Share

Tuduhan Michael

Penulis: NihayatuZain
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 18:17:00

"Tidaaaak! Lepaskan!" pekik Sandrina dengan suara yang lantang dan panik.

Jika dulu dia sangat bahagia dipeluk dan dimanja oleh Michael, tapi sekarang justru sebaliknya. Sandrina sangat takut dan membenci pelukan Michael. Mereka sudah resmi bercerai, tidak ada ikatan dan kewajiban lagi di antara keduanya. Sandrina tahu perkara haram dan dosa. 

"Kamu juga masih cinta 'kan sama aku, Sandrina? Jangan munafik," ucap Michael sembari menatap lekat wajah Sandrina yang tegang dan panik.

Sandrina merengkuh tubuhnya sendiri. Dia sangat jijik dengan tindakan Michael padanya. Sekarang, tidak ada lagi tatapan manis dari Sandrina untuk Michael. Teringat kelakuan bejat lelaki itu, Sandrina merasa mual dan muak. 

"Jangan mimpi!" bentak Sandrina, "Saat kamu mengkhianati aku, maka saat itulah cintaku lenyap untukmu," lanjutnya dengan rahang mengeras dan tatapan penuh kebencian.

Michael merasa terhina dan disepelekan. Padahal dia sangat tahu bagaimana Sandrina begitu mencintainya sebelum perselingkuhan itu terjadi. Maka Michael merasa jika Sandrina tidak akan mudah melupakan dirinya. 

"Aku tidak percaya! Aku bisa lihat dari tatapan matamu, Sandrina. Kamu ingin bercerai denganku hanya karena kamu cemburu, bukan? Oh, atau karena kamu tahu kalau aku mandul!?" desak Michael sembari melangkahkan kaki mendekati Sandrina. 

Sandrina melangkah mundur. "Jangan mendekat!" Kini dia semakin ketakutan. Jujur saja, Sandrina takut Michael akan melakukan sesuatu padanya. Entah itu sebuah ci*man, atau justru melukai tubuhnya. 

Michael tidak peduli. Dia kini justru berseringai jahat dan seperti seorang psikopat yang hendak mengeksekusi korbannya. Rasa kehilangan dan kecewa berat telah membuat Michael terobsesi untuk mendapatkan Sandrina kembali. Bagaimana pun caranya. 

"Dengar, aku tidak terima atas tindakan kamu yang meninggalkanku karena kekurangan yang ada pada diriku. Aku merasa terhina, Sandrina!" ucap Michael yang berhasil membuat Sandrina terperanjat kaget.

"Jangan asal bicara! Kamu yang tidak sadar atas perbuatan kamu padaku, Michael!" sentak Sandrina yang benar geram atas tuduhan Michael padanya.

Michael tersenyum miring. "Hng! Seandainya aku tidak mandul, kamu pasti akan bertahan denganku. Aku tidak menyangka kamu seperti ini, Sandrina. Ternyata kamu seorang istri yang tidak menerima kekurangan suami. Kamu istri yang hanya fokus pada kebahagiaan dan kelebihan ku saja!" Lagi, Michael menuding Sandrina dengan segala statementnya.

Sandrina melotot semakin lebar. Apa yang Michael katakan padanya, sukses membuat darahnya mendidih dan otaknya terasa panas. Michael jelas kurang ajar dan tidak tahu diri. Bagaimana bisa dia melontarkan kata-kata seperti itu pada Sandrina yang jelas-jelas telah dia khianati. Tidak ada satu pun wanita yang ikhlas dikhianati, ditikung, diselingkuhi oleh suaminya sendiri. Kalaupun ada, itu karena memiliki berbagai macam alasan. 

