapan Michael. Perabotan dan barang-barang di sana sangatlah berbeda. Tentu saja dia mulai curiga jika apartemen ini bukan ditempati oleh Clara lagi. "Hei, apa yang kamu lakukan di rumahku!?" teriak seorang lansia

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Awal Kehancuran Michael

    Sandrina sudah selesai memasak nasi liwet, sambal terasi, ikan goreng dan berbagai lalapan lainnya. Ikan mas hasil tangkapan Hurraim pun sudah selesai dimasak. Team juri sudah menunggu dan siap menilai masakan para peserta lomba. "Semoga kita menang ya, Bu," ucap Zakiah penuh harap. "Aamiin. Kalau menang, kita dapat hadiah alat-alat masak yang canggih dan modern," balas Sandrina. "Yeah!!! Tapi buat Pak CEO udah dipisahin 'kan Bu?" tanya Zakiah. "Aman, Kiah. Lihat tuh, dia mau ke sini!" ucap Sandrina sembari menatap intens pada Hurraim yang sedang berjalan ke arahnya. Perlombaan memancing sudah selesai. Hurraim hanya berhasil mendapatkan 1 ekor ikan mas. Bastian mendapatkan 5 ekor ikan mas dan nila. Sementara Juna, mendapatkan 15 ekor ikan mas dan nila. Sepertinya Juna termasuk salah satu pemenang lomba mancing itu. "Sayang, aku capek," rengek Hurraim dengan ekspresi manjanya. Lelaki tampan itu ngelendot pada Sandrina yang duduk di kursi jati. Sandrina memutar bola matanya dan m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status