"Lelaki tidak tahu diri!" maki Sandrina, "Kamu tidak pernah sadar atas perlakuanmu padaku. Sekarang kamu malah nuduh aku yang tidak-tidak. Asal kamu tahu, ya, walaupun kamu tidak mandul, tapi aku pasti akan tetap memilih bercerai denganmu. Aku tidak pernah menormalisasi perselingkuhan! Aku jijik berbagi dengan wanita lain. Apa yang kamu tuduhkan padaku, sama sekali tidak benar!" lanjutnya dengan suara yang lantang dan tatapan penuh amarah.

Michael mengepalkan dadanya dan kini dia semakin tidak terima. Mendengar jawaban menyebalkan yang keluar dari lisan Sandrina, membuat Michael gelap mata. Lelaki itu kini berjalan cepat mendekati Sandrina lalu memeluknya dengan erat. 

"Jangan banyak bicara! Kembalilah padaku dan lupakan semua yang telah terjadi. Aku tidak akan pernah membiarkan kamu jauh dariku," ucap Michael.

Sandrina mencoba melepaskan diri dari pelukan Michael. Namun, kekuatannya kalah jauh oleh seorang lelaki dewasa seperti Michael. Dia kini berusaha mendorong tubuh mantan suaminya itu, tapi lagi-lagi Michael justru semakin memeluknya erat.

"Lepaskan aku! Menjauh dariku jika tidak ingin menyesal," bentak Sandrina.

"Kamu yang akan menyesal!" balas Michael yang tak kalah sengitnya.

Michael kini menggenggam kedua tangan Sandrina lalu mengangkatnya dan ditempelkan pada dinding. Sandrina semakin merasa ketakutan. Wajah sangar dan mesum Michael berhasil membuat Sandrina panik dan tubuhnya gemetar hebat. 

"Jangan macam-macam!" ancam Sandrina dengan suara serak tertahan. Tatapannya begitu ketakutan. 

Michael tidak peduli. Dia justru semakin mendekatkan wajahnya pada pipi Sandrina. Dalam keadaan ini, Sandrina memalingkan wajahnya dan bergidik ngeri serta jijik. Mereka memang pernah menikmati tubuh satu sama lain. Namun, sekarang Sandrina sangat benci pada Michael dan tidak sudi disentuh apalagi sampai disetubuhi olehnya.

"Kamu biasanya suka diperlakukan seperti ini, sayang," bisik Michael sembari mengusap lembut wajah cantik Sandrina.

Sandrina memejamkan mata dan berekspresi ketakutan. Tangannya tidak bisa mendorong tubuh Michael karena ditekan pada tembok di atas kepalanya. Sementara kakinya, ditahan oleh kaki Michael yang jauh lebih besar dan kekar. 

"Michael, jangan lakukan apapun. Ingat, kita bukan siapa-siapa lagi. Kamu tidak berhak melakukan ini padaku," ucap Sandrina dengan suara serak dan gemetar. Ketakutannya kini semakin meninggi. Dia bahkan sudah gemetar sejak tadi dan air mata telah membasahi pipi. 

"Tapi aku sangat mencintaimu, sayang," balas Michael yang kemudian membuka satu persatu kancing baju Sandrina.

Sandrina semakin lemas tak berdaya. Hatinya hancur dan merasa sudah tidak punya harga diri lagi. Michael seperti iblis jahat di hadapannya sekarang. 

Sandrina menatap tajam dan penuh api kebencian. Muak rasanya dia mendengar kata cinta yang keluar dari mulut Michael. "Cinta? Tidak ada cinta yang menyakitkan seperti ini, Michael. Cinta itu saling membahagiakan. Bukan berani menyakiti pasangannya." Ia bicara dengan deraian air mata. 

Michael membuang napasnya berat. "Kemarin itu aku khilaf, Sandrina. Lagipula Clara ternyata membohongiku. Aku berani menceraikan kamu karena Clara mengaku sedang mengandung anakku. Tapi ternyata ... dia hanya berbohong agar aku berpisah denganmu." Kali ini ia bicara dengan nada rendah dan tenang.

"Ya, itu karena kamu tidak pernah memikirkan apa yang harus kamu lakukan. Kamu terlalu ceroboh dan mudah terprovokasi, Michael," ucap Sandrina.

Michael menatap lekat wajah cantik Sandrina. Ada harapan untuk bisa kembali dengan mantan istrinya itu. "Maka dari itu tolong beri aku kesempatan, Sandrina. Izinkan aku memperbaiki semuanya jika memang kamu bercerai denganku hanya karena pengkhianatan ku padamu."

Sandrina menatap jengah. "Aku tidak bisa! Tidak ada yang bisa memperbaiki pecahan kaca yang sudah berantakan."

"Kalau begitu, itu artinya kamu memang berpisah denganku karena aku mandul!" ucap Michael dengan suara dingin dan tatapan tajam.

"Tidak! Aku mungkin akan tetap bersamamu jika kamu tidak mengkhianati aku!" ujar Sandrina yang kemudian melepaskan tangannya dari genggaman Michael. 

"Bohong! Kalau benar begitu, harusnya kamu bersedia kembali denganku karena aku akan memperbaiki semuanya," ucap Michael sembari mencengkram erat pipi Sandrina.

Sandrina menatap sengit. "Tidak akan! Kamu tidak akan bisa mengubah bubur menjadi beras. Begitu pun dengan hatiku. Aku telah kecewa dan membencimu. Sebaiknya sekarang kamu lanjutkan hidupmu tanpaku!" ujar Sandrina yang kemudian mendorong tubuh Michael lalu bergegas dia menutup pintu. 

Michael mengepalkan kedua tangannya dan membusungkan dada karena menahan emosi. Sandrina benar-benar telah menolak kehadirannya. "Sandrina, kamu pasti akan menyesal!"

 

Sementara itu, Sandrina kini sedang menangis sedih sekaligus benci pada Michael yang telah menyentuh kulitnya. Untung saja tidak sampai melakukan hal lebih dari itu. Seandainya Michael berani melakukannya, Sandrina pasti akan nekat mengakhiri hidupnya. 

"Dia benar-benar sudah gila! Jelas-jelas aku pergi karena kesalahannya padaku. Dia malah tidak menyadarinya dan justru menuduhku yang tidak-tidak," celoteh Sandrina di tengah-tengah isak tangisnya.

Bersambung...

Bab terkait

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Merasa Terkekang

    Michael membanting pintu kamarnya dengan kasar. Penolakan dan sikap Sandrina yang cuek, berhasil membuat emosinya meluap-luap. Michael sampai saat ini masih mempertahankan tuduhannya terhadap Sandrina. Ya, dia mengira jika Sandrina bersikap seperti itu dan memilih bercerai dengannya karena dia mengalami kemandulan."Siaaaaal! Kenapa semua ini terjadi padaku? Kenapa aku harus manduuul!!?" teriak Michael sembari mengacak rambutnya frustrasi.Tidak mudah bagi Michael menerima kenyataan yang terjadi padanya. Dari dulu dia merasa sehat dan baik-baik saja. Bahkan, keluarganya pun mengira bahwa Sandrina yang mandul. Namun ternyata, takdir berkata lain. Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Michael benar-benar terkejut dan sulit menerima kenyataan pahit ini. Tok tok tok!Terdengar seseorang mengetuk pintu. Michael menolehkan wajahnya dan menatap tajam pada daun pintu. Sejurus kemudian, dia pun melangkahkan kakinya lalu membuka handle pintu."Apa yang kamu lakukan, Michael? Jangan pernah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Lelaki Tidak Jelas

    Hurraim menoleh pada asal datangnya suara. Sontak saja matanya memicing dan seperti sedang mengingat-ingat. Tentu saja dia seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Sementara Sandrina, wanita cantik itu tiba-tiba melotot kaget saat melihat sosok pria di hadapannya. Ya! Sandrina tidak pernah lupa bahwa Hurraim adalah sosok lelaki yang pernah membawanya ke kantor polisi."Hah? Lelaki ini ... dia 'kan yang bawa aku ke kantor polisi," gumam Sandrina dalam hati.Hurraim menatap dingin dan kini menunjukkan wajah sangarnya. Setelah melihat penampilan dan name tag wanita di hadapannya, Hurraim mulai mengerti jika wanita itu adalah pemilik rumah makan itu. Soal kejadian tempo hari, entah dia masih ingat atau tidak."Kamu pemilik rumah makan ini?" tanya Hurraim dengan suara dingin tapi tegas. Tatapannya tajam dan rahang yang kokoh itu tampak mengeras. Sandrina menarik napasnya dalam lalu membuangnya perlahan. Melihat sikap lelaki di hadapannya yang biasa saja, Sandrina tampak mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Pertengkaran di Rumah Makan

    Michael melangkahkan kakinya keluar dari mobil. Dia berjalan bergandengan dengan Clara. Begitu sampai, Michael duduk di meja bagian pojok. Rumah makan milik Sandrina ini begitu strategis dan bertema klasik. Michael sangat kagum dan merasa nyaman ketika pertama kali masuk ke rumah makan itu. Setelah karyawati datang menunjukkan buku menu, Michael dan Clara pun memesan berbagai menu di sana. Harga yang cukup murah bagi mereka, sontak membuat keduanya sangat penasaran dengan rasanya. Mereka mengira bahwa rasanya biasa saja dan sesuai harga. "Murah-murah begini harganya. Kayaknya rasanya juga bias aja," ucap Clara."Coba saja kita tunggu. Aku juga penasaran sih sama rasanya," balas Michael. Mereka tidak tahu kalau pemilik rumah makan itu adalah Sandrina. Meskipun Sandrina bukan seorang chef, tapi dia sangat telaten dan pandai memasak. Saat dia masih menjadi istri Michael, Sandrina selalu belajar pada juru masak di rumah suaminya itu. Selain karena hoby, dia juga merasa tertantang dan i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Video viral

    Semua mata tertuju pada ketiga orang yang sedang mengalami pertikaian. Sandrina mengepalkan tangan dan menatap tajam pada Clara. Beberapa sorot mata menatap iba pada Sandrina, tapi mereka hanya diam dan menonton aksi Clara. Michael sebagai penengah, cukup merasa kesulitan menghentikan Clara yang terus menyerang Sandrina. Awalnya Sandrina hanya diam saja saat Clara menyiram jus alpukat pada wajahnya. Akan tetapi saat Clara hendak melakukannya lagi, dengan cepat Sandrina menepis tangan Clara dan alhasil baju Michael pun ikut ternodai. Sontak saja Michael melebarkan kedua matanya dan menatap kaget sekaligus kesal. Namun, tentu saja dia tidak bisa marah pada Sandrina karena ini semua ulah kekasihnya sendiri yaitu Clara."Cukup! Lebih baik kalian pergi dari sini sebelum aku seret ke kantor polisi!" bentak Sandrina dengan tatapan tajam dan penuh api kemarahan."Wow, sok berkuasa sekali. Hei, kalian! Wanita ini adalah mantan istri kekasihku ini. Dia bercerai karena tahu bahwa—" Clara belum

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Ingin Memberi Pelajaran

    Seperti dugaan Sandrina kemarin, rumah makannya hari ini benar-benar ramai oleh pengunjung. Ada yang sudah sering datang ke sana, ada yang baru beberapa kali, dan ada juga yang baru menginjakkan kaki ke tempat itu. Sebagian mungkin karena penasaran dengan rasa dan kualitas rumah makan baru milik Sandrina itu. Namun, sepertinya yang lebih utama adalah orang-orang yang kepo pada Sandrina akibat kejadian viral kemarin. Sandrina saat ini sedang menghadapi beberapa konten kreator dan blogger. Banyak di antara mereka membuat konten di sana. Sandrina tidak marah atau melarang, dia justru merasa senang karena hal itu akan sangat menguntungkan baginya. Setelah ini, rumah makannya mungkin akan semakin dikenal banyak orang. "Saya tidak ada hubungan apapun dengan mereka. Terlebih saat saya memilih untuk mengikhlaskan mantan suami saya direbut oleh wanita itu," ucap Sandrina di depan kamera. "Oh, jadi dia mantan suami Mbak? Dengar-dengar, dia pemilik perusahaan sepatu terbesar di kota ini?" tan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Jangan Terlalu Berharap

    Malam ini kedua orang tua Hurraim sudah berada di sebuah restoran mewah bersama Naima dan Kakeknya. Naima adalah gadis yatim piatu yang tinggal bersama Kakek dan neneknya. Namun, neneknya pun sudah lama meninggal dunia. Sekarang, Naima hanya hidup bersama sang Kakek yang sudah seperti pahlawan baginya. Kakek Naima sendiri bersahabat baik dengan kakek Hurraim. Sejak dulu, mereka saling bekerja sama untuk mengembangkan bisnis masing-masing. Kakek Hurraim ingin menikahkan cucunya dengan cucu sahabatnya, agar persahabatan mereka selalu terikat hingga generasi ke generasi yang akan datang. "Di mana Hurraim? Apakah dia tidak bersedia datang?" tanya Kakek Naima yang tampak heran.Sudah lima belas menit mereka menunggu kedatangan Hurraim, tapi Hurraim belum juga sampai. Naima sedikit canggung sekaligus tidak percaya diri. Dari awal, dia merasa jika Hurraim tidak akan mau dijodohkan dengannya. Namun, Naima sudah terlanjur menyukai Hurraim dan berharap mereka akan benar-benar menikah."Dia pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sandrina Dicegat Pria Misterius

    Sandrina menolehkan wajahnya ke arah datangnya suara. Saat air matanya mengalir dengan deras membasahi pipi, suara misterius itu seolah seperti menarik kembali air mata itu. Perlahan dia mengamati siluet hitam tinggi yang tak jauh darinya. Semerbak parfum maskulin menusuk masuk ke dalam indera penciumannya. Sandrina merasa heran sekaligus penasaran. Dia juga sedikit malu karena tadi sempat mengoceh dan menangis sendiri. Apakah lelaki itu mendengar semua ocehannya? Begitu pikir Sandrina."Kamu!" ucap Sandrina saat dia melihat wajah tampan Hurraim. Hurraim menatap datar dan sedikit menyipitkan mata. Sudah dia duga tadi bahwa seperti pernah mendengar suara wanita itu. Benar saja, sekarang Hurraim sudah tahu siapa sosok wanita yang menangis di sana."Lanjutkan. Aku tidak bermaksud mengganggu," ucap Hurraim yang kemudian menyadarkan tubuhnya pada pohon besar di sana. Sandrina mendelikan matanya dan menatap jengah. Bagaimana dia mau melanjutkan, sedangkan di sana sudah ada sosok lelaki ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Manusia Berhati Iblis

    "Apa yang kamu inginkan?" teriak Sandrina saat dia diseret keluar oleh pria misterius itu. Pria itu hanya diam saja, tapi tangannya meraih tangan Sandrina dan menariknya dengan kasar. Sontak saja Sandrina memekik kesakitan sekaligus tegang. Dia tidak tahu apa yang lelaki itu inginkan, tapi hatinya yakin bahwa lelaki itu akan melukainya. "Lepaskan! Aku harus pergi sekarang. Katakan, apa yang kamu inginkan?" teriak Sandrina lagi. Kakinya berusaha keras menahan tubuh agar tidak terbawa oleh lelaki itu. "Masuk!" perintah lelaki itu dengan suara dingin dan tatapan tajam."Tidak! Ambil mobilku jika kamu mau. Tapi jangan bawa aku," ucap Sandrina yang masih memiliki keberanian tinggi saat ini. Lelaki itu tidak menjawab. Namun, sekarang dia berjalan ke arah mobil Sandrina lalu menusuk ban mobil menggunakan benda tajam. Sontak saja hal itu membuat Sandrina terbelalak kaget. Tentu saja dia tidak mengerti kenapa lelaki itu tiba-tiba merusak mobilnya. "Kurang ajar! Kamu apakan mobilku?" benta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Barbeque

    Malam ini Sandrina sudah kembali ke tempat camping. Mulanya Sandrina tidak diperbolehkan pulang oleh dokter karena masih butuh perawatan, tapi Sandrina menolak dan mengatakan bahwa sudah sehat. Hurraim yang selalu khawatir pada kondisi Sandrina pun melarang Sandrina meninggalkan rumah sakit. Namun, lagi-lagi Sandrina memaksa dan meyakinkan Hurraim bahwa dia akan baik-baik saja. Hurraim mendudukkan bokongnya di samping sang kekasih. Hatinya terus merekah indah, bagaikan bunga mawar yang baru mekar di pagi hari. Hurraim tersenyum manis, menatap wajah cantik Sandrina yang tak bosan-bosan untuk ia nikmati. "Katakan sesuatu, princess," ucap Hurraim dengan lembut. Sandrina menoleh lalu tersenyum singkat. "Apakah ini nyata? Atau aku sudah berada di surga?" Ia menatap lekat wajah tampan Hurraim. "Kenapa demikian?" tanya Hurraim sembari menatap heran. "Kenapa? Tentu saja karena aku bahagia. Oh, ini benar-benar mimpi, ya? Mana mungkin seorang CEO original ini sudi mencintai wanita janda se

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Bibir Original

    Sandrina memejamkan mata. Membiarkan bibirnya dihisap dan dilumat habis oleh sosok pria yang kini telah membuatnya kembali jatuh. Ya, jatuh cinta. Semoga saja nasib Sandrina tidak sama seperti saat dia bersama Michael. Seseorang di luar baru saja membuka pintu kamar ruang rawat inap itu, tapi saat melihat kegiatan dua orang di dalam, membuatnya mengurungkan niat. Seketika itu juga orang bernama Bastian itu tersenyum. "Nanti malam akan ada pesta besar-besaran nih kayaknya." Batinnya berucap. Setelah beberapa menit berlalu...Hurraim menghentikan kegiatannya. Bibir Sandrina benar-benar manis dan nikmat. Meskipun Sandrina adalah seorang janda, tapi tidak membuat Hurraim memandang rendah wanita cantik itu. Entah karena Hurraim baru pertama kali merasakan bibir seorang wanita, entah karena memang bibir Sandrina memiliki rasa semanis itu. "Kenapa tidak melawan?" goda Hurraim yang berhasil membuat wajah Sandrina bersemu merah.Sandrina memalingkan wajahnya. Kemudian dia meninju kecil dada

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Berlian Ku

    Hurraim tak bisa bersabar lagi. Setelah cukup lama menunggu Sandrina yang masih tak sadarkan diri, akhirnya pria tampan itu membawa Sandrina ke rumah sakit. Sekarang, Sandrina sudah mendapatkan perawatan. Setelah satu jam menunggu, wanita cantik itu pun berangsur pulih. Hurraim sangat antusias dan langsung menemui sekertaris cantiknya itu. Sandrina membuka matanya dengan perlahan. Tiba-tiba saja kepalanya terasa berat dan berdenyut. Sesekali Sandrina mengedip, lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah. Yang pertama dia lihat di sana adalah sosok Hurraim yang tersenyum hangat padanya. "P–pak! Apa yang terjadi? Kita ada di mana?" tanya Sandrina yang belum sepenuhnya mengerti. Hurraim mengusap lembut wajah cantik Sandrina. "Kamu baru saja siuman. Jangan panik, kita ada di rumah sakit. Kamu harus istirahat dan mendapatkan perawatan dulu."Sandrina menyentuh kepalanya yang cukup terasa sakit. Sekarang otaknya mulai berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi padanya. Setelah beberapa d

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sandrina Hanyut

    Sandrina sudah berada di dekat Hurraim. Semua keamanan telah terpasang. Media untuk melakukan arung jeram pun sudah tersedia. “Apakah kamu siap?” tanya Hurraim pada Sandrina. Tangannya bersedekap sembari menatap sungai yang mengalir di hadapannya. Sandrina mengangguk mantap. “Siap!” Ia menjawab sembari menarik ke bawah sikutnya. “Kenapa bersemangat sekali?” tanya Hurraim sembari menatap penuh selidik. Sandrina membuang napasnya kasar. “Tentu saja karena aku suka. Dan sudah lama tidak melakukannya. Kenapa memangnya?”“Hmmmm. Kupikir karena satu regu denganku,” tukas Hurraim yang berhasil membuat Sandrina mendelikan matanya. “Astaganaga, kenapa geer sekali.” Sandrina berdecak sebal. Petugas keselamatan sudah membantu para peserta arung jeram untuk naik ke atas media masing-masing. Sandrina sudah duduk di samping Hurraim. Wanita cantik itu benar-benar tegang sekarang. “Pegang tanganku dan jangan sungkan untuk memelukku jika tiba-tiba kano nya oleng,” ucap Hurraim pada Sandrina. S

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Istri CEO

    “Apa yang kamu lakukan di sana?” tanya Hurraim sembari berjalan mendekat ke arah Sandrina. Sandrina menelan salivanya kasar. Memangnya dia sedang apa? Tentu saja gugup dan kaget saat melihat punggung kekar Hurraim yang putih bersih itu. Sandrina sudah lama tidak melihat tubuh polos seorang pria. Dulu, dia sering melihat Michael. Namun sekarang, tentu saja dia tidak pernah melihatnya lagi. Wajar saja jika Sandrina begitu gugup. “Kenapa tidak pakai baju?” tanya Sandrina tanpa menoleh. “Aku kebingungan memilih baju. Tolong carikan yang terbaik untukku,” perintah Hurraim yang kini sudah berada sejengkal di belakang Sandrina. Sandrina membuang napasnya kasar. “Dasar manja!” Ia mendengus kesal. Saat tubuhnya berbalik, tiba-tiba saja Hurraim maju selangkah. Tentu saja hal itu membuat Sandrina menumbur tubuh Hurraim. Hal itu benar-benar membuat Sandrina kesal dan kaget. Selain itu, keningnya pun cukup terasa sakit. “Awh! Ish, kenapa berdiri di situ, sih!?” omel Sandrina sebal. Hurraim m

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Buaya

    Sandrina mendelikan matanya dan membuang napas kasar. Siapa yang tersenyum pada ikan? Jelas-jelas dia hanya sedang melamun dan mengingat kenangan bersama Michael. Walaupun begitu, Sandrina cukup merasa tengsin katen ketahuan senyum-senyum sendiri. Sudah dapat dipastikan, Hurraim akan bertanya padanya."Apakah ada sesuatu yang penting?" tanya Sandrina. "Bisa santai nggak, sih?" sosor Hurraim, "Kita camping ke sini untuk bersantai dan menikmati liburan," imbuhnya. Sandrina mengangguk singkat. "Arung jeram, apakah Anda sudah siap melakukannya?" "Jangan mengalihkan pembicaraan. Aku mau tahu, apa yang membuatmu tersenyum?" tanya Hurraim sedikit memaksa. Tentu saja dia harus tahu jawabannya. "Apaan, sih. Senyum karena senang melihat ikan, memangnya aneh, ya?" cicit Sandrina sebal. "Aneh lah. Harusnya kamu senyum karena aku, bukan karena ikan," ujar Hurraim yang tampak menekan setiap ucapannya. "Kenapa senyum? Anda nggak lucu soalnya," ucap Sandrina. "Mau lihat aku lucu?" tanya Hurrai

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Ikan-ikan hias

    Para staf dan karyawan sedang mendirikan tempat untuk masak dan makan. Sebagian orang mendirikan tenda untuk tidur. Hurraim sendiri lebih memilih menyewa villa untuknya tidur selama 2 malam di sana."Bos, wahana air ada di sebelah sana. Pemancingan ada di belakang. Hutan buatan ada di sebelah utara pemancingan," ucap Bastian memberi info pada Bos mudanya. Hurraim mengangguk singkat. Dia akan mengadakan lomba mancing, menikmati wahana air seperti arung jeram, dan mengadakan game di hutan buatan. Hurraim sendiri tentunya akan mengikuti perlombaan itu. "Umumkan pada semuanya kalau hari ini kita akan bermain arung jeram," perintah Hurraim sembari mendudukkan bokongnya di sofa. "Siap, Bos!" jawab Bastian sigap. Sementara itu di luar, Sandrina tampak sedang memasang tenda bersama team San Kitchen. Tentu saja dia akan tidur satu tenda dengan Zakiah. Sekarang, Sandrina tersenyum puas melihat tenda warna pink nya sugan berdiri tegak dan siap digunakan. "Sip, tendanya sudah siap, Kiah. Sek

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Camping

    "Ada apa?" tanya Hurraim sembari menatap lekat wajah Sandrina. "Tidak ada," jawab Sandrina singkat. Hurraim tersenyum tipis. "Aku menabrak seorang wanita berdada besar tanpa sengaja. Dia minta aku membangunkannya, tapi aku menolak. Dan aku minta nomor rekeningnya untuk bertanggung jawab. Ini, dia berikan. Cepat sebutkan. Tenang aja, aku nggak doyan sama wanita kayak gitu."Sandrina mengangguk kecil dan membuang napasnya lega. Kemudian dia pun menyebutkan nomor rekening itu. Sandrina tidak tahu kalau ternyata Hurraim bertemu dengan Clara. "Minggu depan kita adakan camping bersama staf," ucap Hurraim yang berhasil membuat Sandrina terperanjat kaget. "Camping?" Sandrina menatap setengah tidak percaya. "Ya. Camping. Apakah kamu setuju?" tanya Hurraim. "Apakah itu kondusif?" Sandrina balik bertanya. "Tentu saja. Kita adakan game di sana. Siapa yang menang, akan mendapatkan hadiah yang menakjubkan," jawab Hurraim dengan jelas. "Begitu. Kayaknya ide bagus sih. Aku juga udah lama ngga

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Wanita berada besar

    Hurraim menatap gemas Sandrina yang sedang makan di hadapannya. Sekarang, mereka sedang berada di restoran Jepang. Awalnya, Hurraim mengajak Sandrina makan di San Kitchen. Namun, Sandrina menolak dengan alasan bosan. Tentu saja itu karena San Kitchen adalah miliknya. "Kenapa menatapku seperti itu?" tanya Sandrina sembari menghentikan kunyahannya. Agak risih juga diperhatikan seperti itu oleh Hurraim. "Kamu mulai ketagihan berpelukan denganku. Apakah kamu mulai jatuh cinta padaku?" tanya Hurraim sembari menatap genit. Sontak saja Sandrina mendelikan mata dan menatap setengah tidak percaya. "Siapa yang ketagihan!? Pertanyaan macam apa ini. Skip-skip! Lebih baik makan yang banyak.""Jawab dulu! Tadi 'kan kamu tiba-tiba peluk aku. Hmm, apakah itu karena kamu ingin membuat Michael cemburu?" tanya Hurraim lagi. Padahal dia sendiri sudah tahu jawabannya. Hanya karena sanang melihat Sandrina kesal dan mengomel padanya, Hurraim terus-terusan menggoda sekretarisnya itu. "Hmmmm," jawab Sandr

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status